6. Suami Penggantiku Kakak Iparku
Kedatangan Sadewa Penulis : Lusia Sudarti Part 6 "Oh iya Mbak ... Nay tadi rasanya mau mencabik-cabik wajah si Saskia itu lho!" ucap Naysila dengan suara ketus. "Enggak boleh begitu dong Adik Mbak yang cantik. Biarin aja Saskia mau berbuat apa, bilang apa, kita gak usah melayaninya," Layla menasihati adiknya dengan lembut. Sementara motor mereka memasuki sebuah bangunan panti asuhan yang sebagian bangunannya mulai rapuh, dan sebagian dalam tahap pemugaran. "Ayo turun Dek, kita sudah sampai!" seru Layla, ia berhenti di panti asuhan yang berhadapan langsung dengan pesantren. "Aduh ... selamat datang ustadzah Layla," seorang wanita paruh baya menyambut mereka dengan senyuman yang merekah menghiasi wajahnya yang masih nampak ayu. "Assalamu'alaikum," sapa Layla, ia mencium takzim punggung tangan Ibu panti Ibu Aisyah. "Waalaikum salam cah ayu," jawab Ibu Aisyah sembari mengulas senyum. "Mari cah ayu kita masuk, kebetulan Anak-anak sedang berkumpul di dalam," sambung beliau. Wanita berparas ayu meski usianya tak lagi muda. Namun garis-garis kecantikannya tetap bersinar. "Mari Bu," jawab Layla, sembari menggenggam tangan Naysila. "Ini Naysila itu ya?" tanya Bu Aisyah. "Iya Bu, sekarang udah remaja. Tahun ini masuk SMA," jawab Layla sambil tersenyum. "Alhamdulilah. Sekarang semakin cantik, kalian berdua bagai pinang dibelah dua," puji Ibu Aisyah. "Ayo duduk dulu, kalian pasti lelah sehabis melakukan perjalanan jauh," Ibu Aisyah membawakan minuman dingin dan beberapa cemilan. "Ini diminum dulu, untuk menghilangkan dahaga kalian," sambung beliau. "Iya Bu," jawab Layla dan Naysila serentak. Mereka menyesap minuman masing-masing hingga tersisa separuhnya. "Alhamdulilah," ucap Layla. Ibu Aisyah menemani mereka berbincang. "Jadi, Nak Layla akan melanjutkan kuliah dimana?" tanya beliau. "Layla melanjutkan kuliah di kota ini Bu, mengambil jurusan ekonomi aja," Layla menjawab sambil tersenyum. "Oh bagus itu, jadi masih tetap mengajar Anak-anak mengaji ya," jawab beliau. "Kalau Naysila melanjutkan SMA dimana?" tatapan beliau beralih kepada Naysila yang tersenyum malu. "Di SMA Mbak Layla Bu," jawabnya. "Oh iya, pilih yang deket aja ya Nak." "Iya Bu," jawab mereka serentak. Setelah sedikit berbincang Layla mengajar BTA kepada seluruh Anak-anak panti dan dibantu oleh Naysila. ๐บ๐บ๐บ๐บ Dua jam berlalu, Layla dan Naysila sudah selesai mengajar, mereka pun pamit pulang. "Kami permisi pulang dulu ya Bu," ujar Layla sambil mencium tangan Ibu panti. Dan Anak-anak panti asuhan menjabat tangan Layla dan Naysila, mereka harus kembali ke kamar masing-masing. "Iya Nak, hati-hati di jalan ya, salam buat Ibu kalian," jawab beliau. "Iya Bu, waalaikum salam, nanti saya sampaikan, dan ini ada titipan dari beliau. Dan ini dari kami berdua," jawab Layla ia memberikan amplop kepada Ibu panti. "Alhamdulillah terimakasih Nak. Dan sampaikan terima kasih Ibu kepada beliau. Semoga Allah melipatgandakan Rizqi Nak Layla dan sekeluarga, dan diijabah semua doa-doanya amin." "Amin ... terimakasih Bu, kami pamit Assalamu'alaikum," sahut