Share

Bab 1033

Penulis: Erlina
Telah terjadi sesuatu pada Tiara. Ada orang yang mengincar peninggalan budaya kuno yang baru ditemukan orang tua Tiara dan menculik Tiara. Penculik itu mengancam orang tua Tiara untuk menukar peninggalan budaya kuno itu dengan Tiara. Jika tidak, mereka akan menghabisi Tiara.

Orang tua Tiara merupakan profesor terkenal di bidang arkeologi. Mereka yang bertanggung jawab atas penggalian peninggalan budaya kuno ini. Makam yang digali kali ini sangat luas dan memiliki banyak peninggalan budaya kuno. Prosesnya memakan waktu hampir 2 tahun. Semua peninggalan budaya kuno yang ditemukan juga tidak ternilai harganya.

Benda yang paling representatif adalah sekotak benih yang belum bertunas dan belum rusak, sepiring kue kering yang diawetkan dengan baik, juga seonggok mayat yang masih belum membusuk hingga sekarang. Keutuhan mayat itu sebanding dengan mumi yang pernah ditemukan di dunia sebelumnya.

Hal yang paling menakjubkan adalah, sebuah pot tanaman hijau juga ditemukan di ruang makam utama. Se
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1034

    Joseph mengangguk dengan kening berkerut. Dia memahami suasana hati Naomi. Saat menyelidiki masa lalu Naomi, dia juga menemukan informasi tentang Tiara dan Camila. Dia tahu kedua gadis itu sudah banyak membantu putrinya. Dia tentu saja merasa berterima kasih terhadap mereka.“Aku punya teman di Kota Lokin. Aku akan ikut bersama kalian.”Begitu mendengar hal ini, Maria mencengkeram tangan Naomi erat-erat dan berkata, “Celine jangan takut, Ibu juga akan ikut.”Caden pun terdiam. Berhubung semua orang sudah menunjukkan sikap yang tegas, mereka akhirnya memutuskan untuk pergi ke Kota Lokin bersama setelah berdiskusi. Joseph mengaturkan pesawat pribadi untuk mereka sehingga mereka tiba di Kota Lokin di hari yang sama. Kota Lokin adalah kota wisata terkenal. Di kota ini, terdapat banyak reruntuhan dan bangunan kuno. Mereka sekeluarga datang dengan alasan berlibur.Setelah tiba di Kota Lokin, Caden dan yang lain tidak langsung mencari orang tua Tiara, melainkan mencari hotel yang dekat denga

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1035

    Di sebuah gedung terbengkalai di pinggir Kota Lokin, beberapa penculik sedang bermain kartu. Salah seorang penculik itu merasa sangat kesal karena kalah judi. Dia pun berseru dengan marah, “Kampret! Sial banget aku! Apa gadis ini benar-benar nggak boleh disentuh? Aku benar-benar butuh lampiaskan emosiku!”“Jangan sembarangan! Bos sudah berpesan kita nggak boleh sentuh dia sebelum dapat barangnya.”“Lagian, kita juga pasti membunuhnya habis dapatkan barangnya. Apa bedanya aku sentuh dia sekarang?”“Pokoknya, itu perintah Bos! Banyak banget omong kosongmu! Awas Bos langsung habisi kamu dengan satu tembakan!”Pria yang kalah judi itu pun menjadi makin kesal. Dia berjalan ke sisi Tiara dengan ekspresi suram, lalu mulai menghajar pria yang tergeletak di lantai.Melihat hal ini, Tiara pun meronta makin hebat. Dia menangis sambil menggeleng. Mulutnya hanya bisa mengeluarkan suara tidak jelas. Dia jelas tidak ingin penculik itu memukul pria yang tergeletak di lantai.Penculik itu menendang pri

