Seorang wanita terlihat jatuh dari langit dan langsung ditangkap oleh Dewa Naga Api, tapi wajah wanita ini kenapa ditutupi sebuah cadar?
Apakah ia seorang tamu?
Cadar tipis berwarna putih yang menutupi wajahnya hampir terlepas, tapi untung saja Dewa Naga Api memasangkannya kembali. Rambut hitam kecoklatan yang panjang terlihat terkepang satu dengan rapih namun poninya sedikit berantakan karena angin menerpa tubuh mungilnya yang ditutupi balutan gaun putih. Sepertinya bahan gaun ini mahal karena aku baru pertama kali merasakan kain sehalus ini dialam langit.
Siapa sebenarnya gadis ini? Ah kenapa aku menjadi penasaran dengan gadis ini.
Kekuatan spiritualnya tidak setara Dewi, tapi menggunakan pakaian seperti seorang Dewi? Aku juga tidak pernah melihatnya selama berada dialam langit "Zhu Tao, cepat bawalah dia ke kediaman Dewi Segala Tabib, Wu Lai."
"Baiklah paman Ji Dan."
Paman mengenal gadis ini?
Dewa Naga Api langsung melesat cepat ketingkat lima menggendong tubuh wanita ini, agar dapat cepat diobati oleh Dewi Segala Tabib.
"Dewi Segala Tabib bisakah kau urus wanita ini?" Tanya Dewa Naga Api sambil membaringkan tubuh Zhang Li disebuah tempat tidur yang berada dikediaman ini.
Saat Dewi Segala Tabib memeriksa denyut nadi Zhang Li. Ia mengerutkan alisnya dan merasa ada hal aneh, tapi ia tidak percaya dan memeriksanya kembali.
Bahkan ketiga kalinya ia baru berbicara kepadaku "Tubuhnya ternyata bisa memulihkan luka dengan sendirinya, tapi siapa wanita ini? Mengapa aku baru pertama kali melihatnya Pangeran ketiga?" tanya Dewi Segala Tabib.
"Sebenarnya aku juga tidak tahu siapa wanita ini Dewi, tapi sepertinya paman Ji Dan mengenalnya. Jadi bertanyalah kepadanya jika ingin tahu! Terima kasih Dewi Segala Tabib telah membantuku, kalau begitu aku akan kembali ke kediamanku bersama wanita ini."
"Baiklah."
Dewa Naga Api menggendong kembali wanita ini lalu melesat cepat ketingkat ke-7, yaitu Kediaman Kaisar & Permaisuri beserta anak-anaknya.
Aku merasa istirahatku sudah cukup untuk memulihkan luka ditubuhku karena sekarang aku merasa sudah lebih baik dari sebelumnya, tapi aku ada dimana sekarang? Bukannya tadi aku ditaman dekat air terjun? Aku langsung bangun dari kasur dan duduk sambil mengamati apa saja yang ada disekitarku karena aku tidak pernah ke tempat ini.Jadi, aku harus berhati-hati.
"Baguslah kau sudah bangun," ucap seorang lelaki tampan nan gagah yang sedang berjalan kearahku sambil membawa piring berisi makanan dengan bau yang sangat menggoda perutku.
Untung saja, cadar yang aku pakai masih terpasang seperti semula.
Tunggu, kenapa aku tidak asing dengan wajah lelaki ini? Sepertinya aku sering melihatnya, tapi dimana?
Tatapan matanya yang berwarna coklat itu sungguh sangat berkharisma saat sedang berjalan sambil menatapku dan senyum yang timbul diwajah lelaki ini membuat dirinya tampak semakin sempurna, tapi yang paling sempurna adalah kekuatan spiritualnya yang sangat tinggi.
Ia memakai pakaian berwarna hitam bercampur merah dengan motif api yang cukup elegan dan terlihat sebuah mahkota perak mengikat rambut coklatnya seperti seorang pangeran, tapi anehnya lelaki ini memiliki tanda tiga cap merah yang tersusun rapih seperti kelopak bunga didahinya namun tanda ini hanya bisa terlihat oleh seseorang yang memiliki kekuatan spiritual saja "Siapa kau? dimana Guru?" tanyaku sambil berjaga-jaga.