Layla. "Waalaikum salam, hati-hati Nak," jawab Ibu Aisyah mengantarkan Layla hingga halaman. Sementara itu di rumah kediaman Layla. Sadewa bertolak kerumah kediaman Layla. "Assalamu'alaikum." Sadewa berdiri di ambang pintu kediaman Layla. Anjar Ibunda Layla mendengar suara seseorang yang mengucapkan salam dari rumah utama. Ia bergegas menghampirinya. "Waalaikum salam, cari siapa Nak?" tanya Anjar karena ia belum melihat wajah orang yang bertamu. "Subhanallah. Nak Sadewa ya? Ayo masuk nak!" Anjar mempersilahkan Sadewa untuk masuk, ia membuka pintu. "Ayo duduk Nak, sebentar Ibu ke dapur dulu ya." "Iya Bu, terimakasih!" sahut Sadewa sembari menjatuhkan bobotnya di kursi sofa yang empuk meskipun telah sedikit usang. 'Masih seperti dahulu, tetap bersih dan rapi," gumam Sadewa. Anjar kembali dari dapur membawa makanan kecil dan jus mangga segar. "Ayo di minum Nak, hanya alakadarnya," ujarnya. Sembari menaruh makanan kecil ke atas meja, dan bakinya di taruh di bawah meja. "Iya Bu terima kasih," Sadewa tersenyum. "Oh iya Bu, Layla belum kembali?" tanya Sadewa sambil menyesap jus mangga. "Minum Bu." "Iya Nak silahkan, Layla belum pulang. Mungkin masih dalam perjalanan. Biasalah Nak, Layla mengajar BTA di panti," jawab Anjar, ia mengulas senyum. "Oh iya Bu, saya sudah tau sejak dahulu." "Begini Bu, saya datang kemari khusus untuk bertemu Ibu," jawab sopan dan hati-hati. Anjar menatap Sadewa. "Oh iya, ada apa ya nak? Kok Ibu jadi was-was, apakah anak Ibu membuat kecewa atau kesalahan," tanya Anjar dengan rasa khawatir. "Oh tidak Bu. Justru saya datang kemari meminta restu, untuk menjadikan Layla kekasih saya, dan saya mohon doa Ibu karena saya akan mengikuti pendidikan sebagai pilot," sahut Sadewa sembari menunduk. "Masya Allah. Sebagai seorang Ibu, Ibu hanya mampu memberikan restu. Dan semoga apa yang Nak Sadewa niatkan di ijabah oleh Allah SWT. Amin." "Amiin ya robbal alamin, sebentar ya Bu!" Sadewa beranjak. Ia melangkah menuju mobilnya yang terparkir di jalan di depan rumah Layla. Ia mengambil paper bag dan plastik besar. Lalu kembali menuju kediaman Layla kembali. "Ini Bu oleh-oleh dari Mama, beliau menitip salam buat Ibu," Sadewa meletakkan paper bag dan plastik di atas meja. "Ya Allah Nak, kenapa mesti repot-repot. Waalaikum salam, salam kembali buat beliau ya?" jawab Anjar dengan tersenyum. "Iya Bu," jawab Sadewa sopan, ia kembali ke tempat duduknya semula. "Ayo di cicipi kuenya." Sadewa meraih puding ubi ungu terlihat sangat menggoda. "Wah Bu, manis dan kenyal pasti Ibu pandai memasak dan membuat kue," puji Sadewa. "Alhamdulillah Nak hanya masakan kampung yang bisa Ibu masak," ujar Anjar merendah. Sadewa tersenyum inilah salah satu alasannya menyukai keluarga Layla. Meskipun bukan orang berada, namun kehangatan keluarga yang mereka miliki tak dimiliki sebagian keluarga yang lain. Di halaman terdengar deru mesin kendaraan bermotor dan berhenti tepat di teras rumah. Anjar dan Sadewa mendengar kedatangan mereka. "Itu Layla dan Naysila!" seru Anjar sembari berdiri menyambut kepulangan anaknya. "Assalamu'alaikum