Jakarta, Indonesia
Semua anggota keluarga Syahreza telah keluar dari pesawat. Terlihat Liana tengah tertidur di gendongan Leo. Liam melihat negara yang asing baginya, karena telah biasa tinggal di Jerman. Pemandangan Indonesia sangat indah, tidak salah Indonesia begitu terkenal.
“Kita langsung pulang Bunda?” tanya Liam.
Elina mengangguk, mereka akan menuju ke kediaman keluarga Syahreza, sebenarnya rumah mereka yang dulu sudah tidak dihuni karena Leo telah membeli rumah yang jauh lebih mewah, bahkan dari istana Maheswara.
“Biar Elina saja yang menggendong Liana, Kak.”
“Tidak Elina. Ini sudah tugas Kaka
"Kak Liam! Dev! Nana malu. Kok mereka melihat Nana seperti itu?" Gadis kecil itu risih menjadi pusat perhatian.Semua siswa dari kelas satu sampai dengan enam menatap mereka kagum. Apalagi dengan wajah tampan kedua anak laki-laki dan wajah cantik Liana yang sangat menggemaskan."Silahkan Tuan Muda."Devan sengaja membawa lima bodyguardnya untuk berjaga-jaga dari kerumunan anak-anak. Ia juga ingin mereka mengetahui siapa dirinya. Agar tidak ada yang berani mengganggu ketenangan nya. Mereka sangat merepotkan."Dimana ruang tes nya? Nana semalam dah belajar." Liana suka kompetisi, jadi ia tidak sabar bertempur dengan berbagai macam soal. Kata Bunda, mereka akan tes masuk. Liana mengingat nya dengan baik.
"Ada perlu apa kamu ke sini?" sentak Bayu menatap tajam kehadiran Aldi di rumahnya."Aku mau minta maaf sama Ayah dan Bunda. Aldi....""PERGI!" teriak Bayu dengan nafas yang memburu. Setelah berselingkuh, berpoligami dan membuang istrinya. Aldi masih berani menampakkan wajahnya dan menemuinya.Aldi bersimpuh di kaki Bayu. Kemungkinan kecil mantan mertuanya akan memberikannya kesempatan ketiga. Aldi sudah pasrah. Ia tidak bisa hidup tanpa Elina. Elina segalanya baginya dan sekarang mereka telah memiliki anak kembar."Ada apa, Yah?" tanya Diana keluar kamar mendengar suara teriakan mertuanya. Diana melebarkan matanya melihat seorang pria bersimpuh di kaki mertuanya. Sepertinya ia mengenal pria itu.
Liana tersenyum cerah ketika melihat keberadaan mobil Aldi di depan rumahnya. Aldi berjanji akan mengantar mereka sekolah. Deddy mereka menepati janjinya.“Nana sudah siap?” tanya Aldi menggendong tubuh mungil Liana. Liana mengangguk dan tersenyum bahagia.Setelah kepergian Elina, hidup Aldi tidak pernah sebahagia ini bertemu dengan dua buah hatinya. Aldi tidak pernah menggendong Angel, walaupun anak itu dulu masih kecil. Entah kenapa hatinya menolak untuk sekedar bahagia Angel dilahirkan ke dunia. Ketika berada di dekat dua anak kembarnya hati Aldi tenang dan menyalurkan kasih sayang. Apa ini yang dinamakan ikatan batin?“Hem, Liam juga ikut Deddy?” tanya Aldi menatap putranya. Liam tidak pernah menganggap dirinya seorang ayah
Liana menutup wajahnya dan terisak. deddy Liana, deddy nya Angel. Liana tidak memiliki deddy."Liana!" panggil Liam mendekati adiknya.Liana membalik tubuhnya. Liam membuang nafas kasar. Devan berdiri di belakang Liana. Mereka berdua saling menatap."Kenapa Nana gak punya deddy? Dia bukan deddy kita. Tapi deddy Angel. Nana pinjam hiks."Liam tidak tega melihat adiknya seperti ini. Liam mendekati Liana dan membalik tubuh mungil adiknya. Wajah cantik dan ceria itu basah dengan air mata."Nana gak usah sedih. Bunda nanti marah. Kan udah ada ayah Leo. Kenapa harus nyari yang lain.""Kak Lia
Setelah dari kediaman Syahreza, Aldi langsung masuk ke dalam rumahnya. Kebetulan semua anggota keluarga berada di sana, bahkan papanya yang jarang pulang duduk di dekat mamanya. Aldi menghampiri mereka dan bergabung. “Angel! Apa maksud kamu berkata yang tidak-tidak ke Liana?” marah Aldi menatap putrinya yang berada di pangkuan Tamara. “Apa maksud kamu Aldi? Datang tiba-tiba memarahi putrimu?” tanya Tamara bingung. Angel menunduk membuat Aldi semakin geram. Yang dilakukan anak ini sangat keterlaluan sehingga membuat dirinya dan elina bertengkar kembali. Aldi memang egois lebih mementingkan dirinya sendiri. “Angel membela diri, apa salahnya? Papa gak pernah mengerti perasaan Angel. Bahkan Papa lebih meme
Shanika menunggu Naufal di kamar hotel. Selama ini mereka diam-diam bertemu di sini untuk merencanakan sesuatu. Kali ini perasaan Shanika campur aduk karena gelisah dengan keputusan Aldi. Dan tes DNA anak mereka.Suara pintu terbuka. Shanika langsung menghampiri Naufal yang baru saja tiba."Kenapa?" tanya Naufal."Mas Aldi akan melakukan tes DNA. Aku takut. Kebohongan kita selama ini akan terbongkar. Kamu tahu? Elina, mantan istri Aldi kembali dan memiliki seorang anak."Naufal tidak bereaksi apapun. Ini yang tunggu-tunggu dari dulu. Kedatangan Elina dan Shanika akan diceraikan oleh Aldi."Kenapa kamu diam saja?"
Andre menatap bingkai foto di atas mejanya. Beberapa menit yang lalu ia telah pulang dan langsung menghampiri kamar pribadinya duludengan almarhumah sang istri."Jihan! Aku rindu. Dan aku menemukan wanita yang begitu mirip denganmu. Wajah kalian memang berbeda tapi tatapan lembut itu membuatku sama terlena dengan mu. Maafkan aku."Sudah lima tahun berlalu. Sejak kecelakaan maut yang menewaskan istri dan anaknya. Sejak saat itu Andre memilih menduda karena hatinya telah mati. Namun sekarang perlahan hatinya menghangat hanya melihat tatapan lembut seorang wanita.Suara pintu terbuka.Andre mengalihkan perhatiannya ke arah pintu. Hanya mamanya yang diizinkan ma
Aldi menatap kosong kepergian mobil dokter Andre. Elina dan anak-anak masuk ke dalam mobil itu. Aldi mengepalkan tangannya."Apakah mereka memiliki hubungan yang spesial?" gumam Aldi.Yang Aldi tahu dokter Andre adalah duda yang ditinggal mati istrinya. Kepribadian yang baik dan juga cekatan dalam bekerja. Dari segi semuanya Aldi kalah jauh dengan dokter Andre."Aku tidak akan segampang itu mengikhlaskan mereka bersama."Mobil Aldi melaju dengan kecepatan kencang membelah jalan raya. Nafas Aldi memburu membayangkan anak-anak nya nanti akan membencinya dan memilih ayah baru mereka.Aldi tidak bisa membayangkan itu terjadi padanya. Mata Aldi merah