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1036

    “Aku takut banget. Huhuhu ....”Andrew terpaku di tempat dan merasa serbasalah. Dia tidak tahu apakah dirinya harus mendorong Tiara atau tidak. Setelah beberapa saat, dia hanya berkata, “Pria dan wanita nggak boleh bersentuhan.”Tiara seperti tidak mendengar apa yang dikatakan Andrew dan lanjut memeluknya dengan erat.Andrew sedang mengenakan earphone. Pada saat ini, terdengar suara Caden yang berkata, “Kalau sudah sampai di lokasi, jangan bertindak gegabah. Lawan kita punya senjata, kamu ....”“Aku sudah bertindak.” Baru saja Andrew selesai berbicara, dia tiba-tiba merasa ada bahaya dari belakangnya. Dia buru-buru menggendong Tiara dan menghindar. Pada detik selanjutnya, peluru memelesat melewati sisi tubuhnya. Dia pun mengerutkan kening dan membawa Tiara ke balik sebuah pilar.“Pejamkan matamu dan tunggu di sini dengan patuh.”Tiara memejamkan matanya dengan patuh. Sekujur tubuhnya gemetar tak terkendali dalam pelukan Andrew. Setelah ragu sesaat, Andrew mendorongnya dan meninggalkann

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1037

    Saat ini, Naomi dan ketiga putranya sedang mengkhawatirkan Tiara. Ditambah dengan wanita itu juga mengenakan masker, mereka tidak menyadari keanehan wanita itu.Berhubung Jayden baik-baik saja, Naomi hanya menyahut, “Nggak apa-apa.” Naomi membersihkan tubuh Jayden yang kotor, lalu menggendong Jayden dan lanjut berlari ke arah kamar pasien Tiara.Di sisi lain, wanita itu masih menatap sosok kelompok Naomi dengan terkejut dan terengah-engah. Dia berdiri terpaku di tempat untuk sekian lama. Setelah sosok kelompok Naomi menghilang, dia baru mengalihkan pandangannya.Kemudian, wanita itu menggendong putrinya untuk duduk di kursi panjang, lalu berkata, “Mia, kamu tunggu Mama di sini, ya. Jangan asal lari. Mama akan kembali sebentar lagi.”Anak perempuan itu mengangguk dengan patuh. Wanita itu pun merapikan pakaian anak perempuan itu dan mengenakan topi ke kepalanya. Setelah itu, dia baru berbalik dan berlari ke arah Jayden pergi tadi.Setelah mencari beberapa saat, wanita itu baru menemukan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1038

    “Aku suruh kamu pulang!” bentak pria bernama Loki itu.Dari ujung telepon, terdengar suara tangisan seorang anak perempuan. “Mama ... aku mau Mama .... Huhuhu ... aku mau Mama ....”“Diam! Kalau nggak, kupukul kamu! Dasar anak terkutuk!”Wanita itu merasa sangat ketakutan. Air matanya juga tidak berhenti mengalir. “Jangan buat Mia ketakutan. Aku akan pulang sekarang juga. Mia, jangan takut. Mama akan pulang sekarang juga. Mia ....”“Tut ... tut ... tut ...” Loki sudah memutuskan sambungan telepon.Wanita itu buru-buru menyeka air matanya, lalu naik taksi meninggalkan rumah sakit. Setengah jam kemudian, dia tiba di sebuah kompleks perumahan yang kotor dan kuno. Tidak ada taman di kompleks perumahan ini. Sepeda, sepeda listrik, dan becak diparkirkan dengan sembarangan di sekitar.Wanita itu masuk ke sebuah gedung dan naik ke lantai 3. Baru saja dia hendak mengeluarkan kunci untuk membuka pintu, pintunya sudah tiba-tiba dibuka. Seorang pria bertubuh tinggi dan kekar menatapnya dengan mara

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1039

    Di rumah sakit, Naomi dan Tiara juga sedang menangis. Berhubung sudah terjadi masalah sebesar ini, mereka benar-benar ketakutan.Tiara berkata sambil menangis, “A ... aku ... aku kira aku benar-benar akan mati dan nggak bisa ketemu kalian lagi. Huhuhu ....”Naomi memeluk Tiara dan menghibur dengan suara tercekat, “Sudah berlalu. Semuanya sudah berlalu. Kamu sudah selamat.”Ketiga bocah berdiri di sisi ranjang pasien dengan mata berkaca-kaca.Braden berkata, “Mama Tiara, jangan nangis lagi. Nanti, matamu bengkak lho. Kalau matamu bengkak, kecantikanmu akan terpengaruh.”Rayden mengerutkan keningnya dan menimpali, “Mama Tiara, jangan nangis. Nanti, aku bantu kamu menangkan juara pertama dalam permainan!”Jayden menyeka air mata dan berujar dengan suara tercekat, “Ma ... Mama Tiara, jangan nangis. A ... aku akan masakkan banyak makanan enak buat Mama Tiara. Mama Tiara jangan nangis lagi ya?”Tiara menatap ketiga bocah itu dengan terharu, lalu menjawab, “Putra-putraku berbakti banget ... h

