Hanya saja, sebelum Caden sempat menjawab panggilan telepon, Hayden tiba-tiba mencarinya. Hayden mengerjap seraya memandang Caden dan berucap dengan canggung, "Aku mau bicara denganmu."Caden menyipitkan matanya. Dia langsung mengakhiri panggilan telepon pengurus Vila Uwana. Sekarang Caden hanya fokus pada Naomi, anak-anak, Samuel, orang misterius, putrinya, dan suami Naomi.Caden sudah lupa dirinya juga belum bercerai dengan istrinya yang belum pernah ditemuinya itu. Wanita itu sama sekali tidak penting bagi Caden. Jadi, dia tidak mungkin mengingatnya.Caden menyimpan ponselnya, lalu fokus pada Hayden dan bertanya dengan ekspresi lembut, "Apa yang ingin kamu bicarakan?"Hayden melihat ke kamar Naomi sekilas. Dia takut perbincangan mereka didengar Naomi. Hayden berbisik, "Jangan beri tahu Mama masalah semalam."Caden langsung menyetujui, "Nggak masalah. Tapi ... kamu harus bicara jujur padaku. Apa semalam kamu yang memberi pelajaran kepada anggota Keluarga Pangestu?"Tadi Caden mendapa
Hanya saja, kali ini Hayden tidak bisa berkata lain lagi. Sebab semalam dia masih merasa bersalah lantaran pergi “bermain” dengan anggota Keluarga Pangestu. Dia terpaksa mengerucutkan bibirnya tanda dirinya mengiakan ucapan Caden. Dia menyapa Naomi, lalu bergegas berlari ke kamar tamu.Perhatian Hayden hanya berpusat dalam menghukum anggota Keluarga Pangestu. Dia jadi lupa mengungkit masalah pelakor dan anak haram.Naomi bertanya dengan penasaran, “Biasanya Hayden nggak begitu menyukaimu. Apa yang kamu katakan sama dia tadi? Kenapa sikapnya terhadapmu jadi berubah drastis?”Caden membalas dengan tersenyum, “Aku beri tahu dia betapa cintanya aku sama kamu. Setelah Hayden mendengar, dia pun merasa sangat terharu.”Naomi terdiam membisu.Caden mencubit pipi Naomi dengan tatapan penuh rasa sayang. Dia menarik tangan Naomi, lalu membawanya sarapan di ruang makan.Suasana hati Caden sangat bagus hari ini. Betapa inginnya dia menyuap semua makanan ke dalam mulut Naomi. Semakin Caden bersikap
Tiara berkata, “Kalau kamu tahu di mana dia sekarang, aku akan temani kamu untuk mencarinya!”Naomi menolak. “Biarkan aku pergi sendiri saja. Kamu bantu aku jaga anak-anak di rumah sakit.”Naomi tidak berharap Tiara terlibat dalam masalahnya dengan Caden. Sama halnya, dia juga tidak berharap Cayden terlibat dalam masalah ini juga. Semakin banyak yang mereka ketahui, mereka pun akan semakin bahaya.Jika Naomi benar-benar akan “berperang” dengan Caden, bukannya mereka akan terkena imbasnya? Jadi, untuk sementara ini, Naomi masih bersikeras untuk mengatasi masalah perceraian sendiri. Jika Naomi tidak berhasil menyelesaikannya, dia baru akan meminta bantuan lagi.Hanya saja, Tiara masih saja merasa tidak tenang. “Suamimu itu cowok berengsek. Apa kamu sanggup menghadapinya seorang diri?”“Bisa, aku juga bukan pergi buat cari gara-gara. Aku mau ngomong baik-baik sama dia.”“Baiklah, ponselku akan selalu aktif. Kalau butuh bantuan, kamu bisa segera hubungi aku. Selain itu, kamu mesti ingat, k
