Share

-5

Aвтор: Arfah arfah
last update Последнее обновление: 2022-01-29 12:14:15

Naya dan Aslan telah dipindahkan pada Mansion Damian yang terletak jauh dari perkotaan. Namun, saat tadi ingin membawa mertuanya, mereka memilih berada di rumah Gio yang dekat dengan rumah sakit juga sengaja memancing para pelaku juga antek-anteknya keluar dari sarang mereka. Hal itu, guna membantu menemukan pelaku dengan cepat.

Aslan pun hanya bisa belajar di rumah dan Naya mengikuti peraturan baru yang dibuat oleh Damian. Alasannya sudah jelas, melindungi mereka dari sasaran pembunuh. Jika Axel ingin dimusnahkan, bagaimana dengan Naya yang satu darah dengannya. Entahlah, Damian yakin yang melakukan hal ini adalah, saingan bisnis Alex.

"Kamu udah ngasih tahu gurunya, Aslan?" tanya Naya pada Damian yang dari tadi sibuk menerima telepone.

Damian mengangguk singkat, lalu menjawab. "Untuk saat ini, kalian tidak diizinkan keluar rumah secara bebas dan tidak boleh mencolok. Untuk persediaan makanan, saya yang akan atur, kalian cukup di sini."

"Lalu kamu? Bagaimana jika mereka mengincar kamu?" tanya Naya.

Damian menatap raut wajah Naya yang khawatir, lalu menggeleng meyakinkan bahwa dia akan baik-baik saja. "Kamu tidak perlu khawatir, saya bukan orang sembarangan," ucap Damian.

Naya seakan ingin tertawa dengan sikap narsis itu tetapi, dia mempercayai kata-kata yang dilontarkan oleh Damian, pria itu memang benar-benar seseorang yang tidak mudah untuk diprovokasi. Dia tahu, jika  berurusan dengan Damian orang itu tidak akan lolos dengan mudah.

"Uhm ... aku masih bisa jenguk Axel  sama Mama dan Papa?" tanya Naya.

"Bisa tapi, harus sama saya."

Naya mengulas senyum, setelah mendapatkan jawabannya dia akhirnya mengundurkan diri dari hadapan Damian. Namun, Damian memberikan pertanyaan padanya membuat Naya otomatis menghentikan langkahnya.

"Nayaka, kamu masih berhubungan dengan Gio?"

"Iyah, kenapa?"

"Kenapa? Bukankah seharusnya kamu menjaga jarak dengan dia?"

Naya tersenyum aneh, lalu bertanya, "Kamu cemburu?"

"Saya bertanya Nayaka Adiningrum, bukan cemburu," balas Damian tegas.

"Aku tahu batasanku, lagian Gio juga tidak ada niat untuk mendekatiku. Lantas kenapa kamu bertanya, hal yang sama sekali nggak ada untungnya ini?"

"Saya suami kamu, dan bebas bertanya tentang seorang pria yang dulu menyimpan rasa dengan istri saya, apakah itu salah?" tanya Damian memojokkan  Naya.

"Kamu masih curiga sama aku dan Gio, makanya kamu nanya?"

"Yah, saya curiga," ujar Damian.

Naya menatap Damian lelah, harus bagaimana dia menyadarkan sikap Damian? Bahkan menyerahkan dirinya sendiri pada lelaki itu pun, rasanya percuma.

Damian tetaplah pria berwatak keras, yang suka mengatur dirinya.

Dia tidak ingin, pertengkaran keduanya terjadi lagi. Naya akan menyesal, jika Aslan tahu hubungan kedua orang tuanya selama ini. Akhirnya, dia memilih untuk tidak beradu mulut dengan Damian dan pergi ke kamar yang ditiduri oleh Aslan.

Di ranjang, putranya tertidur dengan lelap. Anak itu, benar-benar mirip dengan Damian. Bahkan jika Aslan ke kantor, semua yang ada di sana pasti mengenalinya hanya karena wajah ini mirip dengan bos mereka.

Namun, Damian junior ini lebih humble dan suka bergaul dengan banyak orang. Beda dengan Papanya, yang lebih mengisolasi diri dan berwatak keras.

Namun, karena kehadiran bocah ini. Damian menjadi lebih banyak bicara, dan itu cukup membuat mereka dekat. Dia memiliki hati nurani sebagai seorang istri dan ibu, jika melihat keduanya bermain bersama membuat dia bahagia.

