Naomi tidak terbiasa mendengar Caden memanggilnya seperti itu. Apalagi melihat Caden bertelanjang dada. Entah karena merasa panas atau sengaja memamerkannya, hanya bagian bawah tubuh Caden yang ditutupi selimut.Meskipun sudah berhubungan intim, Naomi tetap merasa malu saat melihat tubuh Caden. Naomi menutupi kepalanya dengan selimut, tetapi dia baru menyadari dirinya juga telanjang. Tubuhnya juga dipenuhi bekas-bekas merah.Selain itu, ternyata Caden juga tidak memakai apa pun. Jadi, Naomi melihat seluruh bagian tubuh Caden. Dia terbelalak, lalu buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan menghela napas.Kemudian, tubuh Caden yang telanjang terpampang dengan jelas. Naomi panik dan langsung menendang Caden.Caden yang terjatuh dari tempat tidur, tetapi Naomi yang merintih kesakitan. Begitu bergerak, Naomi baru merasakan sakit. Tubuhnya terasa pegal, terutama di bagian kaki dan pinggang.Caden yang ditendang istrinya bergegas naik ke tempat tidur dan menanyakan kondisi istriny
Naomi melihat jam setelah mandi, sekarang sudah pukul 4 sore. Perut Naomi keroncongan. Dia memakai kemeja Caden dan turun ke lantai bawah. Begitu sampai di lantai bawah, Naomi mencium aroma makanan yang menggugah selera.Naomi yang tergoda oleh aroma makanan buru-buru pergi ke dapur. Namun, dia tidak melihat Caden. Kompor juga tidak dinyalakan. Saat Naomi sedang kebingungan, dia mendengar suara lolongan anak serigala.Naomi langsung berjalan keluar dan melihat Caden yang sedang memanggang daging. Cuacanya sangat sejuk. Di bawah tenda terdapat alat pemanggang.Caden memakai celana selutut dan kemeja putih berlengan pendek. Dia fokus memanggang daging. Sekelompok anak serigala kelaparan mengelilingi Caden.Naomi tidak bisa menahan lapar. Dia juga tidak marah kepada Caden karena urusan semalam lagi. Naomi segera menghampiri Caden dan berkomentar, "Wangi sekali."Caden menoleh dan tersenyum. Tatapannya langsung tertuju pada kaki Naomi yang ramping dan mulus. Kedua kakinya terlihat makin me
Naomi membenamkan wajahnya di dada Caden dan menggeleng sembari berujar, "Nggak mau."Caden menimpali, "Jadi, kamu mau makan apa? Kamu harus makan."Naomi membalas, "Nanti baru makan. Aku mau peluk kamu sebentar lagi."Hati Caden langsung luluh. Dia menyahut, "Oke."Naomi bersandar di pelukan Caden seraya bergumam, "Alangkah baiknya kalau dulu kita nggak berpisah. Aku bisa ikut membesarkan Rayden, kamu juga bisa temani Braden, Hayden, dan Jayden tumbuh besar."Setelah menonton video Rayden semalam, Naomi merasa menyesal karena melewatkan banyak momen pertumbuhan Rayden.Caden merangkul Naomi sembari menghibur, "Dulu, Tony menekanku dengan pernikahan. Dia mencari Cynthia yang tanggal lahirnya nggak cocok denganku. Jadi, aku nggak pernah peduli dengan pernikahan ini. Aku mengira orang yang menikah denganku itu Cynthia.""Setelah pulang dari luar negeri, hal pertama yang ingin kulakukan itu cerai. Kalau nggak ada kejadian di bandara, kita nggak mungkin berhubungan dan punya anak. Akhirnya
