Share

Bab 56

Author: Ema Ahman
last update Last Updated: 2023-09-29 21:24:06

"Siapa dia, Anggre? Kamu nemu dia di mana?" tanya Sophia pada Anggraini.

Anggraini menghela nafas mendengar pertanyaan Sophia yang bertubi-tubi kepadanya itu.

"Tadi kan kamu sudah kenalan sama dia. Dia Asyif," jawab Anggraini dengan malas sambil tangannya mendorong pagar rumah Sophia.

"Iya, aku tadi dengar dia namanya Asyif. Tapi maksud aku tuh kamu ketemu dia di mana? Ganteng banget, sumpah! Eh, tunggu, tunggu, jangan bilang kalau kamu dan dia ada … "

Sophia tidak meneruskan kalimatnya. Sebaliknya gadis itu malah menatap Anggraini dengan mata yang memicing curiga.

Anggraini menghentikan langkah kakinya tepat di depan pintu dan berbalik badan melihat pada Sophia.

"Maksud? Ada apa memangnya antara aku dan dia?" Anggraini malah balik bertanya sambil mengernyitkan kening.

Sophia memutar bola matanya untuk memikirkan jawaban yang masuk akal.

"Ya, kali aja kamu dan dia ada affair, ya kan?" katanya sambil memelankan suaranya.

Anggraini tertawa kecil mendengarnya. Wanita itu kemudian memuta
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ar Ni
lama banget up nya thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 57

    "Sepi, Nggre," kata Sophia pada Anggraini tatkala keduanya memasuki pekarangan rumah Teguh dan Anggraini."Ya iyalah. Mas Teguh sudah pasti tidak akan ada di rumah kalau hari kerja seperti ini," jawab Anggraini sekedarnya.Wanita berusia 30 tahunan itu menepuk jidatnya sendiri ketika dia sadar, dia sama sekali tidak memegang kunci saat ini. Jangankan kunci, seluruh harta yang dia punya, tas, ponsel bahkan pakaian pun telah dia tinggalkan begitu saja di klub malam ketika dia sedang mabuk tempo hari."Kenapa?" tanya Sophia bingung melihat ekspresi hopeless yang ditunjukkan oleh Anggraini."Kunci, Phi. Kunci rumah aku nggak punya. Ketinggalan di klub semua sama tas aku," keluhnya."Lah terus gimana donk? Kamu nggak punya kunci cadangannya apa? Ditaruh di bawah keset atau di mana gitu seperti orang-orang?" tanya Sophia mencoba memberi solusi atas permasalahan yang tengah dihadapi oleh Anggraini saat ini.Anggraini menggeleng lemah. Yang menempati rumah ini hanya dirinya dan Teguh. Sedang

    Last Updated : 2023-09-30
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 58

    "Kamu yakin mau ke rumah sini aja? Bukannya lebih tenang kalau kamu istirahat di apartemenku saja?" tanya Sophia saat mobil yang dia bawa memasuki area komplek perumahan tempat tinggal Teguh dan keluarga barunya."Nggak apa-apa, aku di sini saja, Phi. Lagian di apartemen kamu sepi juga. Kan kamu juga mau berangkat ke butik?" "Iya, sih. Tapi kamu kalau mau ikut ke butik juga boleh kok, nanti siang baru kita balik ke apartemen biar kamu bisa istirahat dan fit pas ke gymnasium entar," usul Sophia.Anggraini menggeleng."Di sini aja dulu, nggak apa-apa. Lagian aku sudah kangen sama madu tersayangku," selorohnya.Sophia berdecak sambil geleng-geleng kepala. Dendam di hati Anggraini terhadap Merry sepertinya benar-benar telah menyerap mendarah daging. "Kenapa ekspresimu begitu?" protes Anggraini tak suka.Sophia seperti terlihat tak mendukungnya."Nggak, nggak kenapa-kenapa," jawab Sophia sambil membelokkan setir mobil ke arah kanan."Terus geleng-geleng kepala sambil berdecak gitu kenapa

    Last Updated : 2023-10-01
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 59