Dulu, mengobrol dengan Damian rasanya bisa dihitung dalam perhari. Namun, karena Damian memperlakukan dia layaknya seorang istri membuat Naya cukup senang. Setidaknya jika tidak mencintainya, Damian bisa menghargai dirinya sebagai pasangan hidup.

"Saya akan keluar, untuk mengurus kasus kecelakaan Axel. Ingat, jangan keluar dari Mansion ini," ucap Damian yang tiba-tiba masuk di kamar Aslan.

"Yah, aku paham."

Setelah itu, Damian pun pergi dari sana menuju ke rumah Gio. Di sana, keduanya mengecek rekaman CCTV dari salah satu depan gedung pabrik yang mana, kecelakaan itu berada pada depan gedung tersebut.

Rekaman tersebut, di dapati oleh anak buah Damian   yang memberikannya langsung pada Gio karena atas perintah Damian sendiri. Karena, saat ingin menyerahkan rekaman itu, Damian masih berada di Mansion.

"Menurut gua, dia kayaknya udah nungguin Axel dari tadi. Karena pesuruhnya sangat pintar, jadi mereka mengatur untuk membunuh Axel saat malam hari.

Gua rasa, ada penghianat dalam perusahaan Axel," ucap Damian.

"Gimana lo tahu, ada penghianat di sana?" tanya Gio.

"Lo ingat? Axel pernah bilang ke kita, kalau dia pulang kerja nggak suka larut malam. Kecuali, ada kondisi mendesak atau pekerjaannya memang banyak."

"Yah, gua ingat. Berarti, kali ini dia punya banyak kerjaan dong?" tebak Gio.

"Yah, dan itu semua sudah direncanakan," ujar Damian. "Mereka membuat rencana untuk Axel bekerja selarut mungkin dengan mengandalkan mata-mata di perusahaan, lalu supir truk itu membuntuti Axel saat jalanan malam telah sepi, dengan begitu saat menabrak Axel tidak menimbulkan banyak korban atau kegaduhan."

Gio pun akhirnya mengerti apa yang diucapkan oleh Damian. Lalu menjawab, "Berarti, kita harus mencari supir truk itu."

"Yah, benar. Dia adalah salah satu penunjuk bagi kita untuk menemukan pelaku," balas Damian.

Nada dering Gio berbunyi, panggilan dari Anji menghentikan diskusi antara mereka. Gio langsung menerima panggilan itu, untuk menerima kabar.

"Gi, pelaku yang menabrak Axel didapatkan meninggal. Mayatnya ditemukan di dalam mobil truk dengan luka yang berada di lehernya serta, ada lebam usai dipukul pada wajahnya."

Damian dan Gio terdiam seketika saat mendengar orang yang mereka bahas tadi, kini sudah meninggal secara tiba-tiba.

"Kita akan selidiki truk ini, serta keluarga juga orang yang dikenal pelaku, informasi selanjutnya bakal gua kasih tahu," ucap Anji langsung menutup panggilan.

"Mereka bahkan membunuh antek mereka sendiri demi keamanan," ujar Gio tidak menyangka.

"Tetap lanjutkan penyelidikan," ujar Damian.

"Harus mulai dari mana?" tanya Gio.

"Lingkungan rumahnya, pekerjaannya, juga siapa yang mengenalinya," balas Damian.

Gio mengangguk, keduanya pun langsung bergegas menuju ke alamat pelaku yang telah diberikan oleh anak buah Gio.

Dalam perjalanan, rute yang mereka lewat kini kurang terawat lingkungannya. Bahkan hingga mendekat pada alamat pelaku, jalannya terlihat begitu kumuh.

"Lo yakin ini rumahnya?" tanya Damian.

Gio mengangguk yakin, lalu menunjukkan kartu identitas milik pelaku di tempatnya bekerja. "Ini, alamatnya." Tunjuk Gio.

Damian pun percaya, dan turun dari mobil karena tidak bisa melewati gang sempit. Sempat terpikir di pikiran Damian, bahwa truk besar tidak bisa masuk ke area ini.

Sampailah mereka pada rumah kecil yang sepi, berbeda dengan rumah di sebelah yang masih terdengar cukup suara. Lebih tepatnya, itu suara ketakutan.

"Tempat ini sepertinya, sudah didatangi oleh orang lain terlebih dahulu," ucap Damian.