Tiga hari kemudian, Naomi dan Caden baru meninggalkan pulau. Mereka tinggal di pulau selama 1 minggu.Begitu sampai di rumah sakit, Caden ditelepon Andrew. Ekspresi Caden menjadi muram setelah dia mendengar ucapan Andrew. Caden berucap, "Oke, nanti kita baru bicara lagi saat bertemu."Setelah mengakhiri panggilan telepon, Caden terdiam sejenak seraya mengernyit. Dia menenangkan diri terlebih dahulu sebelum kembali ke kamar.Naomi sedang berbincang dengan anak-anak. Mereka merindukan satu sama lain karena tidak bertemu selama 1 minggu.Braden yang berbaring di tempat tidur tersenyum. Rayden tetap terlihat tenang, tetapi dia memandang Naomi dengan mata berbinar-binar. Jayden bermanja-manja di pelukan Naomi. Hayden berdiri di samping Naomi sambil menceritakan hal-hal menarik selama beberapa hari ini dengan antusias.Caden menghampiri mereka dan berpesan dengan tenang, "Kalian temani Mama. Aku mau pergi ke kantor."Naomi bertanya, "Ada masalah di kantor?"Caden menyahut, "Ada kerjaan yang
Orang misterius mengatakan Caden punya putri yang telantar. Tony juga mengonfirmasi orang misterius punya seorang putri. Orang misterius dan Samuel sama-sama punya seorang putri, kenapa begitu kebetulan?Kemungkinan besar orang misterius memang Samuel. Seharusnya putrinya adalah anak Caden dan Naomi. Caden mengisap rokok, lalu bertanya, "Ada bukti yang menunjukkan pembunuhnya itu Samuel?"Andrew menjelaskan, "Nggak. Sejak kamu membakar rumah kayunya, dia nggak keluar dari rumah. Aku utus orang untuk mengawasinya selama 24 jam, tapi mereka nggak lihat Samuel keluar."Andrew menambahkan, "Hanya saja, mungkin Samuel itu dalangnya. Kalau dia itu orang misterius, bawahannya pasti banyak.""Bagaimana caranya Zafran menemukan rahasia Samuel?" tanya Caden.Andrew menyahut, "Nggak jelas. Entah Zafran pakai cara apa untuk temukan rahasia Samuel. Tapi, aku merasa ucapan Zafran bisa dipercaya."Caden tidak menanggapi perkataan Andrew. Dia hanya mengisap rokok dengan ekspresi muram. Andrew melihat
Caden yang sudah selesai mandi melihat Naomi sibuk di dapur. Rambut Naomi dikucir. Dia memakai celemek dan sandal. Naomi sedang mengaduk kuah di panci, dia terlihat seperti istri yang lembut.Hati Caden terasa hangat. Dia menyeka rambutnya dan menggantung handuknya di leher. Caden berjalan ke dapur, lalu memeluk Naomi dari belakang dan menempelkan dagunya di bahu Naomi."Kenapa kamu masak lagi malam-malam begini?" tanya Caden.Naomi menoleh dan mencium pipi Caden. Dia menghibur, "Aku masak ini untuk suamiku, tapi entah suamiku mau makan atau nggak."Hati Caden berbunga-bunga. Suasana hatinya sudah membaik. Dia mencium Naomi dan membalas, "Istriku yang masak untukku. Tentu saja aku harus makan."Naomi tersenyum dan mengambilkan semangkuk mie untuk Caden. Sementara itu, Caden takut mangkuk mie terlalu panas. Jadi, dia yang menyajikan mie di ruang makan.Keduanya duduk saling berhadapan. Caden makan mie, sedangkan Naomi memperhatikan Caden. Naomi bertanya seraya menopang dagu, "Apa isi ko
“Pria.”“Kemungkinannya semakin banyak lagi. Bisa jadi wanita itu adalah kekasihnya atau istrinya. Atau bisa jadi dia adalah orang yang diam-diam disukai pria itu. Selain itu, ada juga kemungkinan wanita itu mirip dengan mamanya ketika muda dulu.”Caden terdiam membisu.“Eh? Sepertinya dia benar-benar punya seorang anak perempuan.”Semangat Caden mulai bangkit kembali. “Dari mana kamu melihatnya?”“Coba kamu lihat lukisan ini. Lukisan ini adalah pemandangan indah di sebuah pedesaan. Di bagian sini adalah seekor kelinci berwarna merah muda. Ada juga tas kecil yang berwarna merah muda. Di bagian sini, ada juga bunga dan balon berwarna merah muda.”“Merah muda adalah warna yang disukai semua perempuan. Kelinci, tas, bunga, dan balon … semuanya berwarna merah muda. Bisa jadi semua itu sedang mengisyaratkan seorang anak perempuan. Jadi, orang yang melukis lukisan ini seharusnya memiliki seorang perempuan.”“Sepertinya pria itu sangat mencintainya. Kamu lihat saja dia melukis semua lukisan i
