4. Aku Merayu Tuhan
Sadewa So Sweet. Penulis : Lusia Sudarti Part 4 Layla menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah. ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ Saskia yang menyaksikan Layla dan Sadewa menjadi sangat geram dan ia meninggalkan kediaman Sadewa dengan sumpah serapahnya. Semua tak ada yang peduli dengan kepergian Saskia dan teman-temannya. "Tunggu pembalasanku Layla. Jangan merasa senang dulu, karena aku tak akan tinggal diam!" teriak Saskia. Ia tak peduli dengan tatapan tamu yang hadir. "Lihat bro, Saskia cemburu melihat Layla bersama kamu," bisik Dirga di telinga Sadewa. "Enggak ada bosennya emang, udah aku tolak berkali-kali masih gak jera," jawab Sadewa. Sementara itu Saskia menghampiri sahabatnya yang masih asyik mencicipi hidangan yang menggugah selera. "Hei, Mit. Elu mau pulang atau tinggal di sini, makan aja yang ada di fikiran ...!" hardik Saskia dengan suara menggema. Hingga menarik perhatian tamu yang lainnya. "Tunggu Saskia, aku belum mencicipi puding-pudingnya. Enak banget tau ...!" seru Mita dengan mulut penuh makanan. Ia berlari tergopoh-gopoh menyusul Saskia, Viona, Rani dan Intan. "Lihat, Saskia yang arogan itu cemburu melihat Sadewa lebih memilih Layla," bisik-bisik tamu yang lain. "Apaaa bisik-bisik ...! Mau aku cabik-cabik tuh mulut!" bentak Saskia dengan tatapan berkilat. Semua hanya diam tak ada yang tertarik untuk meladeninya. "Huuu, dasar tukang makan kamu," sungut Viona sembari menyentil kening Mita. Mita hanya mencibir menerima sentilan Viona. Mereka meninggalkan halaman rumah Sadewa, dengan perasaan dongkol. Terutama Saskia yang menjadi bahan olok-olokkan tamu yang lain karena sikap agresif dan arogannya. ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ Sementara Sadewa mengambil sesuatu dari dalam kantong celana panjang yang dikenakannya. Dia menggenggam sebuah kotak kecil berwarna merah. "Layla ... !" Terdengar suara bariton dari Sadewa memanggil namanya. Layla yang selalu menundukkan kepala, kini ia menengadahkan wajahnya, menatap Sadewa dengan jantung berdebar, seolah akan keluar dari tempatnya. "Layla, maukah kamu menjadi pacarku," tanyanya dengan posisi berlutut di hadapan Layla seraya memberikan sebuah cincin berkilau. Suara Sadewa bergetar. Layla terpaku, ia diam seribu bahasa. Dan semua yang hadir tak ada yang bersuara, mereka ikut merasakan ketegangan yang di rasakan oleh Layla. "Terima, terima, terima!" tiba-tiba suasana menjadi riuh, mereka meneriakkan kata terima. Layla pun mengedarkan pandangannya ke semua yang hadir. Tiba-tiba tatapannya bersirobok dengan Ibu Sadewa. Ibu Sadewa memberi kode dengan anggukan kepala kepada Layla, dan senyum itu menjadikan kekuatan kepada Layla. Layla menatap Sadewa, lalu ia menundukkan kepalanya. Kemudian ia mengumpulkan segenap keberaniannya. Layla menganggukkan kepala, dan semua bersorak-sorai. Sadewa hampir pingsan karena takut Layla akan menolaknya. Namun, akhirnya ia melompat tanpa sadar. "Yeeesss." Semua tamu undangan dan kedua orangtuanya tertawa terbahak-bahak, melihat Sadewa yang tanpa sadar berbuat di luar