Caden mengerutkan keningnya. Dia memiliki banyak beban pikiran.Ravindra berkata, “Aku kerja di departemen keamanan informasi negara. Aku sangat ingin membantumu, tapi masalah orang tuamu berkaitan dengan rahasia negara. Aku nggak bisa menyelidikinya tanpa izin. Tapi, aku sudah minta petunjuk dari pemerintah tingkat atas. Begitu ada kabar, aku akan langsung kasih tahu kamu.”Danendra menimpali, “Aku kerja di departemen keamanan informasi militer, tapi aku juga nggak bisa selidiki masalah orang tuamu tanpa izin. Aku sudah laporkan hal ini pada atasanku dan lagi tunggu kabar.”Kakak beradik Keluarga Cempaka itu masing-masing berkecimpung dalam bidang teknologi jaringan di dunia politik, dunia militer, dan dunia bisnis. Mereka adalah talenta terkemuka di bidang informasi dan jaringan. Orang yang memiliki kedudukan makin tinggi akan makin low-profile, apalagi dengan pekerjaan ketiga orang itu. Jadi, bagi orang luar, Keluarga Cempaka sangatlah misterius.Caden mengesampingkan beban pemikir
“Ayah, Paman ...,” panggil Naomi dengan agak manja.Joseph pun tidak tahan lagi dan buru-buru berkata, “Caden, berdirilah. Kami nggak menyalahkanmu. Kami cuma sedih atas apa yang dialami Celine dulu.”Kakak beradik Keluarga Cempaka juga berangsur-angsur bersuara.“Kami nggak akan permasalahkan masa lalu lagi. Hanya saja, Celine itu satu-satunya anak Keluarga Howie dan Keluarga Cempaka. Dia itu sangat penting di hati kami. Kami nggak tega melihatnya menderita. Kelak, kalau ada yang berani menindasnya, kami pasti akan hukum orang itu dengan cara apa pun!”Ucapan ini ditujukan untuk memberi peringatan pada Caden. Maksud yang tersirat adalah, ‘Kami memang nggak punya kekuasaan sebesar kamu. Tapi kalau kamu berani tindas Celine, kami akan melawanmu habis-habisan!’Caden tentu saja paham maksud tersirat itu. Namun, dia tidak marah dan malah berkata, “Naomi itu orang paling istimewa di keluarga kami. Anak-anak adalah pendukungnya. Di dalam keluarga kami, cuma dia yang bisa menindasku, aku ngg
Telah terjadi sesuatu pada Tiara. Ada orang yang mengincar peninggalan budaya kuno yang baru ditemukan orang tua Tiara dan menculik Tiara. Penculik itu mengancam orang tua Tiara untuk menukar peninggalan budaya kuno itu dengan Tiara. Jika tidak, mereka akan menghabisi Tiara.Orang tua Tiara merupakan profesor terkenal di bidang arkeologi. Mereka yang bertanggung jawab atas penggalian peninggalan budaya kuno ini. Makam yang digali kali ini sangat luas dan memiliki banyak peninggalan budaya kuno. Prosesnya memakan waktu hampir 2 tahun. Semua peninggalan budaya kuno yang ditemukan juga tidak ternilai harganya.Benda yang paling representatif adalah sekotak benih yang belum bertunas dan belum rusak, sepiring kue kering yang diawetkan dengan baik, juga seonggok mayat yang masih belum membusuk hingga sekarang. Keutuhan mayat itu sebanding dengan mumi yang pernah ditemukan di dunia sebelumnya.Hal yang paling menakjubkan adalah, sebuah pot tanaman hijau juga ditemukan di ruang makam utama. Se