Setelah Caden memerintah, dia hendak merokok. Tiba-tiba Braden dan Rayden malah muncul di belakangnya.Kedua bocah cilik mengerutkan kening dengan serempak sembari menatap Caden dengan serius.“Kami masih punya adik perempuan?” tanya kedua bocah dengan bersamaan.Caden terbengong sejenak. Dia segera menyimpan rokok dan korek apinya. “Kenapa kalian berdua masih belum tidur?”Kedua bocah cilik mengangkat kepala untuk menatap Caden. Mereka sedang menunggu jawaban dari Caden!Braden dan Rayden lebih peka. Hari ini Caden dan Naomi baru pulang dari pulau. Sesuai logika, mereka berenam seharusnya berkumpul bersama.Bagaimanapun, pada malam acara itu, Caden langsung membawa Naomi pergi. Itu setara dengan setelah mereka berdua memastikan status suami istri mereka, mereka berenam masih belum pernah berkumpul bersama.Gegara masalah itu, hati kedua bocah cilik itu terasa penat. Mereka pun tidak bisa tidur.Sekitar jam 10-an malam, setelah Caden kembali, kedua bocah cilik masih belum tidur. Mereka
Dalam seketika, Camila tidak tahu harus berkata dan berbuat apa.Dylan berkata, “Mamamu mengagetkanku saja. Sudah selesai guntingnya?”Camila segera menggigit bibirnya. Saat dia tidak tahu bagaimana untuk menjelaskan, terdengar suara Lyana dari luar. “Bu Nancy, maaf sudah mengganggumu. Aku datang untuk mengunjungi Camila.”Nancy berkata, “Nggak mengganggu. Ayo, cepat masuk. Kalian cukup datang saja, ngapain bawa hadiah sebanyak ini. Herbert, Pak Kevin dan Bu Lyana datang.”Herbert segera berkata, “Iya, iya, aku lagi sibuk di dapur, maaf nggak menjamu kalian dengan baik. Ayo, silakan masuk.”Kevin membalas, “Kamu nggak usah sungkan. Hari ini Camila telah menderita akibat ulah putraku. Kami datang kemari untuk minta maaf.”Herbert berucap, “Camila baik-baik saja. Kalian malah jauh-jauh kemari. Ayo, cepat duduk. Aku seduhkan teh untuk kalian.”Nancy berkata, “Aku pergi panggil Camila.”Lyana mengatakan, “Jangan panggil dia. Biarkan dia istirahat. Biar aku saja yang pergi melihatnya.”Mere
Dylan berkata, “Apa pun ceritanya, kamu bisa terluka juga karena aku. Aku mesti tanggung jawab. Aku nggak peduli kamu mau balas dendam sama Catherine atau nggak, tapi ini bentuk ketulusan hatiku.”“Aku bantu kamu mengambil beberapa naskah. Coba kamu lihat apa kamu tertarik atau nggak. Kalau ada yang kamu sukai, aku akan menanam modal di dalamnya. Kamu akan menjadi pemeran utama.”“Mengenai pemeran utama prianya, kamu bisa pilih sendiri. Kamu cukup beri tahu aku, kamu ingin bekerja sama dengan siapa. Nggak peduli dia berasal dari dunia hiburan atau bukan, aku pasti akan memuaskanmu.”Camila terbengong sejenak. Dia mengambil naskah dan membacanya. Semuanya adalah naskah yang sangat bagus.Dylan berkata lagi, “Kalau kamu merasa cukup luang, kamu bisa terima semua tawaran ini atau ada film atau iklan yang ingin kamu bintangi, kamu cukup beri tahu aku saja, aku akan bantu aku atur semuanya.”Camila terdiam membisu. Camila memang suka minum alkohol, tapi dia tega untuk menolak alkohol berkua
