Share

Diskusi Keluarga

Penulis: repetition
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-18 11:21:58

"Huuh, untung aja aman," batin Ariana. Ia merasa tenang setelah tahu bahwa uang pemberian dari Tita masih ada. Ariana memiliki ide untuk menaruhnya di bank. Sehingga, dia tidak perlu bersusah payah menyimpan uang di rumah. Hal itu dia lakukan keesokan harinya.

******

Di satu sisi, ketika Ariana bersusah payah untuk bekerja, Tita, Dinda dan juga kedua orang tuanya sedang berkumpul di ruangan keluarga.

"Buk, Pak, Dinda. Tita mau ngomong sesuatu sama kalian semua," ucap Tita dengan suara lirih. Jujur saja, dia sebenarnya ragu untuk mengatakan hal itu. Namun, mau tidak mau, mereka memang harus mengetahuinya.

"Kamu mau ngomong apa, Ndok? Apa ini ada kaitannya sama Mbak kamu, Tita?" tanya ayah Tita dengan wajah cemas.

"Iya, ini ada kaitannya sama Mbak Ariana. Tapi, dengerin aku dulu, Pak, Buk. Kalo aku ngomongin ini sama kalian, aku mohon, kalian jangan langsung menghakimi Mbak Ariana, ya," balas Tita dengan senyuman di wajahnya.

"Hadeh, kirain ngomongin yang lebih penting, ternyata ng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Nggak Capek, Mas?!

    "Iya, he. Kok bisa ya, Mbak Ariana bisa kayak gitu? Aku hampir nggak percaya, loh. Tapi, mau gimana lagi. Udah kejadian juga, soalnya. Dan, satu hal lagi, aku nggak nyangka kalo Mbak Ariana juga diem aja dan nyembunyikan soal Vasya dari kita semua. Padahal, kita ini juga khawatir, loh," ucap Tita dengan suara lirih. Dinda menganggukkan kepalanya pelan. "Heum, sepertinya, Mbak Ariana itu memang sengaja. Dia nggak ada niatan mau buat kita kepikiran," komentar Dinda. "Iya, tapi itu tetep aja salah, Dinda," kata Tita sembari menatap kedua mata Dinda tatapan tajam. "Heum, aku penasaran, apa lagi yang Mbak Ariana sembunyikan dari kita semua, Tita?" tanya Dinda dengan wajah penasaran. Kedua orang itu saling melempar pandangan. Tatapannya mengarah ke segala penjuru. Di satu sisi, Ariana tengah bekerja. Ia melakukan pekerjaan itu dengan setulus hati. Tak disangka, hal itu membawa Ariana merasa senang. Karena ia tahu, bila pekerjaan ini adalah salah satu pekerjaan yang tidak terlalu berat.

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Kedatangan Ferel

    "Ma, kamu udah buatin makanan apa belum?" tanya Devan. Lelaki itu berjalan ke arah dapur. Tak alam setelahnya, dia melihat kehadiran Ariana yang tengah menyiapkan makanan. "Udah, kamu makan aja, Mas," balas Ariana. Ia hanya bisa menaikkan salah satu alis matanya, menandakan bahwa ia ingin menunjukkan tatapan sinisnya. Devan mengabaikan ucapan Ariana. Namun, dia langsung mengambil makanan dan memakannya untuk dirinya sendiri. Setelahnya, dia langsung beranjak pergi dari rumah itu. "Mas, aku nggak tahu kamu bakalan mikirin ini atau enggak. Tapi, aku harap, kamu bisa cari kerjaan yang bener. Waktuku di sini udah nggak lama, Mas. Dan aku cuman berharap, suatu hari nanti, kalo aku udah nggak sama kamu lagi. Kamu udah siap buat aku tinggal," kata Ariana dengan suara lirih. Devan yang mendengarnya seketika tertawa, dia menjawab wanita itu dengan suara lirih. "Oh iya, bisa nggak, sih? Nggak usah sok baik sama aku," ucap Devan dengan suara lirih."Mas, sekalipun kamu udah jahatin aku sama