Joseph mengangguk dengan kening berkerut. Dia memahami suasana hati Naomi. Saat menyelidiki masa lalu Naomi, dia juga menemukan informasi tentang Tiara dan Camila. Dia tahu kedua gadis itu sudah banyak membantu putrinya. Dia tentu saja merasa berterima kasih terhadap mereka.“Aku punya teman di Kota Lokin. Aku akan ikut bersama kalian.”Begitu mendengar hal ini, Maria mencengkeram tangan Naomi erat-erat dan berkata, “Celine jangan takut, Ibu juga akan ikut.”Caden pun terdiam. Berhubung semua orang sudah menunjukkan sikap yang tegas, mereka akhirnya memutuskan untuk pergi ke Kota Lokin bersama setelah berdiskusi. Joseph mengaturkan pesawat pribadi untuk mereka sehingga mereka tiba di Kota Lokin di hari yang sama. Kota Lokin adalah kota wisata terkenal. Di kota ini, terdapat banyak reruntuhan dan bangunan kuno. Mereka sekeluarga datang dengan alasan berlibur.Setelah tiba di Kota Lokin, Caden dan yang lain tidak langsung mencari orang tua Tiara, melainkan mencari hotel yang dekat denga
Di sebuah gedung terbengkalai di pinggir Kota Lokin, beberapa penculik sedang bermain kartu. Salah seorang penculik itu merasa sangat kesal karena kalah judi. Dia pun berseru dengan marah, “Kampret! Sial banget aku! Apa gadis ini benar-benar nggak boleh disentuh? Aku benar-benar butuh lampiaskan emosiku!”“Jangan sembarangan! Bos sudah berpesan kita nggak boleh sentuh dia sebelum dapat barangnya.”“Lagian, kita juga pasti membunuhnya habis dapatkan barangnya. Apa bedanya aku sentuh dia sekarang?”“Pokoknya, itu perintah Bos! Banyak banget omong kosongmu! Awas Bos langsung habisi kamu dengan satu tembakan!”Pria yang kalah judi itu pun menjadi makin kesal. Dia berjalan ke sisi Tiara dengan ekspresi suram, lalu mulai menghajar pria yang tergeletak di lantai.Melihat hal ini, Tiara pun meronta makin hebat. Dia menangis sambil menggeleng. Mulutnya hanya bisa mengeluarkan suara tidak jelas. Dia jelas tidak ingin penculik itu memukul pria yang tergeletak di lantai.Penculik itu menendang pri
“Aku takut banget. Huhuhu ....”Andrew terpaku di tempat dan merasa serbasalah. Dia tidak tahu apakah dirinya harus mendorong Tiara atau tidak. Setelah beberapa saat, dia hanya berkata, “Pria dan wanita nggak boleh bersentuhan.”Tiara seperti tidak mendengar apa yang dikatakan Andrew dan lanjut memeluknya dengan erat.Andrew sedang mengenakan earphone. Pada saat ini, terdengar suara Caden yang berkata, “Kalau sudah sampai di lokasi, jangan bertindak gegabah. Lawan kita punya senjata, kamu ....”“Aku sudah bertindak.” Baru saja Andrew selesai berbicara, dia tiba-tiba merasa ada bahaya dari belakangnya. Dia buru-buru menggendong Tiara dan menghindar. Pada detik selanjutnya, peluru memelesat melewati sisi tubuhnya. Dia pun mengerutkan kening dan membawa Tiara ke balik sebuah pilar.“Pejamkan matamu dan tunggu di sini dengan patuh.”Tiara memejamkan matanya dengan patuh. Sekujur tubuhnya gemetar tak terkendali dalam pelukan Andrew. Setelah ragu sesaat, Andrew mendorongnya dan meninggalkann
Saat ini, Naomi dan ketiga putranya sedang mengkhawatirkan Tiara. Ditambah dengan wanita itu juga mengenakan masker, mereka tidak menyadari keanehan wanita itu.Berhubung Jayden baik-baik saja, Naomi hanya menyahut, “Nggak apa-apa.” Naomi membersihkan tubuh Jayden yang kotor, lalu menggendong Jayden dan lanjut berlari ke arah kamar pasien Tiara.Di sisi lain, wanita itu masih menatap sosok kelompok Naomi dengan terkejut dan terengah-engah. Dia berdiri terpaku di tempat untuk sekian lama. Setelah sosok kelompok Naomi menghilang, dia baru mengalihkan pandangannya.Kemudian, wanita itu menggendong putrinya untuk duduk di kursi panjang, lalu berkata, “Mia, kamu tunggu Mama di sini, ya. Jangan asal lari. Mama akan kembali sebentar lagi.”Anak perempuan itu mengangguk dengan patuh. Wanita itu pun merapikan pakaian anak perempuan itu dan mengenakan topi ke kepalanya. Setelah itu, dia baru berbalik dan berlari ke arah Jayden pergi tadi.Setelah mencari beberapa saat, wanita itu baru menemukan