"Aku Dewa Naga Api, tapi siapa Guru yang kau maksud Nona?" tanyanya sambil berdiri menatap aku tanpa berkedip sedikitpun.
Dewa Naga Api? Seingatku dia merupakan Dewa Perang yang sangat terkenal dialam langit dan semua ini bukan hanya rumor, tapi memang ia pantas diakui sebagai Dewa Perang. Setiap aku mendapatkan tugas dari Guru untuk mengawasinya membasmi roh iblis, lelaki ini selalu berhasil tanpa bantuanku sedikitpun. Kadang aku sampai membawa makanan ringan untuk melihatnya menyelesaikan tugas dengan serangan pedang yang sangat sempurna.
Tangan lelaki ini melambai-lambai tepat didepan wajahku sampai membuyarkan lamunanku "Dewa Pembasmi Roh Iblis."
"Ah rupanya yang kau maksud adalah Paman Ji Dan. Makan saja dahulu karena Gurumu pasti akan kemari untuk menjemputmu ," ucapnya sambil memberikan piring berisi beberapa kue beras kepadaku dan setelah itu ia kembali duduk dikursi tahtanya sambil membaca kertas gulungan yang sepertinya berisi laporan penting.
"Baiklah."
Aku sekarang hanya mengikuti ucapan lelaki ini. Lagi pula sekarang aku berada dialam langit. Jadi, tentu saja aku tidak perlu khawatir dengan keberadaanku karena disini tidak akan ada yang berniat untuk berbuat jahat kepadaku.
Aku memandangi kue beras berbentuk bunga ini tanpa berkedip sedikitpun karena warna merah pada kue beras ini sangat pekat. Jadi, aku ragu untuk memakannya. Apakah kue beras ini sungguh enak?
"Mengapa kau hanya menatap kue beras itu dari tadi? Kau tidak menyukainya?" tanyanya. Aku hanya menggeleng pelan, "Aku baru melihat kue bunga beras berwarna merah pekat seperti ini. Apakah tidak akan membuat perutmu sakit?" Tanyaku sedikit ragu karena dulu aku pernah memakan kue bunga beras berwarna merah pekat buatan Zhang Mi, ia merupakan peri tulip putih dan tak lama kemudian perutku menjadi sangat sakit. Bahkan aku sampai diharuskan Dewi Bunga Agung meminum obat yang sangat pahit.
"Cobalah dahulu! Jika kau menyukainya akanku ambilkan lagi, tapi Nona jika aku boleh tahu kau berasal dari mana?" Tanya Dewa Naga Api dengan tatapan serius sampai aku tidak dapat menelan kue beras yang berada di mulutku saat ini.
"Aku berasal dari alam bunga."
"Siapa namamu? Apakah kau seorang Dewi dialam bunga?" tanya Dewa Naga Api.
Setahuku alam bunga berisi wanita suci yang belajar secara mandiri untuk menjadi seorang Dewi meskipun tidak terlalu menonjol, tapi tetap saja Dewi dialam bunga diakui seluruh Dewa Dewi dialam semesta. Bahkan dirumorkan wanita suci sangatlah cantik karena itu mereka menggunakan cadar untuk menjaga kesuciannya, namun tidak ada yang tahu semua ini benar atau tidak karena sampai saat ini tidak ada yang pernah menikahi wanita suci alam bunga.
Aku masih berpikir bagaimana mereka memiliki keturunan jika tidak menikah? Ah alam bunga sungguh tertutup! Bahkan mereka tidak pernah hadir dalam acara alam langit atau mengirim wanita suci untuk bersekolah dilembah langit selama ribuan tahun ini, tapi ada urusan apa sebenarnya? Kenapa wanita suci ini ke alam langit bersama Paman? Mencurigakan.
"Namaku Zhang Li. Aku hanya seorang murid dari Dewa Pembasmi Roh Iblis."
Murid Paman?
Apakah aku tidak salah dengar?