kesadarannya. Sadewa tak peduli, ia menyematkan cincin di jari manis Layla. Tepuk tangan riuh menggema dari semua tamu-tamu yang hadir. Para sahabatnya, Siti, Puji, Rahayu dan Naysila semua berdiri mengelilingi mereka berdua. Kemudian mereka menikmati kue-kue yang terhidang di meja. "Layla, selamat ya akhirnya kamu jadian juga dengan Sadewa," kata Puji sambil tersenyum bahagia. "Iya Layla, selamat ya. Tau gak jantungku hampir copot tadi lho," seloroh Siti, semua terkekeh mendengar kata-katanya. "Suueeerrr tekewer-kewer lho. So sweet bingit Kak Sadewa itu," sahut Rahayu sambil merem-melek. Layla tersenyum menanggapi semua ucapan sahabat-sahabatnya itu. "Makasih ya." "Layla ... !" Layla dan semua sahabatnya menoleh ke arah suara. Dari kejauhan Ibunda Sadewa melambaikan tangan ke arah mereka. Serentak mereka menghampiri Ibunda Sadewa. "Iya Tante ada apa ... ?" tanya Layla dengan sopan. "Ayo kita makan bareng ustadzah Uswatun dan para sahabat kalian di sana," sahut Indri, Ibunda Sadewa dengan ramah. Indriani menggenggam tangan Layla. Sahabat-sahabatnya mengiringi dari belakang sambil berbisik. "Duh Layla beruntung sekali punya camer baik hati," bisik Rahayu di telinga Siti. "Emang kamu, selamanya jomblo," balas Siti. Sementara yang lain hanya tersenyum. "Layla, kamu tambah cantik aja," seru ustadzah Uswatun. Layla tersenyum malu mendengar pujian dari ustadzah Uswatun yang selalu mengajarkan ilmu agama sewaktu ia masih menjadi santri hingga akhirnya menjadi tenaga pengajar juga. "Ah ustadzah bisa aja," kata Layla. Semua tamu undangan yang terdiri dari anak-anak yatim dan teman-teman mereka menyantap hidangan yang tersedia. Terakhir acara, keluarga Sadewa memberikan bingkisan untuk anak-anak yatim dari yayasan. ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ Kini hanya Layla dan para sahabatnya dan juga sahabat-sahabat Sadewa yang masih berada di kediaman Sadewa. Mereka bercerita bertukar cerita dan mengenang masa-masa SMA yang tidak akan pernah mereka lupakan. Sementara itu Layla dan Sadewa memisahkan diri dari mereka. Sadewa membahas masalah serius diantara mereka. "Layla ... ," Sadewa menjeda sejenak ucapannya. "Heem, iya Mas ...," Layla menoleh kepadanya. "Apakah kamu akan sabar menantiku kelak ...?" tanya Sadewa sambil menatap lembut wajah Layla, yang selama ini selalu terbayang di pelupuk matanya. Sejenak Layla termenung, ia menatap jauh menembus keluar rumah. "Insyaallah Mas, insyaallah aku akan menanti Mas Sadewa, jika Mas juga sabar menantiku," sahut Layla. "Mas, jadi ambil jurusan pilot ...?" tanya Layla. "Iya, Mas sudah mengurus surat-suratnya," jawab Sadewa. Sementara itu di kejauhan, di sebuah tempat. Rangga memperhatikan Layla dan Sadewa. Hatinya sedih sekali. Karena ia pun tak menyangka jika Sadewa pun menaruh hati pada Layla. 'Mas akan berdoa buat kebahagiaan kamu, meskipun hati Mas sakit," lirih Rangga. Tanpa ia sadari air matanya menetes itu menandakan hatinya terlalu sedih. 'Biarlah aku akan menyimpan namamu di lubuk hatiku yang terdalam. Dimana semua orang tak akan mengetahuinya. Kecuali aku sendiri dan Allah ...! Hendra tanpa sengaja mendengar curahan hati putra sulungnya. Ketika ia akan menuju ke kamar pribadinya untuk berganti pakaian. 