    Anggraini membuka tas untuk mengeluarkan ponsel sambil dia menunggu Merry menjawab pertanyaannya."Kok diam? Memang kamu mau nanya apaan?" tanyanya pada Merry sambil membuka pola layar kunci pada ponselnya."Emm … nggak deh. Entar aja kalau kamu lagi santai untuk menjawab hal ini. Nggak yang penting-penting amat juga kok," kilah Merry sambil melirik Sophia tak enak hati.Sophia memutar bola matanya bingung. Apa Merry merasa tidak enak hati bertanya pada Anggraini karena ada dia di sini?Sama halnya dengan Anggraini, dia pun sepertinya memiliki jalan pikiran yang sama dengan Sophia."Pertanyaan pribadi? Menyangkut privacy?" tanyanya untuk memastikan bahwa apa yang sedang dipikirkannya itu adalah benar.Merry pun terkekeh tak menyangka kalau Anggraini sangat cepat mengerti maksudnya."Ya, begitulah maksudnya. Kamu tahulah maksudku. Ada hal-hal yang ingin aku ketahui tentang senam yang cocok untuk bumil sekaligus yang bisa membuat harmonis hubungan pasutri. Hahaha, tapi nggak usah dibaha

    Last Updated : 2023-10-02
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 60

    "Kop lagii?" tanya Teguh heran saat Anggraini menyodorkan segelas kopi hitam di depannya.Selama beberapa hari di rumah Anggraini selalu menyuguhinya dengan kopi setiap kali sarapan."Ya. Ada yang salah dengan kopi?" Anggraini malah bertanya balik tanpa menghentikan aktivitasnya beberes dapur.Dua Minggu telah berlalu sejak kejadian pertengkaran mereka dan perginya Anggraini selama beberapa hari dari rumah. Minggu pertama, Teguh tidak pulang dari Singapura, namun menurut pengamatan Anggraini, pria itu juga tidak pulang ke Bandung, ke tempatnya Merry.Mungkin hal ini dikarenakan Teguh memang benar-benar sedang sibuk di kantornya sehingga tak sempat pulang saat weekend ke Indonesia. Namun yang tidak diketahui Anggraini adalah Teguh selama dua Minggu ini juga intens mengamatinya dari kamera tersembunyi yang ada di rumah.Pria itu menemukan fakta baru kalau Anggraini selama dia tidak ada juga jarang pulang ke rumah. Bahkan bisa pergi selama berhari-hari dan baru kembali di hari Kamis mala

    Last Updated : 2023-10-06
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 61

    Anggraini sedang sibuk mengemasi pakaian Teguh ke dalam tas ransel milik pria itu ketika terdengar suara getaran dari ponselnya. Ada panggilan masuk dari salah satu nomor kontak ponsel yang sengaja telah dia arsipkan. Jadi ketika ada panggilan atau pesan masuk dari nomor yang telah diarsipkan, maka suara ringtone atau nada dering pada ponsel tidak akan aktif. Yang menandakan hanya suara getar sesaat. Sangat berbeda dengan panggilan atau pesan dari nomor kontak lain yang tidak diarsipkan.Anggraini yang sedang menunduk, mengangkat kepalanya untuk melihat apakah ada Teguh di sekitarnya. Sepertinya dia sangat tahu siapa yang sedang meneleponnya saat ini. Cuma Merry yang nomornya sengaja dia sembunyikan dalam arsip agar jangan sampai ketahuan oleh Teguh.Mendengar suara kucuran air yang teredam dalam kamar mandi menandakan kalau Teguh masih belum selesai mandi. Anggraini segera memasang resleting tas ransel itu karena memang pakaian Teguh yang dia sedang packing pun sebenarnya jumlahnya

    Last Updated : 2023-10-06
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 62

    "Ini kita mau ngikutin mobil ini sampai mana ya, Pak?" celutuk sopir mobil travel yang sengaja disewa Teguh untuk menjalankan misinya.Teguh tidak langsung menjawab, melainkan melihat sekeliling yang macet dari dalam mobil. Mereka saat ini sedang menuju gerbang tol taman mini. Mobil Anggraini tepat berada di depan mereka saat ini.Anggraini sendiri nampak tidak curiga sama sekali bahwa ada yang telah mengikuti dirinya sedari tadi."Terus aja ikutin, Pak. Jangan khawatir, saya akan bayar keselurahan ongkosnya nanti," jawab Teguh akhirnya."Tapi saya curiga ini kalau mobil yang mau kita ikutin berencana keluar kota. Apa terus diikutin saja, Pak? Saya kira tadi kita cuma sekitaran Jakarta saja," kata Pak supir itu lagi.Beberapa meter mobil mereka bisa maju lagi, namun belum bisa melepaskan diri dari kemacetan ini.Teguh juga tadinya berpikir kalau Anggraini menuju Jakarta Selatan bertujuan ke sanggar senam tempat ia bekerja saat ini. Gymnasium yang sampai saat ini belum pernah Teguh tah

    Last Updated : 2023-10-07
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 63

