Share

-8

Author: Arfah arfah
last update Last Updated: 2022-01-29 12:21:22

Nayaka dikejutkan akan sebuah hal yang diberitahu oleh Mario kepadanya, yaitu menggantikan Axel mengurus perusahaan atas persetujuan dari Damian. Bukannya tidak senang tapi, bukankah hal ini yang selalu dilarang keras oleh lelaki itu?

Apa jangan-jangan, sikap Damian kemarin karena hal ini? Jika benar, kenapa Damian mengizinkannya?

Naya memegang dokumen penting yang diberikan oleh Mario tadi, lalu keluar menghampiri Damian yang masih berbicara dengan Gio di ruang tamu.

Bukan hanya keduanya yang ada di sana, sosok anak kecil juga seorang gadis berkumpul bersama keduanya. Naya tahu, hal yang mereka bicarakan adalah hal yang sangat penting.

"Aku pengen bicara sama kamu."

Damian melirik sekilas ke arah Naya, lalu beranjak dari sana tanpa berpamitan pada Gio. Keduanya berdiri agak jauh dari Gio, juga anak-anak itu.

"Katakan!"

"Kamu setuju aku gantiin, Axel?" tanya Nayaka menunjuk dokumen yang ada di tangannya memamerkan pada Axel.

"Yah, apa ada masalah?"

"Kenapa? Bukannya kamu paling benci kalau aku gabung sama dunia pekerjaan?"

Jika dibilang Naya terkejut, yah, saking terkejutnya dia bahkan tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh Mario tadi kepadanya.

"Saya memberikan kamu kesempatan, bukankah kamu harus senang?"

Naya terdiam, benar juga apa yang dikatakan Damian padanya. Seharusnya dia senang, lalu kenapa harus mempertanyakan hal ini kepada Damian lagi? Dia saja sepertinya tidak memikirkannya terlalu berlebihan seperti dirinya.

Pulang dari rumah Gio, Nayaka yang kini kembali membisu seperti Damian kemarin. Pikirannya tertuju kepada lelaki itu, dia seperti merasa bersalah kepada seseorang. Padahal, dia hanya menggantikan Axel untuk sementara.

Sedangkan Damian, di kantor kurang fokus pada pekerjaannya. Beberapa kali Rudi sekertarisnya menegur saat Damian kembali melamun.

"Pak, ada masalah?" seolah tidak tahan dengan tingkah bosnya, Rudi pun memberanikan diri untuk bertanya.

"Rudi, kamu punya istri?" tanya Damian tiba-tiba.

Rudi mengerutkan keningnya dengan mulut setengah terbuka saking herannya dengan pertanyaan Damian. Dia menggeleng sembari mengatakan, "Saya belum punya Pak, kalau pacar ada."

"Kamu pacaran?" tanya Damian tidak menyangka.

"Iya pak, kan mau seleksi dulu siapa yang jadi calon istri saya nanti, bapak pasti pacaran juga kan, sama nyonya Nayaka," jawab Rudi.

"Kami tidak seperti itu," balas Damian jujur.

"Hah? Dijodohin dong?" tebak Rudi lagi.

Damian mengangguk, membenarkan. Lalu bertanya kembali, "Menurut kamu istri saya itu seperti apa orangnya?"

"Nyonya Nayaka? Istri bapak cantik banget, ramah, pintar tapi, kalau dilihat-lihat nyonya ada aura seramnya."

"Seram gimana?"

"Galak, pak."

Kini, Damian yang bingung dengan jawaban Rudi. Jika cantik, ramah, dan pintar Damian akui hal itu. Namun, Naya takut kepadanya dan sikap galaknya itu tidak terlihat di mata Damian selama ini.

Sudahlah, Damian tidak mau berpikir panjang lagi. Dia kembali melanjutkan pertanyaanya kepada Rudi karena masih penasaran.

"Kamu pernah marahan sama pacar kamu?"

"Sering pak, palingan dia tuh yang ngambek duluan sampai berminggu-minggu."

"Kok bisa gitu?"

Rudi ingin sekali memukul kepalanya saking kesal dengan pertanyaan Damian, dia yang belum menikah paham betul kenapa para wanita selalu ngambek duluan, kenapa yang sudah beristri malah balik bertanya kepadanya.

"Yah kalau ada konflik bertengkar dong pak, nggak mungkin kan keluarga bapak adem terus."

"Saya tahu kalau pertengkaran pasti ada konflik tapi, kenapa ngambeknya sampai segitu lamanya?"