Bu," Layla dan Naysila serentak mengucapkan salam. "Waalaikum salam," jawab Anjar dan Sadewa pun serentak. Layla dan Naysila memasuki rumah. Ia tertegun melihat Sadewa, ternyata benar dugaannya, ketika melihat mobil parkir di depan rumahnya. Layla mencium punggung tangan Ibunya, pun dengan Naysila melakukan hal yang sama. Kemudian ia pun mencium punggung tangan Sadewa dengan wajah memerah karena malu dan canggung. "Anak-anak Ibu udah pada pulang," ujar Anjar dengan raut wajahnya yang nampak sangat bahagia. "Iya Bu, Layla sama Adik mampir mengajar di panti terlebih dahulu," jawab Layla. Wajahnya bersemu merah kala tatapannya bertemu dengan tatapan Sadewa. "Ya sudah Ibu mau jaga warung dulu, Ibu tinggal dulu ya Nak!" pamit Anjar sembari membawa oleh-oleh dari keluarga Sadewa ke dapur. "Mas, Mbak! Nay masuk dulu ya?" pamit Naysila kepada mereka berdua. "Iya Dek nanti kita sholat berjamaah ya? Imamnya Mas Sadewa," ujar Layla. Naysila mengangguk lalu melangkah masuk. Sadewa tersenyum mendengar ucapan Layla, mereka saling tatap. Layla menundukkan kepala karena malu. Hatinya berbunga-bunga, begitu pun yang di rasakan oleh Sadewa. Ia merasakan kebahagiaan karena akhirnya ia berhasil menjadikan Layla kekasihnya yang kelak akan dinikahinya. Ia mengalahkan pesaing-pesaingnya di sekolah, bukan hanya dirinya yang ingin mendapatkan cinta Layla. Layla adalah primadona di sekolah. Hanya saja ia berasal dari keluarga sederhana. "Mas ... kok melamun sih, inget Saskia ya?" tanya Layla sembari bersungut. Sadewa tersentak ...! Namun kemudian ia terkekeh mendengar ungkapan Layla yang bernada cemburu. "Astaghfirullah, hehehe. Mas melamunin kamu bukan Saskia," jawab Sadewa seraya tersenyum. Layla menunduk menyembunyikan senyum dan debaran hatinya mendengar ungkapan dari Sadewa. "Yang bener aja Mas," cibirnya. "Demi Allah, disini hanya ada nama Layla yang terpatri!" sahut Sadewa menunjuk dadanya. "Gombal. Layla gak percaya Mas," kilahnya sembari memalingkan wajahnya karena malu. "Ya sudah kalau gak percaya," jawab Sadewa pura-pura marah. (Bersambung)7. Suami Penggantiku Kakak Iparku Naysila Menggoda Layla dan Sadewa. Penulis: Lusia Sudarti Part 7 "Gombal. Layla gak percaya Mas," kilahnya sembari memalingkan wajahnya karena malu. "Ya sudah kalau gak percaya," jawab Sadewa pura-pura marah. ๐น๐น๐น๐น๐น๐น๐น๐น Setelah mereka selesai sholat berjamaah, kemudian Layla menuju ke dapur menyiapkan makan malam bersama Anjar dan Naysila. Sadewa seorang diri di ruang televisi sambil menikmati kopi susu. "Dek, ini di potong kecil-kecil mentimunnya," titah Layla kepada Naysila. "Oke Mbak!" Naysila segera melakukan apa yang di perintahkan oleh Layla. "Ibu duduk manis aja," Layla tersenyum menatap Anjar yang telah selesai menggoreng ayam. "Iya Sayang, ini juga udah selesai kok," sahut Anjar sembari menarik kursi untuk duduk. "Seandainya Bapak masih ada, beliau pasti bahagia melihat kami berhasil lulus dengan nilai tertinggi," ujar Layla dengan raut wajah yang tiba-tiba sedih. Semua terdiam mendengar ucapannya. Anjar mengalihkan