Sejak kapan Paman menerima murid?Bukankah ia sangat suka berkelana dan tidak ingin memiliki murid? Namun gadis ini kenapa terlihat seperti seorang Dewi? Sudahlah! Mungkin karena ia wanita suci.
"Aku kira kau seorang Dewi, baiklah. Perkenalkan aku Zhu Tao Pangeran ketiga alam langit."
A-Apa? Pangeran?
Aku kira ia hanya seorang Dewa Perang saja, tapi aku baru pertama kali berhadapan langsung dengan Pangeran, apa yang harus aku lakukan? Tolong aku! Bagaimana ini?
Guru tidak pernah memberitahu aku sedikitpun tentang apa yang harus dilakukan saat bertemu seorang Pangeran dialam langit. Ah bagaimana ini?
Ayo Zhang Li berpikirlah! Cepat!
Ah Aku ingat, Zhang Mi. Ia sering memberikan salam kepada Dewi Bunga Agung. Jadi, langsung saja aku mengikuti cara Zhang Mi saat itu karena tidak ada bedanya bukan Dewi Bunga Agung dengan Pangeran ketiga dialam langit?
Ah sudahlah!
Apa salahnya mencoba mungkin saja benar.
Aku langsung berdiri dan berjalan menghampirinya dengan tergesa-tergesa lalu menghadap kearah Pangeran ketiga "Kau ingin berbuat apa Nona Zhang Li?" Tanya Pangeran ketiga sambil menatap Zhang Li bingung.
Aku memaksa diriku agar sedikit tersenyum dan mengucapkan salam kepadanya "Maaf Pangeran ketiga Dewa Naga Api dan Dewa Perang hamba tidak sopan karena tidak memberi salam kepada yang mulia."
Pangeran ketiga tertawa saat melihatku mengucapkan salam lalu ia berdeham
'ehm- ehm'
"Kau sungguh lucu saat panik Nona, tapi tenanglah. Aku pasti akan memahami sikapmu yang belum sesuai dengan hukum alam langit Nona Zhang Li ," ucapnya sambil tersenyum.
Mengapa senyuman Pangeran ketiga membuat aku menjadi gerah? Ah mungkin karena dia Dewa Naga Api.
Jadi, auranya membuatku kepanasan.
"Terimakasih Pangeran ketiga ."
Kenapa gadis ini berkeringat seketika?
Apakah ia takut kepadaku?
Tiba-tiba pintu ruangan ini terbuka sangat lebar dan aku langsung menoleh kearah pintu tersebut. Ada seekor rubah putih memasuki ruangan dengan ekornya yang berjumlah delapan dan ia menggigit sebuah gulungan surat, sepertinya surat itu untuk Pangeran ketiga.
Setelah selesai memberikan gulungan surat, rubah putih ini menatapku cukup lama. Bahkan matanya tidak berkedip sama sekali "Kenapa ia menatap aku seperti itu?" gumamku pelan sambil menatap balik rubah putih yang sangat lucu ini.
Kelihatannya rubah putih ini baik. Jadi, aku memberanikan diri untuk menghampirinya lalu mengelus-elus tubuhnya dan ekor rubah putih ini terlihat sangat halus nan lebat, tapi aku sungguh terkejut karena seketika rubah putih ini langsung berubah menjadi seorang lelaki berumur lebih tua dariku namun wajahnya masih sangat muda.
Lelaki ini mengenakan pakaian cukup unik karena baju berwana putih yang saat ini ia pakai banyak dihiasi oleh benang merah. Bahkan rambutnya yang panjang ada beberapa yang terikat Kepang oleh benang merah. Terlihat seperti benang merah pengikat tali perjodohan "Berani sekali kau melecehkanku! Apakah kau ingin tidak memiliki jodoh seumur hidupmu?" Tanyanya dengan nada membentak sambil membersihkan pakaiannya.
Rubah putih ini sombong sekali! Apakah tanganku sekotor itu?
"Maaf aku tidak tahu, Aku kira kau seekor binatang spiritual!" Lelaki ini langsung melotot setelah mendengar ucapanku, apakah aku salah lagi sekarang?
