Tidak aktif? Fandy kebingungan. Orang seperti Claire pasti tidak akan menonaktifkan ponsel dan meninggalkan ponselnya. Aneh sekali."Oke, serahkan padaku. Aku jamin acara makan besok malam lanjar jaya. Kamu pesan saja tempatnya.""Hehehe, temanku memang bisa diandalkan!"Inilah pertemanan sejati. Tidak peduli seperti apa identitas dan jaringan koneksi yang Fandy miliki, di mata Arnold, Fandy akan selalu menjadi teman baiknya. Arnold tidak akan sungkan dengan Fandy jika membutuhkan bantuan, begitu pula Fandy.Fandy menelepon Claire, tetapi nomornya tetap tidak aktif. Fandy mengernyit.Menjelang siang hari, Fandy mengemudikan mobil Land Rover ke rumah Keluarga Kintana karena Claire tidak bisa dihubungi sepanjang waktu.Faktor pertama adalah masalah Arnold. Faktor kedua adalah mengkhawatirkan Claire. Sejak berkenalan sampai sekarang, mereka sudah bisa dianggap teman.Sesampainya di rumah Keluarga Kintana, belasan pengawal berdiri di depan gerbang yang tertutup rapat dengan berwaspada.Fan
Di rumah Keluarga Kintana, Claire dan Hugo sudah menunggu Fandy sejak Fandy memarkir mobil."Kalian kenapa?"Fandy turun dari mobil dan terkejut. Jika tidak terjadi masalah, mengapa mereka berbuat demikian? Ponsel pun dinonaktifkan.Claire merasa bersalah. Fandy jarang menghubunginya, tetapi malah di hari ini. Claire juga malu untuk memberi tahu Fandy tentang pelelangan Kartu Kehidupan."Kak Fandy, ini, ini salah paham. Bisa nggak dengarkan penjelasanku di dalam?""Oke!"Beberapa menit kemudian, Fandy memasang ekspresi aneh."Hanya karena ini?"Claire mengangguk."Ya, ayah dan kakekku takut kamu nggak senang."Fandy tersenyum dan bersandar di sofa."Kartu Kehidupan sudah diberikan pada kalian, terserah mau kalian apakan. Kenapa aku nggak senang?"Jawaban Fandy membuat semua anggota Keluarga Kintana lega. Jika kehilangan teman seperti Fandy karena hal itu, sungguh besar pasak daripada tiang."Kak Fandy, ada apa kamu cari aku?""Bos perusahaan Arnold mau ajak kamu makan malam besok. Arno
"Fandy, kumohon, bantulah aku. Bawa aku masuk ke rumah Keluarga Kintana, oke?"Namun, Fandy menggelengkan kepala."Sudah kubilang, penyakit kakekmu hanya bisa disembuhkan dengan cara itu. Sekarang masih kurang tiga jenis tanaman herbal. Bahkan kalau kamu bisa mendatangkan Master Medis, hanya ada satu solusi penyembuhannya."Fitri benar-benar marah. Tatapan matanya penuh kekecewaan."Meskipun benar kamu adalah anggota Balai Tim Drag, kamu pikir kamu bisa sewenang-wenang dan serba bisa? Fandy, jadi orang harus rendah hati. Aku akhirnya paham kenapa kamu berperilaku seperti itu sebelumnya. Karena Balai Tim Drag, 'kan? Bukannya nggak ada faksi yang lebih jago dari itu di Negara Limas. Apalagi kamu hanya anggota biasa."Melihat Fandy bersikap acuh tak acuh, Fitri bertanya,"Coba aku tanya, memangnya kamu ketua atau wakil ketua Balai Tim Drag?""Bukan.""Wakil ketua balai?""Bukan."Fandy jujur, semua itu memang bukan jabatannya."Aku harap kamu benaran bisa terus begini. Mungkin tanpa aku h
Dilihat dari samping, Fandy tidak mengenal jenis mobil itu. Mobil itu sepertinya adalah mobil mewah. Akan tetapi, sang pengemudi sangat tidak sopan. Di era sekarang yang terbuka, tentu saja Fandy memahami gurauan kotor itu.Alih-alih marah, Catherine memaksa diri untuk tersenyum."Tuan Muda Irvan juga datang? Nggak perlu repot-repot."Pemuda yang dipanggil Irvan itu meninggalkan satu kalimat sebelum menginjak pedal gas dan melaju pergi."Aku mau bersenang-senang denganmu, tapi kamu lewatkan kesempatan ini."Sombong sekali! Maksud dari perkataannya sangat jelas, sama sekali tidak disembunyikan."Fandy, Tuan Muda Irvan adalah orang penting dari Kota Yujino. Jangan sampai berurusan dengannya."Catherine naik ke mobil dan menasihati Fandy, tetapi menyesal setelahnya. Mereka bukan pacar, mana bisa Fandy marah karena ucapan pria itu?"Acara lelang ini benar-benar menarik perhatian banyak orang penting."Entah Fandy sengaja mengalihkan topik atau bukan. Catherine merasa sedikit kecewa, juga s