'Ternyata kedua putraku menaruh hati kepada wanita yang sama selama ini," batin Hendra. Ia merasakan kesedihan yang Rangga rasakan. Namun bukankah Sadewa yang telah menjadi pemenangnya dalam memperebutkan hati Layla. Hendra memutuskan untuk menghampiri Rangga putra sulungnya dan akan menghiburnya. Ia menepuk pundak Rangga perlahan. Sontak ...! Uhuk, uhuk! Rangga tersentak hingga ia tersedak jus yang sedang di sesapnya. "Pa-pa ...," seru Rangga sambil menatap Hendra. "Hehehe. Ikhlaskan Layla bersama adikmu, bukankah ini adalah persaingan sehat bukan ... nah Sadewalah yang memenangkan hati Layla. Maka kamu harus berbesar hati untuk merelakannya," sahut Hendra, ia menasihati Rangga. Rangga terkejut dari mana Papanya mengetahui semuanya. Bisa gaswat jika Papanya keceplosan. "Papa tau bagaimana sedihnya hatimu, karena dahulu Papa pernah mengalami dan merasakan apa yang kamu rasakan. Sebelum mendapatkan Mama, Papa pernah frustasi, karena yang berlomba-lomba untuk mendapatkan cinta Mama begitu banyak, namun karena kekuatan cinta dan doa-doa yang Papa panjatkan, akhirnya Mama memilih Papa yang gak se level dengan Mama," ujar Hendra panjang lebar. Rangga mendengarkan cerita Papanya dengan seksama. "Papa hutang cerita kepada Rangga," sahutnya. "Iya lain kali Papa akan cerita." Bisa berabe jadinya jika Sadewa mengetahui isi hatinya, tentu ini akan membuatnya bersedih. (Bersambung)5. Aku Merayu Tuhan Kesedihan Rangga. Penulis: Lusia Sudarti Part5 Bisa berabe jadinya jika Sadewa mengetahui isi hatinya, tentu ini akan membuatnya bersedih. Raut wajah Rangga memerah mendengar kata-kata Papanya, ia menundukkan kepalanya. "Tenang saja Papa akan tutup mulut," ujar Hendra sambil tersenyum simpul. "Kok Papa senyum-senyum gitu," tanya Rangga sambil menaikkan sebelah alisnya. "Kamu traktir Papa. Bukankah kalo harus tutup mulut itu ada upahnya, hehehe." Hendra terkekeh. Ia berhasil membuat putranya tersenyum. 'Kasihan sekali kamu Rangga, selama ini tak pernah sekali pun kamu mempunyai teman dekat atau kekasih. Kamu selalu menutup diri terhadap wanita yang jelas-jelas mengejarmu.Ternyata baru sekarang Papa tau, jika hatimu telah tertambat kepada seorang wanita. Namun sayangnya, kamu kalah bersaing dengan adikmu sendiri," batin Hendra. 'Di usiamu yang telah menginjak 25 tahun, kamu telah menjadi orang yang sukses sebagai seorang marinir." Wajah Hendra sedikit me
6. Aku Merayu Tuhan Kedatangan Sadewa Penulis Lusia Sudarti Part 6 "Oh iya Mbak ... Nay tadi rasanya mau mencabik-cabik wajah si Saskia itu lho!" ucap Naysila dengan suara ketus. "Enggak boleh begitu dong Adik Mbak yang cantik. Biarin aja Saskia mau berbuat apa, bilang apa, kita gak usah melayaninya," Layla menasihati adiknya dengan lembut. Sementara motor mereka memasuki sebuah bangunan panti asuhan yang sebagian bangunannya mulai rapuh, dan sebagian dalam tahap pemugaran. "Ayo turun Dek, kita sudah sampai!" seru Layla, ia berhenti di panti asuhan yang berhadapan langsung dengan pesantren. "Aduh ... selamat datang ustadzah Layla," seorang wanita paruh baya menyambut mereka dengan senyuman yang merekah menghiasi wajahnya yang masih nampak ayu. "Assalamu'alaikum," sapa Layla, ia mencium takzim punggung tangan Ibu panti Ibu Aisyah. "Waalaikum salam cah ayu," jawab Ibu Aisyah sembari mengulas senyum. "Mari cah ayu kita masuk, kebetulan Anak-anak sedang berkumpul di dalam," sam
