Share

Teman yang Baik

Author: repetition
last update Last Updated: 2023-04-20 08:12:08

Setelah Devan bertemu dengan kedua temannya, ia kembali merenungkan apa yang telah terjadi pada dirinya, pula dengan segala hal yang telah dia lakukan.

"Ferel, kayaknya, selama ini langkahku udah salah, ya. Terlalu jauh aku melangkah sampai aku sendiri nggak sadar, kalo aku ini brengsek! Cowo brengsek yang nggak pantes buat wanita manapun, sekalipun itu Istriku sendiri," ucap Devan. Lelaki itu menahan air matanya.

Ferel yang melihat dirinya, seketika menepuk pundaknya. "Iya, Devan. Syukurlah kalo kamu udah sadar. Tapi, aku harap, kamu nggak berlarut-larut dalam kesalahan kamu. Yang penting, sekarang kamu bisa belajar buat nata diri kamu sendiri. Anak dan Istri kamu itu bener-bener butuh kamu, jangan sia-siakan mereka, atau kamu akan menyesal," ucap Ferel.

Devan menganggukkan kepalanya pelan. Ia tidak mengerti tindakan apa yang harus dia lakukan setelah ini. Karena dia tahu, langkah manapun yang dia coba, hanya akan membuatnya tersiksa.

"Ayo bicarain ini di luar, Van. Aku mau bantu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Sebungkus Makanan dan Rasa Curiga

    Di hari itu, Devan bekerja keras untuk mendapatkan uang kerja pertamanya. Ketika sore tiba, Devan segera pulang. "Van, ayo pulang, aku anterin kamu pulang, ya," ucap Ferel sembari tersenyum. Devan merasa malu, ia menggelengkan kepala. "Aku bisa pulang sendiri kok, Rel. Nggak papa. Makasih, ya," balas Devan. "Heum, enggak, ah. Aku pengen tahu rumah kamu di mana soalnya, Van," ucap Ferel. Devan seketika tersentak, ia semakin malu karena sikap Ferel. Alhasil, lelaki itu menganggukkan kepalanya pelan. "Ya udah kalo gitu, iya, boleh, kok. Sekali lagi, makasih banyak, ya," kata Devan. Lelaki itu tersenyum lebar. Tak lama kemudian, keduanya langsung bergegas pulang. Di tengah perjalanan, Devan menoleh ke arah Ferel. "Oh iya, Ferel. Mumpung aku dapet uang banyak, aku mau beliin anak sama Istriku makanan kesukaan mereka. Aku mau bel mie ayam sama nasi goreng dulu, nggak papa, kan?" tanya Devan. "Oh, iya, nggak papa. Siapa yang suka nasi goreng, Van?" Ferel menaikkan salah satu alisnya.

    Last Updated : 2023-04-21
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Ayah Pura-pura Baik, Kan?

    "Vasya, tunggu Mama, Nak! Mama belum selesai ngomong sama kamu, loh," ucap Ariana dengan suara lantang. Vasya yang mendengarnya, hanya berdiam diri. Dia segera pergi ke ruangan tengah. Namun, sesampainya di ruangan tengah, dia berpikiran bahwa dia tak ingin bertemu dengan sang ibu. Sehingga, dia segera pergi dari ruangan itu. Dan pada akhirnya, dia memutuskan untuk pergi ke kamarnya sendiri. "Astaghfirullah, Vasya, kenapa sikapnya begitu, Ya Allah?" batin Ariana dengan suara lirih. Ia segera bergegas ke ruangan tengah, duduk, menonton tv sembari menikmati makanannya. Di satu sisi, Devan yang tadinya membuat kopi, segera mengantarkannya untuk Ferel. Di sana, mereka berdua menikmati secangkir kopi sembari berbincang-bincang satu sama lain. Setelah itu, mereka berpisah. Keesokan harinya, Devan tiba-tiba bangun pagi, dia mandi terlebih dahulu dibandingkan dengan yang lain. Vasya yang berada di kamarnya, seketika terbangun. Dia mendengar suara orang di kamar mandi. "Aduh, siapa, sih?

