Share

38. Liana Bersedih

Author: Audia
last update Last Updated: 2021-09-17 13:10:54

Dari tadi Neve mencoba mengganggu pekerjaan Elina. Wanita itu tidak akan berhenti sebelum Elina menceritakan semuanya. Elina akhirnya menyerah dan menoleh ke arah Neve yang sedang menyilang kedua tangannya di dada.

"Ceritakan!" paksa Neve memegang lengan tangan Elina. Elina menghembuskan nafasnya pelan.

"Pria itu suami aku, Neve," ungkap Elina membuat Neve membelalakkan matanya terkejut. Kejutan apa lagi ini? Kemarin kakak Elina, sekarang suami Elina. Sungguh hidup Elina dikelilingi pria tampan dan kaya.

"Kamu tidak bercanda kan Elina?" tanya Neve menyelidik.

"Wajahku terlihat berbohong. Percaya atau tidak itu urusanmu Neve," ujar Elina acuh. 

"Baiklah

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   39. Pernikahan dan Kejutan

    Elina beserta kedua anak kembarnya, termasuk Devan masuk ke dalam hotel yang telah didesain dan ramai dengan semua tamu undangan dan rekan pebisnis yang telah datang. Hampir semua dari kalangan atas menengah menghadiri acara pernikahan meriah kakaknya. Kecuali keluarga Maheswara, hanya ayah mertuanya yang diundang karena telah berjasa dalam perusahaan mereka.“Liana cantik ndak?” tanya Liana berputar dengan gaun berwarna biru langit.Elina tersenyum, tidak dapat berkata-kata, putrinya sangat cantik. Andai ayah mereka tidak berkhianat pasti sekarang Liana menjadi princess di keluarga Maheswara. Namun semuanya telah digarisi oleh takdir. Liana bukan princess keluarga Maheswara tapi sekarang princess di keluarga besarnya sendiri.“Cantik. Nana mau jadi p

    Last Updated : 2021-09-17
  • Anak Kembar Sang Konglomerat   40. Rencana Pulang ke Indonesia

    Anak-anak bersembunyi di belakang Elina. Sepertinya Kakek dan neneknya sedang tidak menyukai kehadiran mereka. Setelah acara pesta selesai mereka semua berkumpul di salah satu restoran yang ada di sana."Nana takut Bunda," kata Liana memegang erat baju Elina dari belakang."Siapa mereka Elina?" tanya Bayu.Elina membuang nafas pelan dan kembali menatap kedua orang tuanya.Mungkin orang tuanya berpikir ia telah menikah kembali dan memiliki seorang anak tanpa meminta restu dari mereka."Dia anak aku, Yah. Namanya Liam dan Liana. Dan yang satunya cucu dari Nyonya Alice tempat Elina bekerja."Bayu dan Ra

    Last Updated : 2021-09-17
  • Anak Kembar Sang Konglomerat   41. Kita Telah Lama Selesai

    "Terima kasih Elina." Aldi tersenyum melihat Elina duduk di dekatnya. Mereka berjanji untuk bertemu di taman untuk yang terakhir kalinya, sebelum Aldi pulang ke Indonesia."Sama-sama. Ada apa Aldi?" tanya Elina langsung. Tanpa menggunakan kata 'mas' seperti biasanya. Untuk apa Elina memanggilnya seperti itu, Aldi bukan siapa-siapa Elina sekarang.Aldi terlihat tidak enak berbincang dengan Elina. Betapa munafiknya manusia ini. Dulu ia sendiri yang sering memperlakukan Elina seperti ini. Sekarang alam membalasnya bahkan lebih."Kamu sudah kasih tahu anak-anak?""Sudah, kecuali Liana. Liam melarangnya. Karena kamu sudah memiliki seorang putri jadi Liana tidak akan ada artinya di hidup mu."&nb

    Last Updated : 2021-09-17
  • Anak Kembar Sang Konglomerat   42. Hari Terakhir di Jerman