7. Aku Merayu Tuhan. Naysila Menggoda Layla dan Sadewa. Penulis: Lusia Sudarti Part 7"Gombal. Layla gak percaya Mas," kilahnya sembari memalingkan wajahnya karena malu. "Ya sudah kalau gak percaya," jawab Sadewa pura-pura marah.๐น๐น๐น๐น๐น๐น๐น๐นSetelah mereka selesai sholat berjamaah, kemudian Layla menuju ke dapur menyiapkan makan malam bersama Anjar dan Naysila.Sadewa seorang diri di ruang televisi sambil menikmati kopi susu. "Dek, ini di potong kecil-kecil mentimunnya," titah Layla kepada Naysila. "Oke Mbak!" Naysila segera melakukan apa yang di perintahkan oleh Layla. "Ibu duduk manis aja," Layla tersenyum menatap Anjar yang telah selesai menggoreng ayam. "Iya Sayang, ini juga udah selesai kok," sahut Anjar sembari menarik kursi untuk duduk. "Seandainya Bapak masih ada, beliau pasti bahagia melihat kami berhasil lulus dengan nilai tertinggi," ujar Layla dengan raut wajah yang tiba-tiba sedih. Semua terdiam mendengar ucapannya. Anjar mengalihkan pandangannya kearah Sade
8. Aku Merayu Tuhan Sadewa Diculik. Penulis : Lusia Sudarti Part 8Saskia sontak menoleh kebelakang, kedua netranya membola sempurna ketika melihat seseorang yang berdiri di belakangnya. "Ss ... !" Ucapan Saskia terhenti seketika melihat Layla telah berdiri dan menahan tangannya yang akan memukul Naysila. "Aawww, sakit! Lepaskan tanganku Layla!" bentaknya. "Apa! Sakit! Lepas kalo kamu bisa!" jawab Layla yang semakin mengeratkan cengkramannya. Orang-orang berkerumun menyaksikan pertengkaran mereka. "Enggak menyangka ya, ternyata cewek cantik itu berani melawan Saskia yang sombong itu!" bisik mereka. "Iya betul," balas yang lainnya. Sementara Sadewa memantau mereka dan berjaga seandainya Saskia berbuat nekat. "Saskia, udah ayo kita pergi! Lihat mereka semua menyaksikan kalian!" bisik Mita ditelinga Saskia yang sedang meringis menahan nyeri dipergelangan tangannya karena ulah Layla. "Layla! Lepasin!" teriak Saskia dengan wajah menahan sakit. Dengan sekali hentakan Layla mel
9. Aku Merayu Tuhan Menjadi Santapan Dukun Cab*l Penulis : Lusia Sudarti Part 9Saskia seolah terhipnotis dengan tatapan Ki Suro. Ia menyambut uluran tangan Ki Suro dan mengikutinya menuju ke sebuah kamar ...!Saskia tak menolak ketika tangan kekar berkulit gelap tersebut menarik dan membawanya keatas pembaringan. Ki Suro mendekatkan wajahnya kearah Saskia. Lalu melumat bibir Saskia dengan rakus. Aroma tembakau memyengat dari bibirnya. Saskia tersentak menerima serangan Ki Suro yang begitu cepat. Ia berusaha menghindari wajah Ki Suro.Namun bukan Ki Suro namanya jika tak dapat meluluhkan Saskia. Dengan gerakan cepat ia naik keatas pembaringan dan menindih tubuh Saskia.Sumpah demi apa Saskia bukannya mengelak dan marah, ia malah menikmati dan tak sabar menanti serangan dan sentuhan Ki Suro. Ki Suro yang mengetahui mangsanya telah luluh dengan tersenyum miring penuh kemenangan segera melucuti semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Meskipun Ki Suro telah berumur namun bentuk tub