"A-Apa? Aku ti-tidak salah dengarkan?" Tanyanya lalu maju mendekatiku "BISA-BISANYA KAU MENYAMAKAN AKU DENGAN BINATANG SPIRITUAL!" Rubah putih itu semakin marah kepadaku bahkan ia menatapku dengan sangat sinis.
Sungguh membuatku bergidik ngeri, seperti akan memangsa ku saja "Paman jangan marah. Ia baru pertama kali ke alam langit," ucap Pangeran ketiga yang berusaha menenangkan hati Pamannya agar tidak marah kepadaku. Ia menatap aku dari atas sampai bawah beberapa kali "Dia bukan Dewi, siapa kau?" tanya-nya sambil membentak aku kembali.
Sabar Zhang Li! Kau harus mengalah dengan orang yang lebih tua darimu agar terhindar dari masalah "Aku Zhang Li, murid dari Dewa Pembasmi Roh Iblis."
"Oh rupanya kau murid rubah hitam tua itu? Pantas saja sifatmu tidak sopan ," ucap rubah putih dengan dipenuhi dendam dan amarah rasanya saat berbicara. Kenapa Rubah putih ini memanggil Guru rubah hitam tua? Apakah ia musuh Guru? "Apakah kau sekarang sedang membicarakan aku Ji Zhi?" tanya Guru yang berjalan santai dari arah belakang rubah putih. Wajahnya seketika berubah menjadi sangat ketakutan saat mengetahui ada Guru disini "Ti-Tidak." "Dia berbohong. Bahkan tadi ia berbicara kalau Guru adalah rubah hitam tua yang sangat tidak sopan seperti muridnya." "Ka..Ka..Kau SUNGGUH MENYEBALKAN!" ucapnya sambil menunjukku lalu ia mendekati Guru dan berbicara dengan sangat manis "Aku hanya bercanda Kakak. Jadi, jangan hukum aku lagi ," ucapan rubah putih ini sungguh membuatku kaget. Ternyata ia adik Guru?
Hari masih sangat pagi, tapi Guru sudah membangunkan aku. Bahkan ia sengaja membuka gorden agar cahaya masuk dan mengganggu tidur nyenyakku "Bangunlah sudah pagi," Ucap Guru sambil menyenggol tanganku beberapa kali. Aku memaksa kedua mataku yang masih ingin tertidur ini untuk terbuka dan segera bangun dari kasur yang sangat halus ini. "Segera mandi karena Guru sudah menyiapkan air hangat bunga Lily putih dalam bak mandimu, aku tunggu dikursi dekat kolam. Oh ya selama berada dialam langit kau jangan memakai kalung giok hijau pemberian Dewi Bunga Agung. Jadi, simpanlah dahulu disuatu tempat." Padahal Dewi Bunga Agung memberikan kalung giok hijau ini untuk tanda keberuntunganku yang harus aku jaga, tapi ya sudahlah lagian alam langit tidak akan mencuri kalung giok hijau biasa seperti milikku ini "Baiklah Guru. Terimakasih, tapi Guru apakah aku boleh bertanya sesuatu?" tanyaku. "Tentu saja,
Saat acara ini selesai, Guru masih mengobrol dengan para Dewa dan ia menyuruh aku kembali terlebih dahulu kerumah. Aku berjalan pelan-pelan menuruni tangga altar suci alam langit, terlihat sangat jelas rumah para Dewa-Dewi "Nona..." Panggil seseorang. Aku tidak tahu siapa yang memanggilku, karena banyak orang yang menuruni tangga ini. Aku tetap berjalan saja dan tidak menghiraukannya lalu tak lama kemudian ada yang menepuk pundakku dari belakang "Nona ," Ucapnya dengan sangat lembut membuatku reflek menoleh. Saat aku menoleh kearah belakang ternyata Pangeran kedua "Apakah kau sibuk hari ini?" tanyanya sambil mengikuti aku menuruni tangga. "Tidak sibuk, tapi Guru memberi perintah untuk langsung kembali kerumah." "Apakah boleh aku meminta waktumu sebentar? Ada hal penting yang harus aku bicarakan padamu Nona," Ucapnya dengan tatapan penuh harapan. Apakah se