"Yah, feeling gua juga gitu," balas Gio.

Gio mengetuk rumah di sebelahnya, tetapi tidak ada yang mengeluarkan suara. Tiba-tiba terdengar tangis seorang anak kecil, yang membuat keduanya seketika bertanya-tanya.

"Lo cek rumah di sebelahnya, gua di sini." Damian langsung masuk pada rumah pelaku, sedangkan Gio masuk pada rumah sebelah pelaku.

Damian tidak menemukan apa-apa di sana tetapi, ada bunyi di atas plafon yang hampir rapuh. Hal itu, membuatnya penasaran dan mencari tangga untuk melihat di atas.

Siapa sangka, seorang anak kecil bersembunyi di sana dengan penuh ketakutan. Hal ini, membuat Damian kaget, karena megira tidak ada seorang pun di sana.

Related chapter

  • Antara Aku Dan Kamu    -6

    Anji dan Erik menatap bocah kecil yang ada di hadapan mereka dengan serius, menyimpulkan sendiri opini mereka sembari bersnostalgia tentang apa yang terjadi pada keluarga pelaku."Ngelihatnya jangan begitu." Gio sedari tadi benar-benar tidak nyaman saat kedua temannya itu terus menurus menatap Livla, anak lelaki berusia enam tahun yang ditemukan oleh Damian.Livla saja, sedari tadi gemetar ketakutan. Jika keduanya terus menatap anak itu dengan intens, Livla mungkin tidak berani buka mulut untuk menjelaskan apa yang terjadi kepada keluarganya."Lo ngintrogasi bocah jangan gitu juga woi, dia ketakutan," tambah Gio lagi.Erik menatap kesal pada Gio, lalu menyuruh pemuda itu yang

    Последнее обновление : 2022-01-29
  • Antara Aku Dan Kamu    -7

    Naya telah usai menjenguk Axel, di depan ICU ada Mamanya yang sedang duduk bersama Aslan, sedangkan papanya dan Damian entah kemana karena sosok keduanya tidak terlihat sedikit pun di sini."Papanya Aslan, kemana?" tanya Naya pada Tiara."Sama Papa kamu, di luar.""Sedang apa?""Katanya mau ngomong penting ma," imbuh Aslan yang tadi sedikit mendengar ucapan Opanya.Di taman depan rumah sakit, Mario mengajak Damian untuk berbicara sebentar disebuah kursi putih panjang yang ada di sana, entah apa yang ingin dibicarakan Mario, Damian sendiri pun masih merasa bingung."Damian, kamu bahagia menikah dengan Naya?" tanya Mario membuka pembicaraan."Yah ... saya bahagia Pa."Mario t

    Последнее обновление : 2022-01-29
  • Antara Aku Dan Kamu    -8

    Nayaka dikejutkan akan sebuah hal yang diberitahu oleh Mario kepadanya, yaitu menggantikan Axel mengurus perusahaan atas persetujuan dari Damian. Bukannya tidak senang tapi, bukankah hal ini yang selalu dilarang keras oleh lelaki itu?Apa jangan-jangan, sikap Damian kemarin karena hal ini? Jika benar, kenapa Damian mengizinkannya?Naya memegang dokumen penting yang diberikan oleh Mario tadi, lalu keluar menghampiri Damian yang masih berbicara dengan Gio di ruang tamu.Bukan hanya keduanya yang ada di sana, sosok anak kecil juga seorang gadis berkumpul bersama keduanya. Naya tahu, hal yang mereka bicarakan adalah hal yang sangat penting."Aku pengen bicara sama kamu."

    Последнее обновление : 2022-01-29
  • Antara Aku Dan Kamu    -9

    Usai membereskan pakaiannya, Naya melihat Damian yang hanya terdiam pada ranjang. Aslan, kini tidur di samping Damian karena asik menonton dua orang tuanya mengatur pakaian kerja itu. Lantas, Naya mendekat pada keduanya lalu mengusap kepala Aslan dengan lembut."Besok, Aslan sama aku ikut ke kantor aja yah," ucap Naya."Aslan tetap sama saya, berbahaya jika kamu bersama dia," balas Damian.Naya menggeleng tidak setuju lalu berkata, "Kamu sibuk, gimana mau jaga Damian. Lagian nanti aku mau dibantu kok sama orang-orang di kantor sana nanti.""Kenapa kamu semakin banyak membantah ucapan saya, Nayaka?"Naya terdiam seketika, menunduk takut berbicara lagi. Wanita itu lalu menggendong Aslan yang mulai menggeliat dalam tidurnya, dan pergi meninggalkan Damian tanpa kata.