"Lah, itu mah terserah perempuan aja pak. Namanya juga kaum hawa."

"Kok istri saya nggak gitu yah?" tanya Damian kebingungan.

"Maksud Bapak?"

"Istri saya kalau marah, tidak ngambek sampai segitu. Cuman beberapa jam saja, sudah membaik."

Rudi tersenyum kecut, lalu mendekat pada Damian berbisik, "Pak, boleh saya jujur yah? Biasanya, perempuan yang kayak gitu, udah capek sama sikap suaminya atau bahkan ... nggak ada cinta lagi sama pasangannya. Jadi, dia nggak mau banyak nambah beban pikirannya dengan bertengkar, jadi kalau marah damainya bentar doang."

"Kalau perempuan yang marahnya lama, itu artinya dia butuh perhatian. Makanya, saya suka ngebujuk pacar saya sambil meluk buat minta maaf."

Damian menatap horor pada Rudi menjauhkan tubuhnya dari sekertarisnya itu, lalu mengingat ucapan Naya yang bertahan kepadanya karena adanya Aslan. Bukankah, ucapan Rudi ada benarnya?

Jika tidak ada Aslan, hubungannya dengan Naya telah berakhir.

"Atur pertemuan saya dengan Bapak Robi, cepat!"

Rudi tertawa melihat reaksi tidak terduga dari Damian, dia menggeleng kan kepalanya pelan tidak menyangka, dan lelaki itu pun bergegas pergi ke ruangannya sendiri meninggalkan Bosnya.

"Besok hari pertama dia kerja, anak buah Gio sudah siap menjaga Nayaka dari jauh. Gua harap semuanya berjalan lancar," ucap Damian.

Tiba-tiba ponsel Damian berbunyi, panggilan dari Shana dijawab oleh Damian dengan cepat. "Bagaimana?" tanya Damian spontan.

"Aduh! Kamu itu nggak sabaran amat sih, capek tahu nyari baju buat istri kamu. Toko aku tuh besar."

"BACOD ah," balas Damian kesal dengan suara Shana yang dibuat-buat.

"Ihhh, kok kamu jadi mirip Gio sih kurang ajarnya."

"Ambil aja yang semua yang menurut lo bagus untuk dia pakai, total semuanya nanti kasih tahu gua."

"Dasar yah orang kaya, seenaknya aja."

"Suka-suka gua, pokoknya harus sampai ini hari."

Panggilan pun dimatikan, Damian bisa geger otak jika berbicara terus dengan teman SMAnya itu yang bergelut di bidang desainer.

Ini pertama kalinya dia memesan pakaian secara langsung untuk Nayaka, biasanya, dia hanya memberikan kartunya saja kepada wanita itu dan biarkan Naya menggunakannya sesukan hati.

                                    *****

Sedari tadi, Nayaka bingung dengan paper bag yang dibawa oleh Damian di kamar. Satu bagasi penuh dengan barang yang di bawah olehnya, entah apa isi di dalamnya tersebut. Nayaka sendiri, jadi bingung dibuatnya.

Aslan yang ikut memperhatikan kegiatan Papanya, menoleh pada Naya dengan tanda tanya, siap mengeluarkan bertubi-tubi pertanyaan yang wajib Naya jawab.

"Papa ngapain Ma?"

"Bawa paper bag sayang."

"Kalau itu Aslan tahu, tapi isinya Ma."

Nayaka juga menggeleng, lalu menjawab, "Mama malah nggak tahu."

Aslan menepuk jidatnya karena tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, terpaksa dia turun dari sofa menarik tangan Naya pada kamar mereka.

"Aslan penasaran, apa sih barang di dalam kamar Mama dan Papa," ucap Aslan.

Di kamar, Damian terlihat kelelahan sehingga merebahkan dirinya di King size. Aslan dan Nayaka mengintip isi dalam paper bag tersebut dan isinya yaitu pakaian.

"Pakaian siapa, Pa?" tanya Aslan menunjuk paper bag yang ada di tangannya.

"Mama kamu," ucap Damian enteng.

"Aku nggak pernah nyuruh kamu beli baju-baju aku," ucap Naya.

"Inisiatif saya, lagian kamu nggak punya pakaian kantor. Nggak mungkin ke sana pakai gaun," ucap Damian yang membuat Nayaka tidak berkutik.

"Mana pakaian aku?" tanya Naya bingung karena banyak sekali paper bag yang ada di lantai.

"Semuanya pakaian kamu."