"Paman, apakah aku boleh meminjam muridmu untuk berlatih bersama?" tanya Pangeran pertama kepada Paman Ji Dan yang sedang bersantai menikmati nyanyian roh duyung iblis yang sedang dinetralisir. "Banyak gadis dialam langit, mengapa kau memilih muridku? Apakah kau menyukainya?" tanyanya. Ah yang benar saja! Tidak mungkin aku menyukai gadis bodoh sepertinya. "Tidak, aku hanya ingin membuktikan bahwa aku bisa menjadi pelatihnya. Jadi, Paman kau harus setuju akan hal ini oke!" Balas Pangeran pertama dengan memaksa. "Hahaha, baiklah. Oh ya, ada yang ingin aku sampaikan kepadamu ," ucap Paman lalu mengisyaratkanku untuk duduk lebih dekat. Ada apa? Apakah aku akan diberitahu sebuah rahasia milik Paman? Sepertinya begitu. "Jadi karena kau telah bertanggung jawab untuk menjaga murid pewarisku, kau harus bersungguh-sungguh menjaga Zhang Li saa
Pangeran ketiga sedang berlatih pedang sendirian langsung menatapku "Ada apa kau kemari?" tanyanya lalu berjalan menghampiriku. "Aku sedang belajar teleport Pangeran." "Belajar teleport sampai terkena luka cakar? Kau membohongiku?" tanyanya. Belum sempatku balas pertanyaan Pangeran ketiga ia langsung mendapatkan laporan dari pengawal pribadinya "Lapor Pangeran, roh iblis harimau api yang menyelinap masuk sudah terbunuh oleh Alstroemeria." "Apakah kau mempunyai bukti Wuxian? Bahwa roh iblis ini terbunuh oleh Alstroemeria?" tanyanya dengan serius. "Abu berbau bunga Lilly hitam dan salah satu anak Dewa kecil berbicara secara langsung dengan Alstroemeria, katanya ia ingin cepat sembuh dan semangat belajar agar cepat menjadi Dewa dan menikahi Alstroemeria." "Hahaha, dia menipu seorang anak Dewa kecil, baiklah aku akan segera kesana."
"Zhang Li, mulai hari ini kau berlatih dengan Pangeran pertama dan ketiga karena guru akan sibuk." Ah lagi-lagi Guru meninggalkan aku, untung saja aku sudah memiliki teman disini. Jadi, tidak terlalu kesepian "Baiklah Guru." Aku langsung teleport ke rumah Pangeran pertama, tapi sekarang aku berada dihalaman rumah Pangeran ketiga. Gagal... Kapan jurus teleportku lancar! Sungguh menyebalkan! Aku berjalan cukup jauh kearah rumah Pangeran pertama lalu mengetuk pintu rumahnya, tapi tidak ada jawaban sama sekali "Apakah kau sudah puas mengetuk pintu rumahku?" tanyanya dari arah belakangku. "Masih pagi kau sudah mempermainkanku?" tanyaku sambil memasang wajah sinis. "Kau terlalu bersemangat latihan atau bertemu denganku? Padahal tadi aku menjemputmu dirumah Paman."
