Saat acara ini selesai, Guru masih mengobrol dengan para Dewa dan ia menyuruh aku kembali terlebih dahulu kerumah. Aku berjalan pelan-pelan menuruni tangga altar suci alam langit, terlihat sangat jelas rumah para Dewa-Dewi "Nona..." Panggil seseorang.
Aku tidak tahu siapa yang memanggilku, karena banyak orang yang menuruni tangga ini. Aku tetap berjalan saja dan tidak menghiraukannya lalu tak lama kemudian ada yang menepuk pundakku dari belakang "Nona ," Ucapnya dengan sangat lembut membuatku reflek menoleh.
Saat aku menoleh kearah belakang ternyata Pangeran kedua "Apakah kau sibuk hari ini?" tanyanya sambil mengikuti aku menuruni tangga.
"Tidak sibuk, tapi Guru memberi perintah untuk langsung kembali kerumah."
"Apakah boleh aku meminta waktumu sebentar? Ada hal penting yang harus aku bicarakan padamu Nona," Ucapnya dengan tatapan penuh harapan.
Apakah sepenting itu? Bukankah aku baru datang disini, tapi kenapa sudah ada hal penting yang harus di bahas.
"Boleh ," balasku.
Aku berjalan mengikutinya sampai tiba dikediamannya. Ternyata rumah Pangeran kedua dekat dengan lelaki menyebalkan itu.
"Ada apa Pangeran kedua?" tanyaku sambil duduk dibangku depan halaman rumah Pangeran kedua. Ditemani suara air terjun berukuran sedang dan be-berapa pohon persik yang sedang berbunga, sungguh luar biasa rasanya berada disini.
"Apakah kau sudah memiliki pasangan?" Pertanyaan Pangeran kedua cukup aneh.
Pasangan? Dialam bunga saja lelaki hanya ada satu yaitu kakek tetua Zhang Pao.
"Maaf, tapi sejak lahir aku tidak memiliki pasangan Pangeran."
"Maukah kau berpasangan denganku?" tanyanya.
Aku teringat pesan Dewi Bunga Agung kepadaku "Aku belum memenuhi syarat untuk memiliki pasangan Pangeran kedua."
"Memang apa syaratnya agar bisa untuk berpasangan?" tanyanya.
"Dewi Bunga Agung berkata saat aku sudah mencapai tingkat Dewi dan kekuatan spiritualku mencapai 25.000 tahun Pangeran."
Belum terjawab oleh Pangeran kedua, tapi tiba-tiba lelaki menyebalkan itu datang dan menyela pembicaraan kami "Kau murid Paman ikutlah denganku ," ucapnya sambil menunjukku.
Setelah itu ia pergi begitu saja tanpa menunggu persetujuanku. Bahkan Pangeran kedua tidak berani dengannya karena ia langsung memberiku isyarat untuk segera mengikutinya.
Saat sampai dikediaman lelaki menyebalkan ini, ia langsung duduk dikursi tahtanya dan menatap aku dengan tatapan serius "Apa arti dari pasangan?"
"Hubungan lebih dari teman ," ucapku cepat. Pertanyaan yang diberikan cukup mudah untuk dijawab, tapi mengapa ia bertanya begini kepadaku? Tidak mungkin juga lelaki menyebalkan ini tidak tahu arti dari pasangan "Setelah selesai berpasangan akan berlanjut ketahap apa?" tanyanya lagi. Mana aku tau? Dasar lelaki aneh.
"Tidak tau karena Dewi Bunga Agung hanya memberitahu memiliki pasangan harus sudah mencapai tingkat Dewi dan memiliki kekuatan spiritul berumur 25.000 tahun."
"Dasar bodoh."
"Kenapa kau selalu mengataiku? Sudahlah aku ingin kembali saja dari pada berhadapan dengan lelaki menyebalkan sepertimu."
Kenapa dia marah lagi kepadaku?
Bukankah aku benar bahwa ia bodoh?
Apakah aku salah lagi sekarang?
"Aku tidak memperbolehkanmu pergi dari hadapanku Nona Zhang Li."
