Naomi memasak untuk Rayden, lalu Caden memberi Naomi bahan makanan yang mahal. Caden ingin membalas kebaikan Naomi dan tidak ingin berutang padanya.Sesampainya di rumah, Caden naik ke lantai atas dengan membawa kotak makanan. Begitu Caden pulang, Yahya langsung pergi. Dia pulang ke vila untuk memasak sup Naomi.Awalnya, Rayden duduk di depan jendela. Dia seperti menyadari sesuatu dan langsung menoleh. Ekspresi Rayden berubah begitu melihat kotak makanan yang dibawa Caden.Caden juga tidak memanggil Rayden. Dia meletakkan kotak makanan di atas meja makan dan membuka tutupnya.Rayden berdiri, lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan. Dia duduk di kursinya dan menunggu untuk makan. Sudah jelas Rayden ingin makan.Akan tetapi, Caden tidak mengeluarkan makanannya. Dia duduk di seberang Rayden dan memandangnya dengan serius.Caden berkata, "Beberapa hari yang lalu dia sakit, makanya dia nggak bisa masak untukmu. Dia suruh aku sampaikan kepadamu. Kalau kamu suka makan masakannya, dia m
Ponsel Caden tiba-tiba berdering. Steven yang menelepon. Caden mengambil ponselnya dan masuk ke kamar. Dia berjalan ke balkon, lalu menyalakan rokok.Steven yang berusaha menahan amarahnya melapor, "Kak Caden, Tony memberi kabar bulan depan tanggal 5 itu hari penghormatan leluhur. Rayden juga diberi tugas, dia bilang Rayden sudah berusia 5 tahun.""Menurut aturan Keluarga Pangestu, Rayden harus menyembahyangi dan bersujud kepada leluhur sendirian. Selain itu, Rayden harus siapkan kata-kata sambutan. Sebagai penerus keluarga selanjutnya, dia harus berpidato di depan seluruh Keluarga Pangestu," lanjut Steven.Caden mengernyit dan mengisap rokoknya. Steven berucap dengan geram, "Tony pasti sengaja! Jelas-jelas dia tahu Rayden punya gangguan mental, tapi dia malah suruh Rayden menyembahyangi leluhur."Steven meneruskan, "Bahkan, Tony juga menyuruh Rayden berpidato di depan Keluarga Pangestu! Sudah jelas dia berniat untuk melihat Rayden ditertawakan!"Rayden tidak suka berinteraksi dengan o
Ekspresi Caden menjadi muram saat melihat pesan dari Tony. Sudah jelas Tony menggunakan masalah penghormatan leluhur untuk mengendalikan Rayden. Caden berujar, "Nggak usah pedulikan dia dulu."Setelah mengakhiri panggilan telepon, Caden menyalakan rokok lagi. Dengan kondisi Rayden sekarang, dia tidak mungkin mengikuti acara penghormatan leluhur dan menyampaikan pidato.Rayden pasti akan ditertawakan semua orang. Selain itu, jika penyakit Rayden kambuh lagi karena masalah ini ....Tiba-tiba, terdengar suara barang jatuh di ruang tamu. Caden mematikan rokoknya dan bergegas keluar.Rayden berdiri di depan pintu dapur. Terdapat pecahan sendok keramik di lantai. Caden langsung menghampiri Rayden dan bertanya, "Rayden, kamu nggak apa-apa, 'kan? Apa kamu terluka?"Rayden menggeleng. Caden bertanya lagi, "Kenapa kamu ambil sendok di dapur sendiri? Kamu mau apa?"Rayden menjawab dengan tenang, "Makan.""Kamu ... masih ingat omongan Papa tadi?" tanya Caden.Rayden terdiam sesaat, lalu menyahut s
Naomi baru saja mengakhiri panggilan telepon Aryan ketika Caden datang mencarinya. Setelah mengkhawatirkan Rayden, Naomi mulai memikirkan Camila.Sekarang Naomi hanya bisa membicarakan masalah Camila dengan Aryan. Hal ini karena latar belakang keluarga Aryan cukup hebat. Jadi, dia bisa mencari tahu lebih banyak informasi.Selain itu, Aryan pernah mengejar Camila. Itulah sebabnya Aryan sangat memperhatikan masalah Camila.Naomi belum memberi tahu Tiara masalah Camila yang tidak pergi ke luar negeri. Tiara pasti ikut khawatir setelah mengetahui hal ini dan tidak fokus melakukan hal lain.Naomi juga tidak memberi tahu Leon karena dia kurang percaya dengan Leon. Naomi takut menimbulkan kecurigaan.Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Naomi yang memakai baju santai keluar dari kamar dan bertanya, "Siapa?"Tidak ada yang menyahut. Di luar pintu, Caden menegur Steven dengan ekspresi muram, "Cepat bicara!"Steven kebingungan. Kenapa dia yang bicara? Siapa yang mau mencari Naomi?Akan tetapi, Steven
