Sampai Tiara sudah lelah, Naomi baru menghampiri dan melerai mereka.“Tiara, sudahlah. Ini juga bukan sepenuhnya salahnya.”Naomi menarik Tiara, sedangkan kedua bocah juga melepaskan Leon. Leon dipukul hingga hidung dan mulutnya berdarah. Di wajahnya juga terdapat beberapa luka cakar. Meskipun Tiara hanyalah wanita biasa, dia tetap adalah orang dewasa dan pukulannya lumayan mematikan. Selain itu, sebelum Leon datang, Hayden sengaja mengajarinya beberapa teknik memukul orang.Leon mengelus wajahnya yang terasa sakit. Dia merasa sangat marah, tetapi hanya bisa bersabar. Dia tidak mungkin melakukan apa-apa terhadap Tiara di hadapan Naomi.Naomi memapah Tiara untuk duduk, lalu menyeka air matanya dan bekas darah di tangannya. Setelah itu, dia baru berpura-pura bertanya pada Leon dengan perhatian, “Kamu baik-baik saja? Mau suruh dokter datang periksa kamu?”Setelah mendapat perhatian dari Naomi, suasana hati Leon menjadi jauh lebih baik. Baru saja dia hendak berbicara, Caden terlebih dahulu
Naomi menekan rasa mualnya, lalu menjawab, “Aku baik-baik saja. Dia sembunyikan masalah Camila dengan baik. Bahkan setelah menghipnotisnya, aku juga nggak temukan lokasi spesifik Camila dikurung. Tapi, ada beberapa tempat yang mencurigakan. Kita tangani saja dulu dia biar dia nggak curiga, lalu melakukan sesuatu pada Camila. Habis usir dia, kita baru bicarakan hal ini lebih lanjut.”Semua orang mengangguk dan menyetujui usul Naomi.Saat Leon tersadar kembali, Naomi masih mengobati lukanya. Dia merasa ada yang tidak beres dan menunjukkan ekspresi gelisah.Naomi pun bertanya, “Ada apa? Sakit? Tahan dulu, ya. Sudah mau selesai.”Leon mengerutkan keningnya, lalu melirik jam dinding. Waktu baru berlalu beberapa menit, tetapi dia merasa seperti sudah kehilangan memori cukup lama.Setelah memastikan waktu sekali lagi dan yakin dirinya tidak salah lihat, Leon baru diam-diam menghela napas lega. Dalam waktu sesingkat ini, tidak mungkin ada orang yang bisa melakukan sesuatu terhadapnya. Dia pun
Dalam penjara.Begitu melihat Caden, Attar langsung merasa gelisah. “Pa ... Pak Caden ....”Caden tidak menyahut. Dia hanya duduk dengan ekspresi datar. Sementara itu, Attar duduk di seberang Caden dengan gelisah.Kemudian, Caden bertanya dengan acuh tak acuh, “Kamu sudah tahu identitas Naomi, ‘kan?”Attar buru-buru mengangguk dan menjawab, “Sudah. Di ... dia itu putri keluarga terkaya di Kota Haidi.”Begitu teringat latar belakang keluarga Naomi, Attar merasa sangat menyesal. Jika tahu Naomi memiliki latar belakang yang begitu bagus, dia pasti akan bersikap sangat baik terhadap Naomi. Dengan begitu, setelah Keluarga Howie datang mengenali Naomi, dia pasti bisa sukses.Hanya saja, Tuhan sudah memberikan permata kepada Keluarga Tandi, tetapi Keluarga Tandi malah menganggapnya sebagai sampah dan menyiksanya setiap hari. Sekarang, selain tidak bisa mendapatkan keuntungan apa pun, Attar malah harus merasa gelisah setiap hari karena takut Joseph datang untuk memberi pelajaran padanya.Caden
“Aku nggak tahu lagi yang lainnya. Pak Caden, kamu itu tokoh terkemuka. Kamu harus penuhi janjimu. Aku mohon kirimlah kami sekeluarga ke luar negeri secepat mungkin!” ujar Attar.Attar sekeluarga sudah tidak bisa lanjut tinggal dalam negeri. Saat ini, mereka harus menghadapi Caden, Joseph, dan Leon. Attar bahkan ingin langsung terbang ke luar negeri sekarang juga.Caden menatapnya dengan penuh arti. “Aku selalu tepati janjiku. Habis masalah ini selesai, aku akan kirim kalian ke luar negeri.”Membiarkan Attar sekeluarga lanjut dikurung di penjara terlalu menguntungkan mereka. Mereka seharusnya dikirim ke luar negeri seperti Tony. Caden berniat untuk menyerahkan mereka kepada Joseph dulu, lalu baru membiarkan Joseph mengirim mereka ke “tempat yang baik”.Keluarga Tandi sudah menindas Naomi selama 20 tahun. Biarkan saja mereka menggunakan sisa hidup mereka untuk menebus dosa mereka.Attar tidak mengetahui niat Caden dan mengira dirinya bisa hidup enak di luar negeri. Dia pun merasa sangat