"Memang kau siapa? Kau bukan Guruku. Jadi, kau tidak berhak mengatur aku sesuai keinginanmu."
Aku langsung beranjak pergi dari rumah lelaki menyebalkan ini, tapi ia mengikat tubuhku dengan kekuatan spiritualnya lalu menarik tubuhku hingga jatuh kepangkuannya. Ia mendekatkan wajahnya dan menatapku cukup dekat "Aku adalah Pangeran pertama sekaligus Putra Mahkota alam langit.
Jadi, kau harus mengikuti perintahku."
Menindas orang dengan kekuasaan, dasar lelaki menyebalkan! Kau tidak akan bisa mengaturku.
"Lepaskan aku lelaki menyebalkan." Tangannya yang menahan tubuhku sekarang melepaskanku begitu saja sampai aku langsung terguling dari pangkuannya hingga kedasar tangga untuk menuju kursi tahta tersebut.
Aku langsung memuntahkan darah, tubuhku saat ini terasa lemah dan nyeri dipunggungku mulai bereaksi lagi.
Sungguh sangat menyakitkan!
"Kau sangat dramatis Nona Zhang Li, jatuh dari tangga saja langsung muntah darah."
"Terserah kau, aku pamit."
Aku mencoba berdiri perlahan dan berjalan menuju pintu utama rumah ini, tapi belum sampai dipintu utama kakiku lemas dan terjatuh hingga posisi duduk.
Lelaki itu langsung menggendongku kearah tempat tidurnya "Kenapa badanmu sangat panas? Pipimu sangat merah. Apakah kau habis terkena racun?" tanyanya.
"Setelah melawan roh iblis ular piton hitam dengan kekuatan spiritual 30.000 tahun tubuhku menjadi aneh, padahal tubuhku dapat mengobati luka dan racun dengan sendirinya."
Lelaki ini memeriksa denyut nadi ditanganku "Kau terkena bisa ular piton hitam lalu tadi kau menggunakan banyak kekuatan spiritual untuk menari dan kau pasti tidak sarapankan?" tanyanya.
Tadi sangat menyebalkan, tapi sekarang sangat cerewet.
"Ya."
"Makanlah ini sedikit ," ucapnya dan ia langsung memaksa masuk kue mochi yang ada ditangannya kedalam mulutku.
Rasanya tadi tidak ada makanan disini, hebat juga ia dapat memunculkan makanan secara tiba-tiba.
Pangeran menyuapiku lima kue mochi dan minum sedikit air dan ia langsung memanggil Dewi Segala Tabib melalui telepati.
Aku sungguh terkejut saat seorang Dewi muncul tiba-tiba ditempat ini "Ada apa Pangeran pertama?" tanyanya.
Ia sedikit terkejut saat melihat aku "Mengapa kau pucat? Bukannya kemarin tubuhmu sudah sembuh dengan sendirinya?" tanyanya kepadaku dan aku hanya menggeleng karena aku sungguh tidak tahu.
Ia langsung mengecek denyut nadiku lagi "Aneh mengapa sekarang kacau sekali nadinya? Tunggu. Aku akan meracik obat penawar racun ular piton hitam agar dapat membantu tubuhmu menyembuhkan diri ," ucap Dewi Tabib.
Disaat itu juga ia menghilang begitu saja dari ruangan ini. Saat aku berada dialam langit, sepertinya harus menyiapkan diri agar tidak terkejut saat melihat seorang Dewa atau Dewi tiba-tiba muncul dihadapanku.
Aku harus membiasakan diri dalam hal ini.
"Apakah aku harus meminum obat itu? Apakah tidak ada caralain, selain minum obat?" tanyaku kepada Pangeran pertama.
"Kenapa? Kau tidak suka obat?" tanyanya sambil mengerutkan kedua alisnya.
"Aku tidak menyukai obat karena itu Dewi Bunga Agung memberikan Pil Suci Bunga Lily agar tubuhku dapat menyembuhkan luka dan racun dengan sendirinya. Jadi, aku tidak perlu bersusah payah merasakan pahitnya obat."
