Share

bab 5

Bab 5 Istri Hanya Orang Asing

Dirga masih kesal dengan Murni istrinya itu, entah kemana perginya dia dari tadi malam sampai sekarang gak pulang. Apa wanita itu tersesat atau kehabisan ongkos, atau mungkin dia mencuri di mall lalu ditangkap polisi dan di penjara lalu hpnya di bawa polisi hingga ketika dia hubungi gak pernah diangkat. Tapi, bagaimana dia bisa menjawab WhatsAppnya tadi malam.

Tadi malam karena kesal, Dirga menghubungi Murni agar cepat pulang untuk memasak karena memang uang Dirga sudah habis tinggal sisa lima ratus ribu di dompet dan itu rencananya memang untuk ongkos bensin sebulan. Tapi, jawaban Murni sungguh membuat Dirga sakit hati.

[Uang kamu kan kamu berikan semua untuk keluarga kamu mas, kalau kamu lapar kamu mintalah mereka!]

Dirga bekerja di sebuah perusahaan swasta, jabatannya memang manager dan gaji pokoknya saja mencapai 15 juta perbulan, tapi, dia juga memiliki banyak tanggungan.

Cicilan rumah 4 juta setiap bulannya, belum cicilan mobil, Cicilan motor N Max Yuda yang baru, Cicilan motor metik Melly, jatah belanja Melly, uang sekolah Galang belum lagi Yuda juga minta uang rokok dan bensin sendiri, jujur terkadang Dirga merasa ditodong oleh keluarga sendiri. Tapi, bukankah anak lelaki itu milik ibunya dan kakak perempuan adalah tanggung jawab adik lelaki.

Dirga terkadang juga sadar bahwa dia tidak seharusnya menyia-nyiakan anak dan istrinya, tetapi setiap kali dia mengeluh kepada ibunya maka ibunya itu akan bilang bahwa mereka itu hanyalah orang asing yang menumpang Hidup dengan Dirga. Sementara ibu dan juga kakaknya adalah keluarganya. Jika suatu saat Murni bosan kepada Dirga dan dia membuang Dirga maka keluarganya lah yang akan peduli pada Dirga, jika nanti suatu saat Dirga sakit pasti ibunya yang paling peduli dengannya sementara Murni pasti pada saat Dirga jatuh dan sakit dia akan mencari laki-laki lain. Itulah yang selalu dikatakan oleh Mira kepada Dirga yang akhirnya bisa mencuci otak Dirga membuat laki-laki itu hanya menurut kepada perintah pada ibu dan kakak perempuannya.

Dirga merasa perutnya terasa perih karena lapar, biasanya jika jam segini Murni selalu sudah masak untuknya walaupun hanya dengan lauk sederhana tetapi hari ini setelah Murni tidak pulang Dia tidak makan sama sekali dari tadi sore. Lelaki itu kemudian berjalan menuju kulkas siapa tahu ada sesuatu yang bisa dia makan atau Dia masak, kalau hanya sekedar menggoreng telur ataupun tempe Dirga bisa melakukannya. Tapi, pada saat dibuka kulkas itu pun kosong tanpa isi membuat pria itu merasa kesal lalu membanting pintu kulkas.

"Dasar perempuan boros dikasih uang rp300.000 belum juga 2 minggu sudah habis, entah dibelikan apa saja uang itu," gumam Dirga kesal.

Dia kemudian menuju ke dapur dan melihat ada sisa nasi tadi malam. Dirga kemudian melirik ke arah dompetnya mungkin dia bisa membeli lauk untuk nasi tersebut tetapi setelah dipikir dan dihitung kalau uang itu nanti berkurang selembar saja bisa-bisa Dirga tidak bisa membeli bensin. Sempat terbersit di pikirannya untuk meminta nasi kepada Ibu ataupun Kakak perempuannya tetapi dia malas karena setiap kali dia melakukan itu maka kedua orang itu akan ceramah panjang lebar kepadanya.

"Kamu itu kan sudah punya istri suruhlah istri kamu itu masak, enak aja dia yang setiap hari kamu kasih duit malah nggak mau masak kalau begitu mendingan Kamu cerai aja lah jadi duda biar ibu sama kakak kamu yang merawat kamu," sinis Mira ketika Dirga datang ke rumah untuk meminta sedikit nasi. Waktu itu nasi di rumah Dirga habis sementara beras juga habis dan gas tinggal sedikit lalu dompet Dirga juga menipis karena waktu itu memang tanggal tua. Sejak saat itu Dirga tidak pernah lagi meminta makan kepada ibunya apalagi Kakak perempuannya karena sudah pasti dia akan dicaci dan dimaki oleh kedua wanita itu.

Dirga meraih ponselnya kembali dan berusaha menghubungi Murni, tapi tetap saja tidak diangkat. Lelaki itu kemudian mengirimkan pesan kepada istrinya.