    "Iya, sabar. Ini Mas lagi jemput Qila. Sebentar. Sandal Qila hilang satu. Lagi dicariin sama ibunya," kata Teguh yang sedang berada di tempat penitipan anak."Ya udah, kalau sandalnya Qila sudah ketemu, Mas segera datang ke parkiran ya. Aku khawatir aja kalau orang yang nabrak mobil Tari nggak mau tanggung jawab. Mentang-mentang kita perempuan," kata Merry dengan sorot mata menuduh pada Asyif.Anggraini membelalakkan matanya, tak menyangka kalau Merry akan memanggil Teguh. Secepat itukah skenarionya akan terbongkar? Tidak! Ini tidak bisa dibiarkan."Eeh, apa-apaan nuduh sembarangan? Kapan aku bilang nggak mau tanggung jawab?" Asyif yang mendengar tuduhan Merry yang to the point di depan hidungnya itu, tak terima jika dituduh demikian."Memang kan? Buktinya kamu ngapain nanya terus mobilnya mau diapain? Ya mobilnya dimasukin bengkellah. Pakai nanya!" balas Merry sewot.Merry tidak terima kalau orang yang sudah dianggapnya sahabat itu diperlakukan dengan tidak adil. Merry ternyata adal

    Last Updated : 2023-10-08
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 64

    Asyif menyetir mobilnya dengan perasaan dongkol sambil melihat ke depan, ke arah mobil yang sedang diikutinya itu. Mobil milik Anggraini itu melaju di tengah keramaian jalan raya. Anehnya lagi setiap lewat di persimpangan lampu merah selalu kebetulan ada lampu hijau seolah memberi jalan pada Anggraini yang melajukan mobilnya dengan cepat. Padahal ini hari senin dan ini jam pulang kerja para karyawan dan buruh pabrik. Bisa-bisanya mereka tidak terjebak macet.Tak bisa sabar lagi, saat mereka memasuki jalan yang lebih kecil dan sepi, Asyif segera menekan pedal gas untuk memburu Anggraini dan mengarahkan wanita itu agar meminggirkan mobilnya.Anggraini terkejut tak menyangka Asyif akan menyusulnya dan tiba-tiba berhenti mendadak di depan mobilnya. Dengan cepat kakinya segera menginjak rem, namun sayang, terlambat! CKIIIIIIIT!! BRUKKK!!!Anggraini kalah cepat. Kini mobilnya yang menyeruduk mobilnya Asyif hingga mobil yang telah berhenti itu maju ke depan hingga satu meter."Hah!!" Angg

    Last Updated : 2023-10-08

Latest chapter

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 160

    Dinda menangis keras saat Puspa meraihnya. Entah karena anak berusia satu tahun itu baru bangun atau memang karena dia takut pada sosok Puspa yang tidak familiar, Dinda terkejut saat dirinya langsung ditangkap oleh seorang nenek-nenek yang tidak dia kenal sebelumnya.“Cup! Cup! Jangan menangis, nenek akan membawamu dari sini, Ok? Tenang, tenang jangan menangis!” Puspa berusaha membujuk Dinda yang kini telah berada dalam gendongannya.Melihat putrinya sangat ketakutan, Anggraini merebut paksa Dinda dari Puspa. “Tolong pergi dari sini. Kau membuatnya takut,” desis Anggraini mencoba menahan sabar.“Kau jangan keterlaluan dan bersikap seolah-olah kau adalah ibu kandungnya. Kau tidak punya hak! Aku adalah nenek kandungnya. Dan aku ingin membawanya, aku ingin menjemput cucuku sekarang!”“Anda yang jangan keterlaluan! Ngomong-ngomong soal hak, anda yang tidak punya hak apa-apa terhadap mereka. Aku mengantongi ijin dari pemerintah untuk merawat mereka,” kata Anggraini.“Hah! Izin dari pemeri

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 159

    Perempuan tua itu menerobos masuk tanpa menghiraukan Anggraini yang berdiri di pagar.“Mama! Tunggu dulu!”Anggraini berusaha mencegah mantan mertuanya itu untuk masuk ke rumahnya. Sebenarnya dia sendiripun sudah enggan menyebut perempuan itu dengan panggilan Mama, namun untuk saat ini ia tidak punya waktu untuk memanggilnya dengan sebutan lain“Jangan halangi aku! Aku akan membawa dia dari sini!”Rupanya keributan di luar membuat Shakila yang sudah masuk ke dalam rumah kembali keluar untuk melihat apa yang terjadi. Demikian pula baby sitternya Dinda menyusul Shakila untuk melihat apa yang terjadi.“Di mana dia? Di mana cucuku!” teriaknya.Anggraini berjalan cepat dan menghalangi Puspa untuk masuk ke dalam rumahnya. Ia membentangkan tangannya lebar-lebar.“Stop! Cukup sampai di situ ya. Tolong bersopan santunlah saat hendak masuk ke rumah orang lain. Aku sangat menghormati tamu, tapi kalau sikap Mama seperti ini aku tidak akan segan-segan mengusir Mama dari rumah ini!” ancam Anggrain