"Hah? Maksud kamu, semua ini pakaian aku gitu?"

"Yah."

"Kamu ini lagi belanja apa mau ngeborong isi tokonya sih? Banyak banget, tahu," oceh Naya.

"Lagi pengen borong aja," balas Damian tidak mau kalah.

"Lemari aku udah nggak muat, isi pakaian sebanyak ini."

"Yaudah, taruh di lemari kamar sebelah. Beres."

Nayaka rasanya ingin mencabik-cabik Damian karena berubah cerewet, entah jin mana yang masuk ke dalam tubuhnya hingga menjadi aneh seperti ini.

Lagian, biasanya pria itu tidak pernah membelikannya pakaian. Inisiatif dari mana sehingga dia punya niat sebaik ini?

"Uhm, kamu bisa bantuin aku bawa pakaiannya?"

Damian bangkit dari pembaringannya dan berjalan mengambil paper bag itu kembali dan membawanya di kamar sebelah. Aslan yang melihat tingkah baru Papa dan Mamanya hanya menggaruk kepalanya bingung, tiba-tiba dia menyadari kedua sikap orang tuanya agak aneh dan harus diperbaiki.

Related chapters

  • Antara Aku Dan Kamu    -9

    Usai membereskan pakaiannya, Naya melihat Damian yang hanya terdiam pada ranjang. Aslan, kini tidur di samping Damian karena asik menonton dua orang tuanya mengatur pakaian kerja itu. Lantas, Naya mendekat pada keduanya lalu mengusap kepala Aslan dengan lembut."Besok, Aslan sama aku ikut ke kantor aja yah," ucap Naya."Aslan tetap sama saya, berbahaya jika kamu bersama dia," balas Damian.Naya menggeleng tidak setuju lalu berkata, "Kamu sibuk, gimana mau jaga Damian. Lagian nanti aku mau dibantu kok sama orang-orang di kantor sana nanti.""Kenapa kamu semakin banyak membantah ucapan saya, Nayaka?"Naya terdiam seketika, menunduk takut berbicara lagi. Wanita itu lalu menggendong Aslan yang mulai menggeliat dalam tidurnya, dan pergi meninggalkan Damian tanpa kata.

    Last Updated : 2022-01-29
  • Antara Aku Dan Kamu    -10

    Mobil Damian sampai di depan kantor, Rudi juga para pekerja lainya langsung menyambut kedatangan mereka. Aslan yang melihat Rudi dari dalam mobil begitu kesenangan saat lelaki itu membuka mobil Papanya."Om Rudi!"Aslan berteriak heboh, yang membuat sekertaris Damian itu tersenyum masam saat melihat anak jelmaan bosnya itu ikut datang.Rudi membukakan pintu mobil untuk Aslan, dan dengan cepat Aslan turun memeluk kakinya dengan erat. Rudi bahkan tidak bisa berkata apa-apa lagi, habislah sudah riwayatnya hari ini."Eh ... anaknya bos datang.""Gantengnya, makin gede makin cakep yah.""Mirip Bapak Damian banget kan?""Iya, duh ... semoga gua nanti punya anak seganteng itu."Damian mendengar kasak kusuk karyawan yang membicarakan Putranya. Jelaslah, bibitnya yang satu ini m

    Last Updated : 2022-02-17
  • Antara Aku Dan Kamu    -11

    Mobil yang dipakai Naya telah sampai dengan aman di depan kantor Damian, pria tua atau supir pribadi Axel langsung pamit pergi lantaran harus menjemput anaknya di kampus. Naya masuk ke sana sendirian sembari melihat ke sekeliling kantor itu. Semuanya banyak telah berubah, beberapa karyawan yang dia kenal kini telah dipindahkan pada anak perusahaan lainnya, semenjak dia mengandung Aslan, kakinya sudah tidak menapak di perusahaan Damian, dan ini untuk pertama kalinya dia datang dan itu terasa sangat asing baginya. Dulu, dia akan dibawa oleh Damian sekedar formalitas atau memberitahukan kepada semua orang bahwa dia telah menikah dan memiliki istri. Sekarang juga, dia datang sebagai istri Damian tetapi, tidak ada pria itu di sampingnya untuk sekedar memperkenalkan atau memeluk pinggangya.