"Dewi Perang, coba lihat ke sana. Kenapa Asura Liandar bisa kenal Fandy?"Fitri menoleh ke sana, lalu memalingkan kepala."Asura Liandar nggak sombong, dan penangkapan waktu itu terjadi di vila Fandy. Kamu bilang sendiri waktu itu, 'kan? Fandy juga muncul. Apanya yang heran?"Benar juga. Sharon memelototi Fandy dengan jengkel. Sharon terlalu skeptis sekarang. Meskipun identitas Fandy sebagai anggota Balai Tim Drag belum terkonfirmasi, Sharon tidak ingin Fandy memiliki rahasia lain.Fandy telah menjatuhkan Tentara Markotop pada sebelumnya. Mereka pun bermusuhan. Makin lemah musuhnya, makin baik.Waktu berlalu sedikit demi sedikit. Acara lelang resmi dimulai. Marko menjadi pembawa acara di panggung, tetapi tidak berani berbicara panjang lebar. Orang-orang yang berdiri di bawah panggung jauh lebih mulia dibanding Keluarga Kintana. Bergegas adalah bentuk kesopanan terbesar."Terima kasih atas kehadiran kalian semua. Dalam pelelangan Kartu Kehidupan kali ini, nggak pakai uang tunai. Kalian
Catherine menarik tangannya, lalu mundur selangkah dan menghardik,"Tuan Muda Irvan! Harap tetap tenang!"Alhasil, Irvan bersikap cuek. Irvan duduk di sofa dan membengkokkan jarinya."Aku tahu kamu adalah seniman bela diri, aku nggak bisa memaksakanmu. Kalau kamu nggak melayaniku sekarang, dengan kemampuanku dan keluargaku, kamu tahu akan seperti apa nasibmu! Sejujurnya, kamu hanyalah seekor anjing pengikut. Kalau dihadapkan dengan keuntungan, kamu pasti dibuang, 'kan?"Wajah Catherine menjadi pucat. Irvan benar, nyawanya adalah milik nona. Catherina siap untuk berkorban kapan pun dibutuhkan. Tidur bersama Fandy waktu itu juga adalah pengaturan nona, 'kan?Ketika Catherine merasa putus asa, pintu ruangan tiba-tiba dibuka. Fandy berjalan masuk."Catherine, aku cari kamu ke mana-mana. Ayo ikut aku. Ada urusan penting yang mau kubahas denganmu."Hmm? Irvan mengernyit seraya menoleh ke arah pintu."Kamu, keluar!"Fandy menoleh pada Irvan."Aku?"Irvan menggelengkan kepala, lalu memberi isy
Balai Purnama? Fandy mengernyit. Dia belum pernah mendengar nama organisasi tersebut.Lebih ngeri lagi, tokoh-tokoh besar yang lain terdiam, bahkan tidak ada yang berbisik satu sama lain."Ini kartu identitasku. Kalian tahu bagaimana metode verifikasi Balai Purnama."Marko tersadarkan. Kegirangannya terpapar dengan jelas di wajah."Mo ... mohon tunggu sebentar!"Marko berlari turun dari panggung sambil membawa kartu identitas tersebut. Dia juga tidak tahu bagaimana cara memverifikasinya."Liandar, apa itu Balai Purnama? Sepertinya sangat hebat. Ini soal Kartu Kehidupan, tapi nggak ada yang berani menentangnya?"Terbersit keheranan di mata Liandar. Tuan Muda benar-benar naif."Balai Purnama adalah organisasi yang sangat misterius. Katanya sepopuler Balai Tim Drag, sangat tegas dan mendominasi. Informasi detail mereka bahkan adalah rahasia tingkat tinggi di markas kita. Dengan identitasku, aku nggak punya otoritas untuk menyelidikinya."Sehebat itu? Sepopuler Balai Tim Drag? Tidak heran.