10. Aku Merayu Tuhan Sadewa Masuk Jebakan Saskia. Penulis : Lusia Sudarti Part 10 Mita menikmati semuanya. Ia tak menyadari telah masuk dalam jebakan Ki Suro. Tak ada lagi yang dapat ia banggakan dari dirinya.Keperawanannya direnggut paksa oleh bandot tua yang doyan daun muda.๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ Di sebuah kamar Sadewa tersadar dari pingsan-nya. Ia mengedarkan tatapan keseluruh sudut ruangan. Sadewa akan beranjak dari kursi, namun dia baru menyadari jika kedua tangan dan kakinya terikat di kursi dan mulutnya tertutup lakban. Tak ada yang dapat Sadewa lakukan kecuali terdiam sembari mengumpulkan sisa tenaganya. Pengaruh obat bius membuatnya sedikit lemah.Kedua kaki dan tangan-nya terikat begitu kuat di kursi. Ceklek! Ceklek!Tiba-tiba terdengar suara kunci di putar, dan tak lama kemudian daun pintu terbuka. Sosok Saskia dan Mita memasuki ruangan dimana Sadewa disekap dengan tubuh terikat. Saskia tersenyum miring melihat Sadewa yang juga menatapnya penuh dengan kebencian. "Hai Sa
11. Aku Merayu Tuhan Penulis : Lusia Sudarti Karma Buat Saskia Part 11Kedua sahabatnya tertegun mendengar ucapan Layla! Siti dan Rahayu saling pandang. Mereka pun tak tau harus berbuat apa demi menghibur sahabatnya itu. Berhari-hari Layla larut dalam kesedihan. Ia selalu bersujud memohon petunjuk dari Sang Khaliq agar Sadewa segera ditemukan dengan tak kurang suatu apapun. Diatas sajadah ia menumpahkan segala risalah hatinya di sepertiga malam Layla selalu mendoakan Sadewa demi keselamatan kekasih hatinya.Sementara waktu terus berjalan! Hari lamaran yang telah disepakati kedua keluarga semakin dekat, namun Sadewa belum juga ditemukan. Keluarga besar Sadewa panik dan kebingungan karena hingga saat ini Sadewa belum kembali dan raib seolah ditelan bumi. ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บSementara itu di tempat berbeda. Di villa di puncak Bogor, Sadewa yang telah terpengaruh guna-guna Saskia terlena dan tunduk bertekuk lutut dalam jerat cinta terlarang dari Saskia. Ia lupa segalanya, bahkan esok
12. Aku Merayu Tuhan. Pemakaman Saskia. Penulis : Lusia Sudarti Part 12Sementara mobil yang dikendarai Saskia ringsek dibagian kanan depan asap mengepul dari mobil miliknya.๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅTangis pilu mewarnai pemakaman Saskia di TPU Pondok Kelapa ...! "Saskiaa ... Anakku ... bangun Nak! Jangan tinggalin Mama Nak. Banguuun ...!" teriak Julia Ibunya Saskia diiringi dengan jerit pilunya yang begitu menyayat hati. Jhony sang Suami juga Ayah dari Saskia memeluk erat tubuh Istrinya itu dengan raut kesedihan yang tampak jelas. "Ini semua salah Papa, karena terlalu memanjakan-nya ...!" jerit Julia kepada Suaminya sambil memukul dada Jhony dengan kedua tangan-nya. "Sabar Ma, sabar! Papa juga begitu kehilangan Ma!" desisnya dengan wajah penuh rasa putus asa. Para pelayat mengangkat Jenazah Saskia untuk dikebumikan. "Ayo Pak Jono. Bapak dari depan, Pak Mahmud di tengah sedangkan saya bagian kaki. Bapak Jhony, silahkan turun untuk meng-adzani Jenazah Mbak Saskia!" ujar Pak Ahmad sembari me