    Last Updated : 2022-02-18
  • Antara Aku Dan Kamu    -12

    Sebuah pesan masuk dalam ponsel Damian, rupanya itu dari Rudi yang memberitahukannya tentang kedatangan Nayaka. Pria itu lalu menunjukkan chat dari Rudi kepadanya untuk wanita yang ada di hadapannya."Anda lihat? Istri saya lagi menunggu di ruangan sekertaris saya? Jadi silahkan keluar.""Damian! Aku rela jauh-jauh ke sini cuman buat kamu! Kenapa sampai sekarang kamu nggak pernah ngehargain, aku sih?""Saya pikir ada sesuatu yang penting perlu anda bicarakan, rupanya hanya mengemis cinta. Lalu apa yang anda sebut, aku-kamu? Are you crazy?"Mata Aneth berkaca-kaca, dia tidak ingin pergi di sini sebelum Damian mau menerimanya sebagai wanita yang jatuh cinta kepada lelaki. "Damian, kamu nggak cinta sama dia!""Keluar! Atau saya yang akan menyeret anda."Tubuh Aneth

    Last Updated : 2022-02-19
  • Antara Aku Dan Kamu    -1

    Pintu kamar tiba-tiba terbuka lebar, suara cekikikan anak berumur enam tahun terdengar pada telinga Naya, wanita itu telah usai menyiapkan air hangat untuk Damian di bathtub.Saat berjalan keluar dari kamar mandi, Naya menemukan pemilik asal suara tadi telah merangkak pada tubuh Damian yang masih tertidur di ranjang."Papa! Bangun! Aslan, udah siap mau ke sekolah."Naya tersenyum mendengar celotehan anak itu yang masih setia dipunggung Damian, dilangkahkan kakinya mendekati keduanya, lalu Naya duduk di ranjang meneliti piyama yang masih dikenakan Aslan."Mama, kok papa nggak bangun? Aslan kan mau sekolah," ucapnya lagi menatap Naya dengan semangat menggebu-gebu."Sayang, kalau mau ke sekolah, harus mandi dulu terus pakai seragam, nah lalu kamu harus sarapan biar semangat nanti di sana. Sekarang, Aslan ma

    Last Updated : 2022-01-29
  • Antara Aku Dan Kamu    -2

    Menjadi ibu rumah tangga selama tujuh tahun, lalu merawat Damian dan Aslan sudah menjadi kebiasaan bagi Naya selama ini. Dia sudah merasakan pahit manisnya menghadapi Damian dan juga mengasuh Aslan hingga berumur enam tahun sekarang.Bukan tidak ingin bekerja, hanya saja, salah satu peraturan Damian adalah tidak menyuruh Naya bekerja. Padahal, saat kuliah dia mengambil jurusan bisnis dan manajemen mengingat perusahaan ayahnya yang menciptakan produk-produk berkualitas di sana.Namun, dia harus menelan kepahitan karena hidupnya kini telah diatur oleh Damian. Tidak ada baju kerja, mau pun komputer di depan matanya yang sering dia impikan.Lamunan Naya buyar tatkala ponselnya berbunyi, ada panggilan yang berasal dari ibunya. Sigap, Naya langsung menekan tombol hijau untuk menerima panggilan di layar.

    Last Updated : 2022-01-29
  • Antara Aku Dan Kamu    -3

    Masakan Naya memang sudah menjadi candu bagi Damian dari semenjak menikah hingga sekarang, dia sudah menerapkan hidup sehat sedari kecil karena lebih memilih masakan rumahan yang dibuat langsung oleh ibunya.Setelah selesai mengisi perut, semangat Damian kini kembali lagi. Naya menyusun piring kotor di meja diikuti oleh Damian yang membantunya."Eh ... nggak usah," ucap Naya takut."Biasanya juga saya bantuin," balas Damian.Naya menghembuskan napasnya pasrah, kalau dilanjutkan, pastinya dia kalah berdebat dengan orang yang ada di hadapannya ini.Jadilah, keduanya mencuci piring bersama-sama."Papa, emang Aslan mau punya adik?" pert

    Last Updated : 2022-01-29
  • Antara Aku Dan Kamu    -4

    Damian menarik napasnya dalam-dalam berusaha mengontrol emosinya, sedikit lagi tangannya hampir saja sudah mendarat pada pipi Naya. Bahkan, jika dia benar-benar memukul Naya, Damian yakin dia tidak bisa berhenti.Sebaiknya, dia memilih untuk mengalah. Kakinya perlahan meninggalkan kamar dengan sekali hentakan pintu kamar yang keras.Yah, Damian pergi dari hadapan Naya yang ketakutan. Membawa mobilnya pergi dari sana, seolah ingin hilang dari kehidupan Naya jauh-jauh. Namun, ucapan Naya selalu terngiang-ngiang pada kepalanya yang membuat dia terganggu.Endingnya, dia hanya singgah pada bar milik temannya yang tidak jauh dengan kantornya. Membawa air mineral, pada botol kecil yang usai dia teguk.Bartender yan