8. Suami Penggantiku Kakak Iparku. Sadewa Diculik. Penulis : Lusia Sudarti Part 8 Saskia sontak menoleh kebelakang, kedua netranya membola sempurna ketika melihat seseorang yang berdiri di belakangnya. "Ss ... !" Ucapan Saskia terhenti seketika melihat Layla telah berdiri dan menahan tangannya yang akan memukul Naysila. "Aawww, sakit! Lepaskan tanganku Layla!" bentaknya. "Apa! Sakit! Lepas kalo kamu bisa!" jawab Layla yang semakin mengeratkan cengkramannya. Orang-orang berkerumun menyaksikan pertengkaran mereka. "Enggak menyangka ya, ternyata cewek cantik itu berani melawan Saskia yang sombong itu!" bisik mereka. "Iya betul," balas yang lainnya. Sementara Sadewa memantau mereka dan berjaga seandainya Saskia berbuat nekat. "Saskia, udah ayo kita pergi! Lihat mereka semua menyaksikan kalian!" bisik Mita ditelinga Saskia yang sedang meringis menahan nyeri dipergelangan tangannya karena ulah Layla. "Layla! Lepasin!" teriak Saskia dengan wajah menahan sakit. Den
9. Suami Penggantiku Kakak Iparku Menjadi Santapan Dukun Cab*l Penulis : Lusia Sudarti Part 9 Saskia seolah terhipnotis dengan tatapan Ki Suro. Ia menyambut uluran tangan Ki Suro dan mengikutinya menuju ke sebuah kamar ...! Saskia tak menolak ketika tangan kekar berkulit gelap tersebut menarik dan membawanya keatas pembaringan. Ki Suro mendekatkan wajahnya kearah Saskia. Lalu melumat bibir Saskia dengan rakus. Aroma tembakau memyengat dari bibirnya. Saskia tersentak menerima serangan Ki Suro yang begitu cepat. Ia berusaha menghindari wajah Ki Suro. Namun bukan Ki Suro namanya jika tak dapat meluluhkan Saskia. Dengan gerakan cepat ia naik keatas pembaringan dan menindih tubuh Saskia. Sumpah demi apa Saskia bukannya mengelak dan marah, ia malah menikmati dan tak sabar menanti serangan dan sentuhan Ki Suro. Ki Suro yang mengetahui mangsanya telah luluh dengan tersenyum miring penuh kemenangan segera melucuti semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Meskipun Ki Suro telah
10. Suami Penggantiku Kakak Iparku Sadewa Masuk Jebakan Saskia. Penulis : Lusia Sudarti Part 10 Mita menikmati semuanya. Ia tak menyadari telah masuk dalam jebakan Ki Suro. Tak ada lagi yang dapat ia banggakan dari dirinya. Keperawanannya direnggut paksa oleh bandot tua yang doyan daun muda. ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ Di sebuah kamar Sadewa tersadar dari pingsan-nya. Ia mengedarkan tatapan keseluruh sudut ruangan. Sadewa akan beranjak dari kursi, namun dia baru menyadari jika kedua tangan dan kakinya terikat di kursi dan mulutnya tertutup lakban. Tak ada yang dapat Sadewa lakukan kecuali terdiam sembari mengumpulkan sisa tenaganya. Pengaruh obat bius membuatnya sedikit lemah. Kedua kaki dan tangan-nya terikat begitu kuat di kursi. Ceklek! Ceklek! Tiba-tiba terdengar suara kunci di putar, dan tak lama kemudian daun pintu terbuka. Sosok Saskia dan Mita memasuki ruangan dimana Sadewa disekap dengan tubuh terikat. Saskia tersenyum miring melihat Sadewa yang juga menatapnya penuh
