Naomi melihat jam setelah mandi, sekarang sudah pukul 4 sore. Perut Naomi keroncongan. Dia memakai kemeja Caden dan turun ke lantai bawah. Begitu sampai di lantai bawah, Naomi mencium aroma makanan yang menggugah selera.Naomi yang tergoda oleh aroma makanan buru-buru pergi ke dapur. Namun, dia tidak melihat Caden. Kompor juga tidak dinyalakan. Saat Naomi sedang kebingungan, dia mendengar suara lolongan anak serigala.Naomi langsung berjalan keluar dan melihat Caden yang sedang memanggang daging. Cuacanya sangat sejuk. Di bawah tenda terdapat alat pemanggang.Caden memakai celana selutut dan kemeja putih berlengan pendek. Dia fokus memanggang daging. Sekelompok anak serigala kelaparan mengelilingi Caden.Naomi tidak bisa menahan lapar. Dia juga tidak marah kepada Caden karena urusan semalam lagi. Naomi segera menghampiri Caden dan berkomentar, "Wangi sekali."Caden menoleh dan tersenyum. Tatapannya langsung tertuju pada kaki Naomi yang ramping dan mulus. Kedua kakinya terlihat makin me
Naomi membenamkan wajahnya di dada Caden dan menggeleng sembari berujar, "Nggak mau."Caden menimpali, "Jadi, kamu mau makan apa? Kamu harus makan."Naomi membalas, "Nanti baru makan. Aku mau peluk kamu sebentar lagi."Hati Caden langsung luluh. Dia menyahut, "Oke."Naomi bersandar di pelukan Caden seraya bergumam, "Alangkah baiknya kalau dulu kita nggak berpisah. Aku bisa ikut membesarkan Rayden, kamu juga bisa temani Braden, Hayden, dan Jayden tumbuh besar."Setelah menonton video Rayden semalam, Naomi merasa menyesal karena melewatkan banyak momen pertumbuhan Rayden.Caden merangkul Naomi sembari menghibur, "Dulu, Tony menekanku dengan pernikahan. Dia mencari Cynthia yang tanggal lahirnya nggak cocok denganku. Jadi, aku nggak pernah peduli dengan pernikahan ini. Aku mengira orang yang menikah denganku itu Cynthia.""Setelah pulang dari luar negeri, hal pertama yang ingin kulakukan itu cerai. Kalau nggak ada kejadian di bandara, kita nggak mungkin berhubungan dan punya anak. Akhirnya
Tiga hari kemudian, Naomi dan Caden baru meninggalkan pulau. Mereka tinggal di pulau selama 1 minggu.Begitu sampai di rumah sakit, Caden ditelepon Andrew. Ekspresi Caden menjadi muram setelah dia mendengar ucapan Andrew. Caden berucap, "Oke, nanti kita baru bicara lagi saat bertemu."Setelah mengakhiri panggilan telepon, Caden terdiam sejenak seraya mengernyit. Dia menenangkan diri terlebih dahulu sebelum kembali ke kamar.Naomi sedang berbincang dengan anak-anak. Mereka merindukan satu sama lain karena tidak bertemu selama 1 minggu.Braden yang berbaring di tempat tidur tersenyum. Rayden tetap terlihat tenang, tetapi dia memandang Naomi dengan mata berbinar-binar. Jayden bermanja-manja di pelukan Naomi. Hayden berdiri di samping Naomi sambil menceritakan hal-hal menarik selama beberapa hari ini dengan antusias.Caden menghampiri mereka dan berpesan dengan tenang, "Kalian temani Mama. Aku mau pergi ke kantor."Naomi bertanya, "Ada masalah di kantor?"Caden menyahut, "Ada kerjaan yang