    Rara menghela nafas lalu menghampiri tiga orang anak yang tengah beristirahat di bangku taman sekolah. Sebenarnya, Rara malu untuk melakukannya, tapi karena sang papa yang memerintah, jadi ia harus melakukannya walaupun nanti akan diejek habis-habisan.“Rara mau minta maaf!”Mereka menatap rara aneh dan menilai. Rara semakin menunduk dan menggigit bibir bawahnya gugup. Ia akui dirinya memang salah telah menyakiti hati Liana. Padahal Liana sangat baik padanya.“Ngapain kesini?” tanya liam datar.“Pergi!” tegas Devan tajam.Liana bangkit dari duduknya dan menghampiri Rara, “Kalian kenapa usir rara? Rara mau mint

    Last Updated : 2021-09-17
  • Anak Kembar Sang Konglomerat   43. Hampir Menikah

    Setelah mengobrol dengan sang adik. Leo memilih masuk kembali ke kamarnya. Ternyata gadisnya ralat, sekarang wanitanya masih tertidur dengan nyenyak menggunakan piyama yang baru, karena piyama yang semalam sudah koyak karenanya.Leo tidak bisa menahannya sampai sang istri lemas. Ternyata ini efek menikah dengan wanita yang ia cintai, sehari full Leo akan melakukannya kalau sang istri mengizinkan.Leo mengusap lembut kepala Diana. Banyak bercak merah di lehernya. Pasti akan sedikit ngilu. Sedangkan Diana hanya membuat satu di bagian dadanya, sehingga tidak terlihat."Sayang! Maaf, ya." Leo sebenarnya tidak menyesal sedikitpun membuat Diana seperti ini. Tapi nanti Diana ngambek dan tidak ingin berbicara padanya.

    Last Updated : 2021-09-17
  • Anak Kembar Sang Konglomerat   44. Kembali ke Tanah Kelahiran

    Jakarta, IndonesiaSemua anggota keluarga Syahreza telah keluar dari pesawat. Terlihat Liana tengah tertidur di gendongan Leo. Liam melihat negara yang asing baginya, karena telah biasa tinggal di Jerman. Pemandangan Indonesia sangat indah, tidak salah Indonesia begitu terkenal.“Kita langsung pulang Bunda?” tanya Liam.Elina mengangguk, mereka akan menuju ke kediaman keluarga Syahreza, sebenarnya rumah mereka yang dulu sudah tidak dihuni karena Leo telah membeli rumah yang jauh lebih mewah, bahkan dari istana Maheswara.“Biar Elina saja yang menggendong Liana, Kak.”“Tidak Elina. Ini sudah tugas Kaka

    Last Updated : 2021-09-17
  • Anak Kembar Sang Konglomerat   45. Alexander School

    "Kak Liam! Dev! Nana malu. Kok mereka melihat Nana seperti itu?" Gadis kecil itu risih menjadi pusat perhatian.Semua siswa dari kelas satu sampai dengan enam menatap mereka kagum. Apalagi dengan wajah tampan kedua anak laki-laki dan wajah cantik Liana yang sangat menggemaskan."Silahkan Tuan Muda."Devan sengaja membawa lima bodyguardnya untuk berjaga-jaga dari kerumunan anak-anak. Ia juga ingin mereka mengetahui siapa dirinya. Agar tidak ada yang berani mengganggu ketenangan nya. Mereka sangat merepotkan."Dimana ruang tes nya? Nana semalam dah belajar." Liana suka kompetisi, jadi ia tidak sabar bertempur dengan berbagai macam soal. Kata Bunda, mereka akan tes masuk. Liana mengingat nya dengan baik.

    Last Updated : 2021-09-17
  • Anak Kembar Sang Konglomerat   46. Menolak Kesempatan Ketiga

    "Ada perlu apa kamu ke sini?" sentak Bayu menatap tajam kehadiran Aldi di rumahnya."Aku mau minta maaf sama Ayah dan Bunda. Aldi....""PERGI!" teriak Bayu dengan nafas yang memburu. Setelah berselingkuh, berpoligami dan membuang istrinya. Aldi masih berani menampakkan wajahnya dan menemuinya.Aldi bersimpuh di kaki Bayu. Kemungkinan kecil mantan mertuanya akan memberikannya kesempatan ketiga. Aldi sudah pasrah. Ia tidak bisa hidup tanpa Elina. Elina segalanya baginya dan sekarang mereka telah memiliki anak kembar."Ada apa, Yah?" tanya Diana keluar kamar mendengar suara teriakan mertuanya. Diana melebarkan matanya melihat seorang pria bersimpuh di kaki mertuanya. Sepertinya ia mengenal pria itu.

