Tiara berkata, “Kalau kamu tahu di mana dia sekarang, aku akan temani kamu untuk mencarinya!”Naomi menolak. “Biarkan aku pergi sendiri saja. Kamu bantu aku jaga anak-anak di rumah sakit.”Naomi tidak berharap Tiara terlibat dalam masalahnya dengan Caden. Sama halnya, dia juga tidak berharap Cayden terlibat dalam masalah ini juga. Semakin banyak yang mereka ketahui, mereka pun akan semakin bahaya.Jika Naomi benar-benar akan “berperang” dengan Caden, bukannya mereka akan terkena imbasnya? Jadi, untuk sementara ini, Naomi masih bersikeras untuk mengatasi masalah perceraian sendiri. Jika Naomi tidak berhasil menyelesaikannya, dia baru akan meminta bantuan lagi.Hanya saja, Tiara masih saja merasa tidak tenang. “Suamimu itu cowok berengsek. Apa kamu sanggup menghadapinya seorang diri?”“Bisa, aku juga bukan pergi buat cari gara-gara. Aku mau ngomong baik-baik sama dia.”“Baiklah, ponselku akan selalu aktif. Kalau butuh bantuan, kamu bisa segera hubungi aku. Selain itu, kamu mesti ingat, k
Caden merasa bingung. Apa suami berengsek Naomi juga bekerja di perusahaan?Namun sebelumnya Naomi berkata bahwa suaminya itu cacat. Sepengetahuan Caden, tidak ada karyawan perusahaannya yang cacat. Hanya saja, Naomi juga tidak mungkin mencari ke perusahaan tanpa sebab ….Caden tidak tahu apa yang terjadi. Dia tidak menuruni mobil, hanya mengamati dari dalam mobil.Naomi masih tidak tahu masalah dirinya sedang dibuntuti. Dia berdiri di depan gedung mewah dengan hati gugup.Gedung yang kelihatan mahal ini adalah milik Caden! Konon katanya, gedung mahal ini sudah menghabiskan dana ratusan miliar!Naomi merasa dirinya bagai seekor semut saja jika dibandingkan dengan Caden! Entah apa yang dipikirkan Caden waktu itu, kenapa dia bisa menyukai Cynthia? Dari segi keuangan dan kekuasaan, seharusnya dia bisa menemukan wanita yang sepadan dengannya, ‘kan?Hanya saja, semuanya cukup masuk akal. Seandainya Caden memang menyukai sesama jenis, dia pun membutuhkan istri kamuflase. Mencari wanita dari
Memang ada perubahan dengan wajahnya, sepertinya dia telah melakukan operasi plastik, hanya saja Naomi tetap bisa mengenalinya.Bagaimanapun, mereka pernah hidup bersama selama 20 tahun. Tentu saja Naomi sangat mengenalnya! Wanita ini tak lain adalah adik yang tidak pernah dijumpai Naomi selama 6 tahun, Cynthia.“Istri sah” yang dicari anggota Keluarga Pangestu dengan susah payah, malah dijumpai Naomi di depan gedung Grup Pangestu!Kedua pasang mata saling bertemu. Mereka berdua sama-sama merasa kaget! Jelas sekali mereka tidak menyangka akan bertemu di sini!Beberapa saat kemudian, Cynthia melangkahkan sepatu hak tinggi 10 sentimeter itu kemari sembari melipat kedua lengan di depan dada. Sikapnya masih sangat tidak bersahabat. “Ternyata memang ada cewek murahan di sini! Aku kira aku sudah rabun!” Sembari berbicara, Cynthia sembari mengamati penampilan Naomi. Di satu sisi, dia merasa iri dengan kecantikan Naomi. Di sisi lain, dia merasa geram.“Dasar nggak tahu diri. Padahal Keluarga T
Berhubung hendak membahas masalah serius dengan Caden, Naomi sengaja mengenakan pakaian yang kelihatannya cukup formal baginya.Pakaian ini adalah pemberian Caden. Caden membelinya dari toko busana langganannya. Pakaian yang dirancang langsung itu memang tidak berlogo. Meski ada yang ingin membelinya, belum pasti bisa terbeli.Cynthia dan kedua temannya mengira semua pakaian tanpa logo itu adalah produk jalanan. Mereka mengira kehidupan Naomi sekarang sangatlah melarat.Naomi tidak berbicara. Hanya saja, Cynthia lanjut menyindirnya, “Kenapa kamu bisa ada di sini? Jangan-jangan kamu juga mau ikut wawancara? Hehe, kamu kira Grup Pangestu itu tempat mengolah sampah?”“Kamu kira siapa pun bisa bekerja di sini? Ini kamu lagi di Grup Pangestu, perusahaan yang dikenal paling kaya dan paling memiliki masa depan. Orang-orang yang bisa bekerja di sini adalah para elite. Nggak mungkin mereka akan menerima kamu yang murahan itu!”Salah seorang teman Cynthia bertanya, “Apa pendidikan terakhirnya?”