Tak lama kemudian kelima guru tadi kembali untuk menentukan pembagian kamar, tapi Pangeran pertama mengangkat tangannya sebagai isyarat ingin berbicara kepada guru "Ada apa Pangeran pertama?" tanya salah satu guru yang bernama Ru Fen, ia adalah Dewa Pengetahuan yang akan mengajar materi sejarah alam langit atau pengetahuan dasar sebagai murid pewaris para Dewa. "Kami akan mengambil Rumah dipinggir lembah langit ini, dekat kolam air suci. Apakah bisa?" tanya Pangeran pertama. Aku ingat perkataan guru, kolam air suci ini merupakan wadah untuk menampung air terjun perbatasan antara surgawi dengan alam langit dan kolam air suci ini dijaga oleh Naga hijau wujud asli Dewa dari istri Dewa Langit pertama Pu Chai, tidak disebutkan dalam buku sejarah nama istri Dewa Langit Pertama. Namun air suci ini sangat diincar oleh siapapun karena dapat mengabulkan semua permintaan mah
Peraturan nomor sembilan sekolah lembah langi yaitu 'Berpakaian sesuai apa yang sudah disediakan disetiap lemari kamar murid' Aku berpikir lemari ini ajaib karena kata Pangeran pertama, setiap hari hanfu yang ada didalam lemari akan berubah dan ukurannya akan sesuai tubuh kita. Dikamar ini juga tersedia bak khusus yang terbuat dari anyaman bambu. Jadi, setelah selesai memakai hanfu untuk kegiatan sekolah. Kita dapat meletakkan hanfu tersebut kedalam bak yang ada disebelah kiri lemari agar dicuci oleh pelayan khusus. Pelayan khusus ini tidak mengambil semua hanfu kotor murid dari rumah ke rumah. Jadi, ia menggunakan kekuatan spiritualnya untuk mengambil, mencuci, dan mengembalikan hanfu tersebut ke lemari pemiliknya. Sekarang dilemariku hanya ada tiga gaun hanfu polos tak bermotif dengan warna biru muda, merah muda, dan abu-abu lalu semua gaun ini dilapisi renda putih panjang de
Zhang Li yang menatap jendela, terpanah oleh sebuah patung batu besar berukiran Ular Naga, tapi tak sepenuhnya mirip naga. Karena patung itu nampak tak memiliki tanduk dan lidahnya yang menjulur lebih terlihat mirip ular.Anehnya lagi, patung itu berdiri tepat ditengah genangan air yang penuh aura hitam sangat asing. Tidak seperti, iblis pada umumnya yang sering aku basmi. Zhang Li yang tidak sadar, sudah menguras energinya untuk melihat lebih jauh tentang air suci yang dirumorkan rakyat kota Yun. Membuat energinya terkuras habis hingga lemas!Hal ini, langsung mengejutkan Xai yang sedang khawatir keadaan Pangeran dan Yun An.“Aku hanya kelelahan. Sekarang aku sudah tahu, biksu palsu itu hanya alat untuk mengelabuhi kita agar tidak mencurigai sang dalang yang berada dalam istana karena bersekutu. Kita harus segera menghancurkan genangan air yang menjadi sumber dari permasalahan rakyat dan juga menemukan sang dalang..." Belum selesai berbicara, roh pedang S
Kaisar Langit, selalu mengutus Penasihatnya untuk memperhatikan Zhang Li lebih ekstra lagi. Karena, ia tidak ingin kejadian penyerangan di dunia fana terjadi lagi. Bahkan, Kaisar juga mengutus beberapa dewa untuk mengawasi setiap pergerakkan Zhang Li. Meskipun sudah ada Xai, tapi ia tetap tidak tenang. Apalagi, setelah Xai melaporkan kejadian kemarin yang hampir merenggut nyawa Zhang. Kemudian, dirinya juga menceritakan tentang Kota Yun yang langsung membuat beberapa penasihat tak percaya “Pasti ada yang bersekutu, jangan kau beritahukan kondisi Kota Yun kepada Zhang Li, aku khawatir dia akan mengambil tindakkan sendiri bersama Sanos, Sima dan Nona Yin." Xai memahami semuanya, dan ia kembali turun ke kerajaan Gu yang nampak sudah pagi dan banyak sekali orang beraktivitas. Bahkan, terlihat Zhang Li sedang asik lomba memanah bersama Yun An dan Gu Fei. Mereka, juga dikelilingi oleh banyak prajurit yang terpesona dengan cara memanah Zhang Li.