Pada pukul 4 sore, Naomi, Braden, dan Hayden tiba di sebuah kafe. Leon sudah menunggu di dalam. Dia mengenakan setelan jas yang dipadukan dengan kemeja. Meskipun wajahnya terlihat agak lesu, matanya malah berbinar dan dia terlihat seperti seorang pemuda yang riang.Leon memiliki penampilan yang terkesan jujur dan wajah yang tampan. Orang yang tidak memahaminya tidak akan menyangka di balik penampilannya yang jujur dan tampan itu, tersembunyi hati yang sangat busuk dan kejam.Naomi diam-diam mengepalkan tangan dan berjalan ke arah Leon dengan terburu-buru. Braden dan Hayden juga mengikutinya berjalan ke sisi Leon, lalu menyapa dengan berpura-pura ramah, “Halo, Paman Leon.”Leon melirik wajah kedua bocah yang mirip dengan Caden itu dengan agak dingin. Dia tidak akan membesarkan anak Caden. Setelah dirinya bersama Naomi, mereka akan memiliki anak mereka sendiri. Dia akan menyingkirkan anak-anak Caden dengan baik. Di dunia ini, hanya dia yang layak menghamili Naomi. Pria lainnya tidak laya
Naomi sedih lagi! Setelah beberapa saat, Naomi baru berjalan keluar dari rumah sakit. Matanya terlihat merah dan bengkak.“Mama!”“Mama nggak apa-apa. Jangan khawatir. Kalian main saja.”Setelah menenangkan Braden dan Hayden, Naomi kembali ke tempat duduk dan lanjut berbincang dengan Leon.“Yang di dalam video itu Camila. Kali ini, itu benar-benar Camila!”“Emm, aku juga merasa begitu. Kamu jangan terlalu sedih. Masalahnya belum mencapai titik terburuk. Meski sudah disiksa, Camila masih hidup.”Naomi menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya, “Kalau nggak lapor polisi, gimana kita bisa tolong Camila?”“Aku punya pemikiran seperti ini. Demi keselamatan Camila, sebaiknya kita jangan lapor polisi dulu dan lakukan perintah penculik. Habis Camila diselamatkan, kita baru lapor polisi.”Naomi mengangguk dan menjawab, “Benar, keselamatan Camila itu yang paling penting. Apa yang diminta penculik?”“Mereka mau uang, juga mau pusaka Keluarga Nandara.”“Berapa banyak uang yang mereka minta?”“Sepu
Setelah kembali ke Vila Maison, Naomi langsung melemparkan diri ke pelukan Caden dan menangis.“Aku sudah melihat Camila! Camila yang asli! Aku yakin 100% ... orang di video itu memang Camila!”“Aku tahu. Aku juga sudah melihatnya. Ini hal yang baik. Dia benar-benar masih hidup.”“Tapi, dia terluka. Lagian, tatapannya juga penuh rasa takut. Dia pasti sudah disiksa. Dia ... dia pasti menderita banget.”Caden memeluk Naomi sambil menghibur, “Kita sudah makin dekat dengannya. Percayalah padaku, kita pasti bisa segera menyelamatkannya.”Naomi menyeka air mata dan berkata, “Leon ingin memanfaatkannya untuk menipu uangmu.”“Aku punya uangnya dan bisa kasih ke dia kapan pun itu. Kamu nggak usah khawatir.”Naomi segera menjawab, “Itu uang kita! Atas dasar apa kita harus kasih ke dia! Aku lagi mikir cara gimana kita bisa selamatkan Camila tanpa kasih dia uangnya.”Caden berujar dengan lembut, “Kamu nggak usah khawatir soal cara menolong orang. Aku punya caranya.”Naomi menghela napas. Dia kuran
