Jakarta, Indonesia
Angel Maheswara adalah princess di rumah keluarga Maheswara. Manja dan tidak suka diajar tata krama. Walaupun seperti itu Tamara selalu membanggakan didikannya. Angel manja karena berasal dari keluarga konglomerat.
"Papa sudah mengambil pesanan kita Oma?" tanya Angel penasaran. Karena besok ia akan segera memakainya ketika masuk les bahasa.
Tamara mengangguk sambil memainkan smartphone nya. Angel antusias mendengar nya. Pasti di Alexander School tidak ada yang sekaya keluarga nya.
"Oma, di daerah ini keluarga kita yang paling kaya?" tanya Angel kembali bertanya.
Tamara berhenti memainkan smartphone nya dan beralih menatap Angel, "Tidak. D
Dari tadi Neve mencoba mengganggu pekerjaan Elina. Wanita itu tidak akan berhenti sebelum Elina menceritakan semuanya. Elina akhirnya menyerah dan menoleh ke arah Neve yang sedang menyilang kedua tangannya di dada."Ceritakan!" paksa Neve memegang lengan tangan Elina. Elina menghembuskan nafasnya pelan."Pria itu suami aku, Neve," ungkap Elina membuat Neve membelalakkan matanya terkejut. Kejutan apa lagi ini? Kemarin kakak Elina, sekarang suami Elina. Sungguh hidup Elina dikelilingi pria tampan dan kaya."Kamu tidak bercanda kan Elina?" tanya Neve menyelidik."Wajahku terlihat berbohong. Percaya atau tidak itu urusanmu Neve," ujar Elina acuh."Baiklah
Elina beserta kedua anak kembarnya, termasuk Devan masuk ke dalam hotel yang telah didesain dan ramai dengan semua tamu undangan dan rekan pebisnis yang telah datang. Hampir semua dari kalangan atas menengah menghadiri acara pernikahan meriah kakaknya. Kecuali keluarga Maheswara, hanya ayah mertuanya yang diundang karena telah berjasa dalam perusahaan mereka.“Liana cantik ndak?” tanya Liana berputar dengan gaun berwarna biru langit.Elina tersenyum, tidak dapat berkata-kata, putrinya sangat cantik. Andai ayah mereka tidak berkhianat pasti sekarang Liana menjadi princess di keluarga Maheswara. Namun semuanya telah digarisi oleh takdir. Liana bukan princess keluarga Maheswara tapi sekarang princess di keluarga besarnya sendiri.“Cantik. Nana mau jadi p
Anak-anak bersembunyi di belakang Elina. Sepertinya Kakek dan neneknya sedang tidak menyukai kehadiran mereka. Setelah acara pesta selesai mereka semua berkumpul di salah satu restoran yang ada di sana."Nana takut Bunda," kata Liana memegang erat baju Elina dari belakang."Siapa mereka Elina?" tanya Bayu.Elina membuang nafas pelan dan kembali menatap kedua orang tuanya.Mungkin orang tuanya berpikir ia telah menikah kembali dan memiliki seorang anak tanpa meminta restu dari mereka."Dia anak aku, Yah. Namanya Liam dan Liana. Dan yang satunya cucu dari Nyonya Alice tempat Elina bekerja."Bayu dan Ra
"Terima kasih Elina." Aldi tersenyum melihat Elina duduk di dekatnya. Mereka berjanji untuk bertemu di taman untuk yang terakhir kalinya, sebelum Aldi pulang ke Indonesia."Sama-sama. Ada apa Aldi?" tanya Elina langsung. Tanpa menggunakan kata 'mas' seperti biasanya. Untuk apa Elina memanggilnya seperti itu, Aldi bukan siapa-siapa Elina sekarang.Aldi terlihat tidak enak berbincang dengan Elina. Betapa munafiknya manusia ini. Dulu ia sendiri yang sering memperlakukan Elina seperti ini. Sekarang alam membalasnya bahkan lebih."Kamu sudah kasih tahu anak-anak?""Sudah, kecuali Liana. Liam melarangnya. Karena kamu sudah memiliki seorang putri jadi Liana tidak akan ada artinya di hidup mu."&nb
Rara menghela nafas lalu menghampiri tiga orang anak yang tengah beristirahat di bangku taman sekolah. Sebenarnya, Rara malu untuk melakukannya, tapi karena sang papa yang memerintah, jadi ia harus melakukannya walaupun nanti akan diejek habis-habisan.“Rara mau minta maaf!”Mereka menatap rara aneh dan menilai. Rara semakin menunduk dan menggigit bibir bawahnya gugup. Ia akui dirinya memang salah telah menyakiti hati Liana. Padahal Liana sangat baik padanya.“Ngapain kesini?” tanya liam datar.“Pergi!” tegas Devan tajam.Liana bangkit dari duduknya dan menghampiri Rara, “Kalian kenapa usir rara? Rara mau mint
Setelah mengobrol dengan sang adik. Leo memilih masuk kembali ke kamarnya. Ternyata gadisnya ralat, sekarang wanitanya masih tertidur dengan nyenyak menggunakan piyama yang baru, karena piyama yang semalam sudah koyak karenanya.Leo tidak bisa menahannya sampai sang istri lemas. Ternyata ini efek menikah dengan wanita yang ia cintai, sehari full Leo akan melakukannya kalau sang istri mengizinkan.Leo mengusap lembut kepala Diana. Banyak bercak merah di lehernya. Pasti akan sedikit ngilu. Sedangkan Diana hanya membuat satu di bagian dadanya, sehingga tidak terlihat."Sayang! Maaf, ya." Leo sebenarnya tidak menyesal sedikitpun membuat Diana seperti ini. Tapi nanti Diana ngambek dan tidak ingin berbicara padanya.
Jakarta, IndonesiaSemua anggota keluarga Syahreza telah keluar dari pesawat. Terlihat Liana tengah tertidur di gendongan Leo. Liam melihat negara yang asing baginya, karena telah biasa tinggal di Jerman. Pemandangan Indonesia sangat indah, tidak salah Indonesia begitu terkenal.“Kita langsung pulang Bunda?” tanya Liam.Elina mengangguk, mereka akan menuju ke kediaman keluarga Syahreza, sebenarnya rumah mereka yang dulu sudah tidak dihuni karena Leo telah membeli rumah yang jauh lebih mewah, bahkan dari istana Maheswara.“Biar Elina saja yang menggendong Liana, Kak.”“Tidak Elina. Ini sudah tugas Kaka
"Kak Liam! Dev! Nana malu. Kok mereka melihat Nana seperti itu?" Gadis kecil itu risih menjadi pusat perhatian.Semua siswa dari kelas satu sampai dengan enam menatap mereka kagum. Apalagi dengan wajah tampan kedua anak laki-laki dan wajah cantik Liana yang sangat menggemaskan."Silahkan Tuan Muda."Devan sengaja membawa lima bodyguardnya untuk berjaga-jaga dari kerumunan anak-anak. Ia juga ingin mereka mengetahui siapa dirinya. Agar tidak ada yang berani mengganggu ketenangan nya. Mereka sangat merepotkan."Dimana ruang tes nya? Nana semalam dah belajar." Liana suka kompetisi, jadi ia tidak sabar bertempur dengan berbagai macam soal. Kata Bunda, mereka akan tes masuk. Liana mengingat nya dengan baik.