Aku terbangun dipagi hari, karena Xai membangunkan aku untuk menghadap Kaisar bersama seluruh Dewa & Dewi Alam Langit yang diwajibkan berkumpul dalam aula alam langit untuk membahas hal penting yang berkaitan denganku. Kedua bola mataku langsung segar seketika, aku teringat ucapan Pangeran ketiga tentang hukumanku yang berjenis lain. Apakah hari ini ditentukan? Cepat sekali!!! Setelah datang, semua mata banyak yang menatapku. Sedangkan, Dewi Burung nampak sumringah dan sangat bahagia "Silahkan Duduk, Zhang Li kemarilah!" Panggil Kaisar untuk menghadap dirinya ditengah banyak orang. "Apakah kau sudah siap? Menerima hukumanmu? Karena mengusik Dewi Pemimpin Burung?" Tanya Kaisar sambil menatap mataku. Aku hanya mengangguk lalu Pangeran ketiga dipersilahkan menjelaskan hukuman dan akibat menyakiti Dewi Pemimpin burung kepada seluruh Dewa Dewi Alam Langit yang langsung menjadi pembahasan hangat dalam pertemuan kali ini. “Aku Zhu Yi, menghargai Putra Mahkota Alam Langit. Sekalig
Zhang Li terbangun dari tidurnya, karena menghirup aroma sangat lezat. Benar saja, ketika membuka mata. Ada banyak sekali makanan dihadapannya dan terlihat Ji Que menyiapkan semuanya bersama Xai. Kemudian, ia memberikan mangkuk dan sumpit kepadaku untuk makan bersama dan berbincang berbagai hal baru yang telah dilewati Ji Que bersama Dewa Bulan sebagai guru pengganti mendiang Tian Yi. Sedangkan, aku tidak ingin menceritakan apapun agar tidak sedih. Aku mendapatkan kabar terbaru tentang Gu Fei yang akan dinobatkan sebagai Kaisar Baru Kota Gu dan dirayakan hari ini ditengah halaman utama kerajaan mengundang seluruh rakyat untuk melihat sendiri langit menerima dirinya atau tidak. Karena itu, aku ingin memberikan sedikit kejutan untuk seluruh rakyat Gu. Sekaligus, Gu Fei agar tidak bersedih. Aku menemui Kaisar untuk meminta ijin, agar mewakili alam langit memberikan berkah kepada Kaisar baru di Kota Gu, bernama Gu Fei. Setelah disetujui, aku menunggu diawan-awan menantikan moment yang
Zhang Li yang telah siuman, langsung membuat Dewi Kehidupan menghilang dari hadapannya dan kembali masuk dalam kesadaran janin Zhang Li. Baru saja merenggangkan tubuhnya, Zhang Li diminta roh pedang sanos memberikan sedikit darahnya kepada Kaisar Gu ditengah lapangan. Saat ia sudah sampai disana, betapa terkejutnya dirinya ketika melihat aura hitam pekat menyelimuti tubuh Kaisar Gu "Apakah kau bercanda? Aku harus memberikan darah kepada mahluk rendahan begini?" Tanya Zhang Li yang menganggap Kaisar Gu tak ada di hadapannya, lalu saat ia melihat keempat muridnya ditawan oleh prajurit istana dan Gu Fei tak sadar bersimpah darah langsung membuat Kaisar Gu tertawa puas "Baru 4x cambukkan berduri saja." Zhang Li langsung mengikuti rencana Sanos "Bukankah hanya darahku saja? Ambillah," Ucap Zhang Li yang langsung membuat roh pedang Sanos sigap mengambil darahnya. Ketika ingin memberikan kepada Kaisar Gu