Masing-masing seorang pria paruh baya berdiri di kedua sisi Irvan. Mereka jelas adalah seniman bela diri yang jago. Perihal keamanan Keluarga elite pasti sangat terjamin."Kamu datang untuk tuntaskan masalah denganku?"Irvan menyeringai sinis."Tuntaskan masalah? Memangnya kamu pantas? Aku hanya bunuh satu semut sebelum naik pesawat."Tap! Tap! Tap!Tepat saat itu, tiba-tiba ada suara langkah kaki. Seniman bela diri di sisi Irvan langsung berwaspada. Tatapan mata mereka sangat serius karena mereka sama sekali tidak merasakan keberadaan orang lain.Fandy sudah merasakan keberadaan orang itu sejak tadi dan mengira orang itu adalah pengikut Irvan. Ternyata, dia salah menebak."Perumpamaan yang bagus. Kamu semutnya, 'kan?"Suara langkah kaki berhenti, lalu seorang wanita muncul di ruang tamu. Dia menatap Irvan dengan ekspresi mata dingin.Irvan buru-buru berdiri. Fandy juga mengenali bahwa wanita itu adalah personel Balai Purnama yang membuat semua tokoh besar di acara lelang tadi menjadi
Saat ini siapa yang tidak terpikat dengan aura yang Fandy tunjukkan, apalagi saat sedang berbicara dengan seorang wanita?Catherine juga sama, tetapi dia tidak melupakan beberapa fakta yang ada."Fandy, dengarkan baik-baik! Kalau kamu berani muncul di hari pernikahanku, kamu akan menjadi orang yang paling kubenci dalam hidupku."Catherine pergi setelah mengatakan ini. Hatinya sangat sedih, siapa yang tidak menginginkan kebahagiaannya sendiri? Tidak semua orang memiliki hak itu.Meskipun sepertinya ucapan berani Fandy datang dari hati, jangankan Ratu. Keluarga Hubert dari Kota Taro saja bukanlah sesuatu yang bisa dilawan oleh Fandy saat ini.Daripada pergi ke ujung dunia bersama-sama, dia lebih suka melihat orang yang dia cintai menjalani hidup ini dengan damai.Setelah mengatakan semua yang harus dikatakan, Fandy tidak mengejarnya. Pada hari pernikahan Catherine, dia akan memenuhi janjinya.Tidak lama setelah keluar, Fandy dihentikan oleh seseorang. Ternyata itu adalah Jessica dan Alex
"Fandy!"Alhasil saat membalikkan tubuh, kebetulan saja Burhan melihat Fandy dan langsung memanggilnya.Karena tidak ada pilihan lain, Fandy terpaksa menahan diri dan menghampiri.Benar saja, Fitri mengerutkan kening dan segera berkata."Pak Burhan, aku akan pergi ke tempat lain dulu."Fandy dan Pak Burhan adalah tetangga saat berada di Kota Valencia. Setelah mengetahui keterampilan medis Fandy, Fitri juga bisa menebak malam ini pria itu pasti akan hadir di pesta ulang tahun.Burhan tidak terlalu memusingkannya dan menatap Fandy yang baru saja menghampiri sambil tersenyum."Fandy, biar kuperkenalkan padamu. Dia adalah putraku, ayah Lusiana."Rega berada di puncak karirnya dan wajahnya agung. Meskipun dia berbicara kepada Burhan dengan hormat, sorot matanya langsung menjadi sangat tajam saat menoleh untuk melihat Fandy."Dasar bajingan, apa kamu menginterogasi tahanan?"Saat berikutnya, Burhan menghardiknya yang membuat mata Rega berkilat dengan pasrah.Anak ini telah membuat putriku te
Akhirnya Fandy tiba di markas Pasukan Serigala Ganas. Dia memang agak ragu dan bahkan tidak tahu alasannya.Mengikuti Stira sampai ke ruangan tertentu di bawah tanah, ternyata Fitri sudah ada di sana, sementara Kenzo dikurung di dalam sangkar. Dari penampilannya yang menyedihkan itu, bisa dilihat kalau dia sudah sangat menderita. Akan tetapi, semua itu bukanlah apa-apa bagi seorang master seperti Kenzo."Kenzo, aku sudah datang. Sekarang kamu bisa bicara."Hati Fitri menjadi rumit karena akan segera mengetahui kebenarannya. Akhirnya apakah ada rencana tersembunyi atau Fandy hanya takut mati akan terungkap.Sambil tersenyum, Kenzo berdiri dan perlahan menghampiri pagar besi sambil menatap Fandy."Sudah datang, ya."Seketika tawa histeris Kenzo menyebar ke seluruh ruang bawah tanah ini."Haha! Ternyata kamu datang, wanita ini memang sangat penting bagimu! Tapi terus kenapa kalau kamu datang? Aku cuma mempermainkanmu. Kamu pernah mempermainkanku sekali, jadi sekarang kita dianggap impas."