“Aku suruh kamu pulang!” bentak pria bernama Loki itu.Dari ujung telepon, terdengar suara tangisan seorang anak perempuan. “Mama ... aku mau Mama .... Huhuhu ... aku mau Mama ....”“Diam! Kalau nggak, kupukul kamu! Dasar anak terkutuk!”Wanita itu merasa sangat ketakutan. Air matanya juga tidak berhenti mengalir. “Jangan buat Mia ketakutan. Aku akan pulang sekarang juga. Mia, jangan takut. Mama akan pulang sekarang juga. Mia ....”“Tut ... tut ... tut ...” Loki sudah memutuskan sambungan telepon.Wanita itu buru-buru menyeka air matanya, lalu naik taksi meninggalkan rumah sakit. Setengah jam kemudian, dia tiba di sebuah kompleks perumahan yang kotor dan kuno. Tidak ada taman di kompleks perumahan ini. Sepeda, sepeda listrik, dan becak diparkirkan dengan sembarangan di sekitar.Wanita itu masuk ke sebuah gedung dan naik ke lantai 3. Baru saja dia hendak mengeluarkan kunci untuk membuka pintu, pintunya sudah tiba-tiba dibuka. Seorang pria bertubuh tinggi dan kekar menatapnya dengan mara
Camila segera menggeleng. “Nggak, kok. Jujur saja, dia yang merasa tersiksa. Bagaimanapun, aku duluan yang memulai. Kamu nggak usah khawatirin aku. Aku nggak rugi untuk tidur sama dia. Dia tampan dan tubuhnya juga bagus. Lagi pula, teknik di atas ranjangnya juga bagus.”Naomi menjulingkan bola matanya melihat ke sisi Camila. Kemudian, dia menghela napas panjang. Yang penting Camila tidak merasa tersiksa.“Jadi, bagaimana dengan selanjutnya? Apa yang kamu pikirkan?”Camila berterus terang. “Kita semua juga sudah dewasa, nggak ada yang perlu dipikirkan lagi. Kami tidur bersama juga berdasarkan kemauan kita masing-masing. Dunia belum kiamat juga. Lagi pula, aku nggak suka sama dia, dia juga nggak suka sama aku. Alangkah baiknya kalau kami masih bisa berteman. Kalau memang nggak bisa, ya sudah.”“Oh, ya, jangan sampai kamu beri tahu masalah ini sama Kak Fiona. Aku juga nggak ingin Bibi Lyana dan Paman Kevin tahu masalah ini.”Naomi mengangguk. “Aku nggak akan ngomong. Aku lihat sekarang ka
Tidak lama kemudian, Robbin pun datang untuk mengambil sampel Dylan dan janin.Camila berkata, “Pak Robbin, kamu ambil sampel yang banyak, lalu lakukan tes DNA pada beberapa tempat demi berjaga-jaga.”Robbin paham. “Oke!”Camila bertanya lagi, “Bisa nggak tanpa melukai janin, biarkan dia terus tidur dulu? Setidaknya jangan biarkan dia bangun sebelum hasil tes DNA keluar.”Kalau Catherine bangun, dia pasti akan beronar. Lebih baik dia terus pingsan saja.Setelah hasil tes DNA keluar, baru Camila akan memberi pelajaran kepadanya!Naomi berkata, “Aku punya cara.”Setelah Robbin meninggalkan ruangan dengan membawa sampel, Naomi melakukan akupunktur di tubuh Catherine agar dia bisa tidur dengan nyenyak.Camila mengejar keluar kamar pasien. Dia meminta sampel janin dari Robbin. Dia langsung membawa sampel menuruni gedung untuk mencari si pria.“Kamu serahkan ini kepada kakakmu. Dia tahu apa yang seharusnya dia lakukan. Pegang yang bagus, jangan sampai kamu merusaknya. Hal ini sangat penting