29. Aku Merayu Tuhan Layla Hamil Muda(Mas Pengen Seblak) Penulis : Lusia Sudarti Part 29 "Macet karena apalagi sih ini! Hingga mengular panjang," gerutu Sadewa.๐บ๐บ๐บ๐บ๐บSatu bulan kemudian ...Hari berganti minggu dan minggu berganti bulan, tak terasa pernikahan Layla-Sadewa telah berjalan empat minggu dan masa cuti Sadewa pun telah berakhir. Esok hari senin tanggal 10 April 2014 tepat satu bulan usia pernikahan mereka. "Nak Dewa, besok sudah kembali bekerja ya?" tanya Anjar saat di meja makan. "Iya Bu, besok Dewa sudah mulai bekerja." Sadewa menjawab pertanyaan Mertuanya dengan sopan, sementara Layla hanya menyimak percakapan mereka. Akhir-akhir ini Layla merasakan kondisinya kurang fit. "Lho kenapa Dek? Kok makanan-nya hanya di aduk-aduk?" tanya Sadewa dengan alis bertaut. Layla menatap Sadewa lalu beralih kearah Anjar sembari meraih gelas berisi air putih lalu menyesapnya perlahan. "Iya kenapa Layla? Kamu sakit?" sambung Anjar dengan nada khawatir. "Enggak tahu Mas,
28. Aku Merayu Tuhan Kado Pernikahan Sadewa Dan Layla. Penulis : Lusia Sudarti Part 28"Alhamdulillah Dek! Itulah arti dari sahabat yang sejati," sahut Sadewa sambil tersenyum. Mereka berpisah dengan Dirga juga Yusuf di persimpangan, Layla menuju barat, Dirga menuju selatan dan Yusuf menuju timur. Sadewa memacu kendaraan-nya dengan kecepatan maksimal agar mereka segera tiba kerumah orang tua Sadewa. "Mas, kira-kira siapa ya yang mengikuti kita?" tanya Layla dengan wajah penuh kebingungan. "Mas juga enggak tahu Sayang!" jawab Sadewa sambil tetap fokus mengemudi.Layla mengalihkan tatapan-nya lurus kedepan. "Tetapi Adek tenang saja, Mas akan bereskan semua setelah ini," imbuhnya sembari menggenggam jemari Layla dengan tangan kirinya. "Iya Mas. Mudah-mudahan semua segera terungkap." Suasana menjadi hening hanya terdengar suara klakson bersahutan di jalan raya. Tak berselang lama Sadewa memasuki komplek perumahan mewah dimana kedua orang tuanya tinggal. Pintu gerbang terbuka s
27. Aku Merayu TuhanJika Suatu Saat Nanti Adek Merindukan Mas, Genggamlah Liontin Ini. Penulis : Lusia Sudarti Part 27"Adek tenang saja! Mas akan melindungi Adek dan semua!" sahut Sadewa memberi kekuatan kepada Layla dan Layla menjawab dengan anggukan meskipun dalam hati ia bertanya-tanya siapakah gerangan yang mengejar mereka dan ada urusan apa mereka. ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ "Kita sudah sampai Sayang, ayo kita turun!" ujar Sadewa sambil mematikan mesin mobilnya. Layla menatap keluar mobil dengan kedua bola mata membelalak. "Lho kenapa kita kesini Mas?" tanya-nya. "Udah, ayo kita turun Sayang!" ucap Sadewa, ia turun terlebih dahulu lalu membuka pintu dimana Layla duduk. Layla menyambut tangan Sadewa. "Tutup mata dulu ya." Meskipun bingung namun Layla tetap menuruti ucapan Sadewa dan dengan cekatan Sadewa merogoh saku celananya dan mengambil slampek untuk menutup kedua netra Layla. "Ini ada apa sih Mas?" tanya Layla. Ia melangkah perlahan dalam bimbingan dan arahan dari Sadewa. "Su