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1040

    “Kalau dia nggak menyukaimu, mana mungkin ibunya asal bicara? Lagian, bukannya kamu suka cowok ganteng? Shane kan juga ganteng! Ibu rasa Shane cocok sama kamu. Kalian tumbuh besar bersama dan tahu latar belakang masing-masing. Selain itu, habis selesaikan pekerjaan di sini, Shane juga akan kembali kerja di Jawhar. Kelak, dia nggak usah pergi ke sana kemari lagi. Dia bisa selalu temani kamu di Jawhar.”Melihat Tiara menjulingkan matanya, Intan melibatkan Naomi untuk membujuknya. “Naomi, coba jawab. Bukannya Shane dan Tiara sangat serasi?”Naomi hanya tersenyum canggung tanpa menjawab.Shane adalah teman masa kecil Tiara. Mereka tinggal di gedung yang sama dan tumbuh besar bersama. Orang tua Shane juga adalah profesor dan merupakan rekan kerja serta teman baik orang tua Tiara. Kedua keluarga ini memang termasuk cocok.Namun, Tiara selalu mengatakan bahwa Shane adalah mimpi buruknya. Sebab sejak kecil, Shane merupakan murid teladan, sedangkan Tiara adalah murid terbelakang. Setiap ujian,

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1041

    Andrew mengerutkan keningnya, lalu lanjut berjalan ke depan.Di dalam kamar pasien kosong di lantai yang sama, Caden sedang membahas masalah penculikan dan pengalihan peninggalan budaya kuno dengan Giman.Begitu melihat Andrew, Caden memperkenalkannya kepada Giman. “Paman Giman, namanya Andrew. Dia itu teman baikku yang tumbuh besar bersamaku. Hari ini, dia itu orang pertama yang menerjang masuk ke gudang telantar itu untuk selamatkan Tiara.”Giman bangkit dari kursinya, lalu berkata dengan penuh terima kasih, “Terima kasih. Terima kasih banyak. Kamu sudah selamatkan Tiara dan berjasa bagi Keluarga Bascara. Kami berutang budi padamu. Kelak, kalau kamu butuh bantuan, katakan saja. Kami pasti akan berusaha yang terbaik untuk membantumu.”Andrew tidak pandai bersosialisasi. Setelah menyusun kata-kata untuk beberapa saat, dia akhirnya hanya menjawab, “Emm.”Caden pun terdiam. Meskipun merasa Andrew terlalu pendiam, dia sangat memahami Andrew. Sekarang, Andrew setidaknya memberi respons kar

Bab terbaru

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1580

    [ Astaga, apa kalian berdua benar-benar telah jadian? ]Kepala Camila berdengung. Dia tidak membalas pesan, melainkan memalingkan kepala untuk membelalaki Dylan. “Apa kamu gila! Apa aku pulang demi kamu? Aku pulang karena Bibi Lyana dan Paman Kevin! Lagi pula ….”Dylan memotongnya, “Bukannya sama saja pulang demi orang tuaku dengan pulang demiku? Lagi pula, semua itu juga masalahku!”“Apa bisa disamakan?”“Kenapa nggak bisa? Sama saja!”Camila menggertakkan giginya. Kalau bukan karena sedang mengendarai mobil, Camila pasti akan menendangnya!Jika mengatakan Camila pulang demi Lyana dan Kevin, Helen pasti tidak akan berpikir banyak. Dia tahu hubungannya dengan Lyana cukup dekat.Namun sekarang, Camila pulang demi Dylan. Masalah itu akan memicu prasangka orang-orang.Apalagi Dylan juga mengatakan dirinya tidak memiliki selera makan. Hanya karena masalah kecil ini, Camila malah diam-diam pulang. Bukannya semua itu adalah gerak-gerik yang dimiliki sepasang kekasih?Kekasih yang lagi diland