Suara Caden sangat dingin. Ketiga wanita pun terkejut hingga merinding, tidak berani berbicara lagi.Naomi menatap Caden dengan kaget. “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Caden memalingkan kepalanya untuk menatap Naomi. Kali ini, tidak lagi terlihat aura membunuh di dalam tatapannya. Dia menatap Naomi dengan sangat lembut. Hanya saja, Caden tidak menjelaskan, melainkan bertanya, “Apa kamu terluka?”Dari tadi Caden terus duduk di dalam mobil. Dia melihat Naomi berbicara beberapa saat dengan sekuriti, lalu hendak meninggalkan perusahaan. Tiba-tiba ada beberapa orang wanita berjalan mendekatinya. Jarak mereka agak jauh. Dia tidak dapat mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.Hanya saja, Caden melihat wanita-wanita itu tidak berhenti berbicara, bahkan melihat Naomi telah turun tangan!Biasanya Naomi bersikap sangat lembut. Dia baru akan turun tangan jika terpaksa! Dapat diketahui bahwa Naomi benar-benar sedang marah!Tentu saja Caden tidak tega melihat Naomi marah. Kemudian, tidak disangka
Para sekuriti malah menolak permintaan wanita yang digandeng oleh bos mereka! Setelah mengusir, mereka juga sempat bergosip, “Wanita itu cantik sekali. Meski hanya membayangkan saja, sepertinya cukup menarik!”Setelah dipikir-pikir, mereka semua sungguh merasa takut!Beberapa sekuriti muda merasa syok. Mereka segera melaporkan masalah ini kepada kepala mereka. Setelah kepala sekuriti mendengar, dia juga merasa sangat kaget, segera menghubungi sekretaris Caden.Tak lama kemudian, masalah ini sudah terdengar sampai ke telinga Steven. Begitu Steven mendengar, dia spontan menggigit bibirnya, lalu melihat asisten. “Sekuriti perusahaan kita memang hebat-hebat. Mereka bahkan berani nggak perbolehkan istri bos buat masuk perusahaan. Aku saja nggak berani!”Asisten terkejut hingga sekujur tubuh gemetar. “istri bos? Bu Naomi itu istrinya bos?”Steven tidak menjawab. Asisten semakin penasaran lagi, lalu bertanya, “Bukannya selama ini Pak Caden sedang mencari ibu kandungnya Den Rayden? Kenapa dia
Jangan-jangan suami Naomi benar-benar bekerja di perusahaan Caden? Naomi tidak bisa menemukan orang yang ingin digugat cerainya. Jadi, Naomi pun berencana untuk mencari bos perusahaan? Ingin memberi tekanan kepada pria berengsek itu?Caden merenung sejenak. Hanya saja, dia masih tidak mengerti dengan jalan pikiran Naomi. Dia juga tidak menghukum sekuriti, sebab mereka juga tidak tahu identitas Naomi. Sudah sepantasnya mereka tidak mengizinkan Naomi masuk.“Kamu beri tahu orang perusahaan. Ke depannya kalau Naomi mencariku lagi, langsung beri tahu aku. Nggak peduli aku ada di perusahaan atau nggak, bawa dia ke ruang tamu dulu. Jangan biarkan dia menunggu di luar!”“Oke.”“Apa kamu sudah selesai menyelidiki ketiga wanita itu?”“Emm, mereka datang untuk mengikuti wawancara hari ini. Mereka semua adalah tamatan luar negeri. Salah satunya baru saja kembali dari luar. Dua wanita lainnya sudah kembali sekitar 2-3 bulan lalu.”Raut wajah Caden tampak murung. “Ada konflik apa di antara ketiga w
Setelah Tiara memesan minuman, Caden memesan beberapa camilan.Tiara merasa heran. “Kamu pesan makanan? Memangnya apa yang mau kamu bicarakan sama aku? Di mana Naomi?”Kali ini, Caden baru menjawab pertanyaan Tiara, “Dia lagi tidur di atas. Dia nggak berhasil bertemu dengan suaminya.”“Hah? Kenapa nggak ketemu? Sialan! Apa cowok berengsek itu nggak bersedia buat cerai sama Naomi?”Caden kembali bertanya, “Apa hubungan suaminya sama Grup Pangestu?”“Grup Pangestu? Apa hubungan cowok berengsek itu sama Grup Pangestu?”Dari jawaban Tiara, dapat diketahui bahwa dia juga tidak mengetahuinya.Caden bertanya lagi, “Apa Naomi pernah kasih tahu kamu mengenai cowok itu?”Tiara berpikir sejenak. “Pernah, suaminya suka sama cowok!”Caden merasa kaget. “Suka sama cowok?”“Emm! Aku dengar dari Naomi. Aku curiga cowok berengsek itu nggak bersedia buat cerai karena dia mau jadiin Naomi sebagai istri kamuflasenya! Dengan begitu, masalah dia suka sesama jenis baru bisa dirahasiakan.”Kening Caden berker
Biasanya rasa sedih di hati tidak akan dibicarakan kepada orang luar. Dylan sama sekali tidak memberi Furla kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata, “Jujur saja, sekarang kamu adalah orang yang paling menjijikkan di antara mantan-mantanku.”“Kita nggak usah omong kosong lagi. Semakin banyak kamu bicara, aku malah akan semakin kesal sama kamu! Kelak mohon jauhi aku, juga jauhi leluhurku. Coba saja kalau kamu mengganggunya lagi!”Terlintas ekspresi syok di dalam mata Camila.Furla malah melihat Dylan dengan takut. Kali ini, dia merasa syok hingga tidak berani bernapas.Pemikirannya dibongkar dengan terang-terangan. Furla bukan hanya merasa gugup, melainkan juga merasa lebih takut lagi!Siapa si Dylan itu? Hanya dengan menggerakan jari tangannya, dia pun bisa menghabisi Furla!Furla bahkan tidak berani bersuara sama sekali. Dia menopang dirinya untuk berdiri, lalu meninggalkan kamar pasien dengan keadaan berantakan.Suasana di dalam kamar pasien kembali hening ….Camila masih sedang m
Dylan bersandar di ranjang pasien sembari meminum air. Setelah tenggorokannya tidak kering lagi, dia baru berkata, “Masalah aku sakit juga nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu nggak usah berpikir kebanyakan, apalagi merasa bersalah. Kamu seharusnya tahu karakterku. Setiap kalinya aku akan putus dengan tegas, nggak suka tarik ulur. Kalau sudah putus, ya berarti kita sudah putus. Aku pasti nggak akan bersedih.”“Kita juga nggak mungkin akan baikan lagi. Aku nggak suka balikan dengan mantan. Jadi, aku dan kamu sudah nggak memungkinkan lagi.”Furla pun menangis. “Waktu itu, aku juga gegabah, makanya aku bisa kepikiran untuk putus sama kamu. Aku ….”Furla benar-benar tidak menyangka Dylan benar-benar tidak mencarinya!Selama beberapa hari ini, Dylan bahkan tidak mengirim pesan apa pun kepadanya!Dylan berkata dengan tersenyum, “Furla, aku memang gampang luluh sama cewek cantik, tapi aku hanya peduli dengan air mata pacarku.”“Kita berdua sudah putus. Nggak ada gunanya kamu menangis di hada
Furla merasa putus asa. Dia meminta pengampunan kepada Dylan dengan menangis. “Dylan, selamatkan aku. Huhuhu ….”Tanpa menunggu buka mulut dari Dylan, Camila mengambil setangkai bunga mawar merah dari buket bunga bawaan Furla. Dia mengopek kelopak bunga, lalu memasukkannya ke dalam mulut Furla!“Enak?” Furla merasa kesal hingga air mata tidak berhenti mengalir.Camila menyembunyikan senyumannya. Ekspresinya kelihatan dingin. “Kelak, kalau kamu berani menyinggungku lagi, aku nggak akan kasih kamu makan bunganya, aku akan kasih kamu makan duri bunga mawar! Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa coba!”Kedua mata Furla memerah. Dia sungguh ketakutan.Camila melepaskannya, lalu melempar tangkai bunga ke wajahnya.Duri di tangkai bunga itu mengenai pipi Furla. Furla pun tidak berani bersuara lagi.Camila berdiri, lalu berjalan ke sisi ranjang. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya, lalu merapikan rambutnya sembari melihat ke sisi Dylan. “Aku sudah selesai ngobrol sama dia. Aku kelu
Furla benar-benar tidak menyangka ada Camila di dalam kamar pasien. Dia menatap Camila selama beberapa saat, baru tersadar dari bengongnya. Setelah itu, dia menyapa dengan tersenyum, “Kak Camila ….”Camila tidak menghiraukan Furla. Dia hanya tersenyum sembari mengamati Furla saja ….Hari ini Furla berpenampilan sederhana. Dia hanya merias wajahnya dengan polos, menguncir tinggi rambutnya, dengan mengenakan set seragam santai dan sepasang sepatu kanvas.Furla bergaya anak sekolah hari ini, kelihatannya seperti anak SMA saja.Tiba-tiba Camila teringat dengan cinta pertama Dylan, gadis yang bernama Citrus itu. Camila pun tersenyum sinis sembari membatin, ‘Furla ini cukup pintar. Dia tahu memanfaatkan keunggulannya untuk mendapatkan rasa suka Dylan.’Dylan bisa bersama Furla karena dia mirip sama Citrus. Dia belum pasti tahu siapa si Citrus itu. Hanya saja, Furla pasti bisa menebak orang yang tidak bisa dilupakan Dylan hanyalah cinta pertamanya.Bagaimanapun, cinta pertama itu biasanya ter
Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu
Camila tidak menjelaskan. Dia berkata dengan galak, “Sebenarnya kamu sudah hubungi Catherine belum? Hari ini dia datang atau nggak? Kalau dia nggak datang, aku pergi, nih!”Dylan segera berkata, “Datang, datang, datang. Dia balas aku kalau dia bakal datang, tapi dia datangnya agak sorean.”Kening Camila berkerut. “Kenapa sore?”Dylan berterus terang. “Aku juga nggak tahu. Kutebak mungkin sekarang dia lagi nggak di Kota Jawhar. Dia lagi perjalanan dari luar kota.”Camila merasa tidak senang. “Jadi, kenapa kamu nggak beri tahu aku sebelumnya?”Jika Camila tahu Catherine baru akan datang di sore hari, dia pun tidak akan datang ke rumah sakit di pagi hari!Apalagi hubungan mereka berdua sudah canggung!Dylan merasa agak kesal. “Kamu juga nggak tanya ….”Camila memelototinya.Belum sempat Camila kepikiran bagaimana untuk mengomeli Dylan, Dylan malah mulai muntah lagi. Dia berbaring di samping ranjang sembari mual-mual.Tadinya Camila tidak ingin menghiraukannya. Namun, ketika melihat dia mu
Kevin juga menambahkan, “Aku juga sama! Seluruh tubuhku terasa rileks!”Di kamar rawat sebelah.Begitu melihat orang tuanya, Dylan buru-buru duduk tegak dan menyapa mereka dengan hati-hati karena takut dipukul, “Ayah, Ibu.”Kevin kembali menjadi ayah yang bijaksana dan penuh kasih sayang. “Nggak usah gugup, kami datang bukan untuk memukulmu. Kamu benar-benar beruntung karena ketemu sama Camila! Kelak, kamu harus perlakukan Camila dengan baik. Kalau kamu berani membuatnya marah, aku dan ibumu pasti akan menghabisimu!”Lyana juga tertawa. “Putraku yang baik, gimana keadaanmu hari ini? Sudah punya selera makan?”Dylan merasa sangat terkejut setelah melihat perubahan sikap orang tuanya. Dia juga sudah berubah dari putra durhaka menjadi putra yang baik? Camila benar-benar berhasil menghibur orang tuanya? Ya Tuhan, bagaimana Camila melakukannya?Dylan diam-diam melirik Camila. Begitu tatapan mereka bertemu, Camila segera mengalihkan pandangannya dan mengabaikan Dylan.Dylan pun mengalihkan
Kali ini, Kevin juga langsung menunjukkan sikapnya.“Camila, tenang saja. Kali ini, kami nggak akan paksa Dylan untuk menikahinya lagi. Meski aku ... sangat ingin Keluarga Hermanto memiliki penerus, juga benar-benar inginkan anak itu, aku lebih rela Keluarga Hermanto nggak punya penerus daripada harus memisahkan kalian!”Kevin bahkan hampir meneteskan air mata. Dia benar-benar menginginkan seorang cucu. Kata orang, ada 3 bentuk ketidakberbaktian seorang anak dan yang terbesar adalah tidak memiliki penerus keluarga. Keinginan agar putranya meneruskan garis keturunan Keluarga Hermanto selalu menjadi beban dalam hatinya.Tidak peduli siapa yang melahirkannya, semua itu sebenarnya sama saja bagi Keluarga Hermanto. Oleh karena itu, Kevin baru mengucapkan kata-kata seperti itu. Dia lebih rela tidak memiliki cucu daripada menghancurkan kehidupan Camila dan Dylan.Camila mengetahui beban pikiran Kevin. Setelah mendengar ucapan Kevin, dia merasa lumayan terharu. Selain merasa terharu, dia juga
“Camila, kamu benar-benar pacaran sama Dylan?”“Emm! Kami juga berencana untuk menikah dan punya anak. Tapi, aku masih belum tenang karena Leon belum tertangkap. Jadi, aku undur dulu masalah pernikahan.”Mata Lyana dan Kevin langsung berbinar. Mereka bertanya dengan tidak percaya, “Se ... serius?”“Serius!”Lyana dan Kevin buru-buru bertanya lagi, “Kamu nggak keberatan nikah sama dia?”Camila pun tertawa. “Dia bahkan nggak keberatan aku ini seorang janda. Kenapa aku harus keberatan nikah sama dia? Dia memang pernah punya banyak pacar, tapi dia juga bukan cowok berengsek. Dia punya pandangan hidup dan kepribadian yang baik, juga bisa menyenangkan orang. Setelah kami bersama, dia cuma setia padaku dan memperlakukanku dengan baik.”Hati Lyana dan Kevin yang sudah mati pun hidup kembali! Meskipun Camila tidak mengandung, Camila dan Dylan benar-benar sedang berpacaran. Selain itu, mereka juga memiliki rencana untuk menikah dan melahirkan anak. Bagi Lyana dan Kevin, ini adalah hal yang sang