Orang misterius mengatakan Caden punya putri yang telantar. Tony juga mengonfirmasi orang misterius punya seorang putri. Orang misterius dan Samuel sama-sama punya seorang putri, kenapa begitu kebetulan?Kemungkinan besar orang misterius memang Samuel. Seharusnya putrinya adalah anak Caden dan Naomi. Caden mengisap rokok, lalu bertanya, "Ada bukti yang menunjukkan pembunuhnya itu Samuel?"Andrew menjelaskan, "Nggak. Sejak kamu membakar rumah kayunya, dia nggak keluar dari rumah. Aku utus orang untuk mengawasinya selama 24 jam, tapi mereka nggak lihat Samuel keluar."Andrew menambahkan, "Hanya saja, mungkin Samuel itu dalangnya. Kalau dia itu orang misterius, bawahannya pasti banyak.""Bagaimana caranya Zafran menemukan rahasia Samuel?" tanya Caden.Andrew menyahut, "Nggak jelas. Entah Zafran pakai cara apa untuk temukan rahasia Samuel. Tapi, aku merasa ucapan Zafran bisa dipercaya."Caden tidak menanggapi perkataan Andrew. Dia hanya mengisap rokok dengan ekspresi muram. Andrew melihat
Caden yang sudah selesai mandi melihat Naomi sibuk di dapur. Rambut Naomi dikucir. Dia memakai celemek dan sandal. Naomi sedang mengaduk kuah di panci, dia terlihat seperti istri yang lembut.Hati Caden terasa hangat. Dia menyeka rambutnya dan menggantung handuknya di leher. Caden berjalan ke dapur, lalu memeluk Naomi dari belakang dan menempelkan dagunya di bahu Naomi."Kenapa kamu masak lagi malam-malam begini?" tanya Caden.Naomi menoleh dan mencium pipi Caden. Dia menghibur, "Aku masak ini untuk suamiku, tapi entah suamiku mau makan atau nggak."Hati Caden berbunga-bunga. Suasana hatinya sudah membaik. Dia mencium Naomi dan membalas, "Istriku yang masak untukku. Tentu saja aku harus makan."Naomi tersenyum dan mengambilkan semangkuk mie untuk Caden. Sementara itu, Caden takut mangkuk mie terlalu panas. Jadi, dia yang menyajikan mie di ruang makan.Keduanya duduk saling berhadapan. Caden makan mie, sedangkan Naomi memperhatikan Caden. Naomi bertanya seraya menopang dagu, "Apa isi ko
“Pria.”“Kemungkinannya semakin banyak lagi. Bisa jadi wanita itu adalah kekasihnya atau istrinya. Atau bisa jadi dia adalah orang yang diam-diam disukai pria itu. Selain itu, ada juga kemungkinan wanita itu mirip dengan mamanya ketika muda dulu.”Caden terdiam membisu.“Eh? Sepertinya dia benar-benar punya seorang anak perempuan.”Semangat Caden mulai bangkit kembali. “Dari mana kamu melihatnya?”“Coba kamu lihat lukisan ini. Lukisan ini adalah pemandangan indah di sebuah pedesaan. Di bagian sini adalah seekor kelinci berwarna merah muda. Ada juga tas kecil yang berwarna merah muda. Di bagian sini, ada juga bunga dan balon berwarna merah muda.”“Merah muda adalah warna yang disukai semua perempuan. Kelinci, tas, bunga, dan balon … semuanya berwarna merah muda. Bisa jadi semua itu sedang mengisyaratkan seorang anak perempuan. Jadi, orang yang melukis lukisan ini seharusnya memiliki seorang perempuan.”“Sepertinya pria itu sangat mencintainya. Kamu lihat saja dia melukis semua lukisan i