26. Aku Merayu Tuhan Terima Kasih Telah Bersedia Menjadi Milikku Penulis: Lusia Sudarti Part 26Sementara itu Naysila dan Anjar telah berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan selepas sholat subuh.Naysila yang suka iseng protes pada Ibunya, karena Layla belum juga muncul kedapur untuk membantu mereka menyiapkan sarapan pagi. "Lihat Bu, mentang-mentang pengantin baru Mbak Layla belum juga keluar dari kamarnya! Awas aja kalau sampai selesai belum nongol!" sungutnya kepada Anjar. "Biarin aja Nay! Namanya juga pengantin baru ...!" sahut Anjar sembari menahan senyum. "Inikan udah hampir terang Bu! Masa kita udah selesai memasak untuk sarapan Mbak Layla baru datang sih." Anjar hanya geleng-geleng kepala saat Naysila masih tetap protes. "Selamat pagi Bu, Nay ... aduh maaf Layla terlambat!" sapa Layla yang tiba-tiba muncul dihadapan mereka. Naysila mendongak saat melihat Layla yang melangkah dengan tak biasa. Ia mengernyitkan kening sambil menatap Mbaknya dengan penuh tanda tanya n
25. Aku Merayu Tuhan Terima Kasih Sayang, Akhirnya Aku Memiliki Adek Seutuhnya. Penulis : Lusia Sudarti Part 25 "Iya, tapi sekarang kita bersyukur akhirnya badai telah berlalu," sahut Indri. "Betul Bu. Allah maha adil," sahut Anjar. ๐๐๐๐๐ Keluarga pihak besan telah pamit pulang dan kini kediaman Layla terasa sepi, hanya ada Sadewa yang tinggal dikediaman Layla yang kini telah resmi menjadi Istrinya. Malam belum terlalu larut, namun suasana dikediaman Layla tampak sunyi, yah ... mereka semua kelelahan menyiapkan acara pernikahan Layla dan Sadewa. Sadewa sedang melaksanakan kewajiban-nya sebagai seorang muslim dan ia sholat berjemaah di masjid di ujung jalan rumah mertuanya. Sementara Layla melaksanakan sholat dirumah. Dalam sujudnya ia memanjatkan doa agar apapun yang telah ditetapkan untuk dirinya selalu mendapat jalan dan benar-benar mampu membawanya ke jalan yang di ridhoi Allah SWT. Setelah doa-doa panjang yang ia lafazdkan dalam hati, Layla men
24. Aku Merayu Tuhan Hari Pernikahan Layla Dan Sadewa(Badai Pasti Berlalu) Penulis : Lusia Sudarti Part 24"Tuhan ... semoga Engkau memberikan kebahagiaan kepada Adik semata wayangku yang selama ini menderita. Dan aku memohon hilangkanlah rasa cinta ini untuk wanita yang aku cintai. Aku tahu perasaan ini berdosa!" lirihnya dengan kedua bola mata terasa mengembun. "Rangga ..."๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ"Iya Pa!" sahut Rangga seraya menoleh kearah suara. "Kenapa kamu disini Rangga! Temui Sadewa dan berikan selamat kepada Adikmu tersebut. Papa yakin kamu lelaki kuat dan tegar!" ucap Hendra kepada Rangga. Ia mengerti dan memahami perasaan apa yang ada dibenak putra sulungnya tersebut. "Papa tenang saja oke! Rangga pasti menemui Sadewa dan memberikan selamat kepada Adikku tersayang," jawabnya lembut dan tulus dengan sebuah senyum yang dipaksakan. Rangga tak menyadari jika sedari tadi Hendra sang Papa memperhatikan dirinya dari tempat duduknya. Setelah Sadewa dan Layla sungkem ia dan Istrinya dud