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Pertemuan Devan di Penjara

    "Aku nggak ngerti kalo mereka berdua udah ada di penjara, Ferel?! Bisa kamu antar aku ke sana? Aku mau ketemu sama mereka," ucap Devan dengan wajah cemas. Bagaimana pun, mereka berdua adalah teman seperjuangannya dahulu. "Ayo, aku antar. Tapi, kamu harus janji sama aku, Devan. Jangan sampai kamu terpengaruh sama omongan mereka berdua. Aku nggak suka kalo kamu terlalu deket sama mereka lagi," balas Ferel. Devan menganggukkan kepala pelan. Selang beberapa saat, mereka berdua pergi ke sebuah penjara. Di tengah perjalanan, Devan mengingat beberapa kenangan tentang dirinya dan juga teman-temannya. Dah yah, beberapa kali dia mengingat kenangan pahit yang telah dilakukan oleh teman-temannya. Ketika mereka berdua sampai di penjara. Ferel langsung menggiring Devan untuk pergi ke salah satu sel penjara."Van, ayo ikut aku," ajak Ferel. Lelaki itu menatap ke segala ruangan. Di sana, dia menyadari kehadiran pak polisi yang mencegah mereka berdua. "Mohon maaf, Pak. Anda mau bertemu dengan siap

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-20
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Teman yang Baik

    Setelah Devan bertemu dengan kedua temannya, ia kembali merenungkan apa yang telah terjadi pada dirinya, pula dengan segala hal yang telah dia lakukan. "Ferel, kayaknya, selama ini langkahku udah salah, ya. Terlalu jauh aku melangkah sampai aku sendiri nggak sadar, kalo aku ini brengsek! Cowo brengsek yang nggak pantes buat wanita manapun, sekalipun itu Istriku sendiri," ucap Devan. Lelaki itu menahan air matanya. Ferel yang melihat dirinya, seketika menepuk pundaknya. "Iya, Devan. Syukurlah kalo kamu udah sadar. Tapi, aku harap, kamu nggak berlarut-larut dalam kesalahan kamu. Yang penting, sekarang kamu bisa belajar buat nata diri kamu sendiri. Anak dan Istri kamu itu bener-bener butuh kamu, jangan sia-siakan mereka, atau kamu akan menyesal," ucap Ferel. Devan menganggukkan kepalanya pelan. Ia tidak mengerti tindakan apa yang harus dia lakukan setelah ini. Karena dia tahu, langkah manapun yang dia coba, hanya akan membuatnya tersiksa."Ayo bicarain ini di luar, Van. Aku mau bantu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-20
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Sebungkus Makanan dan Rasa Curiga

    Di hari itu, Devan bekerja keras untuk mendapatkan uang kerja pertamanya. Ketika sore tiba, Devan segera pulang. "Van, ayo pulang, aku anterin kamu pulang, ya," ucap Ferel sembari tersenyum. Devan merasa malu, ia menggelengkan kepala. "Aku bisa pulang sendiri kok, Rel. Nggak papa. Makasih, ya," balas Devan. "Heum, enggak, ah. Aku pengen tahu rumah kamu di mana soalnya, Van," ucap Ferel. Devan seketika tersentak, ia semakin malu karena sikap Ferel. Alhasil, lelaki itu menganggukkan kepalanya pelan. "Ya udah kalo gitu, iya, boleh, kok. Sekali lagi, makasih banyak, ya," kata Devan. Lelaki itu tersenyum lebar. Tak lama kemudian, keduanya langsung bergegas pulang. Di tengah perjalanan, Devan menoleh ke arah Ferel. "Oh iya, Ferel. Mumpung aku dapet uang banyak, aku mau beliin anak sama Istriku makanan kesukaan mereka. Aku mau bel mie ayam sama nasi goreng dulu, nggak papa, kan?" tanya Devan. "Oh, iya, nggak papa. Siapa yang suka nasi goreng, Van?" Ferel menaikkan salah satu alisnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-21
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Ayah Pura-pura Baik, Kan?