    Последнее обновление : 2022-01-29
  • Antara Aku Dan Kamu    -10

    Mobil Damian sampai di depan kantor, Rudi juga para pekerja lainya langsung menyambut kedatangan mereka. Aslan yang melihat Rudi dari dalam mobil begitu kesenangan saat lelaki itu membuka mobil Papanya."Om Rudi!"Aslan berteriak heboh, yang membuat sekertaris Damian itu tersenyum masam saat melihat anak jelmaan bosnya itu ikut datang.Rudi membukakan pintu mobil untuk Aslan, dan dengan cepat Aslan turun memeluk kakinya dengan erat. Rudi bahkan tidak bisa berkata apa-apa lagi, habislah sudah riwayatnya hari ini."Eh ... anaknya bos datang.""Gantengnya, makin gede makin cakep yah.""Mirip Bapak Damian banget kan?""Iya, duh ... semoga gua nanti punya anak seganteng itu."Damian mendengar kasak kusuk karyawan yang membicarakan Putranya. Jelaslah, bibitnya yang satu ini m

    Последнее обновление : 2022-02-17
  • Antara Aku Dan Kamu    -11

    Mobil yang dipakai Naya telah sampai dengan aman di depan kantor Damian, pria tua atau supir pribadi Axel langsung pamit pergi lantaran harus menjemput anaknya di kampus. Naya masuk ke sana sendirian sembari melihat ke sekeliling kantor itu. Semuanya banyak telah berubah, beberapa karyawan yang dia kenal kini telah dipindahkan pada anak perusahaan lainnya, semenjak dia mengandung Aslan, kakinya sudah tidak menapak di perusahaan Damian, dan ini untuk pertama kalinya dia datang dan itu terasa sangat asing baginya. Dulu, dia akan dibawa oleh Damian sekedar formalitas atau memberitahukan kepada semua orang bahwa dia telah menikah dan memiliki istri. Sekarang juga, dia datang sebagai istri Damian tetapi, tidak ada pria itu di sampingnya untuk sekedar memperkenalkan atau memeluk pinggangya.

    Последнее обновление : 2022-02-18
  • Antara Aku Dan Kamu    -12

    Sebuah pesan masuk dalam ponsel Damian, rupanya itu dari Rudi yang memberitahukannya tentang kedatangan Nayaka. Pria itu lalu menunjukkan chat dari Rudi kepadanya untuk wanita yang ada di hadapannya."Anda lihat? Istri saya lagi menunggu di ruangan sekertaris saya? Jadi silahkan keluar.""Damian! Aku rela jauh-jauh ke sini cuman buat kamu! Kenapa sampai sekarang kamu nggak pernah ngehargain, aku sih?""Saya pikir ada sesuatu yang penting perlu anda bicarakan, rupanya hanya mengemis cinta. Lalu apa yang anda sebut, aku-kamu? Are you crazy?"Mata Aneth berkaca-kaca, dia tidak ingin pergi di sini sebelum Damian mau menerimanya sebagai wanita yang jatuh cinta kepada lelaki. "Damian, kamu nggak cinta sama dia!""Keluar! Atau saya yang akan menyeret anda."Tubuh Aneth

    Последнее обновление : 2022-02-19
  • Antara Aku Dan Kamu    -1

    Pintu kamar tiba-tiba terbuka lebar, suara cekikikan anak berumur enam tahun terdengar pada telinga Naya, wanita itu telah usai menyiapkan air hangat untuk Damian di bathtub.Saat berjalan keluar dari kamar mandi, Naya menemukan pemilik asal suara tadi telah merangkak pada tubuh Damian yang masih tertidur di ranjang."Papa! Bangun! Aslan, udah siap mau ke sekolah."Naya tersenyum mendengar celotehan anak itu yang masih setia dipunggung Damian, dilangkahkan kakinya mendekati keduanya, lalu Naya duduk di ranjang meneliti piyama yang masih dikenakan Aslan."Mama, kok papa nggak bangun? Aslan kan mau sekolah," ucapnya lagi menatap Naya dengan semangat menggebu-gebu."Sayang, kalau mau ke sekolah, harus mandi dulu terus pakai seragam, nah lalu kamu harus sarapan biar semangat nanti di sana. Sekarang, Aslan ma