    Last Updated : 2021-09-17

Latest chapter

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   97. Ending

    Elina tersenyum melihat kebersamaan mereka yang tengah bermain basket berempat. Terlihat Liam dan Liana merebut bola basket dari Aldi dan juga Andre yang tengah senang menggoda mereka yang masih pendek.Liam mengambil bola basket tersebut dan melemparnya dengan gaya memukau. Berhasil! Masuk dengan sempurna membuat mereka bersorak ria. Aldi menggendong Liana, sedangkan andre menggendong Liam yang dengan wajah membanggakan dirinya dan bertepuk tangan.Elina sampai meneteskan air matanya karena terharu. Akhirnya kehidupannya bisa ia rasakan sampai detik ini juga. Setelah badai begitu dahsyatmemporak-porandakan hidupnya.Tuhan memiliki rencana yang sangat indah, untuk kehidupan Elina. Elina selalu percaya, sk

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   96. Pelajaran Hidup

    Setelah acara pemakaman selesai, mereka semua sekarang berkumpul di kediaman dokter Andre. Memakai pakaian serba hitam dan duduk di sofa ruang keluarga.“Elina! Saya selaku kedua orang tua almarhum, ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada, Nak Elina. Atas kelakukan almarhum yang telah membuat Nak Elina hampir depresi karena trauma.”Elina mengusap kepala Liana, yang berada di pangkuannya, tersenyum dan mengangguk, “Saya sudah memaafkannya, sejak bertahun-tahun yang lalu. Bahkan saya berhutang budi kepada almarhum, karena telah menyelamatkan putri saya.”“Maafin, Nana!” lirih Liana menatap mereka semua dengan wajah polos dan sendunya.Mereka semua menghela nafas. Ini

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   95. Keikhlasan Hati yang Tulus

    “Bagaimana keadaan Naufal, Dokter Andre?” tanya Keyra langsung menghampiri Andre yang sudah keluar dari ruangan.Keyra tidak sabar menunggu kabar dari Andre. Jantungnya berdetak dengan cepat. Keyra khawatir dan juga takut. Dalam lubuk hatinya, masih tersimpan rasa cinta untuk Naufal walaupun hanya secuil.Andre menghela nafas pelan, membuat semua orang yang ada di sana was-was. Tidak biasanya Andre berbelit-belit seperti ini ketika menjelaskan sesuatu. Apalagi ini soal keadaan seseorang.“Naufal gak apa-apa kan, Dok?!” bentak Keyra menggoyang tangan Andre dengan keras. Ia tahu ini sangat lancang, namun Keyra merasakan perasaan yang tidak enak.“Saya sudah berusaha semaksimal mungk

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   94. Penangkapan Shanika

    "Masukkan ke dalam mobil!” perintah Shanika memperhatikan ke sekelilingnya, Shanika tahu mereka akan segera tertangkap karena melawan orang-orang yang berkuasa.Liana dimasukkan ke dalam mobil, namun dalam keadaan mulut disumpal dengan lakban dan tidak diikat seperti beberapa jam yang lalu.“Nana ngak mau ke luar negeri. Jangan paksa Nana. Bunda! Tolongin Nana!"Liana tidak ingin pergi jauh dari bundanya. Liana tidak bisa membayangkan nasibnya, apabila Shanika membawanya pergi sangat jauh dari negaranya.Liana telah masuk ke dalam mobil. Dijaga oleh dua anak buah Shanika. Mereka berbicara sebuah rencana selanjutnya. Apabila mereka gagal, maka mereka akan menga

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   93. Persyaratan Dari Naufal

    Liana menggelengkan kepalanya, ketika dua preman dengan tubuh kekar dan brewok yang terlihat sangat menyeramkan, menyuapinya roti untuknya. Liana yang diikat di kursi dengan tubuh mungilnya bergetar sedari tadi ketakutan.“Nana mau ketemu bunda. Nana mau pulang, Paman.”“Kamu tidak akan pernah pulang selamanya,” jawab mereka. Liana kembali menggelengkan kepalanya karena tidak ingin mendengar perkataan kedua pria menyeramkan itu.Liana, beberapa jam yang lalu , bangun dari pingsannya ternyata telah terikat di sebuah kursi. Liana ingin menangis, namun bundanya selalu berkata, jangan pernah takut. Hal itu akan membuat mereka semakin menindas kita. Liana masih mengingat pesan bundanya itu.