"Pil suci bunga Lily akan kalah dengan luka yang diberikan musuhmu yang berumur 30.000 tahun karena kekuatan pil itu tergantung umur kekuatan spiritualmu."
"Umurmu berapa?" tanyaku.
"Umur kekuatan spiritualku 99.000 tahun."
"Hebat! Kekuatan spiritualku saja baru berumur 10.000 tahun. Berarti saat ini kau sudah memasuki tahap Dewa Langit Agung ?" tanyaku lagi.
"Hahaha semangatlah dalam mengejar ilmu jangan malas, baru saja tahun lalu aku mencapai tahap Dewa Langit."
"Oh Dewa Langit, berarti hanya beda satu tingkat saja. Tetap saja itu sangat hebat bagiku karena aku belum memasuki tahap Dewa."
Ia hanya menjawab ucapanku dengan senyuman lalu aku menambahi ucapanku lagi "Pasti pasanganmu adalah orang yang sangat hebat sepertimu juga Pangeran ," balasku.
Pasti banyak yang ingin menjadi istri atau selir Pangeran pertama karena kekuatan spiritulnya yang tinggi dan semoga saja aku dapat sepertinya.
"Hahaha tidak ada yang berani mendekatiku. Jadi, aku tidak pernah berkencan dengan wanita."
"Sekarang kita dekat, berarti aku berani kepadamu Pangeran."
"Apakah kau ingat semalam? Haha."
Mengingat kejadian semalam sungguh membuatku merinding, sialan "Ja-jadi, kau benar-benar ingin membunuh aku semalam?" Ttanyakudengan sedikit memberanikan diri.
"Seandainya kau siluman pasti kau sudah tidak bernapas hari ini karena terbunuh olehku."
Mengapa ia sangat membenci siluman? Aneh, aku saja sebagai murid Dewa pembasmi roh iblis tidak sebenci itu terhadap mereka.
"Seandainya aku sudah memiliki kekuatan sehebat dirimu. Pasti aku akan membantu Guru membasmi semua roh jahat."
"Berlatihlah denganku."
"Boleh?" tanyaku.
Kesempatan yang sangat langkah bukan? Berlatih dengan Pangeran pertama yang sudah memasuki tahap Dewa Langit, mungkin saja ia akan berbaik hati membagi cara rahasia agar cepat menjadi seorang Dewi.
"Tentu saja, aku akan mengurusnya dengan Paman, tapi kau harus fokus dahulu dengan sekolah yang akan dimulai sehari lagi."
Tak sempat aku jawab ucapannya karena Dewi Tabib datang dan langsung menyuapiku obat yang sangat pahit lalu memberikan semangkuk kismis untuk menetralkan rasa pahit dimulutku.
"Istirahatlah disini dahulu," ucap Pangeran pertama dengan santai.
Ia berjalan menuju ke lemari "Nanti Guru mencariku, saat aku pulang pasti akan dimarahi."
"Tenanglah."
Ia membakar sebuah wewangian beraroma lavender lalu memainkan kecapi yang membuatku tidur dengan cepat dan sangat tenang.
Mengapa perut wanita ini berbunyi? Apakah ia lapar? Tidurnya sangat pulas, aku jadi tidak tega membangunkannya. Lebih Baik nanti saja setelah makanan siap baru aku bangunkan wanita ini "Chou, segera siapkan hidangan untuk makan siang hari ini dengan porsi 2x lebih banyak."
"Siap laksanakan Pangeran pertama ," balas pengawal pribadi Pangeran pertama.
Saat hari sudah siang, Pangeran membangunkan aku "Bangunlah sudah waktunya makan ," ucap Pangeran pertama beberapa kali berkata begitu.
Setelah bangun, aku langsung mencium aroma makanan yang sangat enak. Hoaaaaa Aroma ayam bakar, sup iga sapi, sayur tumis, dan masih banyak lagi "Makanan sebanyak ini, apakah kau mampu menghabiskannya Pangeran pertama?" tanyaku sambil mengambil sup iga sapi.