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1579

    Camila menjulingkan bola matanya. Dia mengendarai mobil sembari menghubungi Naomi.“Naomi, apa kalian sudah sampai di rumah sakit?”“Kami akan segera tiba. Apa kamu sudah lapar?”“Lapar sekali. Tapi kali ini, terjadi sesuatu sama aku dan Dylan. Kalau kamu nggak ada masalah lain, kamu tunggu kami di kamar pasien.”Naomi merasa penasaran. “Kalian mau keluar?”“Emm, kalau nggak ada masalah, seharusnya kita bisa kembali dalam waktu 40 menit.”“Oke, kalau begitu, aku tunggu kamu di kamar pasien.”“Emm, emm.”Ketika melihat Camila memutuskan panggilan, Dylan spontan berkata, “Apa kita bisa pulang dalam waktu 40 menit?”“Bisa.”Dylan melihat navigasi sekilas.“Sekarang masih ada 10 menit baru bisa tiba di kantor catatan sipil. Dari kantor catatan sipil ke rumah sakit sekiranya butuh waktu 30 menit. Apa kamu nggak perlu tatap muka sama Catherine?”Camila membalas, “Ketemuan sama dia juga nggak butuh waktu panjang.”Saat Dylan ingin mengatakan sesuatu, ponsel Camila berdering. Dia menerima pang

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1578

    [ Kak, siapa yang bikin video ini? Tolong lepaskan Kota Yorta! Ular keberuntungan Kota Yorta nggak boleh disebarluaskan lagi! ][ Kak, dunia Kota Yorta sudah runtuh. Mohon danai yang versi baru. ]Selesai warganet di Kota Yorta menangis, giliran warganet Kota Ciawi yang menangis.[ Kak, mohon selamatkan ular pemakan manusia kami! ]Selesai warganet Kota Ciawi menangis, giliran warganet Kota Gora menangis.[ Kak, mohon selamatkan kami. Kami kebanyakan makan kentang di rumah. Huhuhu. ]Selesai warganet Kota Gora menangis, giliran warganet Kota Howi yang menangis.[ Kak, saudara kami sudah pingsan di toilet karena menangis kebanyakan. Mohon selamatkan mereka. Kami nggak sanggup lihat ular keberuntungan kami lagi. ]Bahkan ada yang sengaja datang untuk berlutut memohon kepada orang berotoritas untuk menstabilkan dunia hiburan.Pihak berotoritas pun melakukan respons.[ Dia nggak berada di dunia hiburan, tapi kedudukannya di dunia hiburan nggak bisa tergoyahkan. ]Dylan bahkan tidak membaca

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1577

    Camila merasa penasaran. “Kenapa kamu tiba-tiba melepaskannya?”Dylan terdiam beberapa detik baru membalas, “Aku juga nggak tahu. Tiba-tiba aku bisa mengobrol masalah dia dengan terang-terangan.”Camila pun terdiam.Mereka berdua bertukar pandang selama beberapa saat. Tiba-tiba Dylan berdeham, lalu berkata, “Itu … kamu jangan sembarangan tidur di luar sana. Cara yang aku ajari sepertinya nggak terlalu bagus.”Camila terdiam membisu.Dylan menjelaskan, “Coba kamu lihat aku, aku sudah tidur dengan begitu banyak wanita, tapi aku tetap nggak bisa melepaskannya. Hari ini aku baru merasa bisa melepaskannya. Jadi, cara bermain di luar sana nggak efektif!”Topik pembicaraan ini membuat Camila merasa canggung. Dia pun memaksa dirinya untuk bertanya sekali lagi, “Sebenarnya bagaimana kamu bisa melepaskannya hari ini?”Dylan membalas, “Aku juga nggak tahu, mungkin aku sudah melepaskannya dari beberapa hari lalu. Semuanya terasa aneh, tapi aku yakin bukan karena tidur dengan yang lain. Pokoknya, k