Caden merasa bingung. Apa suami berengsek Naomi juga bekerja di perusahaan?Namun sebelumnya Naomi berkata bahwa suaminya itu cacat. Sepengetahuan Caden, tidak ada karyawan perusahaannya yang cacat. Hanya saja, Naomi juga tidak mungkin mencari ke perusahaan tanpa sebab ….Caden tidak tahu apa yang terjadi. Dia tidak menuruni mobil, hanya mengamati dari dalam mobil.Naomi masih tidak tahu masalah dirinya sedang dibuntuti. Dia berdiri di depan gedung mewah dengan hati gugup.Gedung yang kelihatan mahal ini adalah milik Caden! Konon katanya, gedung mahal ini sudah menghabiskan dana ratusan miliar!Naomi merasa dirinya bagai seekor semut saja jika dibandingkan dengan Caden! Entah apa yang dipikirkan Caden waktu itu, kenapa dia bisa menyukai Cynthia? Dari segi keuangan dan kekuasaan, seharusnya dia bisa menemukan wanita yang sepadan dengannya, ‘kan?Hanya saja, semuanya cukup masuk akal. Seandainya Caden memang menyukai sesama jenis, dia pun membutuhkan istri kamuflase. Mencari wanita dari
Memang ada perubahan dengan wajahnya, sepertinya dia telah melakukan operasi plastik, hanya saja Naomi tetap bisa mengenalinya.Bagaimanapun, mereka pernah hidup bersama selama 20 tahun. Tentu saja Naomi sangat mengenalnya! Wanita ini tak lain adalah adik yang tidak pernah dijumpai Naomi selama 6 tahun, Cynthia.“Istri sah” yang dicari anggota Keluarga Pangestu dengan susah payah, malah dijumpai Naomi di depan gedung Grup Pangestu!Kedua pasang mata saling bertemu. Mereka berdua sama-sama merasa kaget! Jelas sekali mereka tidak menyangka akan bertemu di sini!Beberapa saat kemudian, Cynthia melangkahkan sepatu hak tinggi 10 sentimeter itu kemari sembari melipat kedua lengan di depan dada. Sikapnya masih sangat tidak bersahabat. “Ternyata memang ada cewek murahan di sini! Aku kira aku sudah rabun!” Sembari berbicara, Cynthia sembari mengamati penampilan Naomi. Di satu sisi, dia merasa iri dengan kecantikan Naomi. Di sisi lain, dia merasa geram.“Dasar nggak tahu diri. Padahal Keluarga T
Berhubung hendak membahas masalah serius dengan Caden, Naomi sengaja mengenakan pakaian yang kelihatannya cukup formal baginya.Pakaian ini adalah pemberian Caden. Caden membelinya dari toko busana langganannya. Pakaian yang dirancang langsung itu memang tidak berlogo. Meski ada yang ingin membelinya, belum pasti bisa terbeli.Cynthia dan kedua temannya mengira semua pakaian tanpa logo itu adalah produk jalanan. Mereka mengira kehidupan Naomi sekarang sangatlah melarat.Naomi tidak berbicara. Hanya saja, Cynthia lanjut menyindirnya, “Kenapa kamu bisa ada di sini? Jangan-jangan kamu juga mau ikut wawancara? Hehe, kamu kira Grup Pangestu itu tempat mengolah sampah?”“Kamu kira siapa pun bisa bekerja di sini? Ini kamu lagi di Grup Pangestu, perusahaan yang dikenal paling kaya dan paling memiliki masa depan. Orang-orang yang bisa bekerja di sini adalah para elite. Nggak mungkin mereka akan menerima kamu yang murahan itu!”Salah seorang teman Cynthia bertanya, “Apa pendidikan terakhirnya?”
