Fitri berkuasa dan masih memiliki aura dewi perang, tapi masih harus mengikuti segala peraturan. Tubuh putranya sudah dibedah, tapi tidak ada jejak kematian karena serangan, jadi sangat mustahil untuk menangkap Fandy.Jadi mana mungkin Arjuna bisa duduk diam begitu saja? Putra satu-satunya sudah meninggal, jadi apa gunanya menghasilkan lebih banyak uang? Pada usianya yang sudah tua, tidak mungkin untuk punya anak lagi, jadi Arjuna menemukan organisasi pembunuh yang sangat menakutkan, Organisasi Murka dan hampir mengosongkan kekayaan keluarganya hingga akhirnya organisasi itu menerimanya.Organisasi biasa tidak akan menghabiskan banyak uang. Yang diinginkan Arjuna adalah bertarung sampai mati. Dengan kata lain, jika mengirim seorang pembunuh dan dibunuh oleh Fandy, Organisasi Murka tidak akan menghentikan misinya, tapi akan terus mengirim yang lebih kuat."Fandy, aku sedang menunggu hari kematianmu!"Di sisi lain, Fandy sedang minum bersama Arnold."Arnold, kalau minum seperti ini, kamu
Ketika Arnold kembali, Fandy dapat melihat kegelisahan di matanya. Jelas sekali bahwa Arnold benar-benar mencintai Denada, jika tidak maka tidak akan seperti ini."Aku sudah memikirkannya. Aku ingin memberinya kesempatan lagi. Aku akan mencari waktu untuk berbicara dengannya lagi.""Ya, semuanya terserahmu. Kapan pun nggak akan masalah."Saat ini, Tuan Rijunta menelepon."Kak Fandy, orang tua itu sudah ditemukan."Rijunta mengatakan sebelumnya bahwa di sebuah desa yang berada di pinggiran Kota Valencia, ada seorang orang tua yang punya sebidang tanah. Meski membawa uang tunai 20 miliar, orang tua itu tidak bergeming dan mengatakan itu adalah warisan berharga keluarga.Awalnya, Fandy berencana pergi ke sana setelah mengatasi Adriano, tapi orang tua itu menghilang.Benar sekali, meski Rijunta telah mengatur agar orang-orang mengawasinya, tidak ada yang mendapatkannya. Tanpa diduga, sekarang ada kabar."Di mana orangnya?""Mungkin kamu nggak akan percaya, tapi pria tua ini sebenarnya puny
Saat tiba di vila nomor 7, di dalam gelap dan sepertinya tidak ada orang yang tinggal di sana.Namun, karena Rijunta sudah mengatakan itu, orang itu pasti ada di dalam.Untungnya, Fandy membunyikan bel pintu. Jika tidak meminta bantuan pada orang itu, Fandy pasti tidak akan bertindak seperti ini.Setelah menekan tombol selama setengah jam, pintu halaman akhirnya terbuka, tapi tidak ada yang keluar. Pintu di dalam juga terbuka setelah Fandy berjalan beberapa langkah.Begitu masuk ke dalam vila, suasana masih gelap dan masih kosong.Krak!Lampu meja di ruang tamu menyala, menerangi seorang orang tua yang duduk di sofa."Kamu pasti bekerja sama dengan mereka untuk membeli tanahku? Kamu cukup gigih juga, bahkan terus membunyikan bel pintu dengan sopan selama setengah jam."Fandy berjalan mendekat dan berkata dengan serius."Pak Tua, aku sangat membutuhkan bantuanmu untuk menyelamatkan nyawa seseorang. Aku juga berharap mendapatkan bantuanmu, sebutkan saja syarat apa pun yang kamu inginkan.