    Последнее обновление : 2022-01-29

Latest chapter

  • Antara Aku Dan Kamu    -12

    Sebuah pesan masuk dalam ponsel Damian, rupanya itu dari Rudi yang memberitahukannya tentang kedatangan Nayaka. Pria itu lalu menunjukkan chat dari Rudi kepadanya untuk wanita yang ada di hadapannya."Anda lihat? Istri saya lagi menunggu di ruangan sekertaris saya? Jadi silahkan keluar.""Damian! Aku rela jauh-jauh ke sini cuman buat kamu! Kenapa sampai sekarang kamu nggak pernah ngehargain, aku sih?""Saya pikir ada sesuatu yang penting perlu anda bicarakan, rupanya hanya mengemis cinta. Lalu apa yang anda sebut, aku-kamu? Are you crazy?"Mata Aneth berkaca-kaca, dia tidak ingin pergi di sini sebelum Damian mau menerimanya sebagai wanita yang jatuh cinta kepada lelaki. "Damian, kamu nggak cinta sama dia!""Keluar! Atau saya yang akan menyeret anda."Tubuh Aneth

  • Antara Aku Dan Kamu    -11

    Mobil yang dipakai Naya telah sampai dengan aman di depan kantor Damian, pria tua atau supir pribadi Axel langsung pamit pergi lantaran harus menjemput anaknya di kampus. Naya masuk ke sana sendirian sembari melihat ke sekeliling kantor itu. Semuanya banyak telah berubah, beberapa karyawan yang dia kenal kini telah dipindahkan pada anak perusahaan lainnya, semenjak dia mengandung Aslan, kakinya sudah tidak menapak di perusahaan Damian, dan ini untuk pertama kalinya dia datang dan itu terasa sangat asing baginya. Dulu, dia akan dibawa oleh Damian sekedar formalitas atau memberitahukan kepada semua orang bahwa dia telah menikah dan memiliki istri. Sekarang juga, dia datang sebagai istri Damian tetapi, tidak ada pria itu di sampingnya untuk sekedar memperkenalkan atau memeluk pinggangya.

  • Antara Aku Dan Kamu    -10

    Mobil Damian sampai di depan kantor, Rudi juga para pekerja lainya langsung menyambut kedatangan mereka. Aslan yang melihat Rudi dari dalam mobil begitu kesenangan saat lelaki itu membuka mobil Papanya."Om Rudi!"Aslan berteriak heboh, yang membuat sekertaris Damian itu tersenyum masam saat melihat anak jelmaan bosnya itu ikut datang.Rudi membukakan pintu mobil untuk Aslan, dan dengan cepat Aslan turun memeluk kakinya dengan erat. Rudi bahkan tidak bisa berkata apa-apa lagi, habislah sudah riwayatnya hari ini."Eh ... anaknya bos datang.""Gantengnya, makin gede makin cakep yah.""Mirip Bapak Damian banget kan?""Iya, duh ... semoga gua nanti punya anak seganteng itu."Damian mendengar kasak kusuk karyawan yang membicarakan Putranya. Jelaslah, bibitnya yang satu ini m

  • Antara Aku Dan Kamu    -9

    Usai membereskan pakaiannya, Naya melihat Damian yang hanya terdiam pada ranjang. Aslan, kini tidur di samping Damian karena asik menonton dua orang tuanya mengatur pakaian kerja itu. Lantas, Naya mendekat pada keduanya lalu mengusap kepala Aslan dengan lembut."Besok, Aslan sama aku ikut ke kantor aja yah," ucap Naya."Aslan tetap sama saya, berbahaya jika kamu bersama dia," balas Damian.Naya menggeleng tidak setuju lalu berkata, "Kamu sibuk, gimana mau jaga Damian. Lagian nanti aku mau dibantu kok sama orang-orang di kantor sana nanti.""Kenapa kamu semakin banyak membantah ucapan saya, Nayaka?"Naya terdiam seketika, menunduk takut berbicara lagi. Wanita itu lalu menggendong Aslan yang mulai menggeliat dalam tidurnya, dan pergi meninggalkan Damian tanpa kata.