Setelah Caden memerintah, dia hendak merokok. Tiba-tiba Braden dan Rayden malah muncul di belakangnya.Kedua bocah cilik mengerutkan kening dengan serempak sembari menatap Caden dengan serius.“Kami masih punya adik perempuan?” tanya kedua bocah dengan bersamaan.Caden terbengong sejenak. Dia segera menyimpan rokok dan korek apinya. “Kenapa kalian berdua masih belum tidur?”Kedua bocah cilik mengangkat kepala untuk menatap Caden. Mereka sedang menunggu jawaban dari Caden!Braden dan Rayden lebih peka. Hari ini Caden dan Naomi baru pulang dari pulau. Sesuai logika, mereka berenam seharusnya berkumpul bersama.Bagaimanapun, pada malam acara itu, Caden langsung membawa Naomi pergi. Itu setara dengan setelah mereka berdua memastikan status suami istri mereka, mereka berenam masih belum pernah berkumpul bersama.Gegara masalah itu, hati kedua bocah cilik itu terasa penat. Mereka pun tidak bisa tidur.Sekitar jam 10-an malam, setelah Caden kembali, kedua bocah cilik masih belum tidur. Mereka
Berbeda dengan sekarang. Sekarang, mereka bisa melakukan penelusuran dari diri Samuel.Kening Braden kelihatan berkerut. Dia sudah tidak sabar. “Cari dengan barang di tanganku saja! Lebih cepat!”Caden memahami maksud ucapan Braden. Dia bertanya dengan kening berkerut, “Barang yang kamu dapatkan dari tangan Tony?”“Emm!”Saat baru kembali ke Kota Jawhar, demi Naomi, Braden pernah “berperang” dengan Tony. Dia meretas sistem keamanan Grup Pangestu.Tony tidak tahu identitas asli dari Braden, tetapi dia tahu kehebatan Braden. Jadi, dia ingin memanfaatkan Braden menemukan Braxton demi menghadapi Caden. Kemudian, Tony menggunakan barang itu untuk melakukan 3 transaksi dengan Braden. Salah satunya adalah menemukan kontak Braxton. Sebenarnya seberapa berharganya barang itu? Bahkan uang dan kekuasaan juga tidak bisa menukar barang itu. Braden bisa memperolehnya murni karena keberuntungan! Buktinya, bahkan Caden juga tidak memilikinya!Sebelumnya Caden pernah menghubungi Braden demi mendapatka
[ Astaga, apa kalian berdua benar-benar telah jadian? ]Kepala Camila berdengung. Dia tidak membalas pesan, melainkan memalingkan kepala untuk membelalaki Dylan. “Apa kamu gila! Apa aku pulang demi kamu? Aku pulang karena Bibi Lyana dan Paman Kevin! Lagi pula ….”Dylan memotongnya, “Bukannya sama saja pulang demi orang tuaku dengan pulang demiku? Lagi pula, semua itu juga masalahku!”“Apa bisa disamakan?”“Kenapa nggak bisa? Sama saja!”Camila menggertakkan giginya. Kalau bukan karena sedang mengendarai mobil, Camila pasti akan menendangnya!Jika mengatakan Camila pulang demi Lyana dan Kevin, Helen pasti tidak akan berpikir banyak. Dia tahu hubungannya dengan Lyana cukup dekat.Namun sekarang, Camila pulang demi Dylan. Masalah itu akan memicu prasangka orang-orang.Apalagi Dylan juga mengatakan dirinya tidak memiliki selera makan. Hanya karena masalah kecil ini, Camila malah diam-diam pulang. Bukannya semua itu adalah gerak-gerik yang dimiliki sepasang kekasih?Kekasih yang lagi diland
Camila menjulingkan bola matanya. Dia mengendarai mobil sembari menghubungi Naomi.“Naomi, apa kalian sudah sampai di rumah sakit?”“Kami akan segera tiba. Apa kamu sudah lapar?”“Lapar sekali. Tapi kali ini, terjadi sesuatu sama aku dan Dylan. Kalau kamu nggak ada masalah lain, kamu tunggu kami di kamar pasien.”Naomi merasa penasaran. “Kalian mau keluar?”“Emm, kalau nggak ada masalah, seharusnya kita bisa kembali dalam waktu 40 menit.”“Oke, kalau begitu, aku tunggu kamu di kamar pasien.”“Emm, emm.”Ketika melihat Camila memutuskan panggilan, Dylan spontan berkata, “Apa kita bisa pulang dalam waktu 40 menit?”“Bisa.”Dylan melihat navigasi sekilas.“Sekarang masih ada 10 menit baru bisa tiba di kantor catatan sipil. Dari kantor catatan sipil ke rumah sakit sekiranya butuh waktu 30 menit. Apa kamu nggak perlu tatap muka sama Catherine?”Camila membalas, “Ketemuan sama dia juga nggak butuh waktu panjang.”Saat Dylan ingin mengatakan sesuatu, ponsel Camila berdering. Dia menerima pang