Setelah menatap Fandy dengan aneh, Arnold tertawa dan mengumpat."Apa lagi yang bisa kupikirkan? Kamu membuat hubunganku dengan manajer sampai ke titik beku. Karena sekarang ada kesempatan, aku pasti akan melarikan diri."Jevinca yang ada di samping tidak bisa berkata-kata. Dia tahu Fandy jelas bukan orang biasa, mungkin hanya Arnold yang berani bicara seperti itu."Jangan lupa dengan pesta pertunangan Nana besok lusa, dia menyuruhku untuk mengingatkanmu lagi.""Aku sudah berjanji padanya, jadi aku pasti akan pergi."Memurnikan Tulang Naga Sejati adalah prioritas utama, masalah lainnya harus dikesampingkan. Akan tetapi, perjalanan ke Kota Yujino tidak menunda banyak hal. Pergi pada pukul empat pagi dan mulai pemurnian pada malam hari, kemudian kembali keesokan harinya juga tidak masalah.Setelah kembali dari kamar mandi, tiba-tiba Arnold menarik Jevinca."Fandy, maaf, kami harus pergi dulu."Fandy bingung."Perlu kubantu?"Setelah sepakat untuk datang dan minum bersama, lalu tiba-tiba
Hati Claire berbunga-bunga, apakah dia dan Fandy cukup cocok? Bahkan orang luar pun bisa tahu.Alhasil dia menyadari keseriusan masalahnya hanya setelah menyadari raut wajah pemuda yang berdiri di seberangnya terlihat muram."Dia bukan pacarku. Nanti kalau perlu, dia akan pergi melihatnya sendiri.""Baiklah, Nona Claire."Pemuda itu mendekat dengan tatapan jahat."Pacar? Claire, apa kamu pikir aku bisa dipermainkan begitu saja?"Claire mengerutkan kening."Tuan Muda Freddy, entah apa yang membuatmu kesal, tapi sepertinya aku punya pacar atau nggak itu bukan urusanmu, 'kan?""Kamu!"Setelah mengambil napas dalam-dalam, Freddy mencibir."Oke, itu bukan urusanku, 'kan? Bisnis keluarga kita berakhir di sini. Ini adalah akibat yang harus kamu tanggung karena berani berbohong padaku."Sebenarnya Freddy ini cukup baik dalam segala aspek. Kalau benar-benar berpacaran, itu juga dianggap cocok. Hanya saja sayangnya dia adalah seorang pemain wanita sampai tahap di mana tidak bisa hidup tanpa wani
Di ibu kota provinsi, Fandy yang telah memurnikan Tulang Naga Sejati selama empat jam baru saja mengemudikan Range Rover beberapa saat sebelum tiba-tiba dihentikan oleh Rolls Royce Cullinan.Dua orang turun dari mobil, yang satu adalah Jessica si sepupu Fitri dan yang lain adalah pemuda yang belum pernah ditemui sebelumnya. Dia cukup tampan, tabiatnya juga sangat luar biasa."Fandy, turun!"Jessica memberi isyarat. Melihat Fandy mengabaikannya, dia terpaksa berjalan dan mengetuk jendela mobil.Melihat wanita ini masih akan terus mengacau, Fandy menurunkan jendela mobil."Masih belum selesai?"Sambil menatapnya dengan dingin, Jessica berkata."Fandy kamu ini pria bukan? Omongannya penuh dengan kebohongan? Kamu bilang nggak punya hubungan dengan sepupuku lagi, terus kenapa kamu masih bertemu dengannya?"Fandy bahkan merasa konyol. Ternyata Jessica yang begitu sombong itu akan menguntit Dewi Perang saat ini?"Itu yang terakhir."Saat ini pemuda di sebelahnya angkat bicara."Namaku Alex, p