"Karena itu bantulah aku menghabiskannya."
"Jika aku makan sebanyak ini pasti akan berubah menjadi gendut."
"Kau sedang sakit. Jadi, makanan ini tidak akan membuatmu berubah gendut."
"Baiklah, aku usahakan dapat menghabiskannya."
Kami mengobrol dan berusaha menghabiskan makanan ini, tapi kami tidak kuat lagi menghabiskan makanan sebanyak ini. Bahkan pengawal pribadi Pangeran juga ikut makan bersama kami, tapi tetap saja tidak habis. Akhirnya Pangeran pertama memanggil kucing peliharaan Putri keempat yang bernama Chu Ba untuk menghabiskan makanan ini.
Setelah itu aku diantarkan kembali kerumah Guru dan Pangeran pertama menjelaskan kepada Guru apa yang terjadi, sedangkan aku masuk ke kamar dan melanjutkan mimpi indahku.
"Paman, apakah aku boleh meminjam muridmu untuk berlatih bersama?" tanya Pangeran pertama kepada Paman Ji Dan yang sedang bersantai menikmati nyanyian roh duyung iblis yang sedang dinetralisir. "Banyak gadis dialam langit, mengapa kau memilih muridku? Apakah kau menyukainya?" tanyanya. Ah yang benar saja! Tidak mungkin aku menyukai gadis bodoh sepertinya. "Tidak, aku hanya ingin membuktikan bahwa aku bisa menjadi pelatihnya. Jadi, Paman kau harus setuju akan hal ini oke!" Balas Pangeran pertama dengan memaksa. "Hahaha, baiklah. Oh ya, ada yang ingin aku sampaikan kepadamu ," ucap Paman lalu mengisyaratkanku untuk duduk lebih dekat. Ada apa? Apakah aku akan diberitahu sebuah rahasia milik Paman? Sepertinya begitu. "Jadi karena kau telah bertanggung jawab untuk menjaga murid pewarisku, kau harus bersungguh-sungguh menjaga Zhang Li saa
Pangeran ketiga sedang berlatih pedang sendirian langsung menatapku "Ada apa kau kemari?" tanyanya lalu berjalan menghampiriku. "Aku sedang belajar teleport Pangeran." "Belajar teleport sampai terkena luka cakar? Kau membohongiku?" tanyanya. Belum sempatku balas pertanyaan Pangeran ketiga ia langsung mendapatkan laporan dari pengawal pribadinya "Lapor Pangeran, roh iblis harimau api yang menyelinap masuk sudah terbunuh oleh Alstroemeria." "Apakah kau mempunyai bukti Wuxian? Bahwa roh iblis ini terbunuh oleh Alstroemeria?" tanyanya dengan serius. "Abu berbau bunga Lilly hitam dan salah satu anak Dewa kecil berbicara secara langsung dengan Alstroemeria, katanya ia ingin cepat sembuh dan semangat belajar agar cepat menjadi Dewa dan menikahi Alstroemeria." "Hahaha, dia menipu seorang anak Dewa kecil, baiklah aku akan segera kesana."
"Zhang Li, mulai hari ini kau berlatih dengan Pangeran pertama dan ketiga karena guru akan sibuk." Ah lagi-lagi Guru meninggalkan aku, untung saja aku sudah memiliki teman disini. Jadi, tidak terlalu kesepian "Baiklah Guru." Aku langsung teleport ke rumah Pangeran pertama, tapi sekarang aku berada dihalaman rumah Pangeran ketiga. Gagal... Kapan jurus teleportku lancar! Sungguh menyebalkan! Aku berjalan cukup jauh kearah rumah Pangeran pertama lalu mengetuk pintu rumahnya, tapi tidak ada jawaban sama sekali "Apakah kau sudah puas mengetuk pintu rumahku?" tanyanya dari arah belakangku. "Masih pagi kau sudah mempermainkanku?" tanyaku sambil memasang wajah sinis. "Kau terlalu bersemangat latihan atau bertemu denganku? Padahal tadi aku menjemputmu dirumah Paman."
