Share

Tertangkap dan Sebuah Ancaman

Suara langkah berderap, memenuhi segala penjuru ruangan. Sunyi, senyap, dan seolah tak ada tanda kehidupan. Semuanya membisu untuk sesaat.

"Van, kamu jalan ke arah utara aja, aku bakalan ke selatan. Bawa temanmu satu sama aku," ucap Luteas dengan suara lirih. Ia menoleh ke arah Ferel dengan tatapan tajam.

"Oke, Pak. Hati-hati, ya," balas Ferel dengan nada rendah. Mereka segera bergerak ke arah masing-masing.

Ferel berjalan dengan tatapan ragu. Dio yang berjalan di belakang Ferel, mendapati sebuah peluru tergeletak di salah satu lorong panjang yang mereka lewati.

"Stop, Rel. Lihat, di sini ada peluru," kata Dio, ia mengambil peluru di depannya dan memberikannya kepada Ferel.

"Astaga, ini gila, Dio. Apa mereka berusaha menembak Vasya sama keluarganya?" tanya Ferel, ia menaikkan salah satu alisnya ke atas. Dio menggelengkan kepala, lalu menelan ludah, "Heum, bisa jadi. Ayo," balas Dio.

Ferel dan Dio segera berangkat ke ruangan lain. Mereka merapalkan doa untuk menjaga diri. Tak lam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status