    Last Updated : 2023-04-21
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Libur Dua Hari

    Halo semuanya, karena ini hari lebaran, jadi author libur dulu selama dua hari, ya, yaitu: Sabtu & Minggu. Minal 'Aidzin wal Fa'idzin semuanya🙏☺️. Terima kasih untuk para pembaca yang masih setia untuk membaca novel ini. Saya harap, pembaca bisa mengambil hikmah dari cerita ini. Oh iya, saat ini saya telah membuat cerita pendek yang terinspirasi dari kisah nyata di salah satu platform, yakni short novel. Di platform tersebut, saya membuat cerita dengan judul: "Pernikahan Dua Belas Hari." Menceritakan tentang seorang perempuan yang terkejut setelah menikah, karena ternyata, suaminya adalah penderita OCD dan temperamental. Barangkali ada yang tertarik, bisa membaca dan memberikan vote, terima kasih. Berikut ini, adalah linknya. https://app.shortnovelapp.com/articleView/?invite_code=ix120305&aid=2350&deeplink=/short/2350Sekian dari saya, terima kasih sekali lagi. ☺️🙏

    Last Updated : 2023-04-22
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Berhati-hatilah, Devan!

    Setelah Vasya pergi, Devan hanya bisa berdiam diri. Ia menahan diri untuk tidak kembali memaki anak dan istrinya lagi. Tak lama kemudian, dia beranjak pergi, mengambil kunci motor, dan pergi ke gudang tempat di mana dia bekerja. Sesampainya di sana, ia bertemu dengan Ferel. Saat itu, Ferel sedang asyik melihat sekitar. Ia ingin memastikan semuanya beres tanpa ada satu hal terlewatkan. "Eh, Devan. Kamu udah dateng, Van?" tanya Ferel sembari tersenyum lirih. Devan menganggukkan kepala. "Udah, aku masuk dulu, ya. Nggak enak nanti, aku mau langsung persiapan aja, mumpung masih jam segini," balas Devan. Ia melirik jarum jam di angka tujuh. "Tunggu dulu, Devan. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ucap Ferel. Lelaki itu meraih lengan Devan, berusaha menghentikannya. "Iya, kenapa, Rel?" tanya Devan, ia menaikkan salah satu alisnya. "Tunggu di sini dulu, aku mau membicarakan soal kedua temenmu itu. Kemarin, aku sempet ngobrol langsung sama mereka. Kamu tahu, nggak? Kayanya, dia udah benc

    Last Updated : 2023-04-24
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Sikap Ketus Vasya

    "Jangan sampek kamu tertipu sama kebaikan dia, Ariana! Lelaki kayak Devan itu emang harus dikasih pelajaran! Kalo nggak! Dia bakalan gitu terus! Kamu tahu?! Dia bakalan baik kalo dia udah ditali pocong! Dan saat itu terjadi! Dia nggak ada kesempatan buat tobat!" pekik Adnan dengan suara lantang. Ariana seketika menepuk jidatnya, dia berusaha menenangkan Adnan yang terus-terusan marah di hadapannya. "Adnan, kamu itu kenapa, sih? Kalo kamu mau marah! Ya udah, marah aja di hadapan Devan! Jangan di hadapanku! Bikin takut orang tau, nggak?" tanya Ariana dengan suara lirih. "Maaf, aku nggak bisa ngendaliin emosi, Ariana. Aku nggak bisa kalo terus-terusan disuruh sabar sama orang modelan suami kamu itu!" balas Adnan dengan suara lantang. Ariana menghembuskan nafas panjang. "Iya, aku juga sama, Vasya juga gitu. Nggak kamu aja, hati-hati nyetirnya, jangan sampek nanti oleng. Bahaya tahu, Adnan," ucap Vasya dengan suara lirih. Wanita itu mencoba menjelaskan bahwa dirinya tidak ingin bertengk