Bahkan saat Camila memukul Catherine hingga jatuh pingsan untuk melakukan tes DNA, Dylan malah mengatakan tes DNA perlu persetujuan kedua belah pihak. Semua ini cukup membuktikan bahwa Dylan tidak ingin melukai Catherine dan juga sangat menghormatinya.Sebenarnya Camila benar-benar penasaran, ada apa dengan dia dan Catherine?Setelah mendengar masalah ini semalam, Camila menyelidiki latar belakang Catherine, tetapi dia tidak menemukan hubungan apa-apa di antara Catherine dengan Dylan.Entah ada hubungan apa di antara mereka berdua?Tiba-tiba suasana di dalam mobil menjadi hening. Camila mengendarai mobil, lalu melihat Dylan sekilas dari kaca spion tengah.Dylan menoleh untuk melihat ke luar jendela. Keningnya sedikit berkerut. Suasana hatinya terasa berat.Camila menggerakkan bibirnya, tetapi dia tidak berbicara. Dalam sesaat, dia tidak tahu apa yang seharusnya dia katakan?Camila mengendarai mobilnya dengan tenang. Di tengah perjalanan, dia mengirim pesan kepada temannya.Sepuluh meni
Camila tidak meladeni Dylan. Dia memapah Catherine kembali ke dalam mobil, lalu berpesan, “Kamu duduk di baris belakang buat jaga dia. Aku kendarai mobil.”Dylan menuruti apa kata Camila, duduk di samping Catherine. Dia pun bertanya dengan kening berkerut, “Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?”Camila kembali menyalakan mesin mobil. Dari kaca spion tengah, dia melihat Dylan sekilas. Dia melihat kening berkerut di atas wajah tampan itu, lalu berkata, “Jangan khawatir. Dia hanya pingsan, nggak terluka.”Dylan membuka mulutnya. “Apa aku lagi mencemaskannya? Aku lagi mencemaskanmu! Aku sudah peringati kamu sebelumnya, dia itu ibu hamil, sedangkan kamu itu selebritas. Kamu nggak boleh sentuh dia!”Camila mencemberutkan bibirnya. “Aku tahu, makanya aku bersembunyi di kawasan yang nggak terliput kamera CCTV?”Dylan terdiam membisu. Pantas saja Camila menyuruhnya untuk pura-pura muntah di pinggir jalan. Ternyata supaya kamera CCTV terhalangi orang-orang.“Tapi, Catherine kenal sama kamu! Se
[ Astaga, apa kalian berdua benar-benar telah jadian? ]Kepala Camila berdengung. Dia tidak membalas pesan, melainkan memalingkan kepala untuk membelalaki Dylan. “Apa kamu gila! Apa aku pulang demi kamu? Aku pulang karena Bibi Lyana dan Paman Kevin! Lagi pula ….”Dylan memotongnya, “Bukannya sama saja pulang demi orang tuaku dengan pulang demiku? Lagi pula, semua itu juga masalahku!”“Apa bisa disamakan?”“Kenapa nggak bisa? Sama saja!”Camila menggertakkan giginya. Kalau bukan karena sedang mengendarai mobil, Camila pasti akan menendangnya!Jika mengatakan Camila pulang demi Lyana dan Kevin, Helen pasti tidak akan berpikir banyak. Dia tahu hubungannya dengan Lyana cukup dekat.Namun sekarang, Camila pulang demi Dylan. Masalah itu akan memicu prasangka orang-orang.Apalagi Dylan juga mengatakan dirinya tidak memiliki selera makan. Hanya karena masalah kecil ini, Camila malah diam-diam pulang. Bukannya semua itu adalah gerak-gerik yang dimiliki sepasang kekasih?Kekasih yang lagi diland
Camila menjulingkan bola matanya. Dia mengendarai mobil sembari menghubungi Naomi.“Naomi, apa kalian sudah sampai di rumah sakit?”“Kami akan segera tiba. Apa kamu sudah lapar?”“Lapar sekali. Tapi kali ini, terjadi sesuatu sama aku dan Dylan. Kalau kamu nggak ada masalah lain, kamu tunggu kami di kamar pasien.”Naomi merasa penasaran. “Kalian mau keluar?”“Emm, kalau nggak ada masalah, seharusnya kita bisa kembali dalam waktu 40 menit.”“Oke, kalau begitu, aku tunggu kamu di kamar pasien.”“Emm, emm.”Ketika melihat Camila memutuskan panggilan, Dylan spontan berkata, “Apa kita bisa pulang dalam waktu 40 menit?”“Bisa.”Dylan melihat navigasi sekilas.“Sekarang masih ada 10 menit baru bisa tiba di kantor catatan sipil. Dari kantor catatan sipil ke rumah sakit sekiranya butuh waktu 30 menit. Apa kamu nggak perlu tatap muka sama Catherine?”Camila membalas, “Ketemuan sama dia juga nggak butuh waktu panjang.”Saat Dylan ingin mengatakan sesuatu, ponsel Camila berdering. Dia menerima pang