“Ingat! Kamu cuma boleh bawa uangnya keluar rumah sendiri! Kalau ada orang lainnya, kami akan langsung habisi Camila! Bu Naomi, demi keselamatan sahabatmu, sebaiknya kamu turuti perintah kami. Kami lagi mengawasimu!”Seusai berbicara, orang itu langsung memutuskan sambungan telepon.Naomi masih berada dalam keadaan terkejut ketika Leon menelepon. Leon bertanya dengan panik, “Naomi, penculiknya sudah hubungi kamu?”“Dia baru putuskan sambungan teleponnya. Ada apa ini sebenarnya?”Leon menjawab, “Penculiknya sudah tahu kita ketemu sore ini. Dia takut kamu lapor polisi, juga takut kamu kasih tahu Pak Caden, makanya dia sengaja memberimu peringatan. Mereka tahu Pak Caden sulit dihadapi dan takut Pak Caden terlibat.”Naomi berusaha untuk menenangkan diri, lalu berkata dengan kening berkerut, “Mereka suruh aku mencarimu.”“Emm. Aku lagi pergi ambil pusaka Keluarga Nandara sesuai perintah mereka. Habis itu, aku akan menjemputmu.”“Kamu mau jemput aku ke mana?”“Aku juga nggak tahu, mereka ngg
Kening Caden berkerut. “Apa kamu benar-benar menyukainya?”Dylan menjawab, “Aku cukup menyukainya. Dia berbeda dengan wanita-wanita sebelumnya.”Tanpa menunggu balasan dari Caden, Dylan pun berkata, “Dia membuatku kepikiran seseorang. Aku bisa melihat bayangan Citrus dari dirinya.”Caden terdiam membisu. Ketika mendengar nama “Citrus”, keningnya berkerut dengan erat. Dia langsung menelan kembali omelan yang hendak dilontarkannya untuk Dylan.Tiba-tiba Caden ingin merokok. Dia mengusap sakunya, tetapi tidak ada rokok di dalam sakunya.Belakangan ini, bukan hanya Naomi saja, bahkan anak-anak juga mengawasi Caden. Caden pun tidak bisa banyak merokok dalam sehari.Mereka berdua terdiam untuk beberapa saat. Caden pun berkata, “Camila itu korban. Seharusnya kamu beri dia sebuah penjelasan. Furla itu kekasihmu. Camila juga bisa menerima penderitaan itu gara-gara kamu. Kamu mesti tanggung jawab.”Dylan berkata, “Tenang saja. Aku pasti akan beri penjelasan kepadamu.”Caden mengingatkan, “Dia it
Naomi menghela napas panjang. “Si Dylan itu sulit untuk dinilai!”Kalau menilai Dylan dengan kata baik, dia malah memiliki reputasi buruk dalam soal hubungan asmaranya. Kalau mengatakan Dylan itu jahat, dia malah benar-benar cukup setia kawan dan cukup baik terhadap temannya.Caden berkata, “Dylan itu selain nggak bisa diandalkan dalam soal perasaan, dia cukup berbakti terhadap orang tuanya dan juga setia kawan terhadap temannya.”Naomi tidak menyangkal. Dylan memang tergolong berbakti terhadap Kevin dan Lyana. Tidak membalas ketika dipukul dan juga ketika dimarah. Dia juga cukup setia kawan terhadap temannya!Jika mengatakan Dylan tidak bisa diandalkan dalam soal asmaranya … dia juga tidak pernah merebut atau berselingkuh, dia selalu memperlakukan setiap hubungannya dengan sangat serius. Hanya saja, waktu berpacarannya terlalu pendek. Kecepatan ganti pacarnya terlalu cepat!Meskipun demikian, Dylan mendapat penilaian bagus dari para mantan kekasihnya! Naomi kembali menghela napas pan