Fandy mengernyit. Sejak orang itu muncul, dia merasakan ada aura membunuh yang menargetkannya, tetapi segera hilang dan dialihkan ke pria tua. Alhasil, sekarang Fandy mendengar perkataan semacam itu."Kamu datang untuk membunuhku?"Pria paruh baya itu tersenyum getir. Pada saat ini, hanya wajah dan kedua kakinya yang bisa digerakkan dengan pelan. Sejujurnya, dia sangat tercengang oleh kekuatan Fandy. Serangan dari separuh cangkir itu tidak meninggalkan luka pada tubuhnya, tetapi dia malah begini."Benar. Hanya saja, kami terlalu meremehkanmu."Seakan-akan baru paham, pria tua itu mundur selangkah dengan terkesiap dan terdiam."Menarik. Kamu sepertinya pembunuh profesional, 'kan? Kelihatannya, organisasi pembunuh kalian mau dibantai."Fandy tidaklah asing terhadap organisasi pembunuh. Saat di Desa Persik, ada pembunuh yang berhasil menemukannya entah dengan cara apa dan pergi membunuhnya. Sembilan senior Fandy marah, bahkan ada tiga senior yang berangkat hari itu juga. Keesokannya, orga
Pria tua itu merasa lega dan mengangguk pada Fandy. Lalu, pria paruh baya ambruk di lantai."Ada orang yang urus mayatnya."Fandy tidak segan untuk membunuh orang di depan pria tua yang adalah mantan pembunuh."Aku ini orang yang tepat janji. Tunggu sebentar, aku ambilkan jenggot musa."Fandy sama sekali tidak takut pada Organisasi Murka. Selama dirinya cukup kuat, dia tidak perlu menghiraukan orang-orang lemah yang menjijikkan itu.Saat Fandy keluar dari vila, Rijunta yang sudah mendapat kabar masuk bersama rombongannya untuk menangani mayat.Di dalam vila No. 6 di samping, Chaesa sedang mengeluh pada Wanda yang baru saja pulang."Ibu! Hiks, Fandy benar-benar berengsek. Dia tampar aku. Ibu harus menegakkan keadilan untukku."Meskipun marah, Wanda masih berpikiran jernih."Anakku sayang, bersabarlah untuk saat ini. Ayahmu baru saja tanda tangan kontrak. Kontrak ini harus stabil untuk sementara waktu. Kalau konfrontasi, kalau Fandy mengacau, kalau kita kehilangan kesempatan kerja sama i
Pada saat yang sama, di perkemahan Tentara Markotop, Sharon sangat bersemangat."Dewi Perang! Tuan Besar Rick pasti selamat kali ini, pasti."Fitri sangat gembira. Selama bisa mendapatkan Kartu Kehidupan, Master Medis pasti akan muncul dan penyakit kakek pasti bisa disembuhkan."Jangan senang terlalu awal. Sekarang belum tahu apa barang yang Keluarga Kintana inginkan. Apalagi kabar ini sudah marak beredar. Meski baru sehari, ada banyak tokoh besar yang akan datang."Namun, Sharon acuh tak acuh."Cih! Aku justru mau lihat siapa yang berani nggak memberi muka padamu."Senyuman Fitri lenyap. Suaranya juga menjadi dingin."Walau aku adalah Dewi Perang, ada banyak orang di Negara Limas yang pandang rendah aku. Jangan terlalu meninggikanku. Itu nggak akan memudahkan pembelian Kartu Kehidupan.""Oh, aku pergi cari tahu tokoh besar mana saja yang akan ikut lelang."Fitri mengangkat tangan untuk mencegat Sharon."Nggak perlu, yang seharusnya datang pasti datang semua. Ini berkaitan dengan Kartu
Tidak aktif? Fandy kebingungan. Orang seperti Claire pasti tidak akan menonaktifkan ponsel dan meninggalkan ponselnya. Aneh sekali."Oke, serahkan padaku. Aku jamin acara makan besok malam lanjar jaya. Kamu pesan saja tempatnya.""Hehehe, temanku memang bisa diandalkan!"Inilah pertemanan sejati. Tidak peduli seperti apa identitas dan jaringan koneksi yang Fandy miliki, di mata Arnold, Fandy akan selalu menjadi teman baiknya. Arnold tidak akan sungkan dengan Fandy jika membutuhkan bantuan, begitu pula Fandy.Fandy menelepon Claire, tetapi nomornya tetap tidak aktif. Fandy mengernyit.Menjelang siang hari, Fandy mengemudikan mobil Land Rover ke rumah Keluarga Kintana karena Claire tidak bisa dihubungi sepanjang waktu.Faktor pertama adalah masalah Arnold. Faktor kedua adalah mengkhawatirkan Claire. Sejak berkenalan sampai sekarang, mereka sudah bisa dianggap teman.Sesampainya di rumah Keluarga Kintana, belasan pengawal berdiri di depan gerbang yang tertutup rapat dengan berwaspada.Fan