    Last Updated : 2022-01-29

Latest chapter

  • Antara Aku Dan Kamu    -12

    Sebuah pesan masuk dalam ponsel Damian, rupanya itu dari Rudi yang memberitahukannya tentang kedatangan Nayaka. Pria itu lalu menunjukkan chat dari Rudi kepadanya untuk wanita yang ada di hadapannya."Anda lihat? Istri saya lagi menunggu di ruangan sekertaris saya? Jadi silahkan keluar.""Damian! Aku rela jauh-jauh ke sini cuman buat kamu! Kenapa sampai sekarang kamu nggak pernah ngehargain, aku sih?""Saya pikir ada sesuatu yang penting perlu anda bicarakan, rupanya hanya mengemis cinta. Lalu apa yang anda sebut, aku-kamu? Are you crazy?"Mata Aneth berkaca-kaca, dia tidak ingin pergi di sini sebelum Damian mau menerimanya sebagai wanita yang jatuh cinta kepada lelaki. "Damian, kamu nggak cinta sama dia!""Keluar! Atau saya yang akan menyeret anda."Tubuh Aneth

  • Antara Aku Dan Kamu    -11

    Mobil yang dipakai Naya telah sampai dengan aman di depan kantor Damian, pria tua atau supir pribadi Axel langsung pamit pergi lantaran harus menjemput anaknya di kampus. Naya masuk ke sana sendirian sembari melihat ke sekeliling kantor itu. Semuanya banyak telah berubah, beberapa karyawan yang dia kenal kini telah dipindahkan pada anak perusahaan lainnya, semenjak dia mengandung Aslan, kakinya sudah tidak menapak di perusahaan Damian, dan ini untuk pertama kalinya dia datang dan itu terasa sangat asing baginya. Dulu, dia akan dibawa oleh Damian sekedar formalitas atau memberitahukan kepada semua orang bahwa dia telah menikah dan memiliki istri. Sekarang juga, dia datang sebagai istri Damian tetapi, tidak ada pria itu di sampingnya untuk sekedar memperkenalkan atau memeluk pinggangya.

  • Antara Aku Dan Kamu    -10

    Mobil Damian sampai di depan kantor, Rudi juga para pekerja lainya langsung menyambut kedatangan mereka. Aslan yang melihat Rudi dari dalam mobil begitu kesenangan saat lelaki itu membuka mobil Papanya."Om Rudi!"Aslan berteriak heboh, yang membuat sekertaris Damian itu tersenyum masam saat melihat anak jelmaan bosnya itu ikut datang.Rudi membukakan pintu mobil untuk Aslan, dan dengan cepat Aslan turun memeluk kakinya dengan erat. Rudi bahkan tidak bisa berkata apa-apa lagi, habislah sudah riwayatnya hari ini."Eh ... anaknya bos datang.""Gantengnya, makin gede makin cakep yah.""Mirip Bapak Damian banget kan?""Iya, duh ... semoga gua nanti punya anak seganteng itu."Damian mendengar kasak kusuk karyawan yang membicarakan Putranya. Jelaslah, bibitnya yang satu ini m

  • Antara Aku Dan Kamu    -9

    Usai membereskan pakaiannya, Naya melihat Damian yang hanya terdiam pada ranjang. Aslan, kini tidur di samping Damian karena asik menonton dua orang tuanya mengatur pakaian kerja itu. Lantas, Naya mendekat pada keduanya lalu mengusap kepala Aslan dengan lembut."Besok, Aslan sama aku ikut ke kantor aja yah," ucap Naya."Aslan tetap sama saya, berbahaya jika kamu bersama dia," balas Damian.Naya menggeleng tidak setuju lalu berkata, "Kamu sibuk, gimana mau jaga Damian. Lagian nanti aku mau dibantu kok sama orang-orang di kantor sana nanti.""Kenapa kamu semakin banyak membantah ucapan saya, Nayaka?"Naya terdiam seketika, menunduk takut berbicara lagi. Wanita itu lalu menggendong Aslan yang mulai menggeliat dalam tidurnya, dan pergi meninggalkan Damian tanpa kata.