“Kakek buyutku saja nggak tega untuk meminum alkohol ini. Dia pun menurunkannya kepada kakekku. Kakekku juga nggak tega untuk meminumnya. Kemudian, alkohol ini diturunkan kepada ayahku. Ayahku juga nggak tega untuk meminumnya!”“Sekarang alkohol ini diwariskan ke tangan kita berdua. Kalau kamu menghancurkannya, bukan hanya kakek buyutku saja yang akan menangis, bahkan kakek dan ayahku juga akan menangis.”Camila terdiam membisu. Dia memang merasa marah, tapi dia tidak tega menyia-nyiakan alkohol sebagus ini. Segelas alkohol ini saja harganya selangit!Yang paling penting, alkohol ini adalah hasil koleksi, yang tidak bisa dibeli dengan uang!Camila mengambil gelas dengan kening berkerut. Dylan segera bersulang dengannya. “Masalah hari ini salahku. Aku harap Bu Camila bisa berlapang dada. Jangan perhitungan sama orang sepertiku.”Camila membelalakinya, lalu menyesap segelas alkohol.Dylan bertanya, “Gimana?”Camila tidak menyangkal. “Alkohol ini bagus sekali!”Dylan merasa bangga. “Biasa
Camila merasa gugup ketika melihat alkohol di tangan Dylan!Ketika kepikiran kericuhan yang terjadi di aula persembahan Keluarga Hermanto dulu, sekarang Camila jadi merinding. Bukan hanya masalah harga alkohol itu, tapi makna di balik alkohol itu!Camila telah menghamburkan alkohol yang disimpan untuk pernikahan Dylan, bahkan dipergoki oleh keluarganya! Sepertinya masalah ini adalah masalah paling canggung di dalam hidup Camila. Jadi, sekarang Camila tidak berani meminum alkohol Dylan lagi. Selain itu, jika alkohol ini dijual di pasaran, harganya pasti akan mencapai 9-10 digit.Luka sepele Camila tidak pantas dengan hadiah semahal itu. Dylan masih berusaha untuk memasarkannya. “Sejarah alkohol ini sangat panjang. Alkohol ini benar-benar bagus, nggak bisa dibeli di pasaran.”Tentu saja Camila tahu alkohol itu bagus. Dia juga menginginkannya, tetapi dia tidak boleh menerimanya.Camila bertanya, “Apa ini koleksi kakekmu lagi?”Dylan membalas, “Bukan, koleksi kakekku sudah dihabiskan kit
Hanya saja, mereka kasihan terhadap putri mereka ….“Camila, kamu dan Dylan, kalian berdua ….”Camila tahu apa yang sedang dipikirkan orang tuanya. Dia pun berkata dengan tersenyum, “Jangan sembarangan berpikir. Aku dan Dylan cuma berteman saja. Masalah hari ini terjadi karena dia, tapi masalah ini juga bukan sepenuhnya salah dia. Bagaimanapun, dia sendiri juga nggak tahu wajah asli Angeline.”Kening Herbert berkerut. “Dia itu anaknya baik. Hanya saja, dalam soal asmara …. Haih, Camila, gimana kalau kamu pindah rumah? Pindah untuk tinggal bersama kami.”Camila menolak secara halus, “Kalian tahu sendiri aku lebih suka tinggal sendiri. Kalian nggak usah khawatir. Aku akan belajar dari pengalaman. Kelak aku akan lebih hati-hati lagi.”“Tapi ….”“Sudahlah, aku sudah lapar. Papa, Mama, tolong masak yang enak buat aku, ya.”Nancy segera berkata, “Oke, kamu ingin makan apa?”Camila mengatakan nama makanan secara asal-asalan untuk mengusir mereka berdua. Dia berbaring di atas ranjang, lalu men
Satu jam kemudian, di sebuah ruangan VIP.Di bawah arahan pelayan, Catherine berjalan ke dalam ruangan. Saat melihat Dylan, dia tidak kelihatan antusias dan juga tidak kelihatan gugup. Dia masih berpenampilan seperti biasa, mengenakan kacamata dan berpakaian formal.Catherine meletakkan tas di tangannya, lalu duduk di hadapan Dylan dengan tenang. Dylan juga tidak langsung marah. Dia menyipitkan matanya menatap Catherine dengan ekspresi dingin.Pelayan menyeduh 2 cangkir teh. Setelah meninggalkan ruangan, Dylan baru berkata, “Apa mesti kamu bersikap seperti ini?”Catherine tahu ulahnya telah dipergoki. Dia pun mengakuinya secara terang-terangan, “Angeline itu utusanku.”Kening Dylan berkerut. “Apa tujuanmu?”Catherine mengangkat cangkir teh, lalu menyesap dengan tenang. “Aku nggak suka dia selalu menempel sama kamu. Apalagi Bibi Lyana dan Paman Kevin begitu menyukainya. Keberadaannya adalah ancaman bagiku.”Dylan bertanya sembari menatapnya, “Menurutmu, aku suka nggak selalu diawasimu?