Di rumah Keluarga Kintana, Claire dan Hugo sudah menunggu Fandy sejak Fandy memarkir mobil."Kalian kenapa?"Fandy turun dari mobil dan terkejut. Jika tidak terjadi masalah, mengapa mereka berbuat demikian? Ponsel pun dinonaktifkan.Claire merasa bersalah. Fandy jarang menghubunginya, tetapi malah di hari ini. Claire juga malu untuk memberi tahu Fandy tentang pelelangan Kartu Kehidupan."Kak Fandy, ini, ini salah paham. Bisa nggak dengarkan penjelasanku di dalam?""Oke!"Beberapa menit kemudian, Fandy memasang ekspresi aneh."Hanya karena ini?"Claire mengangguk."Ya, ayah dan kakekku takut kamu nggak senang."Fandy tersenyum dan bersandar di sofa."Kartu Kehidupan sudah diberikan pada kalian, terserah mau kalian apakan. Kenapa aku nggak senang?"Jawaban Fandy membuat semua anggota Keluarga Kintana lega. Jika kehilangan teman seperti Fandy karena hal itu, sungguh besar pasak daripada tiang."Kak Fandy, ada apa kamu cari aku?""Bos perusahaan Arnold mau ajak kamu makan malam besok. Arno
Saat ini siapa yang tidak terpikat dengan aura yang Fandy tunjukkan, apalagi saat sedang berbicara dengan seorang wanita?Catherine juga sama, tetapi dia tidak melupakan beberapa fakta yang ada."Fandy, dengarkan baik-baik! Kalau kamu berani muncul di hari pernikahanku, kamu akan menjadi orang yang paling kubenci dalam hidupku."Catherine pergi setelah mengatakan ini. Hatinya sangat sedih, siapa yang tidak menginginkan kebahagiaannya sendiri? Tidak semua orang memiliki hak itu.Meskipun sepertinya ucapan berani Fandy datang dari hati, jangankan Ratu. Keluarga Hubert dari Kota Taro saja bukanlah sesuatu yang bisa dilawan oleh Fandy saat ini.Daripada pergi ke ujung dunia bersama-sama, dia lebih suka melihat orang yang dia cintai menjalani hidup ini dengan damai.Setelah mengatakan semua yang harus dikatakan, Fandy tidak mengejarnya. Pada hari pernikahan Catherine, dia akan memenuhi janjinya.Tidak lama setelah keluar, Fandy dihentikan oleh seseorang. Ternyata itu adalah Jessica dan Alex
"Fandy!"Alhasil saat membalikkan tubuh, kebetulan saja Burhan melihat Fandy dan langsung memanggilnya.Karena tidak ada pilihan lain, Fandy terpaksa menahan diri dan menghampiri.Benar saja, Fitri mengerutkan kening dan segera berkata."Pak Burhan, aku akan pergi ke tempat lain dulu."Fandy dan Pak Burhan adalah tetangga saat berada di Kota Valencia. Setelah mengetahui keterampilan medis Fandy, Fitri juga bisa menebak malam ini pria itu pasti akan hadir di pesta ulang tahun.Burhan tidak terlalu memusingkannya dan menatap Fandy yang baru saja menghampiri sambil tersenyum."Fandy, biar kuperkenalkan padamu. Dia adalah putraku, ayah Lusiana."Rega berada di puncak karirnya dan wajahnya agung. Meskipun dia berbicara kepada Burhan dengan hormat, sorot matanya langsung menjadi sangat tajam saat menoleh untuk melihat Fandy."Dasar bajingan, apa kamu menginterogasi tahanan?"Saat berikutnya, Burhan menghardiknya yang membuat mata Rega berkilat dengan pasrah.Anak ini telah membuat putriku te
Akhirnya Fandy tiba di markas Pasukan Serigala Ganas. Dia memang agak ragu dan bahkan tidak tahu alasannya.Mengikuti Stira sampai ke ruangan tertentu di bawah tanah, ternyata Fitri sudah ada di sana, sementara Kenzo dikurung di dalam sangkar. Dari penampilannya yang menyedihkan itu, bisa dilihat kalau dia sudah sangat menderita. Akan tetapi, semua itu bukanlah apa-apa bagi seorang master seperti Kenzo."Kenzo, aku sudah datang. Sekarang kamu bisa bicara."Hati Fitri menjadi rumit karena akan segera mengetahui kebenarannya. Akhirnya apakah ada rencana tersembunyi atau Fandy hanya takut mati akan terungkap.Sambil tersenyum, Kenzo berdiri dan perlahan menghampiri pagar besi sambil menatap Fandy."Sudah datang, ya."Seketika tawa histeris Kenzo menyebar ke seluruh ruang bawah tanah ini."Haha! Ternyata kamu datang, wanita ini memang sangat penting bagimu! Tapi terus kenapa kalau kamu datang? Aku cuma mempermainkanmu. Kamu pernah mempermainkanku sekali, jadi sekarang kita dianggap impas."