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 158

    “Kita sudah sampai!!!” seru Asyif yang baru saja mematikan mesin mobil.Shakila segera membukakan pintu mobil dengan lihai, pertanda dia telah biasa melakukannya. Terlihat gadis kecil itu begitu senang telah dibawa jalan-jalan oleh ayah bundanya.“Dih, main tinggal aja. Memang ayah nggak disayang dulu apa?” cibir Asyif pura-pura kecewa saat Shakila hendak langsung keluar.“Oh iya, lupa!” Shakila menepuk jidatnya dan langsung berbalik badan.Cup!! Ia segera mencium pipi Asyif.“Terima kasih jalan-jalannya, Ayah!” ucapnya.“Dan mainannya juga!” celutuk Anggraini mengingatkan Shakila agar tidak lupa mengucapkan terimakasih juga atas belanjaan mainan Anggraini yang seabrek.“Oh, iya! Lupa lagi. Terimakasih mainannya juga, Ayah!” ucapnya.Asyif mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mengelus kepala anak itu.“Ya, nanti ajak adek main juga ya!” kata Asyif.“Hu’ uh!” jawab Shakila mengiyakan.Anak perempuan itu segera turun dari mobil setelah membawa beberapa mainan yang bisa dia bawa terlebi

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 157

    “Kila, pulang yuk!” ajak Anggraini dengan nada sebal.Bagaimana dia tidak sebal, sedari tadi dia hanya mengikuti kedua orang itu keliling-keliling di Mall sekaligus menjadi tukang angkut barang-barang belanjaan Shakila yang sengaja dibelikan Asyif untuknya. Sementara kedua orang, bapak dan anak itu berjalan di depannya sambil tertawa cekikikan. Bukankah itu harusnya terbalik? Harusnya dia yang menuntun Shakila dan Asyif yang membawakan barang-barang belanjaan mereka. Dasar, sungguh tidak gentleman! gerutu Anggraini“Pulang? Yang benar aje, rugi dong!” sahut Asyif membuat Anggraini semakin lebih sebal lagi.“Nanti, Bun. Kita kan belum makan. Belum makan ice cream juga. Benar kan, Yah?” kata Shakila pada Asyif meminta dukungan dari Asyif.“Benar tuh. Bundamu tuh nggak tau. Lagian buat apa sih cepat-cepat pulang? Sudahlah, nikmati aja dulu. Lagian nggak tiap hari kan kita jalan-jalan begini?”Anggraini mendengus.“Bukannya apa-apa, ih. Dinda di rumah takutnya rewel gimana?” “Ada si Mba

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 156

    “Kila, ada Bunda yang jemput tuh!”Shakila yang tengah bermain perosotan di halaman sekolah langsung menoleh ke arah gurunya, lalu melihat lagi ke arah yang ditunjuk ibu guru tersebut.Tak jauh dari sana ada Anggraini yang melambaikan tangan sambil berjalan ke arah mereka.“Bundaaaaa!!!” panggil bocah itu sambil buru-buru berlari ke arah Anggraini.Begitu sampai di dekat Anggraini, Shakila pun lantas menghambur ke pelukan Anggraini dan yang segera dibalas peluk pula oleh Anggraini.“Lama nunggu Bunda nggak?” tanya Anggraini.“Nggak kok. Kila baru aja pulang, kata Bu Guru, Kila main aja dulu sambil tungguin Bunda,” jawab gadis kecil itu.Anggraini tersenyum. Satu tahun lebih dia telah mengasuh anak itu beserta adiknya. Sudah banyak perubahan yang terjadi termasuk pada tumbuh kembang mereka. Shakila sudah tidak lagi bicara cadel seperti dulu. Gadis kecil itu juga sudah tumbuh menjadi anak yang lebih ceria meninggalkan tampilan imutnya di tahun-tahun sebelumnya.Anggraini membungkukkan s