Tak lama kemudian kelima guru tadi kembali untuk menentukan pembagian kamar, tapi Pangeran pertama mengangkat tangannya sebagai isyarat ingin berbicara kepada guru "Ada apa Pangeran pertama?" tanya salah satu guru yang bernama Ru Fen, ia adalah Dewa Pengetahuan yang akan mengajar materi sejarah alam langit atau pengetahuan dasar sebagai murid pewaris para Dewa. "Kami akan mengambil Rumah dipinggir lembah langit ini, dekat kolam air suci. Apakah bisa?" tanya Pangeran pertama. Aku ingat perkataan guru, kolam air suci ini merupakan wadah untuk menampung air terjun perbatasan antara surgawi dengan alam langit dan kolam air suci ini dijaga oleh Naga hijau wujud asli Dewa dari istri Dewa Langit pertama Pu Chai, tidak disebutkan dalam buku sejarah nama istri Dewa Langit Pertama. Namun air suci ini sangat diincar oleh siapapun karena dapat mengabulkan semua permintaan mah
Peraturan nomor sembilan sekolah lembah langi yaitu 'Berpakaian sesuai apa yang sudah disediakan disetiap lemari kamar murid' Aku berpikir lemari ini ajaib karena kata Pangeran pertama, setiap hari hanfu yang ada didalam lemari akan berubah dan ukurannya akan sesuai tubuh kita. Dikamar ini juga tersedia bak khusus yang terbuat dari anyaman bambu. Jadi, setelah selesai memakai hanfu untuk kegiatan sekolah. Kita dapat meletakkan hanfu tersebut kedalam bak yang ada disebelah kiri lemari agar dicuci oleh pelayan khusus. Pelayan khusus ini tidak mengambil semua hanfu kotor murid dari rumah ke rumah. Jadi, ia menggunakan kekuatan spiritualnya untuk mengambil, mencuci, dan mengembalikan hanfu tersebut ke lemari pemiliknya. Sekarang dilemariku hanya ada tiga gaun hanfu polos tak bermotif dengan warna biru muda, merah muda, dan abu-abu lalu semua gaun ini dilapisi renda putih panjang de
Sebelum ujian dimulai Guru Lao Gao mengingatkan kami agar bersikap dewasa "Hanya diarena ujian kalian menjadi musuh. Saat keluar dari arena kalian harus tetap menjadi teman baik. Jika ada yang bertengkar diluar arena maka saya akan mengeluarkan kalian dari sekolah ini ," ucap Guru Lao Gao dengan sangat tegas. Langsung dikeluarkan? Sungguh kejam sekali peraturan sekolah disini, tidak seperti alam bunga. "Baiklah untuk ujian saat ini, para murid hanya boleh menggunakan pedang dan kekuatan spiritual. Jika melanggar aturan kalian tidak akan mendapatkan point ," ucap Guru Ru Ru dengan tersenyum manis. Kami para murid berdiri melingkari arena tersebut agar melihat dengan jelas gerak-gerik murid yang sedang bertanding, kedua Guru tadi terbang dengan pedang menuju atas tengah arena "Baiklah, siapa yang ingin bertanding untuk pertama kali?" tanya guru Ru Ru dengan teriakan semangat.