    "Vasya, tunggu Mama, Nak! Mama belum selesai ngomong sama kamu, loh," ucap Ariana dengan suara lantang. Vasya yang mendengarnya, hanya berdiam diri. Dia segera pergi ke ruangan tengah. Namun, sesampainya di ruangan tengah, dia berpikiran bahwa dia tak ingin bertemu dengan sang ibu. Sehingga, dia segera pergi dari ruangan itu. Dan pada akhirnya, dia memutuskan untuk pergi ke kamarnya sendiri. "Astaghfirullah, Vasya, kenapa sikapnya begitu, Ya Allah?" batin Ariana dengan suara lirih. Ia segera bergegas ke ruangan tengah, duduk, menonton tv sembari menikmati makanannya. Di satu sisi, Devan yang tadinya membuat kopi, segera mengantarkannya untuk Ferel. Di sana, mereka berdua menikmati secangkir kopi sembari berbincang-bincang satu sama lain. Setelah itu, mereka berpisah. Keesokan harinya, Devan tiba-tiba bangun pagi, dia mandi terlebih dahulu dibandingkan dengan yang lain. Vasya yang berada di kamarnya, seketika terbangun. Dia mendengar suara orang di kamar mandi. "Aduh, siapa, sih?

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-21
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Libur Dua Hari

    Halo semuanya, karena ini hari lebaran, jadi author libur dulu selama dua hari, ya, yaitu: Sabtu & Minggu. Minal 'Aidzin wal Fa'idzin semuanya🙏☺️. Terima kasih untuk para pembaca yang masih setia untuk membaca novel ini. Saya harap, pembaca bisa mengambil hikmah dari cerita ini. Oh iya, saat ini saya telah membuat cerita pendek yang terinspirasi dari kisah nyata di salah satu platform, yakni short novel. Di platform tersebut, saya membuat cerita dengan judul: "Pernikahan Dua Belas Hari." Menceritakan tentang seorang perempuan yang terkejut setelah menikah, karena ternyata, suaminya adalah penderita OCD dan temperamental. Barangkali ada yang tertarik, bisa membaca dan memberikan vote, terima kasih. Berikut ini, adalah linknya. https://app.shortnovelapp.com/articleView/?invite_code=ix120305&aid=2350&deeplink=/short/2350Sekian dari saya, terima kasih sekali lagi. ☺️🙏

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-22
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Berhati-hatilah, Devan!

    Setelah Vasya pergi, Devan hanya bisa berdiam diri. Ia menahan diri untuk tidak kembali memaki anak dan istrinya lagi. Tak lama kemudian, dia beranjak pergi, mengambil kunci motor, dan pergi ke gudang tempat di mana dia bekerja. Sesampainya di sana, ia bertemu dengan Ferel. Saat itu, Ferel sedang asyik melihat sekitar. Ia ingin memastikan semuanya beres tanpa ada satu hal terlewatkan. "Eh, Devan. Kamu udah dateng, Van?" tanya Ferel sembari tersenyum lirih. Devan menganggukkan kepala. "Udah, aku masuk dulu, ya. Nggak enak nanti, aku mau langsung persiapan aja, mumpung masih jam segini," balas Devan. Ia melirik jarum jam di angka tujuh. "Tunggu dulu, Devan. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ucap Ferel. Lelaki itu meraih lengan Devan, berusaha menghentikannya. "Iya, kenapa, Rel?" tanya Devan, ia menaikkan salah satu alisnya. "Tunggu di sini dulu, aku mau membicarakan soal kedua temenmu itu. Kemarin, aku sempet ngobrol langsung sama mereka. Kamu tahu, nggak? Kayanya, dia udah benc

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-24

Bab terbaru

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Segenggam Harapan (Tamat)

    Keesokan harinya, tepat di hari Senin pagi. Farel menyarankan bibinya untuk mendatangi Ariana. Tak hanya itu, Beliau juga diminta untuk menjelaskan pekerjaan yang nantinya akan dikerjakan oleh Ariana. Alhasil, dirinya pun segera bersiap-siap untuk pergi ke rumah Ariana. Di sana, Farel menyuruh Devan untuk meninggalkan keduanya. Sebelum itu, dia mengucapkannya melalui telepon yang dia miliki. Tak lama kemudian, ketika Farel berangkat dengan sang bibi, Beliau pun bertanya dengan sopan kepada keponakannya. "Farel, gimana kalo Bibi nanti nggak bisa bayar perempuan itu? Kamu kan tahu, Bibi memang baru aja pindah di sini. Sebenernya, kalo untuk makan dan biaya kehidupan sehari-hari, uangnya masih cukup. Tapi, kalo untuk bayarin perempuan itu, gimana? Bibi bingung loh, Farel." Wanita berkerudung hitam itu melihat ke arah Farel dengan wajah gelisahnya. Namun, tak lama kemudian, Farel menghembuskan nafas panjang. "Nggak papa, Bi. Nanti, Farel juga ikut bantuin Bibi untuk bayar gajinya. Lag

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Penjelasan Bermakna

    Farel dan Devan saling beradu dalam diam, keduanya hendak menimbang satu sama lain. Lalu, tak lama setelah itu, Devan kembali angkat bicara. "Ariana, Farel sama aku berusaha menyelamatkan kamu, tadi. Terus, pas itu, Farel nyamar jadi pemulung. Tapi, nggak taunya dia itu udah bawa temennya. Keduanya langsung nyergap orang yang udah jahatin kamu, kemarin. Makanya itu, hehehe," ucap Devan sambil tertawa. Lelaki itu hanya bisa diam ketika dirinya berusaha untuk tak mengerti apa-apa. "Hah?! Yang bener aja dong, Devan! Apa katamu tadi?! Beneran, nih?! Jadi, kalian berdua berusaha menangkap orang itu, ya?!" Ariana menaikkan salah satu alisnya. Lantas, keduanya mengangguk kan kepala. Ariana langsung menghembuskan nafas panjang, mengusap peluh di kepalanya, sambil menunggu momen yang tepat, untuknya berbicara. "Huh, untung aja kalo gitu," balas Ariana dengan perasaan ragu. Meski demikian, kedua matanya menoleh ke beberapa arah. Lantas, dirinya langsung memberi salam dan pergi ke dalam ruma

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Penangkapan Paksa

    "Siapa yang menyelamatkan siapa, Farel?! Jangan mengada-ngada! Kalo kamu membongkar kasus ini, bisa-bisa Istriku kenapa-napa lagi!" bentak Devan dari dalam mobil. Lelaki itu melirik Farel sekilas. Lantas, ia meneguk ludahnya sendiri. "Seratus! Aku nggak nyangka kamu sepintar itu. Tapi, kamu tenang aja. Aku ke sini untuk ngasih pilihan ke kamu. Yang penting, aku kan udah ngasih tahu kamu lokasinya di sini. Kalo urusan kamu mau ngehajar dia atau enggak, itu urusan kamu. Lagian, aku udah tahu satu korban yang berhasil kabur dari rumah itu," ucap Farel."Apa maksudmu, ha?!" pekik Devan dengan suara lantang. Lelaki itu merasa geram setengah mati. Ingin rasanya dia menghajar Farel, karena baginya, apa yang dia lakukan sama saja membuang waktu percuma."Enggak ada. Aku cuman mau kamu amati aja, siapa orang-orang mereka. Lihat, mereka semua sedang mengobrol di halaman depan rumah. Berpakaian seperti orang biasa. Terlihat seperti orang baik pada umumnya. Tidak ada yang aneh. Rumah mereka juga

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Pancingan Amarah!

    Dari kejadian itu, Devan semakin gencar melindungi Ariana. Dirinya tak segan-segan menelepon wanitanya, sekalipun dia berada di hari yang sibuk. Beberapa jam sekali, Devan menyempatkan diri untuk ke kamar mandi dan menelpon istrinya. Ketika jam kerja selesai, dirinya juga tak segan-segan untuk langsung pulang. Sementara itu, Farel langsung bergegas mencari tahu. Tentu saja, dia tidak melakukannya sendiri. Karena, setelah lima hari lamanya, dia menghubungi Devan dan mengajaknya ke suatu tempat. "Van, kamu ada waktu luang, nggak? Kayaknya, aku udah menemukan pelakunya. Dan berita baiknya, aku tahu siapa orang ini. Kamu mau ngasih dia pelajaran?" tanya Farel sembari tersenyum sinis, di balik teleponnya. Deg!Devan menghembuskan nafas panjang. Mulanya, ia kebingungan dengan kalimat Farel yang agak dominan mengarah ke perkelahian. "Tunggu dulu, apa dia adalah seorang wanita? Atau laki-laki? Ariana sebelumnya sudah pernah bercerita denganku. Hanya saja, aku tidak tahu apakah yang meneror

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Trauma

    Devan yang di hari itu bekerja, sama sekali tak bisa konsen terhadap pekerjaannya. Ia kebingungan memikirkan sang istri yang bertahan di rumah. "Ya Allah, tolong lindungi Istriku," batinnya meraung keras. Sementara itu, Ariana yang sedari tadi di rumah, menghela napas panjang. Dia merasa sedikit tenang ketika seorang wanita yang merupakan tetangga sebelah rumahnya datang dan menghampirinya. "Assalamu'alaikum, Mbak Ariana." Wanita bernama Yunita itu, memanggil nama Ariana dengan suara lantang. Tak lama kemudian, Ariana berlari kecil ke depan rumah. "Wa'alaikumussalam, Mbak Yunita," balas wanita itu dengan suara lirih. "Ya Allah, Mbak. Untung Mbak Ariana nggak kenapa-napa. Saya tuh cemas loh, Mbak. Dari tadi, saya lihat kalo Mbak didatengin sama dua orang itu. Orang yang biasa nyari perempuan buat dijadiin pekerja kayak gitu," ucap wanita itu dengan suara lirih. Kedua matanya melihat ke kanan dan kiri, mengawasi daerah sekitar untuk memastikan bahwa tidak ada satu pun yang ada di

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Menyelamatkan Ariana

    Ariana yang masih berada di dalam kamar, mencoba untuk menenangkan diri. Alhasil, dia benar-benar menghubungi suaminya melalui sebuah pesan. Devan yang saat itu masih berada di jam kerja, tidak sempat melihatnya. Namun, karena hp Devan diletakkan di sebuah meja yang letaknya berdekatan dengan kursi milik ayah Farel. Beliau langsung memberitahukan hal itu kepada Devan. "Van, ada SMS dari Istri kamu," ucap sang ayah dengan wajah gelisah. Beliau menoleh ke arah Devan. Lelaki itu spontan menoleh ke arah ayah Farel. Lalu, dia berjalan ke meja dan mengambil hpnya. "Iya, Pak. Makasih, saya lihat dulu, ya," balas Devan sembari tersenyum. Devan mengambil hp dan kemudian membaca isi pesannya. "Astaghfirullah, Ariana? Kenapa ini?" batin Devan dengan wajah gelisah. Ayah Farel yang mengetahuinya, langsung menoleh ke arah Devan. "Ada masalah apa, Van? Kenapa mukanya ditekuk gitu?" tanya lelaki itu dengan suara lirih. Devan segera menoleh, menceritakan apa yang terjadi. "Ini, Istri saya lagi a

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Kabur, Tapi?

    Ariana menelan ludah ketika dia berada di posisi terdesak. Dia benar-benar tidak ingin berada di tempat itu sebetulnya. Tapi dia harus mencari cara agar bisa kabur dengan cara yang mulus. Alhasil, dia berusaha untuk tetap tenang. “Oh, ya udah kalo gitu. Mbak Jihan bisa ikut sama saya ke toilet, kok,” ucap perempuan itu dengan suara lirih. Ariana dan jihan langsung pergi ke toilet bersama-sama. Ariana segera melesat ke toilet. Lalu, di sana dia mencoba untuk mencari cara. “Heum, gimana, ya? Apa aku minta tolong temenku aja biar bisa anterin aku ke sini? Kayaknya, aku masih inget kalo Mbak Arum tinggal di sekitar sini,” batin Ariana. Wanita itu mengambil hp dari saku dan memberikan sebuah pesan untuk Mbak Arum. Dia langsung meminta agar Mbak Arum datang dan menjemutnya. Pada akhirnya, dia menungu sampai Mbak Arum tiba. Selang beberapa saat setelahnya, Mbak Arum datang dengan seorang lelaki yang memakai pakaian seperti polisi. Di satu sisi, Ariana masih saja bertahan di dalam kamar m

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Lowongan Pekerjaan yang Aneh

    Devan menghabiskan waktunya sembari menangis di pelukan sang istri. Di hari itu, mereka seakan merasa dekat satu sama lain. "Mas, janji sama aku kalo kamu nggak bakalan aneh-aneh lagi," ucap Ariana, wanita itu mencoba melakukan kompromi dengan suaminya. Devan menganggukkan kepala, bilang bahwa dia berjanji akan melakukannya. "Ma, ini nggak papa kan, kalo perhiasannya kita gadaikan?" tanya Devan sekali lagi, wanita itu menoleh ke arah sang suami dengan wajah gelisah."Iya, Mas. Nggak papa, kok. Masalahnya, emang uangnya cukup apa kalo dibuat bayar kos-kosan? Biasanya, kan. Ada kos yang maunya dibayar setahun untuk di tahun awal," balas Ariana dengan wajah cemas. Wanita itu sungguh penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. "Iya juga ya, Ma. Nanti aku bicarakan lagi sama Farel ya," ucap Devan dengan suara lirih. Lelaki itu kembali terpenjara dengan masalahnya sendiri. Entah kenapa, apa yang dikatakan oleh Ariana memang selalu benar. Alhasil, ketika Devan pergi rumahnya. Ari

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Maaf, Ariana

    Devan mengenal napas, mengiyakan perkataan sang kakak. Lalu, diam-diam dia keluar dari rumah. Mengerjakan hal lain tanpa sibuk membahas hal tadi. ******"Van, kamu salah naruh itu, loh. Kenapa kamu?" tanya Farel dengan suara lirih. Lelaki itu mendaratkan debrakan di meja. Lalu setelahnya, orang itu menggelengkan kepala. "Aku nggak kenapa-napa, kok. Kamu ngapain di sini? Mau ketemu sama Bapak, Rel?" Farel melontarkan pertanyaan yang membuat lelaki itu menghela napas panjang. "Iya, aku mau ketemu Bapak, sekalian mau ketemu kamu. Denger-denger, kamu lagi ada masalah, ya? Kenapa? Mau ngobrol sama aku?" Farel menaikkan alisnya ke atas. "Heum, enggak juga, sih. Cuman aku bingung aja, nggak ngerti harus gimana lagi. Kemarin, aku udah nyoba ngomong sama orang tuaku, tapi mereka nggak ada yang mau bantu buat ngasih modal. Jadi, kayaknya aku nggak ada uang buat pindah kos," Devan mengatakannya dengan frontal. Tidak ingin basa-basi. Lalu, Farel menganggukkan kepala."Aku paham, tapi kamu ngg

DMCA.com Protection Status