Suara Caden sangat dingin. Ketiga wanita pun terkejut hingga merinding, tidak berani berbicara lagi.Naomi menatap Caden dengan kaget. “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Caden memalingkan kepalanya untuk menatap Naomi. Kali ini, tidak lagi terlihat aura membunuh di dalam tatapannya. Dia menatap Naomi dengan sangat lembut. Hanya saja, Caden tidak menjelaskan, melainkan bertanya, “Apa kamu terluka?”Dari tadi Caden terus duduk di dalam mobil. Dia melihat Naomi berbicara beberapa saat dengan sekuriti, lalu hendak meninggalkan perusahaan. Tiba-tiba ada beberapa orang wanita berjalan mendekatinya. Jarak mereka agak jauh. Dia tidak dapat mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.Hanya saja, Caden melihat wanita-wanita itu tidak berhenti berbicara, bahkan melihat Naomi telah turun tangan!Biasanya Naomi bersikap sangat lembut. Dia baru akan turun tangan jika terpaksa! Dapat diketahui bahwa Naomi benar-benar sedang marah!Tentu saja Caden tidak tega melihat Naomi marah. Kemudian, tidak disangka
Para sekuriti malah menolak permintaan wanita yang digandeng oleh bos mereka! Setelah mengusir, mereka juga sempat bergosip, “Wanita itu cantik sekali. Meski hanya membayangkan saja, sepertinya cukup menarik!”Setelah dipikir-pikir, mereka semua sungguh merasa takut!Beberapa sekuriti muda merasa syok. Mereka segera melaporkan masalah ini kepada kepala mereka. Setelah kepala sekuriti mendengar, dia juga merasa sangat kaget, segera menghubungi sekretaris Caden.Tak lama kemudian, masalah ini sudah terdengar sampai ke telinga Steven. Begitu Steven mendengar, dia spontan menggigit bibirnya, lalu melihat asisten. “Sekuriti perusahaan kita memang hebat-hebat. Mereka bahkan berani nggak perbolehkan istri bos buat masuk perusahaan. Aku saja nggak berani!”Asisten terkejut hingga sekujur tubuh gemetar. “istri bos? Bu Naomi itu istrinya bos?”Steven tidak menjawab. Asisten semakin penasaran lagi, lalu bertanya, “Bukannya selama ini Pak Caden sedang mencari ibu kandungnya Den Rayden? Kenapa dia
Caden terdiam.Wesley berkata, “Caden, apa kamu tahu waktu itu kenapa orang tuamu bisa pergi ke Kota Karl? Dia bekerja di sebuah penerbitan di Kota Karl. Dia yang merekomendasi orang tuamu untuk ke sana.”Caden mengernyitkan keningnya. “Nirman ….”“Apa kamu tahu dia?”“Lumayan akrab.” Wesley membalas, “Yang kamu kenal seharusnya adalah ayahnya. Dia nggak terkenal. Tapi, ayahnya adalah spesialis biologis yang sangat terkenal di Negara Amuriko, Ainsten.”Caden merasa kaget. Pantas saja nama itu kedengaran sangat familier. Saat membahas soal virus dengan Nenek di pegunungan, Nenek pernah memberinya daftar nama. Semua itu berisi nama penelitian virus di luar negeri.Nenek juga sempat membahas dirinya, mengatakan dia adalah anggota inti dari tim penelitian.Wesley berkata lagi, “Aku nggak tahu apa yang terjadi waktu itu. Setahuku, Nirman mengundang orang tuamu untuk tinggal di Kota Karl.”“Beberapa tahun kemudian, Nirman mengambil hasil penelitian ayahnya, lalu menyerahkannya kepada orang
Di lantai atas, Wesley masih belum istirahat. Ketika melihat kedatangan Caden, dia tidak merasa kaget sama sekali. Dia mempersilakan Caden masuk ke rumah, lalu menyeduhkan teh untuknya.“Apa kamu datang karena anak haram Zaskia?” Suara Wesley kedengaran lara. Dia juga kelihatan putus asa.Caden membalas, “Aku baru mengetahuinya. Ternyata dia adalah putramu.”Air mata memburamkan pandangan Wesley. “Benar, dia adalah anakku.”“Tapi, aku nggak pernah dengar kabar kamu pernah jadian sama Zaskia.”Wesley menghela napas panjang, kemudian berkata dengan perlahan, “Anak ini murni adalah kecelakaan! Waktu itu, setelah ayahmu memutuskan hubungan dengan Keluarga Pangestu, hanya Zaskia saja yang masih berhubungan dengannya. Dia sering ke luar negeri untuk mengunjungi ayahmu.”“Anak haram ini adalah kejadian di luar negeri. Waktu itu kamu makan bersama, lalu tidur bersama. Kemudian, dia pun hamil. Aku nggak tahu kabar kehamilannya, sampai ada yang mencariku.”“Orang itu mengancamku dengan anak itu.