Catherine yang ikut juga jauh lebih bingung. Seharusnya Ratu tidak akan peduli dengan hal semacam ini. Terlepas apakah ada pelamar baru atau siapa yang keluar dari barisan, itu tidak masalah.Akan tetapi, kali ini tidak disangka Ratu sendiri akan datang untuk menanyainya.Aldo juga sama terkejutnya. Bagaimanapun, ini adalah hal yang mustahil dilakukan Ratu seolah dia si pelamar ini sangat penting."Kenapa kamu tertarik dengan alasanku berhenti?"Irvan juga menatapnya dengan penasaran, ini memang terjadi untuk pertama kali di dunia."Kenapa? Nggak bisakah aku tertarik? Kamu cukup memberitahuku saja."Aldo berkata sambil mengernyitkan dahi."Nggak ada alasan, aku capek. Toh ada banyak orang yang lebih baik dariku, peluangku juga sangat rendah, jadi wajar saja untuk berhenti."Dia tidak berani berbicara terlalu banyak tentang status Fandy sebagai murid dari Master Medis. Kalau sampai hal ini saja dia tidak tahu, percuma saja memiliki otak.Mengenai jawaban ini, setidaknya bisa dilihat Rat
Karena semuanya sudah sampai pada titik ini, Burhan tidak bisa berkata apa-apa lagi, jadi Fandy hanya bisa membuat keputusan sendiri."Oke! Tetua Ganos, aku janji nggak akan berhubungan dengan Jenifer lagi dan nggak akan mengobrol saat bertemu."Ganos terlihat lega dan berdiri."Terima kasih, kuharap kamu bisa ingat apa yang kamu katakan hari ini. Pak Burhan juga salah satu saksinya."Terlalu banyak pertanyaan yang muncul di dalam pikiran, tetapi sayangnya, Fandy tahu dia tidak akan mendapatkan jawabannya meskipun dia bertanya.Akan tetapi bagaimanapun juga, dia berutang pada Jenifer lagi. Kalau Jenifer meminta, dia jelas harus membalasnya dan ini jelas tidak dianggap mengingkari janjinya dengan Ganos.Sementara Fandy pergi ke Restoran Rusi untuk memurnikan Tulang Naga Sejati, sebuah peristiwa besar terjadi di Kota Yujino.Kalangan atas telah menerima kabar ternyata Aldo sebagai salah satu dari lima pesaing kuat dalam mengejar Ratu telah berhenti atas kemauannya sendiri.Aldo telah men
Saat berikutnya, sebuah suara dari luar terdengar oleh semua orang."Pak Burhan, Ganos datang berkunjung tanpa diundang. Mohon dimaafkan."Burhan melirik ke arah Wisnu."Kamu nggak akrab dengan aura Ganos? Benar-benar mengejutkan."Wisnu tersenyum pahit, tetap saja dia harus memastikannya dulu dan tidak bisa menahan diri untuk mengeluh saat pergi ke pintu."Ganos selalu datang seperti ini, nggak ada orang lain lagi."Karena itu pengingat palsu, Fandy juga pergi dari meja makan. Bagaimanapun, Ganos adalah seorang senior dan telah menyelamatkannya terakhir kali, jadi dia harus bersikap sopan.Dengan status Pak Burhan, wajar saja kalau dia kenal Ganos.Setelah Ganos masuk, dia melihat Fandy ada di sana dan matanya yang tidak ditutupi oleh topeng berkilat terkejut."Kok tumben ada waktu untuk menemuiku? Sudah makan belum? Ayo makan bersama."Baru setelah Burhan berbicara, Ganos berbicara."Sudah makan, aku datang menemuimu untuk mendiskusikan sesuatu. Apa kamu ada waktu?""Ayo pergi."Kedu