Setelah menatap Fandy dengan aneh, Arnold tertawa dan mengumpat."Apa lagi yang bisa kupikirkan? Kamu membuat hubunganku dengan manajer sampai ke titik beku. Karena sekarang ada kesempatan, aku pasti akan melarikan diri."Jevinca yang ada di samping tidak bisa berkata-kata. Dia tahu Fandy jelas bukan orang biasa, mungkin hanya Arnold yang berani bicara seperti itu."Jangan lupa dengan pesta pertunangan Nana besok lusa, dia menyuruhku untuk mengingatkanmu lagi.""Aku sudah berjanji padanya, jadi aku pasti akan pergi."Memurnikan Tulang Naga Sejati adalah prioritas utama, masalah lainnya harus dikesampingkan. Akan tetapi, perjalanan ke Kota Yujino tidak menunda banyak hal. Pergi pada pukul empat pagi dan mulai pemurnian pada malam hari, kemudian kembali keesokan harinya juga tidak masalah.Setelah kembali dari kamar mandi, tiba-tiba Arnold menarik Jevinca."Fandy, maaf, kami harus pergi dulu."Fandy bingung."Perlu kubantu?"Setelah sepakat untuk datang dan minum bersama, lalu tiba-tiba
Hati Claire berbunga-bunga, apakah dia dan Fandy cukup cocok? Bahkan orang luar pun bisa tahu.Alhasil dia menyadari keseriusan masalahnya hanya setelah menyadari raut wajah pemuda yang berdiri di seberangnya terlihat muram."Dia bukan pacarku. Nanti kalau perlu, dia akan pergi melihatnya sendiri.""Baiklah, Nona Claire."Pemuda itu mendekat dengan tatapan jahat."Pacar? Claire, apa kamu pikir aku bisa dipermainkan begitu saja?"Claire mengerutkan kening."Tuan Muda Freddy, entah apa yang membuatmu kesal, tapi sepertinya aku punya pacar atau nggak itu bukan urusanmu, 'kan?""Kamu!"Setelah mengambil napas dalam-dalam, Freddy mencibir."Oke, itu bukan urusanku, 'kan? Bisnis keluarga kita berakhir di sini. Ini adalah akibat yang harus kamu tanggung karena berani berbohong padaku."Sebenarnya Freddy ini cukup baik dalam segala aspek. Kalau benar-benar berpacaran, itu juga dianggap cocok. Hanya saja sayangnya dia adalah seorang pemain wanita sampai tahap di mana tidak bisa hidup tanpa wani
Di ibu kota provinsi, Fandy yang telah memurnikan Tulang Naga Sejati selama empat jam baru saja mengemudikan Range Rover beberapa saat sebelum tiba-tiba dihentikan oleh Rolls Royce Cullinan.Dua orang turun dari mobil, yang satu adalah Jessica si sepupu Fitri dan yang lain adalah pemuda yang belum pernah ditemui sebelumnya. Dia cukup tampan, tabiatnya juga sangat luar biasa."Fandy, turun!"Jessica memberi isyarat. Melihat Fandy mengabaikannya, dia terpaksa berjalan dan mengetuk jendela mobil.Melihat wanita ini masih akan terus mengacau, Fandy menurunkan jendela mobil."Masih belum selesai?"Sambil menatapnya dengan dingin, Jessica berkata."Fandy kamu ini pria bukan? Omongannya penuh dengan kebohongan? Kamu bilang nggak punya hubungan dengan sepupuku lagi, terus kenapa kamu masih bertemu dengannya?"Fandy bahkan merasa konyol. Ternyata Jessica yang begitu sombong itu akan menguntit Dewi Perang saat ini?"Itu yang terakhir."Saat ini pemuda di sebelahnya angkat bicara."Namaku Alex, p