[ Kak, siapa yang bikin video ini? Tolong lepaskan Kota Yorta! Ular keberuntungan Kota Yorta nggak boleh disebarluaskan lagi! ][ Kak, dunia Kota Yorta sudah runtuh. Mohon danai yang versi baru. ]Selesai warganet di Kota Yorta menangis, giliran warganet Kota Ciawi yang menangis.[ Kak, mohon selamatkan ular pemakan manusia kami! ]Selesai warganet Kota Ciawi menangis, giliran warganet Kota Gora menangis.[ Kak, mohon selamatkan kami. Kami kebanyakan makan kentang di rumah. Huhuhu. ]Selesai warganet Kota Gora menangis, giliran warganet Kota Howi yang menangis.[ Kak, saudara kami sudah pingsan di toilet karena menangis kebanyakan. Mohon selamatkan mereka. Kami nggak sanggup lihat ular keberuntungan kami lagi. ]Bahkan ada yang sengaja datang untuk berlutut memohon kepada orang berotoritas untuk menstabilkan dunia hiburan.Pihak berotoritas pun melakukan respons.[ Dia nggak berada di dunia hiburan, tapi kedudukannya di dunia hiburan nggak bisa tergoyahkan. ]Dylan bahkan tidak membaca
Camila merasa penasaran. “Kenapa kamu tiba-tiba melepaskannya?”Dylan terdiam beberapa detik baru membalas, “Aku juga nggak tahu. Tiba-tiba aku bisa mengobrol masalah dia dengan terang-terangan.”Camila pun terdiam.Mereka berdua bertukar pandang selama beberapa saat. Tiba-tiba Dylan berdeham, lalu berkata, “Itu … kamu jangan sembarangan tidur di luar sana. Cara yang aku ajari sepertinya nggak terlalu bagus.”Camila terdiam membisu.Dylan menjelaskan, “Coba kamu lihat aku, aku sudah tidur dengan begitu banyak wanita, tapi aku tetap nggak bisa melepaskannya. Hari ini aku baru merasa bisa melepaskannya. Jadi, cara bermain di luar sana nggak efektif!”Topik pembicaraan ini membuat Camila merasa canggung. Dia pun memaksa dirinya untuk bertanya sekali lagi, “Sebenarnya bagaimana kamu bisa melepaskannya hari ini?”Dylan membalas, “Aku juga nggak tahu, mungkin aku sudah melepaskannya dari beberapa hari lalu. Semuanya terasa aneh, tapi aku yakin bukan karena tidur dengan yang lain. Pokoknya, k
Biasanya rasa sedih di hati tidak akan dibicarakan kepada orang luar. Dylan sama sekali tidak memberi Furla kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata, “Jujur saja, sekarang kamu adalah orang yang paling menjijikkan di antara mantan-mantanku.”“Kita nggak usah omong kosong lagi. Semakin banyak kamu bicara, aku malah akan semakin kesal sama kamu! Kelak mohon jauhi aku, juga jauhi leluhurku. Coba saja kalau kamu mengganggunya lagi!”Terlintas ekspresi syok di dalam mata Camila.Furla malah melihat Dylan dengan takut. Kali ini, dia merasa syok hingga tidak berani bernapas.Pemikirannya dibongkar dengan terang-terangan. Furla bukan hanya merasa gugup, melainkan juga merasa lebih takut lagi!Siapa si Dylan itu? Hanya dengan menggerakan jari tangannya, dia pun bisa menghabisi Furla!Furla bahkan tidak berani bersuara sama sekali. Dia menopang dirinya untuk berdiri, lalu meninggalkan kamar pasien dengan keadaan berantakan.Suasana di dalam kamar pasien kembali hening ….Camila masih sedang m