Bahkan putra kandungnya juga diperlakukan dengan buruk!Dylan menyadari Camila bukanlah wanita biasa. Pengaruhnya terhadap penggemarnya sangat besar!Sejak Lyana menjadi penggemar Camila, dia pun telah berubah. Lyana yang dulunya merupakan wanita orang kaya yang elegan dan lembut. Sekarang dia menjadi semakin blak-blakan dan juga semakin … galak!Dylan tersadar dari bengongnya. Untuk sementara ini, dia tidak memedulikan ibu kandungnya dulu, lalu pergi memasuki kamar pasien.Di depan pintu kamar, Dylan mengetuk pintu. Caden membukakan pintu. Ketika melihat kedatangan Dylan, dia langsung berjalan keluar dengan raut muram. Begitu pintu ditutup, tanpa berbasa-basi, Caden langsung memberi sebuah tinjuan kepada Dylan!Tinjuan itu cukup berat. Saking beratnya, langsung memukul ujung bibir Dylan hingga berdarah.Dylan terbengong di tempat. Tadi dia baru saja direndahkan ibunya hingga tidak bernilai. Sekarang dia malah dipukul oleh sahabatnya! Nasibnya miris sekali!Dylan mengusap darah di sud
Setelah Dylan tiba di rumah sakit, dia melihat ponselnya. Saat ini, dia baru tahu berita di internet. Selain merasa tidak berdaya terhadap ibu kandungnya, dia tidak menghiraukan berita itu.Setelah mengetahui Camila sudah selesai dijahit dan sedang diinfus di kamar pasien, Dylan pun pergi mencarinya di kamar pasien.Baru saja berjalan keluar lift, Dylan pun melihat Lyana yang berada di koridor.Lyana baru saja keluar dari kamar Camila. Ketika melihat putranya, keningnya spontan berkerut dan kedua matanya terbelalak lebar! Dia berjalan menghampiri Dylan dengan menenteng tas bermerek mewahnya.Dylan menyadari kondisi tidaklah optimis, tetapi dia tidak berhasil untuk menghindar lagi. Dia terpaksa menyapa, “Mama ….”Lyana tidak menghiraukannya, langsung menjewer telinga Dylan dan menariknya ke belakang pintu darurat.Dylan kesakitan. “Mama, yang pelan, aku itu anak kandungmu!”Setelah tiba di balik pintu darurat, Lyana langsung memarahinya, “Jangan panggil aku Mama. Entah dosa apa yang aku
Angeline pun terdiam.Sementara itu, Dylan mengucapkan kata-kata yang sangat menusuk hati dan menghancurkan mental Angeline.“Awalnya, aku nggak berpikiran untuk putus denganmu. Tapi, aku paling benci sama wanita yang suka pakai trik kotor. Berhubung kita pernah pacaran, aku akan berbaik hati dan memperingatimu. Camila itu bukan orang yang bisa disinggung seenaknya, apalagi sahabatnya itu. Menyinggung Camila setara dengan menyinggung Naomi. Berhati-hatilah.”Seusai berbicara, Dylan langsung mengusir Angeline. Dia bahkan sudah tidak berniat untuk membawa Angeline ke rumah sakit. Awalnya, dia hendak membawa Angeline ke rumah sakit karena ingin menjalankan tugasnya sebagai seorang pacar. Sekarang, mereka sudah putus, juga putus dengan tidak gembira. Dia pun malas meladeni Angeline lagi.Angeline tidak ingin meninggalkan Dylan. Namun, Dylan mengancam, “Ibuku itu penggemar berat Camila. Kalau dia tahu kamu ada di sini, dia pasti akan datang dan memukulmu. Kalau dia memukulmu, aku nggak akan