“Bukannya aku nggak bisa diajak kompromi, coba kamu bilang sendiri, apa seharusnya aku marah sama dia? Meskipun masalah ini bukan ulah dia, semua ini bisa terjadi juga gara-gara dia!”Caden mengangguk. “Betul! Jangankan kamu, aku saja merasa marah!”Naomi berkata, “Kalau dia nggak cari cewek yang sembarangan, mana mungkin Camila akan terluka?”Caden membalas, “Betul! Dia memang kelaparan, ya, cewek apa pun dilahapnya.”Naomi berucap lagi, “Sudah 3 kali. Baru berapa lama, Camila pun sudah dipersulit sebanyak 3 kali!”Caden berkata, “Dia itu memang bukan manusia. Permasalahannya banyak sekali!”Naomi menimpali, “Aku benar-benar sangat marah. Sekarang semua orang di internet lagi memarahi Camila. Camila malah masih bersabar karena melihat wajahnya!”Caden berucap, “Kamu nggak usah suruh Camila bersabar. Terserah kamu mau marah atau omelin dia, aku akan menanggung semuanya. Aku akan bantu dia untuk menyelesaikan masalah ini! Sahabat istriku nggak boleh menerima penderitaan seperti ini!”Na
Tidak masalah jika dulu Camila menyukai Leon. Semua itu karena Camila tidak mengetahui karakter asli Leon. Sekarang Camila telah mengetahuinya, malah masih menyukainya. Apa tidak ada masalah dengan pola pikir Camila?Jika pola pikir seorang public figure bermasalah, apa dia masih bisa menjadi public figure? Naomi tidak percaya Furla tidak tahu betapa seriusnya masalah ini!Naomi berusaha menahan amarahnya, lalu bertanya pada Tiara, “Sekarang Camila lagi di tempatmu?”“Emm, manajernya juga sudah datang. Mereka berdua lagi bahas sesuatu di ruang baca.”“Apa Furla ada telepon Camila?”“Pasti, tapi Camila nggak angkat. Jadi, Furla pun suruh Dylan yang telepon. Begitu Camila mengangkat, Furla langsung menangis dan meminta maaf. Aku saja hampir muntah ketika mendengarnya! Kalau bukan karena Camila menahanku, aku pasti sudah merebut ponselnya dan memaki 18 keturunan mereka!”Kening Naomi berkerut. “Apa kata Dylan?”Tiara merasa marah. “Apa lagi yang bisa dia katakan? Dia wakili kekasihnya unt
[ Model begini malah jadi duta citra? Aku mau mengadu ke saluran televisi pusat! Orang murahan seperti ini nggak pantas jadi figur publik, harus segera diboikot! ]Satu siaran langsung dari Furla langsung membuat Camila terjebak dalam pusaran kontroversi! Bahkan, dalam siarannya, Furla juga mengungkapkan detail alamat tempat tinggal pernikahan Camila dan Leon.Siaran langsung Furla masih belum selesai, tapi sudah ada orang yang berbondong-bondong ke gerbang Vila Anggara, menunggu di sana untuk mengambil foto Camila.Bahkan ada orang yang menyamar sebagai kurir untuk menyusup ke dalam kompleks. Kemudian, mengintip dari luar jendela rumah Camila.Camila sungguh sakit kepala. Dia diam-diam keluar dari kompleks, lalu bersembunyi di rumah Tiara.Kehebohan di internet semakin menjadi-jadi. Ditambah dengan adanya orang-orang yang sengaja menggiring opini, reputasi Camila anjlok seperti pesawat jatuh saja, yang merosot dengan cepat!Masalah ini semakin membesar. Sementara itu, Furla justru men
Tiara sudah memendam selama beberapa hari. Rasa kesal sudah memenuhi hatinya!Begitu mulai mengeluh, Tiara benar-benar tidak bisa berhenti, terus berbicara selama lebih dari setengah jam.Pacar baru Dylan bernama Furla, yaitu gadis yang meminta ratusan tanda tangan dari Camila pada malam ulang tahun Caden. Saat ini, dia masih seorang mahasiswi di akademi tari.Dulu Furla tidak dikenal orang-orang. Namun, berkat Dylan, sekarang dia memiliki jutaan penggemar. Lebih tepatnya, bukan berkat Dylan, tapi berkat Camila!Meskipun Dylan sangat memanjakan Furla sekarang, semua orang tahu seberapa cepat dia berganti kekasih. Satu detik sebelumnya masih kekasih. Satu detik berikutnya bisa langsung menjadi mantan! Kekasih akan diagungkan orang-orang, sedangkan mantan kekasih malah tidak bernilai sama sekali!Furla hanyalah salah satu dari kekasih Dylan, bukan satu-satunya. Jadi, Dylan tidak bisa memberinya penggemar yang terlalu banyak. Hampir setengah dari satu juta penggemar adalah berkat Camila.