  • Antara Aku Dan Kamu    -8

    Nayaka dikejutkan akan sebuah hal yang diberitahu oleh Mario kepadanya, yaitu menggantikan Axel mengurus perusahaan atas persetujuan dari Damian. Bukannya tidak senang tapi, bukankah hal ini yang selalu dilarang keras oleh lelaki itu?Apa jangan-jangan, sikap Damian kemarin karena hal ini? Jika benar, kenapa Damian mengizinkannya?Naya memegang dokumen penting yang diberikan oleh Mario tadi, lalu keluar menghampiri Damian yang masih berbicara dengan Gio di ruang tamu.Bukan hanya keduanya yang ada di sana, sosok anak kecil juga seorang gadis berkumpul bersama keduanya. Naya tahu, hal yang mereka bicarakan adalah hal yang sangat penting."Aku pengen bicara sama kamu."

  • Antara Aku Dan Kamu    -7

    Naya telah usai menjenguk Axel, di depan ICU ada Mamanya yang sedang duduk bersama Aslan, sedangkan papanya dan Damian entah kemana karena sosok keduanya tidak terlihat sedikit pun di sini."Papanya Aslan, kemana?" tanya Naya pada Tiara."Sama Papa kamu, di luar.""Sedang apa?""Katanya mau ngomong penting ma," imbuh Aslan yang tadi sedikit mendengar ucapan Opanya.Di taman depan rumah sakit, Mario mengajak Damian untuk berbicara sebentar disebuah kursi putih panjang yang ada di sana, entah apa yang ingin dibicarakan Mario, Damian sendiri pun masih merasa bingung."Damian, kamu bahagia menikah dengan Naya?" tanya Mario membuka pembicaraan."Yah ... saya bahagia Pa."Mario t

  • Antara Aku Dan Kamu    -6

    Anji dan Erik menatap bocah kecil yang ada di hadapan mereka dengan serius, menyimpulkan sendiri opini mereka sembari bersnostalgia tentang apa yang terjadi pada keluarga pelaku."Ngelihatnya jangan begitu." Gio sedari tadi benar-benar tidak nyaman saat kedua temannya itu terus menurus menatap Livla, anak lelaki berusia enam tahun yang ditemukan oleh Damian.Livla saja, sedari tadi gemetar ketakutan. Jika keduanya terus menatap anak itu dengan intens, Livla mungkin tidak berani buka mulut untuk menjelaskan apa yang terjadi kepada keluarganya."Lo ngintrogasi bocah jangan gitu juga woi, dia ketakutan," tambah Gio lagi.Erik menatap kesal pada Gio, lalu menyuruh pemuda itu yang

  • Antara Aku Dan Kamu    -5

    Naya dan Aslan telah dipindahkan pada Mansion Damian yang terletak jauh dari perkotaan. Namun, saat tadi ingin membawa mertuanya, mereka memilih berada di rumah Gio yang dekat dengan rumah sakit juga sengaja memancing para pelaku juga antek-anteknya keluar dari sarang mereka. Hal itu, guna membantu menemukan pelaku dengan cepat.Aslan pun hanya bisa belajar di rumah dan Naya mengikuti peraturan baru yang dibuat oleh Damian. Alasannya sudah jelas, melindungi mereka dari sasaran pembunuh. Jika Axel ingin dimusnahkan, bagaimana dengan Naya yang satu darah dengannya. Entahlah, Damian yakin yang melakukan hal ini adalah, saingan bisnis Alex."Kamu udah ngasih tahu gurunya, Aslan?" tanya Naya pada Damian yang dari tadi sibuk menerima telepone.Damian mengangguk singkat, lalu menjawa

  • Antara Aku Dan Kamu    -4

    Damian menarik napasnya dalam-dalam berusaha mengontrol emosinya, sedikit lagi tangannya hampir saja sudah mendarat pada pipi Naya. Bahkan, jika dia benar-benar memukul Naya, Damian yakin dia tidak bisa berhenti.Sebaiknya, dia memilih untuk mengalah. Kakinya perlahan meninggalkan kamar dengan sekali hentakan pintu kamar yang keras.Yah, Damian pergi dari hadapan Naya yang ketakutan. Membawa mobilnya pergi dari sana, seolah ingin hilang dari kehidupan Naya jauh-jauh. Namun, ucapan Naya selalu terngiang-ngiang pada kepalanya yang membuat dia terganggu.Endingnya, dia hanya singgah pada bar milik temannya yang tidak jauh dengan kantornya. Membawa air mineral, pada botol kecil yang usai dia teguk.Bartender yan

DMCA.com Protection Status