Catherine yang ikut juga jauh lebih bingung. Seharusnya Ratu tidak akan peduli dengan hal semacam ini. Terlepas apakah ada pelamar baru atau siapa yang keluar dari barisan, itu tidak masalah.Akan tetapi, kali ini tidak disangka Ratu sendiri akan datang untuk menanyainya.Aldo juga sama terkejutnya. Bagaimanapun, ini adalah hal yang mustahil dilakukan Ratu seolah dia si pelamar ini sangat penting."Kenapa kamu tertarik dengan alasanku berhenti?"Irvan juga menatapnya dengan penasaran, ini memang terjadi untuk pertama kali di dunia."Kenapa? Nggak bisakah aku tertarik? Kamu cukup memberitahuku saja."Aldo berkata sambil mengernyitkan dahi."Nggak ada alasan, aku capek. Toh ada banyak orang yang lebih baik dariku, peluangku juga sangat rendah, jadi wajar saja untuk berhenti."Dia tidak berani berbicara terlalu banyak tentang status Fandy sebagai murid dari Master Medis. Kalau sampai hal ini saja dia tidak tahu, percuma saja memiliki otak.Mengenai jawaban ini, setidaknya bisa dilihat Rat
Karena semuanya sudah sampai pada titik ini, Burhan tidak bisa berkata apa-apa lagi, jadi Fandy hanya bisa membuat keputusan sendiri."Oke! Tetua Ganos, aku janji nggak akan berhubungan dengan Jenifer lagi dan nggak akan mengobrol saat bertemu."Ganos terlihat lega dan berdiri."Terima kasih, kuharap kamu bisa ingat apa yang kamu katakan hari ini. Pak Burhan juga salah satu saksinya."Terlalu banyak pertanyaan yang muncul di dalam pikiran, tetapi sayangnya, Fandy tahu dia tidak akan mendapatkan jawabannya meskipun dia bertanya.Akan tetapi bagaimanapun juga, dia berutang pada Jenifer lagi. Kalau Jenifer meminta, dia jelas harus membalasnya dan ini jelas tidak dianggap mengingkari janjinya dengan Ganos.Sementara Fandy pergi ke Restoran Rusi untuk memurnikan Tulang Naga Sejati, sebuah peristiwa besar terjadi di Kota Yujino.Kalangan atas telah menerima kabar ternyata Aldo sebagai salah satu dari lima pesaing kuat dalam mengejar Ratu telah berhenti atas kemauannya sendiri.Aldo telah men
Saat berikutnya, sebuah suara dari luar terdengar oleh semua orang."Pak Burhan, Ganos datang berkunjung tanpa diundang. Mohon dimaafkan."Burhan melirik ke arah Wisnu."Kamu nggak akrab dengan aura Ganos? Benar-benar mengejutkan."Wisnu tersenyum pahit, tetap saja dia harus memastikannya dulu dan tidak bisa menahan diri untuk mengeluh saat pergi ke pintu."Ganos selalu datang seperti ini, nggak ada orang lain lagi."Karena itu pengingat palsu, Fandy juga pergi dari meja makan. Bagaimanapun, Ganos adalah seorang senior dan telah menyelamatkannya terakhir kali, jadi dia harus bersikap sopan.Dengan status Pak Burhan, wajar saja kalau dia kenal Ganos.Setelah Ganos masuk, dia melihat Fandy ada di sana dan matanya yang tidak ditutupi oleh topeng berkilat terkejut."Kok tumben ada waktu untuk menemuiku? Sudah makan belum? Ayo makan bersama."Baru setelah Burhan berbicara, Ganos berbicara."Sudah makan, aku datang menemuimu untuk mendiskusikan sesuatu. Apa kamu ada waktu?""Ayo pergi."Kedu