Sudah pasti menang Pangeran ketiga karena dia Dewa Perang, tapi kalau Pangeran ketiga mengalah agar membiarkan kakaknya menang pasti Pangeran kedua menang. "Aku pilih Pangeran kedua." "Baiklah aku memilih Pangeran ketiga kalau begitu." "Kenapa kau bodoh sekali?" tanya Pangeran pertama kepadaku dengan nada kasar lalu Song Lan hanya tertawa melihat aku dimarahi Pangeran. Apakah aku salah lagi? Huhh! "Pangeran ketiga tidak akan menang karena ia itu Dewa Perang sudah banyak menang, pasti ia akan mengalah dalam arena ujian peringkat ini. Lagian untuk apa juga dia berniat mengalahkan kakaknya ," ucapku dengan meyakinkan Pangeran pertama. Pemikiran anak ini dewasa juga, adik ketiga apakah kau berniat kalah dari kakak kedua? Zhang Li terlalu meremehkan kekuatanku, belum saja aku ceritakan kepadanya bagaimana caraku me
Ah kenapa lagi - lagi aku terbangun pada malam hari karena lapar, bukannya pagi saja. Sungguh menyebalkan "Krukk..krukk..." Suara itu ternyata berasal dari perutku. Bagaimana ini? Sepertinya rakyat didalam perutku sudah sangat kelaparan. Kantin pasti sudah tutup, tidak mungkin juga aku ke rumah Guru karena disana dijaga ketat oleh para prajurit dan aku juga takut ketahuan Guru. Sebaiknya aku cari Pangeran pertama terlebih dahulu, mungkin dia bisa seperti waktu itu memunculkan kue mochi ditangannya secara tiba-tiba. Saat aku keluar kamar terlihat Song Lan sedang meminum arak dan bersantai diruang belajar "Seingatku sekolah lembah langit tidak boleh minum arak, tapi kenapa ia melanggarnya? Ah tidak pedulilah! Urusan dia dengan Guru." Aku mengetuk pintu kamar Pangeran pertama, tapi tidak ada jawaban. Apakah ia pergi? Sepertinya.
Zhang Li yang menatap jendela, terpanah oleh sebuah patung batu besar berukiran Ular Naga, tapi tak sepenuhnya mirip naga. Karena patung itu nampak tak memiliki tanduk dan lidahnya yang menjulur lebih terlihat mirip ular.Anehnya lagi, patung itu berdiri tepat ditengah genangan air yang penuh aura hitam sangat asing. Tidak seperti, iblis pada umumnya yang sering aku basmi. Zhang Li yang tidak sadar, sudah menguras energinya untuk melihat lebih jauh tentang air suci yang dirumorkan rakyat kota Yun. Membuat energinya terkuras habis hingga lemas!Hal ini, langsung mengejutkan Xai yang sedang khawatir keadaan Pangeran dan Yun An.“Aku hanya kelelahan. Sekarang aku sudah tahu, biksu palsu itu hanya alat untuk mengelabuhi kita agar tidak mencurigai sang dalang yang berada dalam istana karena bersekutu. Kita harus segera menghancurkan genangan air yang menjadi sumber dari permasalahan rakyat dan juga menemukan sang dalang..." Belum selesai berbicara, roh pedang S
Kaisar Langit, selalu mengutus Penasihatnya untuk memperhatikan Zhang Li lebih ekstra lagi. Karena, ia tidak ingin kejadian penyerangan di dunia fana terjadi lagi. Bahkan, Kaisar juga mengutus beberapa dewa untuk mengawasi setiap pergerakkan Zhang Li. Meskipun sudah ada Xai, tapi ia tetap tidak tenang. Apalagi, setelah Xai melaporkan kejadian kemarin yang hampir merenggut nyawa Zhang. Kemudian, dirinya juga menceritakan tentang Kota Yun yang langsung membuat beberapa penasihat tak percaya “Pasti ada yang bersekutu, jangan kau beritahukan kondisi Kota Yun kepada Zhang Li, aku khawatir dia akan mengambil tindakkan sendiri bersama Sanos, Sima dan Nona Yin." Xai memahami semuanya, dan ia kembali turun ke kerajaan Gu yang nampak sudah pagi dan banyak sekali orang beraktivitas. Bahkan, terlihat Zhang Li sedang asik lomba memanah bersama Yun An dan Gu Fei. Mereka, juga dikelilingi oleh banyak prajurit yang terpesona dengan cara memanah Zhang Li.