Roh pedang Sanos mendesak Dewi Kehidupan untuk lebih cepat meracik obat tersebut, agar Zhang Li tidak kehilangan anaknya. Sedangkan, Gu Fei yang khawatir dengan keadaaan Ayahnya. Membuat Xai merasa kasihan dan menenangkan dirinya sambil menepuk pelan pundaknya "Tenanglah."“Aku takut terjadi sesuatu kepada Ayahku, aku tidak ingin kehilangan seseorang yang aku sayangi lagi.""Dewi Zhang Li, pasti akan membantumu menyelesaikan semua permasalahanmu." Sudah 2 jam mereka menunggu, tidak ada informasi apapun dari roh pedang Sanos yang sedang memantau Dewi Kehidupan. Mereka yang dari tadi berdiam diri menunggu kabar Gurunya, dikejutkan dengan seorang murid sekolah Gu yang bertugas menjaga pintu malam hari ini "Lapor ketua, Kaisar Gu dan Selir Huang membawa pasukan untuk memaksa masuk dalam sekolah Gu. Apa yang harus murid lakukan?" Tanya murid tersebut. Gu Fei bersama teman-temannya langsung berlari kearah gerbang, dan Xai juga mend
Kenapa kau tidak langsung memasuki kesadaran Zhang Li? Apakah harus aku tarik paksa Dewi Kehidupan? - SANOS Ini sama saja memerasku, bagaimana mungkin aku mengobati manusia fana hanya karena ia memintaku? - Dewi Kehidupan Jadi, sekarang kau pemilih dalam membantu? Menyebalkan sekali. Padahal aku telah membantu untuk mendapatkan wujud dewa sempurna melalui takdir menjadi anak Zhang Li - SANOS Baiklah, hentikan ucapanmu. Aku akan memasuki kesadaran Zhang Li sekarang, tapi ingat untuk terus mengatur takdir terbaik untukku melakukan reinkarnasi.“Berisik," Ucap roh pedang Sanos yang langsung mendorong Dewi Kehidupan memasuki kesadaran Zhang Li. Setelah cukup lama menunggu Dewi.Akhirnya, ia keluar selama kurang lebih 3jam dalam ruangan "Gu Fei sudah kembali sadar," Ucap Zhang Li yang berdiri diambang pintu dan merasa masih berat dan agak pusing.Mereka langsung masuk dan memastikan keadaan Gu Fei yang sudah tidak membiru. Setelah
Aku memastikan sekali lagi, bahwa Biksu Palsu itu hanyalah seorang penipu yang hanya menginginkan uang saja di Kota YUN. Namun, setelah aku perhatikan dari pagi sampai sore hari memang aktivitasnya tak ada keterkaitan sama sekali dengan roh iblis jahat "Nona kau terlalu khawatir, Pangeran ketiga sudah pasti tak akan salah informasinya." Ucap Xai yang terus mengikutiku mengawasi biksu palsu tersebut. Aku menoleh kepadanya dan memberikan isyarat untuk mengikutiku menuju sekolah Gu... Aku hendak menempuh perjalanan ke sekolah Gu, karena aku tidak ingin membuat Dewi menungguku lama, tapi tabib istana memberikan kabar tiba-tiba tentang penyakit asma Ayah yang kambuh kembali. Hal ini, sungguh aneh. Karena sudah 3 tahun lebih penyakit ayah tak pernah kambuh. Terakhir kali kambuh, karena Ayah cukup depresi kehilangan Ibu yang tiba-tiba meninggalkan kami selamanya. Belum saja selesai, masalahku bersama Anak Selir Huang tapi sudah
Diskusi kami dalam altar suci alam langit, cukup membuahkan hasil. Karena, Raja Iblis tidak bisa membangkitkan Panglimanya yang telah tersegel oleh es. Sedangkan, kehancuran wilayah es karena ada beberapa pengkhianat yang menerima kekuatan jahat dari inti roh raja Iblis yang masih belum bisa musnah sepenuhnya. Oleh sebab itu, aku bersama Pangeran ketiga dan Putri keempat menyusun rencana untuk melenyapkan satu persatu inti roh Dewa Iblis yang terbentuk karena 7 kesengsaraan mahluk hidup di alam semesta, 1. Nafsu 2. Iri hati 3. Egois 4. Dusta 5. Rakus 6. Dendam 7. Membunuh Inti Roh Nafsu, telah kami musnahkan ketika berada di Kota GU. Jadi, sekarang tersisa enam inti roh lagi yang harus segera kami musnahkan sebelum Dewa Iblis mencapai tujuannya dengan memecahkan seluruh inti rohnya di Alam Semesta untuk menundukkan segala mahluk yang hidup diseluruh benua ini. Namun, kami harus memulai dari belahan dunia mana? Karena, sungguh tidak ada petunjuk apapun untuk memulai sem