Mereka harus segera menyerahkan virus itu kepada Nenek Buyut. Jika mereka bisa menyerahkan virus lebih cepat ke tangan Nenek Buyut, Nenek Buyut pun bisa lebih cepat meneliti obat penawar!Setelah obat penawar selesai diteliti, bahaya pun sudah disingkirkan, mereka pun tidak memiliki pertimbangan apa pun lagi!Dendam mesti dibalas, konflik mesti diselesaikan!…Pada tanggal 6 Oktober, Naomi dan Caden membawa Baby dan Rayden terbang ke Kota Lokin.Mereka ingin menjemput Jayden. Jadi, mereka segera terbang dari Kota Lokin ke Kota Jawhar.Joseph dan Maria tidak pergi bersama mereka. Telah terjadi sesuatu dengan Perusahaan Keluarga Howie. Joseph terpaksa terlambat beberapa hari untuk kembali ke Kota Jawhar.Di atas pesawat, Naomi bertanya pada Caden, “Apa hari ini Braden dan Hayden menghubungimu?”Tidak ada sinyal di dalam pegunungan. Peralatan komunikasi yang dirakit oleh Kakek Keempat hanya bisa digunakan di dalam pegunungan dan tidak dapat terhubung dengan dunia luar.Caden tidak bisa me
Sepasang demi sepasang mata berkilauan. Semuanya langsung mengerumuni mereka.Master Bercodet mengerutkan keningnya. Waktu itu saat berada di pegunungan, dia juga pernah mengalami hal yang sama. Jadi, dia tidak berani bertindak gegabah.Master mengamati sekeliling dengan waspada, lalu berjalan ke dalam tenda untuk membangunkan Hayden. “Apa semua yang di depan sana … datang untuk mencari si Putih?”Hayden segera membangkitkan dirinya, lalu berlari ke luar tenda untuk melihat. Kemudian, dia segera mengerutkan keningnya dan mengepalkan tangannya!Putih juga terbangun, lalu melilitkan tubuhnya di pergelangan tangan Hayden. Kepala didongakkan. Lidah dijulurkan ke sisi depan.Tatapan di sekitar kelihatan sangat bersemangat ketika melihat Putih. Hayden kembali memastikan, lalu bertanya pada si Putih, “Mereka semua musuhmu?”Putih memalingkan kepala untuk menatap Hayden sembari menjulurkan lidahnya.Hayden menggertakkan gerahamnya, lalu berkata pada Master, “Paman, kamu bantu aku buat jaga ka
Waktu itu, Dinala juga berada di tempat. Saking syoknya, wajahnya pun memucat. Ketika dia maju hendak melindungi Steven, sekujur tubuhnya gemetar. Dinala menutupi bagian luka Steven untuk menghentikan aliran darah. Darah pun mengalir dari celah jari tangan Dinala.Steven tidak ingin membuat Caden khawatir. Jadi, dia pun tidak memberi tahu Caden. Namun, pengawal merasa tidak tenang. Hari ini dia pun memberi tahu masalah itu kepada Caden.Mengenai mata-mata yang diutus orang misterius, tentu saja nasib mereka juga tidak berakhir bagus. Inilah hasil dari perbuatan yang mereka lakukan. Berhubung mereka berani menjadi monster, mereka pun mesti memiliki keberanian untuk menanggung akibatnya.Steven tidak lapor polisi, melainkan langsung membuang mereka ke rumah sakit jiwa. Dia juga berpesan kepada dokter, menyuruh dokter untuk lebih “menjaga” mereka. Jika diperlukan, disetrum dan dipukul saja.Dengan adanya tusukan itu, sementara waktu ini, Steven tidak bisa meninggalkan Kota Amari. Kebetul