Apalagi orang tuanya juga mengumumkan pemutusan hubungan dengan sepihak! Dylan memang … kasihan!Saat hampir tiba di Vila Anggara, sopir dari Keluarga Hermanto yang bertugas mengantar Camila pulang tiba-tiba menangis sembari berkata, “Nona Camila, tadi aku baru dapat kabar kalau Tuan Dylan diusir oleh orang tuanya. Mereka nggak menginginkan Tuan Dylan lagi ….”“Nyonya Lyana dan Tuan Kevin juga sudah berpesan, barang siapa yang mengurusnya, dia pun akan memutuskan hubungan dengan orang itu!”“Sekarang Tuan Dylan lagi luka parah. Kalau dia sendirian di luar sana, bagaimana kalau lukanya infeksi lagi. Huhu ….”“Nona Camila, aku tahu kamu orangnya baik. Biarkan aku antar Tuan ke Vila Anggara, ya?”“Kamu jangan salah paham. Aku bukan antar dia ke rumah kamu. Tuan Dylan juga punya vila sendiri di sana.”“Tuan Dylan kasihan sekali. Kalau kamu nggak bersedia untuk mengulurkan bantuan, bagaimana dengan nasibnya?”Camila percaya dengan omongan Dylan. Bagaimanapun, dia adalah anak semata wayang d
Dylan sungguh terbengong!“Papa, Kakek, Kakek Buyut, dan kakek-kakek lainnya lagi melihat. Apa kamu serius?”Sikap Kevin sangat tegas. “Bawa dia keluar!”Dylan menjerit, “Kamu mesti pikir dengan saksama. Keluarga Hermanto hanya punya anak semata wayang saja. Apa kamu serius?”“Kamu itu anak durhaka Keluarga Hermanto!”“Para leluhur akan bangkit dari kubur untuk beri pelajaran sama Papa! Mama juga! Kamu itu pembantu tindak kriminal. Nanti nenek dan nenek buyutku pasti akan mencarimu!”Raut wajah Kevin dan Lyana menjadi muram. Suara mereka terdengar lebih besar.“Yang cepat! Segera bawa pergi anak itu, buang sejauh mungkin! Jangan sampai aku melihatnya lagi!”“Kelak tanpa persetujuanku, jangan biarkan dia menginjak Kediaman Keluarga Hermanto lagi!” Sekujur tubuh para pengawal gemetar. Mereka segera mengangkat Dylan dan melemparnya ke luar! Mereka melempar Dylan sejauh mungkin!Pada jam sembilan malam, Dylan berbaring di atas bangku panjang tepi jalan sembari menjaga setumpukan koper. A
Sikap Lyana sangat tegas.“Jangan panggil aku Mama! Mulai sekarang, kita sudah putus hubungan! Kapan kamu bawa kekasihmu ke rumah untuk bahas soal pernikahan, kamu baru panggil aku Mama lagi! Nanti kita baru pupuk kembali hubungan kita!”Usai berbicara, Lyana menjerit, “Kenapa malah terbengong? Ayo, cepat.”Para pengawal tidak mengerti sebenarnya apa yang sedang dilakukan Lyana. Hanya saja, mereka juga tidak berani tidak menuruti ucapan Lyana. Mereka terpaksa berjalan ke sisi Dylan. “Maaf, Tuan Dylan. Kami mesti dengar apa kata Nyonya.”“Berhenti!” perintah Kevin.Kevin memang marah, tetapi Dylan adalah satu-satunya penerus Keluarga Hermanto. Sekarang di hadapan para leluhur, Lyana malah ingin mengusir satu-satunya penerus keluarganya. Bukannya dia sedang bikin masalah?Kevin meraih pergelangan tangan Lyana, lalu menariknya keluar. Dia berdiri di halaman, lalu bertanya dengan suara rendah, “Sebenarnya kamu lagi ngapain? Apa yang Camila katakan sama kamu? Kenapa kamu semarah ini?”“Apa