Caden hampir tidak bisa menahan emosinya lagi. Dia berujar, "Apa kamu nggak bisa bicara baik-baik? Aku datang bukan untuk bertengkar denganmu."Naomi tidak berniat untuk meredam emosinya. Dia membentak, "Siapa yang mau bertengkar denganmu? Memangnya kita kenal dekat? Nggak usah sok tahu!""Kamu ... begini caranya kamu memperlakukan orang yang datang untuk berterima kasih kepadamu?" tanya Caden.Naomi menanggapi, "Mana ada orang baik yang berterima kasih dengan sikap seperti ini? Ekspresimu sangat masam, seperti datang untuk cari masalah! Nggak ada yang paksa kamu datang ke rumahku!""Naomi!" teriak Caden."Anjing!" maki Naomi. Suara Caden sangat keras, Naomi juga tidak mau kalah. Caden memanggil nama Naomi, tetapi Naomi malah memanggil Caden "anjing".Naomi sama sekali tidak takut. Caden sangat geram, dia menimpali, "Kamu panggil aku apa? Kamu ini benar-benar ...."Naomi langsung menyergah, "Keterlaluan, ya? Aku memang keterlaluan! Kamu mau apa?""Naomi!" bentak Caden.Naomi membalas,
Melihat wajah yang Hayden yang mirip dengan seseorang, Naomi merasa sangat gugup. Dia segera menutup mulut dan mata Caden dengan tangannya supaya Caden tidak bersuara dan melihat Hayden.Caden merasa bingung dan juga marah. Tadi, kepala Caden terantuk lemari ketika Naomi mendorongnya masuk dengan paksa. Sekarang dia masih kesakitan.Selain itu, Caden bukan selingkuhan Naomi. Kenapa dia begitu panik? Kalaupun Caden adalah selingkuhan Naomi, orang yang masuk juga bukan suami Naomi. Caden membatin, 'Cih, kenapa aku berpikiran menjadi selingkuhan Naomi?'"Na ...," ucap Caden.Sebelum Caden sempat bersuara, Naomi tiba-tiba berjinjit dan berbisik di telinga Caden, "Jangan bicara!"Naomi takut anak-anak mendengar suaranya. Jadi, dia mendekati Caden dan berbisik di telinganya. Naomi terlihat seperti berbisik sambil menggigit telinga Caden.Napas Naomi yang hangat menyelubungi telinga Caden sehingga Caden tanpa sadar menelan ludah. Caden mengernyit, dia ingin mendorong Naomi.Namun, Naomi malah
Naomi ingin mendorong Caden, tetapi tidak bisa. Naomi ingin memberontak. Masalahnya, Hayden berada di luar. Jadi, Naomi tidak berani.Di luar lemari, ketiga anak Naomi penasaran ibu mereka berada di mana. Di dalam lemari, Naomi dipeluk oleh Caden dengan erat dan Caden tidak berhenti menciumnya."Eh? Ke mana semuanya? Braden, Hayden, Jayden, lihat apa yang kubeli untuk kalian!" ujar Tiara. Tadi, dia pergi mengambil paket dan baru kembali sekarang.Ketiga anak Naomi langsung berlari keluar. Naomi seketika tersadar. Dia mendorong Caden dengan kuat. Tubuhnya lemas dan dia hampir terjatuh.Caden memeluk Naomi supaya dia tidak terjatuh. Naomi hendak memukul Caden, lalu Caden meraih pergelangan tangan Naomi. Dia menatap Naomi sembari mengernyit.Naomi bertatapan dengan Caden. Wajah Naomi memerah dan dia menggigit bibirnya. Naomi ingin memarahi Caden, tetapi takut ketahuan Tiara dan ketiga anaknya. Jadi, Naomi tidak berani bersuara.Waktu seakan-akan terhenti. Mereka berdua menatap satu sama l
"Apa yang terjadi?" tanya Tiara yang kebingungan.Naomi meletakkan ponselnya di atas meja. Dia malu menceritakan kejadian dirinya yang berciuman dengan Caden. Jadi, Naomi berkata, "Dia datang untuk membicarakan masalah Rayden, tapi kalian tiba-tiba pulang. Untung saja mereka nggak bertemu."Tiara menimpali seraya memelotot, "Pantas saja kamu begitu gugup! Sore ini TK mendadak libur. Aku lupa kabari kamu sebelum pulang. Ini hadiah pemberian dia?""Iya," ucap Naomi."Kepiting raja, lobster biru, dan teripang yang begitu besar. Astaga, bukannya dia sudah bangkrut? Kenapa dia masih sanggup membeli hadiah yang begitu mahal? Setidaknya total semua hadiah ini ratusan juta," ucap Tiara.Naomi tertegun sesaat, lalu bertanya, "Semahal itu?""Iya," sahut Tiara.Naomi menanggapi, "Mungkin karena takut aku nggak mengurus Rayden lagi. Jadi, dia menghabiskan banyak uang."Tiara bertanya, "Kamu masih berniat mengurus Rayden? Kamu nggak takut orang-orang itu celakai kamu lagi?"Naomi menjawab, "Aku tak