[ Kak, siapa yang bikin video ini? Tolong lepaskan Kota Yorta! Ular keberuntungan Kota Yorta nggak boleh disebarluaskan lagi! ][ Kak, dunia Kota Yorta sudah runtuh. Mohon danai yang versi baru. ]Selesai warganet di Kota Yorta menangis, giliran warganet Kota Ciawi yang menangis.[ Kak, mohon selamatkan ular pemakan manusia kami! ]Selesai warganet Kota Ciawi menangis, giliran warganet Kota Gora menangis.[ Kak, mohon selamatkan kami. Kami kebanyakan makan kentang di rumah. Huhuhu. ]Selesai warganet Kota Gora menangis, giliran warganet Kota Howi yang menangis.[ Kak, saudara kami sudah pingsan di toilet karena menangis kebanyakan. Mohon selamatkan mereka. Kami nggak sanggup lihat ular keberuntungan kami lagi. ]Bahkan ada yang sengaja datang untuk berlutut memohon kepada orang berotoritas untuk menstabilkan dunia hiburan.Pihak berotoritas pun melakukan respons.[ Dia nggak berada di dunia hiburan, tapi kedudukannya di dunia hiburan nggak bisa tergoyahkan. ]Dylan bahkan tidak membaca
Camila merasa penasaran. “Kenapa kamu tiba-tiba melepaskannya?”Dylan terdiam beberapa detik baru membalas, “Aku juga nggak tahu. Tiba-tiba aku bisa mengobrol masalah dia dengan terang-terangan.”Camila pun terdiam.Mereka berdua bertukar pandang selama beberapa saat. Tiba-tiba Dylan berdeham, lalu berkata, “Itu … kamu jangan sembarangan tidur di luar sana. Cara yang aku ajari sepertinya nggak terlalu bagus.”Camila terdiam membisu.Dylan menjelaskan, “Coba kamu lihat aku, aku sudah tidur dengan begitu banyak wanita, tapi aku tetap nggak bisa melepaskannya. Hari ini aku baru merasa bisa melepaskannya. Jadi, cara bermain di luar sana nggak efektif!”Topik pembicaraan ini membuat Camila merasa canggung. Dia pun memaksa dirinya untuk bertanya sekali lagi, “Sebenarnya bagaimana kamu bisa melepaskannya hari ini?”Dylan membalas, “Aku juga nggak tahu, mungkin aku sudah melepaskannya dari beberapa hari lalu. Semuanya terasa aneh, tapi aku yakin bukan karena tidur dengan yang lain. Pokoknya, k
Biasanya rasa sedih di hati tidak akan dibicarakan kepada orang luar. Dylan sama sekali tidak memberi Furla kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata, “Jujur saja, sekarang kamu adalah orang yang paling menjijikkan di antara mantan-mantanku.”“Kita nggak usah omong kosong lagi. Semakin banyak kamu bicara, aku malah akan semakin kesal sama kamu! Kelak mohon jauhi aku, juga jauhi leluhurku. Coba saja kalau kamu mengganggunya lagi!”Terlintas ekspresi syok di dalam mata Camila.Furla malah melihat Dylan dengan takut. Kali ini, dia merasa syok hingga tidak berani bernapas.Pemikirannya dibongkar dengan terang-terangan. Furla bukan hanya merasa gugup, melainkan juga merasa lebih takut lagi!Siapa si Dylan itu? Hanya dengan menggerakan jari tangannya, dia pun bisa menghabisi Furla!Furla bahkan tidak berani bersuara sama sekali. Dia menopang dirinya untuk berdiri, lalu meninggalkan kamar pasien dengan keadaan berantakan.Suasana di dalam kamar pasien kembali hening ….Camila masih sedang m