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   92. Penculikan Liana

    Liana mengelilingi halaman rumahnya sendiri, dengan mengayuh sepeda. Ia tersenyum sembari menaruh boneka sapi berukuran sedang di ranjang sepeda sebagai temannya bermain.Kakaknya sedang belajar di dalam kamarnya, untuk persiapan olimpiade antar sekolah. Kedua anak laki-laki seperti Liam dan Devan mengambil mata pelajaran matematika dalam satu kelompok, yang sudah disaring dan dipilih.“Nana main sama Vivi, saja.” Nama boneka sapi berwarna pink dan putih itu adalah Vivi.Liana mengayuh sepedanya dekat dengan gerbang. Liana menatap aneh ke arah seorang wanita yang membelakanginya berada di luar gerbang. Penjagaan di rumah Andre, tidak seketat seperti dimension Syahreza. Bahkan satpamnya, entah pergi kemana.“Bunda!” Liana memanggil wanita itu

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   91. Masa Lalu Itu (3)

    Berlin, Jerman, 2013Setelah dokter memberikan kabar baik kepada Elina, wanita hamil itu tidak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaan bahagianya sekarang. Ia bersandar di sofa sambil menonton acara televisi dengan menikmati secangkir kopi.“Huek!” elina segera berlari ke kamar mandi yang berada di lantai bawah. Dengan wajah pucat dan perut yang bergejolak, Elina memuntahkan cairan kental dan bening. Kepalanya kembali pusing seperti pertama kali dirinya muntah karena kehamilannya.Elina membasuh wajahnya dengan air dan menatap dirinya di cermin. Entah angin apa, Elina terisak merasakan sakit di dadanya. Elina menghapus air matanya sembari mengingat kembali kebersamaanya dengan mantan suami.Elina harus m

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   90. Masa Lalu Itu (2)

    Tok! Tok! Shanika dengan malas mengetuk pintu kamar Elina beberapa kali. Kalau tidak disuruh oleh suaminya. Shanika tidak akan sudi melakukannya. "Elina! Kau belum juga bangun?! Istri macam apa, belum bangun sampai jam segini," cibir Shanika di depan pintu kamar Elina. "Kenapa Sayang?" tanya Aldi menghampiri Shanika yang terlihat kesal dan cemberut. Shanika menoleh, "Ini loh, Mas. Elina belum juga mau bangun." Aldi kembali mengetuk pintu kamar Elina. Jauh lebih keras. Bahkan banyak pasang mata yang melihatnya, karena mendengar gedoran terdengar nyaring. "Kasihan ya, No

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   89. Masa Lalu Itu

    Elina memandang bangunan di depannya dengan wajah tegar dan tatapan sendu. Ia mengeratkan pegangannya di koper yang tengah ia bawa. Keputusannya sudah bulat. Walaupun hatinya bagai tertusuk ribuan duri, entah kalau bisa dijabarkan, mungkin sekarang hatinya tengah berdarah dan sakit.“Elina,” panggil Surya kepada Elina, yang sudah berada di dalam mobil menunggu Elina.Elina menoleh dan terisak. Dadanya sesak. Air mata menetes dari pelupuk matanya tiada henti. Surya mengerti akan posisi menantunya sekarang. Tangannya terkepal. Ia berjanji tidak akan merestui kembali hubungan Elina dengan Aldi esok apabila Aldi telah menyesali perbuatannya dan ingin rujuk kembali.Elina mencoba menguatkan diri dan menghapus air matanya sampai bersih. Ia kembali berbalik melihat kedi

DMCA.com Protection Status