23. Aku Merayu Tuhan Proses Akad Nikah Sadewa dan Layla. Penulis : Lusia Sudarti. Part 23Tatapan-nya tertuju kearah ruangan yang kini tampak sepi. Sadewa, Indri dan Layla ternyata telah meninggalkan butik beberapa menit yang lalu. 'Awas aja kalian ... aku akan buat perhitungan!" gerutunya dalam hati, ia mengepalkan kedua tangan-nya dengan wajah geram."Eh Dira! Lagi ngapain kamu disitu? Lihat siapa sih kok nampak kesal begitu!" tegur Veronika yang telah berdiri dibelakangnya. Sontak ...! Dira berjingkat karena terkejut dan tidak menyadari jika Veronika telah berdiri dibelakangnya. "Astaga! Kakak membuatku kaget aja sih!" cebiknya dengan wajah kesal. "Siapa juga yang mengagetkan kamu Dira! Saya hanya bertanya kamu disini sedang apa dan kenapa wajah kamu terlihat kesal," jawab Veronika dengan kening bertaut. " E--eeng ... Enggak apa-apa! Aku habis dari toilet," jawabnya asal-asalan dan sedikit gugup. Ia takut jika Veronika mendengar perbincangan-nya denga Barjo. "Oh iya udah!
22. Aku Merayu Tuhan Dia Bidadari Hatiku Ma! Penulis : Lusia Sudarti Part 22"Baik Bu!" jawabnya sambil menebar pesona kearah Sadewa yang pura-pura tak melihatnya. Indri menatap Dira pegawai barunya itu dengan pandangan jengah karena ia menangkap suatu maksud terselubung dari gerak-gerik Dira yang menurutnya sedikit kurang sopan. Apalagi Dira selalu melirik Sadewa dengan diam-diam dan bahasa tubuh yang ia tunjukan. Setelah Dira masuk kedalam ruangan-nya Indri berucap kepada Sadewa yang sedang bermain ponselnya. "Dewa ... itu pegawai Mama yang baru, sepertinya dia ada hati dengan kamu!Mama enggak suka sekali melihat tingkahnya," ucap Indri dengan raut kesal. Sadewa menengadahkan kepalanya dan menatap kearah ruangan Indri lalu beralih menatap sang Mama yang juga sedang menatapnya. Sadewa mengangkat bahu tanda tak mengerti. "Dewa enggak tahu Ma! Dewa juga enggak memperhatikan dia," sahutnya sambil kembali bermain ponsel. "Iya ... Mama tahu kalau kamu gak tertarik atau tergoda
21. Aku Merayu Tuhan Terjebak Kemacetan. Penulis : Lusia Sudarti Part 21Anjar kembali ketempatnya semula, dimana ada beberapa tetangga yang sedang membantunya mempersiapkan makanan-makanan kecil di dapur. ๐๐๐๐๐๐ "Alhamdulillah ya Ibu, akhirnya Neng Layla telah di temukan dan kini telah kembali.Sungguh mereka berdua memiliki cinta yang suci dan semoga rumah tangga mereka kelak akan langgeng Amiiinn!" ujar Bu Diah mantan Ibu RT yang selalu baik dan mendukung keluarga Layla. "Amiin Ya Allah ... semoga saja ya Bu," sahut Anjar sembari mengulas senyum.POV Layla Diperjalanan ... Sadewa dan Layla sedikit terjebak kemacetan, biasalah daerah Jakarta selalu identik dengan kemacetan. "Aduh Dek sepertinya kita akan sedikit telat nih tiba di Butik!" seru Sadewa yang masih tetap menjalankan kendaraan-nya perlahan karena kendaraan-kendaraan lain pengguna jalan mengular panjang di depan mereka. "Iya Mas ... kasihan Mama menunggu lama," jawab Layla sambil menatap kearah depan dengan