[Eh kamu kemana, Awas kamu ya kalau sampai siang nggak pulang nggak usah pulang sekalian biarpun kamu ditangkap polisi aku juga nggak akan pernah menebus kamu, bodo amat! Anak kamu juga kalau nanti perlu apa-apa aku juga nggak mau tahu urus aja sendiri!]

Klik dan sent, Dirga tak perduli walaupun pada akhirnya nanti pesan itu akan menyinggung perasaan Murni. Namun, anehnya pesan dari Dirga itu hanya dibaca saja oleh murni tanpa dijawab membuat laki-laki itu kian emosi.

[Eh awas kamu ya, Kamu pikir aku main-main pokoknya kalau kamu tidak segera pulang awas aja, lebih baik kamu nggak usah pulang sekalian pergi selamanya kalau perlu kita bercerai!]

Dirga menarik nafas dalam untuk meredakan emosinya sebenarnya walau apapun yang terjadi di rumah tangganya dia tidak ingin mengucapkan tata Kramat itu tetapi dia kesal karena Murni tidak menjawab pesannya.

"Atau jangan-jangan Dia tidak punya data ya makanya tidak membalas pesanku, Murni itu kan nggak pernah punya paket data karena aku nggak pernah memberikan uang sama dia," ucap Dirga setelah menyadari bahwa mungkin saja istrinya itu tidak memiliki paket data sehingga tidak bisa membalas pesannya.

Kruk kruk

Bunyi perut Dirga yang semakin merasa perih hingga akhirnya lelaki itu pergi ke dapur mengambil sedikit minyak bekas goreng ikan lalu dikasih garam, perlahan laki-laki itu menyuap makanan tersebut ke mulutnya. Namun, baru saja beberapa suap dia memakan makanan tersebut terdengar sebuah suara keras dari depan.

"Dirga, Dirga!"

Dirga meletakkan nasi yang dicampur dengan sedikit garam dan minyak tadi dia tahu itu adalah suara ibunya.

"Bentar Bu Dirga lagi makan," jawab Dirga lalu menghabiskan dengan cepat makanannya.

Setelahnya pria itu mencuci piring mengambil segelas air lalu menekannya hingga habis barulah setelah itu dia pergi ke depan. Tampaklah Melly dan Mira berdiri dengan wajah tegang.

"Ada apa sih Bu, Mbak, kalau kalian minta jatah tambahan lagi aku lagi nggak punya duit duitku udah habis untuk bayar keperluan kalian ini tinggal rp500.000 saja itu buat ongkos aku satu bulan kalau kalian ambil juga aku nggak bisa kerja dan Kalau aku nggak bisa kerja kalian nggak bisa makan," ucap Dirga panjang lebar pada ibu dan kakak perempuannya.

"Eh Dirga keterlaluan kamu ya kamu bilang uang kamu itu sudah habis bahkan kamu biarkan Ibu ini sampai mencuci pakai tangan kamu pikir nggak sakit mencuci baju pakai tangan berapa kali Ibu bilang mesin cuci ibu itu rusak tapi kamu nggak mau belikan dengan berbagai macam alasan kamu, tapi untuk perempuan kampungan itu yang hanya orang asing yang menumpang hidup sama kamu Kamu telah memberikan semua uangmu bahkan dia sampai liburan terus menginap di hotel." Mira menatap anak lelakinya dengan tatapan mata kesal dada wanita itu bergelombang dengan kedua tangan terletak di pinggang.

"Uang apa sih bu, terus siapa yang menginap di hotel, kalau mau cerita itu yang jelas?"tanya Dirga yang memang tidak paham dengan apa yang dimaksud oleh ibunya. Sementara Mira yang telah kesal dengan jawaban Dirga segera mengambil ponsel yang tadi diberikan oleh Melly tangannya dengan cepat membuka aplikasi w******p dan juga status Murni.

"Ini buka mata kamu, lihat apa yang dilakukan oleh istri kamu di luar sana, dia itu belanja barang mewah lalu menginap di hotel bintang 5 dari mana lagi uangnya kalau bukan dari kamu, tega ya kamu Dirga membohongi kami, kamu bilang uangmu sudah habis bahkan untuk membayar iuran Galang saja kamu tunda terus uang bulanan Kakak kamu juga kamu potong eh malah bisa-bisanya kamu ngasih uang ke istri kamu untuk senang-senang. Otak kamu itu kamu taruh di mana Dirga berapa kali Ibu bilang kalau nanti terjadi apa-apa sama rumah tangga kamu tetap ibu dan kakak kamu yang bakal merawat kamu ngerti!"

Dirga menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Ini Sebenarnya ada apa sih kenapa kalian tiba-tiba marah seperti ini, si Murni itu buat status apa?"

Sudah kesal segera memperlihatkan status murni yang tadi sedang tidur di hotel juga foto sederet belanjaan yang tadi murni beli membuat mata Dirga membulat seketika.

"Kok bisa Murni membeli barang sebanyak ini, mana menginap di hotel lagi, dia dapat uang dari mana?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status