  • Antara Aku Dan Kamu    -8

    Nayaka dikejutkan akan sebuah hal yang diberitahu oleh Mario kepadanya, yaitu menggantikan Axel mengurus perusahaan atas persetujuan dari Damian. Bukannya tidak senang tapi, bukankah hal ini yang selalu dilarang keras oleh lelaki itu?Apa jangan-jangan, sikap Damian kemarin karena hal ini? Jika benar, kenapa Damian mengizinkannya?Naya memegang dokumen penting yang diberikan oleh Mario tadi, lalu keluar menghampiri Damian yang masih berbicara dengan Gio di ruang tamu.Bukan hanya keduanya yang ada di sana, sosok anak kecil juga seorang gadis berkumpul bersama keduanya. Naya tahu, hal yang mereka bicarakan adalah hal yang sangat penting."Aku pengen bicara sama kamu."

  • Antara Aku Dan Kamu    -7

    Naya telah usai menjenguk Axel, di depan ICU ada Mamanya yang sedang duduk bersama Aslan, sedangkan papanya dan Damian entah kemana karena sosok keduanya tidak terlihat sedikit pun di sini."Papanya Aslan, kemana?" tanya Naya pada Tiara."Sama Papa kamu, di luar.""Sedang apa?""Katanya mau ngomong penting ma," imbuh Aslan yang tadi sedikit mendengar ucapan Opanya.Di taman depan rumah sakit, Mario mengajak Damian untuk berbicara sebentar disebuah kursi putih panjang yang ada di sana, entah apa yang ingin dibicarakan Mario, Damian sendiri pun masih merasa bingung."Damian, kamu bahagia menikah dengan Naya?" tanya Mario membuka pembicaraan."Yah ... saya bahagia Pa."Mario t

  • Antara Aku Dan Kamu    -6

    Anji dan Erik menatap bocah kecil yang ada di hadapan mereka dengan serius, menyimpulkan sendiri opini mereka sembari bersnostalgia tentang apa yang terjadi pada keluarga pelaku."Ngelihatnya jangan begitu." Gio sedari tadi benar-benar tidak nyaman saat kedua temannya itu terus menurus menatap Livla, anak lelaki berusia enam tahun yang ditemukan oleh Damian.Livla saja, sedari tadi gemetar ketakutan. Jika keduanya terus menatap anak itu dengan intens, Livla mungkin tidak berani buka mulut untuk menjelaskan apa yang terjadi kepada keluarganya."Lo ngintrogasi bocah jangan gitu juga woi, dia ketakutan," tambah Gio lagi.Erik menatap kesal pada Gio, lalu menyuruh pemuda itu yang

  • Antara Aku Dan Kamu    -5

    Naya dan Aslan telah dipindahkan pada Mansion Damian yang terletak jauh dari perkotaan. Namun, saat tadi ingin membawa mertuanya, mereka memilih berada di rumah Gio yang dekat dengan rumah sakit juga sengaja memancing para pelaku juga antek-anteknya keluar dari sarang mereka. Hal itu, guna membantu menemukan pelaku dengan cepat.Aslan pun hanya bisa belajar di rumah dan Naya mengikuti peraturan baru yang dibuat oleh Damian. Alasannya sudah jelas, melindungi mereka dari sasaran pembunuh. Jika Axel ingin dimusnahkan, bagaimana dengan Naya yang satu darah dengannya. Entahlah, Damian yakin yang melakukan hal ini adalah, saingan bisnis Alex."Kamu udah ngasih tahu gurunya, Aslan?" tanya Naya pada Damian yang dari tadi sibuk menerima telepone.Damian mengangguk singkat, lalu menjawa

  • Antara Aku Dan Kamu    -4

    Damian menarik napasnya dalam-dalam berusaha mengontrol emosinya, sedikit lagi tangannya hampir saja sudah mendarat pada pipi Naya. Bahkan, jika dia benar-benar memukul Naya, Damian yakin dia tidak bisa berhenti.Sebaiknya, dia memilih untuk mengalah. Kakinya perlahan meninggalkan kamar dengan sekali hentakan pintu kamar yang keras.Yah, Damian pergi dari hadapan Naya yang ketakutan. Membawa mobilnya pergi dari sana, seolah ingin hilang dari kehidupan Naya jauh-jauh. Namun, ucapan Naya selalu terngiang-ngiang pada kepalanya yang membuat dia terganggu.Endingnya, dia hanya singgah pada bar milik temannya yang tidak jauh dengan kantornya. Membawa air mineral, pada botol kecil yang usai dia teguk.Bartender yan

DMCA.com Protection Status