    Last Updated : 2023-04-24
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Peringatan Devan

    "Aku cuman mau kasih tahu kamu sesuatu aja," ucap Devan dengan wajah gelisah. Lelaki itu mencoba untuk tetap tenang. Sekalipun dia tahu, bila hal itu hanya akan menyakiti wanitanya. "Apa, Mas? Jangan bikin aku gelisah dong, Mas," balas Ariana. Ia mencoba menahan emosinya sendiri. Devan lagi-lagi menghembuskan nafas panjangnya. Kali ini, tindakannya sedikit lebih berani. Dia memegang tangan Ariana sembari berkata pelan. "Ariana, kamu masih inget soal Udin sama Jarot, kan? Mereka berdua sekarang udah dipenjara. Tapi, jatah mereka dipenjara cuman dua tahun. Kalo mereka ke luar penjara nanti, Mas harap, kamu bisa kabur dari rumah ini," ucap Devan dengan suara lirih. Ariana seketika menaikkan salah satu alisnya. Dia tak menyangka bila suaminya mengatakan hal yang menegangkan seperti ini. "Mas, ngapain aku harus khawatir? Orang mereka juga lagi dipenjara. Kalo pun mereka ke luar dari penjara, mereka apa nggak malu sama orang-orang di sekitar sini, Mas? Jadi, mereka nggak mungkin macem-m

    Last Updated : 2023-04-25
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Berlindung di Rumahku Saja, Mbak!

    "Sementara waktu, kita di sini aja ya, Mbak. Takutnya, nanti kalo malah kitanya yang kenapa-napa. Bisa bahaya, Mbak," ucap Risma. Ia berusaha memberikan peringatan kepada Ariana. "Iya, Mbak Risma. Tapi, kalo mereka berdua nemuin kita, gimana?" tanya Ariana dengan suara lirih. Ia menoleh ke arah Risma dengan wajah ketakutan. "Mbak jangan mikir negatif dulu, kita berdua nanti kenapa-napa kalo Mbak mikirnya gitu," balas Risma dengan suara lirih. "I--iya, Mbak," komentar Ariana. Ia menganggukkan kepalanya pelan, sebelum akhirnya, dia kembali berdiam diri. Beberapa saat setelahnya, suasana kembali tenang. Namun, kedua orang itu tidak kunjung pergi. "Gimana ini?! Apa kita berdua kehilangan jejaknya?!" pekik Rey, ia menoleh ke arah Latif dengan tatapan tajam. "Iya kayanya, awas aja tuh perempuan! Habis sama kita nanti! Ayo! Cabut dari sini!" teriak Latif, ia segera mengajak temannya pergi dari pasar itu. Setelah keadaan benar-benar aman, keduanya langsung pergi dari pasar. "Huh, untung

    Last Updated : 2023-04-25
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Tetap di Sini

    "Astaghfirullah, Mbak Ariana, gimana ini? Gimana kalo mereka berdua beneran masuk ke sini?" tanya Risma dengan suara lirih. Wajahnya gelisah, sesekali, dia menoleh ke segala arah dengan perasaan takut. Ariana menggigit jemarinya sendiri, memikirkan beberapa cara yang bisa dilalukan. "Heum, kita harus pergi dari sini, Risma. Kita bisa pergi lewat belakang," balas Ariana. Wanita itu berjalan ke belakang dengan Risma dengan hati-hati. Sebelum itu, petugas satpam yang ada di lingkungan itu, segera pergi ke rumah dan segera berjalan ke dua preman itu. "Woy! Siapa kalian?!" teriak petugas keamanan itu seraya mengangkat tongkat yang biasa dia bawa. Lantas, dua preman yang ada di depan rumahnya, seketika pergi dari rumah itu. "Sialan! Kenapa ada satpam di sini?" tanya salah satu preman yang ada di sana. Ia melirik ke arah temannya, memberi kode kepadanya untuk pergi dari sana. Pada akhirnya, keduanya pergi meninggalkan rumahnya."Ayo pergi!" pekik preman yang ada di sampingnya. Mereka ber

    Last Updated : 2023-04-26

Latest chapter

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Segenggam Harapan (Tamat)

    Keesokan harinya, tepat di hari Senin pagi. Farel menyarankan bibinya untuk mendatangi Ariana. Tak hanya itu, Beliau juga diminta untuk menjelaskan pekerjaan yang nantinya akan dikerjakan oleh Ariana. Alhasil, dirinya pun segera bersiap-siap untuk pergi ke rumah Ariana. Di sana, Farel menyuruh Devan untuk meninggalkan keduanya. Sebelum itu, dia mengucapkannya melalui telepon yang dia miliki. Tak lama kemudian, ketika Farel berangkat dengan sang bibi, Beliau pun bertanya dengan sopan kepada keponakannya. "Farel, gimana kalo Bibi nanti nggak bisa bayar perempuan itu? Kamu kan tahu, Bibi memang baru aja pindah di sini. Sebenernya, kalo untuk makan dan biaya kehidupan sehari-hari, uangnya masih cukup. Tapi, kalo untuk bayarin perempuan itu, gimana? Bibi bingung loh, Farel." Wanita berkerudung hitam itu melihat ke arah Farel dengan wajah gelisahnya. Namun, tak lama kemudian, Farel menghembuskan nafas panjang. "Nggak papa, Bi. Nanti, Farel juga ikut bantuin Bibi untuk bayar gajinya. Lag

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Penjelasan Bermakna

    Farel dan Devan saling beradu dalam diam, keduanya hendak menimbang satu sama lain. Lalu, tak lama setelah itu, Devan kembali angkat bicara. "Ariana, Farel sama aku berusaha menyelamatkan kamu, tadi. Terus, pas itu, Farel nyamar jadi pemulung. Tapi, nggak taunya dia itu udah bawa temennya. Keduanya langsung nyergap orang yang udah jahatin kamu, kemarin. Makanya itu, hehehe," ucap Devan sambil tertawa. Lelaki itu hanya bisa diam ketika dirinya berusaha untuk tak mengerti apa-apa. "Hah?! Yang bener aja dong, Devan! Apa katamu tadi?! Beneran, nih?! Jadi, kalian berdua berusaha menangkap orang itu, ya?!" Ariana menaikkan salah satu alisnya. Lantas, keduanya mengangguk kan kepala. Ariana langsung menghembuskan nafas panjang, mengusap peluh di kepalanya, sambil menunggu momen yang tepat, untuknya berbicara. "Huh, untung aja kalo gitu," balas Ariana dengan perasaan ragu. Meski demikian, kedua matanya menoleh ke beberapa arah. Lantas, dirinya langsung memberi salam dan pergi ke dalam ruma

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Penangkapan Paksa

    "Siapa yang menyelamatkan siapa, Farel?! Jangan mengada-ngada! Kalo kamu membongkar kasus ini, bisa-bisa Istriku kenapa-napa lagi!" bentak Devan dari dalam mobil. Lelaki itu melirik Farel sekilas. Lantas, ia meneguk ludahnya sendiri. "Seratus! Aku nggak nyangka kamu sepintar itu. Tapi, kamu tenang aja. Aku ke sini untuk ngasih pilihan ke kamu. Yang penting, aku kan udah ngasih tahu kamu lokasinya di sini. Kalo urusan kamu mau ngehajar dia atau enggak, itu urusan kamu. Lagian, aku udah tahu satu korban yang berhasil kabur dari rumah itu," ucap Farel."Apa maksudmu, ha?!" pekik Devan dengan suara lantang. Lelaki itu merasa geram setengah mati. Ingin rasanya dia menghajar Farel, karena baginya, apa yang dia lakukan sama saja membuang waktu percuma."Enggak ada. Aku cuman mau kamu amati aja, siapa orang-orang mereka. Lihat, mereka semua sedang mengobrol di halaman depan rumah. Berpakaian seperti orang biasa. Terlihat seperti orang baik pada umumnya. Tidak ada yang aneh. Rumah mereka juga

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Pancingan Amarah!

    Dari kejadian itu, Devan semakin gencar melindungi Ariana. Dirinya tak segan-segan menelepon wanitanya, sekalipun dia berada di hari yang sibuk. Beberapa jam sekali, Devan menyempatkan diri untuk ke kamar mandi dan menelpon istrinya. Ketika jam kerja selesai, dirinya juga tak segan-segan untuk langsung pulang. Sementara itu, Farel langsung bergegas mencari tahu. Tentu saja, dia tidak melakukannya sendiri. Karena, setelah lima hari lamanya, dia menghubungi Devan dan mengajaknya ke suatu tempat. "Van, kamu ada waktu luang, nggak? Kayaknya, aku udah menemukan pelakunya. Dan berita baiknya, aku tahu siapa orang ini. Kamu mau ngasih dia pelajaran?" tanya Farel sembari tersenyum sinis, di balik teleponnya. Deg!Devan menghembuskan nafas panjang. Mulanya, ia kebingungan dengan kalimat Farel yang agak dominan mengarah ke perkelahian. "Tunggu dulu, apa dia adalah seorang wanita? Atau laki-laki? Ariana sebelumnya sudah pernah bercerita denganku. Hanya saja, aku tidak tahu apakah yang meneror

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Trauma

    Devan yang di hari itu bekerja, sama sekali tak bisa konsen terhadap pekerjaannya. Ia kebingungan memikirkan sang istri yang bertahan di rumah. "Ya Allah, tolong lindungi Istriku," batinnya meraung keras. Sementara itu, Ariana yang sedari tadi di rumah, menghela napas panjang. Dia merasa sedikit tenang ketika seorang wanita yang merupakan tetangga sebelah rumahnya datang dan menghampirinya. "Assalamu'alaikum, Mbak Ariana." Wanita bernama Yunita itu, memanggil nama Ariana dengan suara lantang. Tak lama kemudian, Ariana berlari kecil ke depan rumah. "Wa'alaikumussalam, Mbak Yunita," balas wanita itu dengan suara lirih. "Ya Allah, Mbak. Untung Mbak Ariana nggak kenapa-napa. Saya tuh cemas loh, Mbak. Dari tadi, saya lihat kalo Mbak didatengin sama dua orang itu. Orang yang biasa nyari perempuan buat dijadiin pekerja kayak gitu," ucap wanita itu dengan suara lirih. Kedua matanya melihat ke kanan dan kiri, mengawasi daerah sekitar untuk memastikan bahwa tidak ada satu pun yang ada di

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Menyelamatkan Ariana

    Ariana yang masih berada di dalam kamar, mencoba untuk menenangkan diri. Alhasil, dia benar-benar menghubungi suaminya melalui sebuah pesan. Devan yang saat itu masih berada di jam kerja, tidak sempat melihatnya. Namun, karena hp Devan diletakkan di sebuah meja yang letaknya berdekatan dengan kursi milik ayah Farel. Beliau langsung memberitahukan hal itu kepada Devan. "Van, ada SMS dari Istri kamu," ucap sang ayah dengan wajah gelisah. Beliau menoleh ke arah Devan. Lelaki itu spontan menoleh ke arah ayah Farel. Lalu, dia berjalan ke meja dan mengambil hpnya. "Iya, Pak. Makasih, saya lihat dulu, ya," balas Devan sembari tersenyum. Devan mengambil hp dan kemudian membaca isi pesannya. "Astaghfirullah, Ariana? Kenapa ini?" batin Devan dengan wajah gelisah. Ayah Farel yang mengetahuinya, langsung menoleh ke arah Devan. "Ada masalah apa, Van? Kenapa mukanya ditekuk gitu?" tanya lelaki itu dengan suara lirih. Devan segera menoleh, menceritakan apa yang terjadi. "Ini, Istri saya lagi a

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Kabur, Tapi?

    Ariana menelan ludah ketika dia berada di posisi terdesak. Dia benar-benar tidak ingin berada di tempat itu sebetulnya. Tapi dia harus mencari cara agar bisa kabur dengan cara yang mulus. Alhasil, dia berusaha untuk tetap tenang. “Oh, ya udah kalo gitu. Mbak Jihan bisa ikut sama saya ke toilet, kok,” ucap perempuan itu dengan suara lirih. Ariana dan jihan langsung pergi ke toilet bersama-sama. Ariana segera melesat ke toilet. Lalu, di sana dia mencoba untuk mencari cara. “Heum, gimana, ya? Apa aku minta tolong temenku aja biar bisa anterin aku ke sini? Kayaknya, aku masih inget kalo Mbak Arum tinggal di sekitar sini,” batin Ariana. Wanita itu mengambil hp dari saku dan memberikan sebuah pesan untuk Mbak Arum. Dia langsung meminta agar Mbak Arum datang dan menjemutnya. Pada akhirnya, dia menungu sampai Mbak Arum tiba. Selang beberapa saat setelahnya, Mbak Arum datang dengan seorang lelaki yang memakai pakaian seperti polisi. Di satu sisi, Ariana masih saja bertahan di dalam kamar m

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Lowongan Pekerjaan yang Aneh

    Devan menghabiskan waktunya sembari menangis di pelukan sang istri. Di hari itu, mereka seakan merasa dekat satu sama lain. "Mas, janji sama aku kalo kamu nggak bakalan aneh-aneh lagi," ucap Ariana, wanita itu mencoba melakukan kompromi dengan suaminya. Devan menganggukkan kepala, bilang bahwa dia berjanji akan melakukannya. "Ma, ini nggak papa kan, kalo perhiasannya kita gadaikan?" tanya Devan sekali lagi, wanita itu menoleh ke arah sang suami dengan wajah gelisah."Iya, Mas. Nggak papa, kok. Masalahnya, emang uangnya cukup apa kalo dibuat bayar kos-kosan? Biasanya, kan. Ada kos yang maunya dibayar setahun untuk di tahun awal," balas Ariana dengan wajah cemas. Wanita itu sungguh penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. "Iya juga ya, Ma. Nanti aku bicarakan lagi sama Farel ya," ucap Devan dengan suara lirih. Lelaki itu kembali terpenjara dengan masalahnya sendiri. Entah kenapa, apa yang dikatakan oleh Ariana memang selalu benar. Alhasil, ketika Devan pergi rumahnya. Ari

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Maaf, Ariana

    Devan mengenal napas, mengiyakan perkataan sang kakak. Lalu, diam-diam dia keluar dari rumah. Mengerjakan hal lain tanpa sibuk membahas hal tadi. ******"Van, kamu salah naruh itu, loh. Kenapa kamu?" tanya Farel dengan suara lirih. Lelaki itu mendaratkan debrakan di meja. Lalu setelahnya, orang itu menggelengkan kepala. "Aku nggak kenapa-napa, kok. Kamu ngapain di sini? Mau ketemu sama Bapak, Rel?" Farel melontarkan pertanyaan yang membuat lelaki itu menghela napas panjang. "Iya, aku mau ketemu Bapak, sekalian mau ketemu kamu. Denger-denger, kamu lagi ada masalah, ya? Kenapa? Mau ngobrol sama aku?" Farel menaikkan alisnya ke atas. "Heum, enggak juga, sih. Cuman aku bingung aja, nggak ngerti harus gimana lagi. Kemarin, aku udah nyoba ngomong sama orang tuaku, tapi mereka nggak ada yang mau bantu buat ngasih modal. Jadi, kayaknya aku nggak ada uang buat pindah kos," Devan mengatakannya dengan frontal. Tidak ingin basa-basi. Lalu, Farel menganggukkan kepala."Aku paham, tapi kamu ngg

DMCA.com Protection Status