Dylan bersandar di ranjang pasien sembari meminum air. Setelah tenggorokannya tidak kering lagi, dia baru berkata, “Masalah aku sakit juga nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu nggak usah berpikir kebanyakan, apalagi merasa bersalah. Kamu seharusnya tahu karakterku. Setiap kalinya aku akan putus dengan tegas, nggak suka tarik ulur. Kalau sudah putus, ya berarti kita sudah putus. Aku pasti nggak akan bersedih.”“Kita juga nggak mungkin akan baikan lagi. Aku nggak suka balikan dengan mantan. Jadi, aku dan kamu sudah nggak memungkinkan lagi.”Furla pun menangis. “Waktu itu, aku juga gegabah, makanya aku bisa kepikiran untuk putus sama kamu. Aku ….”Furla benar-benar tidak menyangka Dylan benar-benar tidak mencarinya!Selama beberapa hari ini, Dylan bahkan tidak mengirim pesan apa pun kepadanya!Dylan berkata dengan tersenyum, “Furla, aku memang gampang luluh sama cewek cantik, tapi aku hanya peduli dengan air mata pacarku.”“Kita berdua sudah putus. Nggak ada gunanya kamu menangis di hada
Furla merasa putus asa. Dia meminta pengampunan kepada Dylan dengan menangis. “Dylan, selamatkan aku. Huhuhu ….”Tanpa menunggu buka mulut dari Dylan, Camila mengambil setangkai bunga mawar merah dari buket bunga bawaan Furla. Dia mengopek kelopak bunga, lalu memasukkannya ke dalam mulut Furla!“Enak?” Furla merasa kesal hingga air mata tidak berhenti mengalir.Camila menyembunyikan senyumannya. Ekspresinya kelihatan dingin. “Kelak, kalau kamu berani menyinggungku lagi, aku nggak akan kasih kamu makan bunganya, aku akan kasih kamu makan duri bunga mawar! Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa coba!”Kedua mata Furla memerah. Dia sungguh ketakutan.Camila melepaskannya, lalu melempar tangkai bunga ke wajahnya.Duri di tangkai bunga itu mengenai pipi Furla. Furla pun tidak berani bersuara lagi.Camila berdiri, lalu berjalan ke sisi ranjang. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya, lalu merapikan rambutnya sembari melihat ke sisi Dylan. “Aku sudah selesai ngobrol sama dia. Aku kelu
Furla benar-benar tidak menyangka ada Camila di dalam kamar pasien. Dia menatap Camila selama beberapa saat, baru tersadar dari bengongnya. Setelah itu, dia menyapa dengan tersenyum, “Kak Camila ….”Camila tidak menghiraukan Furla. Dia hanya tersenyum sembari mengamati Furla saja ….Hari ini Furla berpenampilan sederhana. Dia hanya merias wajahnya dengan polos, menguncir tinggi rambutnya, dengan mengenakan set seragam santai dan sepasang sepatu kanvas.Furla bergaya anak sekolah hari ini, kelihatannya seperti anak SMA saja.Tiba-tiba Camila teringat dengan cinta pertama Dylan, gadis yang bernama Citrus itu. Camila pun tersenyum sinis sembari membatin, ‘Furla ini cukup pintar. Dia tahu memanfaatkan keunggulannya untuk mendapatkan rasa suka Dylan.’Dylan bisa bersama Furla karena dia mirip sama Citrus. Dia belum pasti tahu siapa si Citrus itu. Hanya saja, Furla pasti bisa menebak orang yang tidak bisa dilupakan Dylan hanyalah cinta pertamanya.Bagaimanapun, cinta pertama itu biasanya ter
Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu