Caden sedang memeriksa dokumen. Suhu di dalam ruangan sangat tinggi. Caden melepaskan jasnya dan sekarang dia hanya memakai kemeja.Caden menggulung lengan kemeja sampai ke sikunya sehingga menunjukkan lengannya yang kekar dan jam tangannya yang mewah.Caden yang duduk tegak di depan meja kerja menunduk dan mengernyit. Dia menandatangani dokumen. Setelah selesai, Caden mendongak dan bertanya dengan ketus, "Kenapa kamu begitu buru-buru? Ada apa?"Steven menyahut, "Bu Naomi, dia ...."Sebelum Steven menyelesaikan ucapannya, Caden menyergah, "Apa kamu nggak menganggap serius omonganku? Jangan sebut namanya di depanku!"Steven berusaha menjelaskan, "Bukan, Bu Naomi ....""Keluar!" bentak Caden.Steven berucap, "Kak Caden ....""Pergi!" hardik Caden. Amarahnya memuncak sehingga Steven yang ketakutan segera keluar.Begitu melihat Steven, para bawahan bertanya, "Kak Steven, bagaimana? Kita libur, nggak?"Steven yang tampak lesu menggeleng dan menjawab, "Lanjut kerja dulu."Bawahan mengeluh, "
Steven mengeluh, "Kamu sama sekali nggak memberiku kesempatan.""Kamu ... masih berani membantah?" tegur Caden.Steven terdiam. Kenapa dia yang disalahkan? Steven merasa sangat sedih.Naomi juga mendengar percakapan Caden dan Steven. Naomi baru tahu ternyata Caden tidak mengetahui bahwa dia mengantar makanan untuk Rayden. Tadi Naomi malah memarahi Caden ....Namun, Naomi merasa dirinya tidak bersalah. Seharusnya Caden memperhatikan masalah yang berhubungan dengan Rayden. Caden salah karena tidak memberikan Steven kesempatan untuk bicara."Kamu ...," ucap Naomi."Aku ...," ujar Caden.Mereka berdua bicara pada saat bersamaan. Naomi mengerutkan bibirnya dan berkata, "Kamu dulu."Caden menjelaskan, "Aku nggak tahu kamu mengantar makanan untuk Rayden.""Oh," sahut Naomi dengan acuh tak acuh.Caden terdiam. Suasana di ruangan kantor tiba-tiba menjadi hening.Steven berusaha mencairkan suasana, "Bu Naomi, apa makanannya masih ada? Kalau masih ada, aku dan Kak Cayden akan mengambil makanannya
Hujan di Kota Jawhar sudah reda. Muncul pelangi di langit. Para pejalan kaki mengeluarkan ponsel untuk memotret pelangi. Ada yang berseru, "Cepat lihat, ada pelangi! Cantik sekali!"Steven berkomentar, "Begitu Bu Naomi mengurus Rayden, hujan pun reda dan muncul pelangi. Kelihatannya Rayden berjodoh dengan Bu Naomi. Rayden sangat diberkati."Caden melihat pelangi dan tidak menanggapi perkataan Steven. Dia tidak tahu Naomi dan Rayden berjodoh atau tidak. Dia hanya tahu sekarang suasana hatinya sangat bagus.Semua kegundahan beberapa hari sebelumnya pun sirna. Caden mengeluarkan ponsel dan memotret pelangi. Dia ingin menunjukkannya kepada Rayden setelah pulang nanti.Sesampainya di kompleks perumahan yang ditinggali Tiara, Steven memarkir mobil di tepi jalan dan menelepon Naomi. Tak lama kemudian, Naomi datang.Naomi mengenakan jaket putih dan sepatu bot. Wajahnya tidak dirias dan rambutnya tergerai. Angin berembus, rambut Naomi menutupi matanya.Naomi menyelipkan rambutnya di belakang te
Naomi memasak untuk Rayden, lalu Caden memberi Naomi bahan makanan yang mahal. Caden ingin membalas kebaikan Naomi dan tidak ingin berutang padanya.Sesampainya di rumah, Caden naik ke lantai atas dengan membawa kotak makanan. Begitu Caden pulang, Yahya langsung pergi. Dia pulang ke vila untuk memasak sup Naomi.Awalnya, Rayden duduk di depan jendela. Dia seperti menyadari sesuatu dan langsung menoleh. Ekspresi Rayden berubah begitu melihat kotak makanan yang dibawa Caden.Caden juga tidak memanggil Rayden. Dia meletakkan kotak makanan di atas meja makan dan membuka tutupnya.Rayden berdiri, lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan. Dia duduk di kursinya dan menunggu untuk makan. Sudah jelas Rayden ingin makan.Akan tetapi, Caden tidak mengeluarkan makanannya. Dia duduk di seberang Rayden dan memandangnya dengan serius.Caden berkata, "Beberapa hari yang lalu dia sakit, makanya dia nggak bisa masak untukmu. Dia suruh aku sampaikan kepadamu. Kalau kamu suka makan masakannya, dia m
Ponsel Caden tiba-tiba berdering. Steven yang menelepon. Caden mengambil ponselnya dan masuk ke kamar. Dia berjalan ke balkon, lalu menyalakan rokok.Steven yang berusaha menahan amarahnya melapor, "Kak Caden, Tony memberi kabar bulan depan tanggal 5 itu hari penghormatan leluhur. Rayden juga diberi tugas, dia bilang Rayden sudah berusia 5 tahun.""Menurut aturan Keluarga Pangestu, Rayden harus menyembahyangi dan bersujud kepada leluhur sendirian. Selain itu, Rayden harus siapkan kata-kata sambutan. Sebagai penerus keluarga selanjutnya, dia harus berpidato di depan seluruh Keluarga Pangestu," lanjut Steven.Caden mengernyit dan mengisap rokoknya. Steven berucap dengan geram, "Tony pasti sengaja! Jelas-jelas dia tahu Rayden punya gangguan mental, tapi dia malah suruh Rayden menyembahyangi leluhur."Steven meneruskan, "Bahkan, Tony juga menyuruh Rayden berpidato di depan Keluarga Pangestu! Sudah jelas dia berniat untuk melihat Rayden ditertawakan!"Rayden tidak suka berinteraksi dengan o
Ekspresi Caden menjadi muram saat melihat pesan dari Tony. Sudah jelas Tony menggunakan masalah penghormatan leluhur untuk mengendalikan Rayden. Caden berujar, "Nggak usah pedulikan dia dulu."Setelah mengakhiri panggilan telepon, Caden menyalakan rokok lagi. Dengan kondisi Rayden sekarang, dia tidak mungkin mengikuti acara penghormatan leluhur dan menyampaikan pidato.Rayden pasti akan ditertawakan semua orang. Selain itu, jika penyakit Rayden kambuh lagi karena masalah ini ....Tiba-tiba, terdengar suara barang jatuh di ruang tamu. Caden mematikan rokoknya dan bergegas keluar.Rayden berdiri di depan pintu dapur. Terdapat pecahan sendok keramik di lantai. Caden langsung menghampiri Rayden dan bertanya, "Rayden, kamu nggak apa-apa, 'kan? Apa kamu terluka?"Rayden menggeleng. Caden bertanya lagi, "Kenapa kamu ambil sendok di dapur sendiri? Kamu mau apa?"Rayden menjawab dengan tenang, "Makan.""Kamu ... masih ingat omongan Papa tadi?" tanya Caden.Rayden terdiam sesaat, lalu menyahut s
Naomi baru saja mengakhiri panggilan telepon Aryan ketika Caden datang mencarinya. Setelah mengkhawatirkan Rayden, Naomi mulai memikirkan Camila.Sekarang Naomi hanya bisa membicarakan masalah Camila dengan Aryan. Hal ini karena latar belakang keluarga Aryan cukup hebat. Jadi, dia bisa mencari tahu lebih banyak informasi.Selain itu, Aryan pernah mengejar Camila. Itulah sebabnya Aryan sangat memperhatikan masalah Camila.Naomi belum memberi tahu Tiara masalah Camila yang tidak pergi ke luar negeri. Tiara pasti ikut khawatir setelah mengetahui hal ini dan tidak fokus melakukan hal lain.Naomi juga tidak memberi tahu Leon karena dia kurang percaya dengan Leon. Naomi takut menimbulkan kecurigaan.Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Naomi yang memakai baju santai keluar dari kamar dan bertanya, "Siapa?"Tidak ada yang menyahut. Di luar pintu, Caden menegur Steven dengan ekspresi muram, "Cepat bicara!"Steven kebingungan. Kenapa dia yang bicara? Siapa yang mau mencari Naomi?Akan tetapi, Steven
Caden hampir tidak bisa menahan emosinya lagi. Dia berujar, "Apa kamu nggak bisa bicara baik-baik? Aku datang bukan untuk bertengkar denganmu."Naomi tidak berniat untuk meredam emosinya. Dia membentak, "Siapa yang mau bertengkar denganmu? Memangnya kita kenal dekat? Nggak usah sok tahu!""Kamu ... begini caranya kamu memperlakukan orang yang datang untuk berterima kasih kepadamu?" tanya Caden.Naomi menanggapi, "Mana ada orang baik yang berterima kasih dengan sikap seperti ini? Ekspresimu sangat masam, seperti datang untuk cari masalah! Nggak ada yang paksa kamu datang ke rumahku!""Naomi!" teriak Caden."Anjing!" maki Naomi. Suara Caden sangat keras, Naomi juga tidak mau kalah. Caden memanggil nama Naomi, tetapi Naomi malah memanggil Caden "anjing".Naomi sama sekali tidak takut. Caden sangat geram, dia menimpali, "Kamu panggil aku apa? Kamu ini benar-benar ...."Naomi langsung menyergah, "Keterlaluan, ya? Aku memang keterlaluan! Kamu mau apa?""Naomi!" bentak Caden.Naomi membalas,