Camila segera menjelaskan, “Kami berdua cuma teman saja. Belakangan ini karena masalah Leon, Dylan sudah banyak membantuku. Aku sungguh berterima kasih sama dia. Tadi dia dipukul sama Paman Kevin, kami sangat khawatir sama kondisi dia.”“Kata Pak Caden, Dylan nggak makan makanan pemberian dia dan Bibi. Jadi, dia suruh aku ke sini. Maksud Pak Caden, seharusnya Dylan bakal segan untuk menolak niat baikku. Aku datang dengan bawa anggur merah. Maksudku, aku ingin bujuk dia untuk makan sedikit. Alhasil, kami malah mengobrol, lalu … minum koleksi alkohol Kakek ….”“Kemudian, kamu dan Paman Kevin ke dalam. Aku lihat ada Bu Dahlia dan Bu Keiza juga. Aku takut mereka akan salah paham dan menyebar gosip nggak benar di luar sana, makanya aku memilih untuk bersembunyi.”Ketika melihat Lyana masih ragu dengan omongannya, Camila pun menegaskan, “Aku dan Dylan cuma teman saja. Kami nggak ada hubungan lain.”Pelayan datang dengan membawa mantel. Lyana pun membungkus tubuh Camila. “Emm, kamu nggak usah
Camila bertukar pandang dengan orang tua Dylan. Jantungnya berdetak kencang ….Inilah yang dinamakan canggung!Canggung sekali!Camila sudah tidak bisa bersembunyi lagi. Dia hanya ingin menggebuki Dylan saja. Hanya saja, sekarang orang tua Dylan sedang berada di tempat!Jelas sekali Dylan mengkhianati Camila demi melindungi pengawalnya! Tadi Dylan sengaja memberi tahu gosip Edward dan Levon demi mengusir orang tua mereka berdua, guna untuk mengkhianati Camila!Amarah di hati Camila seketika membeludak. Sebelum menuruni ranjang, dia menggertakkan giginya sembari mengentakkan kakinya. Dia diam-diam sedang meluapkan rasa penat di hatinya.Barang yang diletakkan di atas nakas pun ditendang Camila hingga jatuh! Suara keras terdengar. Kemudian, barang itu bergelinding ke kolong ranjang.Dylan tahu apa itu. Kedua matanya spontan terbelalak lebar!Saat ini, kepala Camila masih kliyengan. Dia sama sekali tidak tahu apa yang telah ditendangnya. Dia juga tidak peduli, diam-diam membelalaki Dylan
Kevin tidak sepenuhnya percaya. “Siapa yang ambilkan alkohol itu buat kamu?”“Aku sendiri!”“Bohong! Apa kamu masih bisa berdiri! Jujur, siapa orang di luar sana yang ambilkan buat kamu?” Kevin mencurigai pengawal.Dylan tidak ingin pengawal di luar sana terkena hukuman. Dia masih saja bersikeras berkata, “Aku ambil sendiri!”“Kalau begitu, coba kamu ambilkan sebotol lagi sekarang!”“Nggak … nggak ada lagi alkohol di sana.”“Ada lagi di tempat kakek buyutmu! Berdiri! Ambillah!”Dylan masih saja berbohong. “Aku nggak mau berdiri!”Apa Dylan bisa berdiri? Kalau dia berdiri, bukannya keberadaan Camila akan terbongkar?Raut wajah Kevin menjadi muram. “Kamu nggak mau berdiri, ‘kan? Oke! Kamu kira aku nggak punya cara untuk beri pelajaran kepadamu!”“Kalau kamu nggak berdiri, aku akan hukum semua pengawal di luar sana! Aku juga penasaran, kira-kira siapa yang mengabaikan ucapanku!”“Kamu ….” Dylan menggertakkan giginya.Hubungan di dalam Keluarga Hermanto sangat bagus. Majikan sangat sayang
Dylan kesakitan hingga matanya terbelalak lebar. Dia langsung menjerit, “Sakit!”Suasana di dalam aula hening dalam seketika. Amarah di hati Kevin sembari membara lagi.“Sakit kepalamu! Apa aku memukulmu! Kamu masih berjarak beberapa meter dariku! Apa kamu mau fitnah aku? Kalau aku nggak habisi kamu hari ini, aku akan panggil kamu sebagai ayahku!”Tangisan Lyana semakin kencang lagi. “Pukul! Pukul saja! Coba saja kalau kamu pukul dia! Aku akan cerai sama kamu. Huhuhu ….”Dahlia dan Keiza juga segera membujuk, “Kevin, kamu tenangkan dirimu. Sewaktu ayahmu masih hidup dulu, dia paling sayang sama cucunya. Semua alkohol itu memang koleksi kesayangan ayahmu, tapi alkohol itu juga bukan diminum oleh orang luar!”“Iya, dia pasti nggak bakal marah karena alkohol itu dihabiskan cucu kandungnya sendiri.”Namun, amarah di hati Dylan masih belum reda. “Dia masih belum menikah. Dia nggak pantas untuk minum alkohol itu! Semua itu bukan disimpan untuk dia, tapi untuk istrinya!”Semakin gaduh suasana