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 155

    Anggraini bengong sesaat dengan secarik kertas berwarna putih di tangannya. “Kamu nggak apa-apa?” tanya Asyif.Pria ini entah bagaimana menyediakan diri untuk membantu Anggraini dan menemaninya dalam kepengurusan masalah Dinda yang sudah berlangsung selama beberapa hari itu. Kebetulan juga Sophia tidak bisa menemaninya hari ini.Anggraini menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya dia mengangguk. Hari ini dia pergi ke kantor catatan sipil untuk mencetak ulang kartu keluarganya sebagai syarat agar dia bisa membawa pulang kembali Dinda. Sebelum staf itu memberikan padanya Kartu Keluarga itu, setitik keinginan di hati Anggraini berharap bahwa Kartu Keluarga yang dia inginkan itu tidak mencetak nama Merry di sana. Walaupun sebelumnya dia sendiri sudah pernah ke sini untuk menanyakannya langsung. Dan ternyata benar, bahwa di Kartu Keluarga itu terpampang dengan nyata nama Merry dan putrinya. Dan sekarang Anggraini benar-benar memegang Kartu Keluarga itu dalam bentuk fisik.“Kartu keluarg

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 154

    Sophia yang baru saja memesan makanan siap saji, saat membalikkan badannya heran karena tidak melihat Anggraini di meja yang tadi mereka telah pilih. Namun kemudian kebingungannya berubah menjadi keterkejutan saat melihat Anggraini ada di depan outlet sedang bertengkar dengan seseorang yang dia tidak kenal.“Itu anak saya, berikan dia pada saya!!” teriak perempuan itu dengan kencang sehingga pertengkaran mereka menarik perhatian banyak mata.Anggraini mengelak saat perempuan itu ingin mengambil kembali bayi yang berada dalam gendongannya.“Ini Dinda. Katakan, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu siapanya dia? Mana Ibu Septi?” tanya Anggraini menyebutkan nama ibunya Merry.“Ape hal kau kata ni? Aku tak paham apa cakap kau tu. Kalau tak bagi anak aku sekarang juga, aku akan report kau ke polis!” ancamnya.Anggraini geleng-geleng kepala.“Sana laporkan saja! Aku juga akan melakukan hal yang sama. Aku sudah mendengar apa yang kamu katakan di telepon. Kamu mau bawa dia ke negaramu, tapi kamu ti

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 153

    “Jadi kamu yakin nggak mau balik lagi ke Jakarta?” tanya Sophia saat mereka sedang makan siang di kediaman orang tua Sophia di Jakarta.Anggraini mengangguk.“Ya, aku mau menetap di Bandung aja deh kayaknya. Soalnya kerjaanku juga di sana kan? Di sini juga aku kayak yang bingung mau ngapain,” kata Anggraini.Anggraini mengangguk.“Iya sih. Kalau di Jakarta membuat kamu nggak nyaman, sebaiknya ditinggalin aja. Tapi kalau aku boleh kasih saran meski kamu tinggal di Bandung, kamu nggak usah tinggal di rumah itu lagi. Jual aja tuh rumah. Pasti kamu juga nggak pengen teringat terus tentang mereka kan? Sudahlah, buka lembaran baru saja. Kalau kamu setuju, entar aku bantu jualkan rumah itu,” kata Sophia menjelaskan.Anggraini mengangguk.“Iya makanya itu aku lebih pilih ngontrak dulu sebelum aku dapat rumah baru. Entar kalau rumahnya laku dijual aku cari rumah lain aja,” jawab Anggraini terhadap saran sahabatnya itu.“Nah gitu donk! Jadi habis makan kita jadi ke pengadilan agama nih?” “Beso

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 152

    Kedatangan mereka disambut dengan baik oleh keluarga Merry. Bahkan begitu mereka keluar dari dalam mobil, nenek Shakila yang juga merupakan ibu dari Merry itu langsung menyambut cucu-cucunya. “Kila, kamu sudah besar, Nak? Peluk nenek!” pinta wanita itu. Shakila mundur beberapa langkah dan kini bersembunyi di belakang tubuh Anggraini. Wanita itu menatap Anggraini. Tersungging seulas senyum di bibirnya. Entahlah, sekilas Anggraini merasa kalau senyum itu berbeda, menimbulkan kesan sinis. “Maaf, kamu istri pertamanya Teguh?” tanya wanita itu. Anggraini membenarkan meski dalam hati ia cukup terkejut mengetahui bahwa perempuan itu mengetahui bahwa dia adalah istri tua dari Teguh. “Iya, benar. Kenapa ibu tahu?” tanya Anggraini dengan nada sedikit tidak suka. Bagaimana tidak? Anggraini heran dengan kenyataan bahwa ibu ini seperti perempuan tidak tahu malu yang telah menikahkan putrinya pada suami orang lain. Bahkan Anggraini bisa melihat foto figura besar di ruang tamu rumah it

DMCA.com Protection Status