Aku terbangun dipagi hari, karena Xai membangunkan aku untuk menghadap Kaisar bersama seluruh Dewa & Dewi Alam Langit yang diwajibkan berkumpul dalam aula alam langit untuk membahas hal penting yang berkaitan denganku. Kedua bola mataku langsung segar seketika, aku teringat ucapan Pangeran ketiga tentang hukumanku yang berjenis lain. Apakah hari ini ditentukan? Cepat sekali!!! Setelah datang, semua mata banyak yang menatapku. Sedangkan, Dewi Burung nampak sumringah dan sangat bahagia "Silahkan Duduk, Zhang Li kemarilah!" Panggil Kaisar untuk menghadap dirinya ditengah banyak orang. "Apakah kau sudah siap? Menerima hukumanmu? Karena mengusik Dewi Pemimpin Burung?" Tanya Kaisar sambil menatap mataku. Aku hanya mengangguk lalu Pangeran ketiga dipersilahkan menjelaskan hukuman dan akibat menyakiti Dewi Pemimpin burung kepada seluruh Dewa Dewi Alam Langit yang langsung menjadi pembahasan hangat dalam pertemuan kali ini. “Aku Zhu Yi, menghargai Putra Mahkota Alam Langit. Sekalig
Zhang Li terbangun dari tidurnya, karena menghirup aroma sangat lezat. Benar saja, ketika membuka mata. Ada banyak sekali makanan dihadapannya dan terlihat Ji Que menyiapkan semuanya bersama Xai. Kemudian, ia memberikan mangkuk dan sumpit kepadaku untuk makan bersama dan berbincang berbagai hal baru yang telah dilewati Ji Que bersama Dewa Bulan sebagai guru pengganti mendiang Tian Yi. Sedangkan, aku tidak ingin menceritakan apapun agar tidak sedih. Aku mendapatkan kabar terbaru tentang Gu Fei yang akan dinobatkan sebagai Kaisar Baru Kota Gu dan dirayakan hari ini ditengah halaman utama kerajaan mengundang seluruh rakyat untuk melihat sendiri langit menerima dirinya atau tidak. Karena itu, aku ingin memberikan sedikit kejutan untuk seluruh rakyat Gu. Sekaligus, Gu Fei agar tidak bersedih. Aku menemui Kaisar untuk meminta ijin, agar mewakili alam langit memberikan berkah kepada Kaisar baru di Kota Gu, bernama Gu Fei. Setelah disetujui, aku menunggu diawan-awan menantikan moment yang
Zhang Li yang telah siuman, langsung membuat Dewi Kehidupan menghilang dari hadapannya dan kembali masuk dalam kesadaran janin Zhang Li. Baru saja merenggangkan tubuhnya, Zhang Li diminta roh pedang sanos memberikan sedikit darahnya kepada Kaisar Gu ditengah lapangan. Saat ia sudah sampai disana, betapa terkejutnya dirinya ketika melihat aura hitam pekat menyelimuti tubuh Kaisar Gu "Apakah kau bercanda? Aku harus memberikan darah kepada mahluk rendahan begini?" Tanya Zhang Li yang menganggap Kaisar Gu tak ada di hadapannya, lalu saat ia melihat keempat muridnya ditawan oleh prajurit istana dan Gu Fei tak sadar bersimpah darah langsung membuat Kaisar Gu tertawa puas "Baru 4x cambukkan berduri saja." Zhang Li langsung mengikuti rencana Sanos "Bukankah hanya darahku saja? Ambillah," Ucap Zhang Li yang langsung membuat roh pedang Sanos sigap mengambil darahnya. Ketika ingin memberikan kepada Kaisar Gu