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1576

    Biasanya rasa sedih di hati tidak akan dibicarakan kepada orang luar. Dylan sama sekali tidak memberi Furla kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata, “Jujur saja, sekarang kamu adalah orang yang paling menjijikkan di antara mantan-mantanku.”“Kita nggak usah omong kosong lagi. Semakin banyak kamu bicara, aku malah akan semakin kesal sama kamu! Kelak mohon jauhi aku, juga jauhi leluhurku. Coba saja kalau kamu mengganggunya lagi!”Terlintas ekspresi syok di dalam mata Camila.Furla malah melihat Dylan dengan takut. Kali ini, dia merasa syok hingga tidak berani bernapas.Pemikirannya dibongkar dengan terang-terangan. Furla bukan hanya merasa gugup, melainkan juga merasa lebih takut lagi!Siapa si Dylan itu? Hanya dengan menggerakan jari tangannya, dia pun bisa menghabisi Furla!Furla bahkan tidak berani bersuara sama sekali. Dia menopang dirinya untuk berdiri, lalu meninggalkan kamar pasien dengan keadaan berantakan.Suasana di dalam kamar pasien kembali hening ….Camila masih sedang m

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1575

    Dylan bersandar di ranjang pasien sembari meminum air. Setelah tenggorokannya tidak kering lagi, dia baru berkata, “Masalah aku sakit juga nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu nggak usah berpikir kebanyakan, apalagi merasa bersalah. Kamu seharusnya tahu karakterku. Setiap kalinya aku akan putus dengan tegas, nggak suka tarik ulur. Kalau sudah putus, ya berarti kita sudah putus. Aku pasti nggak akan bersedih.”“Kita juga nggak mungkin akan baikan lagi. Aku nggak suka balikan dengan mantan. Jadi, aku dan kamu sudah nggak memungkinkan lagi.”Furla pun menangis. “Waktu itu, aku juga gegabah, makanya aku bisa kepikiran untuk putus sama kamu. Aku ….”Furla benar-benar tidak menyangka Dylan benar-benar tidak mencarinya!Selama beberapa hari ini, Dylan bahkan tidak mengirim pesan apa pun kepadanya!Dylan berkata dengan tersenyum, “Furla, aku memang gampang luluh sama cewek cantik, tapi aku hanya peduli dengan air mata pacarku.”“Kita berdua sudah putus. Nggak ada gunanya kamu menangis di hada

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1574

    Furla merasa putus asa. Dia meminta pengampunan kepada Dylan dengan menangis. “Dylan, selamatkan aku. Huhuhu ….”Tanpa menunggu buka mulut dari Dylan, Camila mengambil setangkai bunga mawar merah dari buket bunga bawaan Furla. Dia mengopek kelopak bunga, lalu memasukkannya ke dalam mulut Furla!“Enak?” Furla merasa kesal hingga air mata tidak berhenti mengalir.Camila menyembunyikan senyumannya. Ekspresinya kelihatan dingin. “Kelak, kalau kamu berani menyinggungku lagi, aku nggak akan kasih kamu makan bunganya, aku akan kasih kamu makan duri bunga mawar! Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa coba!”Kedua mata Furla memerah. Dia sungguh ketakutan.Camila melepaskannya, lalu melempar tangkai bunga ke wajahnya.Duri di tangkai bunga itu mengenai pipi Furla. Furla pun tidak berani bersuara lagi.Camila berdiri, lalu berjalan ke sisi ranjang. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya, lalu merapikan rambutnya sembari melihat ke sisi Dylan. “Aku sudah selesai ngobrol sama dia. Aku kelu

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1573

    Furla benar-benar tidak menyangka ada Camila di dalam kamar pasien. Dia menatap Camila selama beberapa saat, baru tersadar dari bengongnya. Setelah itu, dia menyapa dengan tersenyum, “Kak Camila ….”Camila tidak menghiraukan Furla. Dia hanya tersenyum sembari mengamati Furla saja ….Hari ini Furla berpenampilan sederhana. Dia hanya merias wajahnya dengan polos, menguncir tinggi rambutnya, dengan mengenakan set seragam santai dan sepasang sepatu kanvas.Furla bergaya anak sekolah hari ini, kelihatannya seperti anak SMA saja.Tiba-tiba Camila teringat dengan cinta pertama Dylan, gadis yang bernama Citrus itu. Camila pun tersenyum sinis sembari membatin, ‘Furla ini cukup pintar. Dia tahu memanfaatkan keunggulannya untuk mendapatkan rasa suka Dylan.’Dylan bisa bersama Furla karena dia mirip sama Citrus. Dia belum pasti tahu siapa si Citrus itu. Hanya saja, Furla pasti bisa menebak orang yang tidak bisa dilupakan Dylan hanyalah cinta pertamanya.Bagaimanapun, cinta pertama itu biasanya ter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1572

    Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status