Roh pedang Sanos mendesak Dewi Kehidupan untuk lebih cepat meracik obat tersebut, agar Zhang Li tidak kehilangan anaknya. Sedangkan, Gu Fei yang khawatir dengan keadaaan Ayahnya. Membuat Xai merasa kasihan dan menenangkan dirinya sambil menepuk pelan pundaknya "Tenanglah."“Aku takut terjadi sesuatu kepada Ayahku, aku tidak ingin kehilangan seseorang yang aku sayangi lagi.""Dewi Zhang Li, pasti akan membantumu menyelesaikan semua permasalahanmu." Sudah 2 jam mereka menunggu, tidak ada informasi apapun dari roh pedang Sanos yang sedang memantau Dewi Kehidupan. Mereka yang dari tadi berdiam diri menunggu kabar Gurunya, dikejutkan dengan seorang murid sekolah Gu yang bertugas menjaga pintu malam hari ini "Lapor ketua, Kaisar Gu dan Selir Huang membawa pasukan untuk memaksa masuk dalam sekolah Gu. Apa yang harus murid lakukan?" Tanya murid tersebut. Gu Fei bersama teman-temannya langsung berlari kearah gerbang, dan Xai juga mend
Kenapa kau tidak langsung memasuki kesadaran Zhang Li? Apakah harus aku tarik paksa Dewi Kehidupan? - SANOS Ini sama saja memerasku, bagaimana mungkin aku mengobati manusia fana hanya karena ia memintaku? - Dewi Kehidupan Jadi, sekarang kau pemilih dalam membantu? Menyebalkan sekali. Padahal aku telah membantu untuk mendapatkan wujud dewa sempurna melalui takdir menjadi anak Zhang Li - SANOS Baiklah, hentikan ucapanmu. Aku akan memasuki kesadaran Zhang Li sekarang, tapi ingat untuk terus mengatur takdir terbaik untukku melakukan reinkarnasi.“Berisik," Ucap roh pedang Sanos yang langsung mendorong Dewi Kehidupan memasuki kesadaran Zhang Li. Setelah cukup lama menunggu Dewi.Akhirnya, ia keluar selama kurang lebih 3jam dalam ruangan "Gu Fei sudah kembali sadar," Ucap Zhang Li yang berdiri diambang pintu dan merasa masih berat dan agak pusing.Mereka langsung masuk dan memastikan keadaan Gu Fei yang sudah tidak membiru. Setelah
Aku memastikan sekali lagi, bahwa Biksu Palsu itu hanyalah seorang penipu yang hanya menginginkan uang saja di Kota YUN. Namun, setelah aku perhatikan dari pagi sampai sore hari memang aktivitasnya tak ada keterkaitan sama sekali dengan roh iblis jahat "Nona kau terlalu khawatir, Pangeran ketiga sudah pasti tak akan salah informasinya." Ucap Xai yang terus mengikutiku mengawasi biksu palsu tersebut. Aku menoleh kepadanya dan memberikan isyarat untuk mengikutiku menuju sekolah Gu... Aku hendak menempuh perjalanan ke sekolah Gu, karena aku tidak ingin membuat Dewi menungguku lama, tapi tabib istana memberikan kabar tiba-tiba tentang penyakit asma Ayah yang kambuh kembali. Hal ini, sungguh aneh. Karena sudah 3 tahun lebih penyakit ayah tak pernah kambuh. Terakhir kali kambuh, karena Ayah cukup depresi kehilangan Ibu yang tiba-tiba meninggalkan kami selamanya. Belum saja selesai, masalahku bersama Anak Selir Huang tapi sudah
Diskusi kami dalam altar suci alam langit, cukup membuahkan hasil. Karena, Raja Iblis tidak bisa membangkitkan Panglimanya yang telah tersegel oleh es. Sedangkan, kehancuran wilayah es karena ada beberapa pengkhianat yang menerima kekuatan jahat dari inti roh raja Iblis yang masih belum bisa musnah sepenuhnya. Oleh sebab itu, aku bersama Pangeran ketiga dan Putri keempat menyusun rencana untuk melenyapkan satu persatu inti roh Dewa Iblis yang terbentuk karena 7 kesengsaraan mahluk hidup di alam semesta, 1. Nafsu 2. Iri hati 3. Egois 4. Dusta 5. Rakus 6. Dendam 7. Membunuh Inti Roh Nafsu, telah kami musnahkan ketika berada di Kota GU. Jadi, sekarang tersisa enam inti roh lagi yang harus segera kami musnahkan sebelum Dewa Iblis mencapai tujuannya dengan memecahkan seluruh inti rohnya di Alam Semesta untuk menundukkan segala mahluk yang hidup diseluruh benua ini. Namun, kami harus memulai dari belahan dunia mana? Karena, sungguh tidak ada petunjuk apapun untuk memulai sem