11. Suami Penggantiku Kakak Iparku Penulis : Lusia Sudarti Karma Buat Saskia Part 11 Kedua sahabatnya tertegun mendengar ucapan Layla! Siti dan Rahayu saling pandang. Mereka pun tak tau harus berbuat apa demi menghibur sahabatnya itu. Berhari-hari Layla larut dalam kesedihan. Ia selalu bersujud memohon petunjuk dari Sang Khaliq agar Sadewa segera ditemukan dengan tak kurang suatu apapun. Diatas sajadah ia menumpahkan segala risalah hatinya di sepertiga malam Layla selalu mendoakan Sadewa demi keselamatan kekasih hatinya. Sementara waktu terus berjalan! Hari lamaran yang telah disepakati kedua keluarga semakin dekat, namun Sadewa belum juga ditemukan. Keluarga besar Sadewa panik dan kebingungan karena hingga saat ini Sadewa belum kembali dan raib seolah ditelan bumi. ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ Sementara itu di tempat berbeda. Di villa di puncak Bogor, Sadewa yang telah terpengaruh guna-guna Saskia terlena dan tunduk bertekuk lutut dalam jerat cinta terlarang dari Saskia. Ia lup
12. Suami Penggantiku Kakak Iparku Pemakaman Saskia. Penulis : Lusia Sudarti Part 12 Sementara mobil yang dikendarai Saskia ringsek dibagian kanan depan asap mengepul dari mobil miliknya. ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ Tangis pilu mewarnai pemakaman Saskia di TPU Pondok Kelapa ...! "Saskiaa ... Anakku ... bangun Nak! Jangan tinggalin Mama Nak. Banguuun ...!" teriak Julia Ibunya Saskia diiringi dengan jerit pilunya yang begitu menyayat hati. Jhony sang Suami juga Ayah dari Saskia memeluk erat tubuh Istrinya itu dengan raut kesedihan yang tampak jelas. "Ini semua salah Papa, karena terlalu memanjakan-nya ...!" jerit Julia kepada Suaminya sambil memukul dada Jhony dengan kedua tangan-nya. "Sabar Ma, sabar! Papa juga begitu kehilangan Ma!" desisnya dengan wajah penuh rasa putus asa. Para pelayat mengangkat Jenazah Saskia untuk dikebumikan. "Ayo Pak Jono. Bapak dari depan, Pak Mahmud di tengah sedangkan saya bagian kaki. Bapak Jhony, silahkan turun untuk meng-adzani Jenazah Mbak Saskia!" u
13. Suami Penggantiku Kakak Iparku Keberadaan Layla Di Temukan. Penulis : Lusia Sudarti Part 13 Sadewa kebingungan seorang diri dan jalan fikiran-nya tiba-tiba buntu tak dapat berfikir dengan jernih. 'Apa yang harus aku lakukan ..." 'Disaatku menatap langit ... Saat Sadewa termenung dalam kebingungan-nya tiba-tiba gawainya berbunyi, ia segera mencari-cari letak benda berlogo apel tersebut! Dan pandangan-nya berhenti di atas nakas. Ia melangkah kearah nakas dan meraih benda yang terus bergetar dengan nada panggilan dari penyanyi yang sedang naik daun 'Tri Suaka' Dilayar ponsel tertera ... Mama memanggil, lalu ia menggeser layar untuk menerima panggilan dari Mamanya. (Halo Ma ...) (Halo Dewa ... subhanaallah ... dimana kamu Nak! Mama khawatir sama kamu Sayang! Kemana saja kamu selama ini? Acara lamaran kamu gagal total Dewa ...) suara sedih dari seberang telpon terdengar begitu memilukan. (Apa Ma! Acara lamaran Dewa? Melamar siapa Ma ...? Dewa gak ngerti ah. Dewa d
14. Suami Penggantiku Kakak Iparku Menempuh Perjalanan Demi Sang Kekasih. Penulis : Lusia Sudarti Part 14 (SubhanaAllah Nak Dewa, benarkah yang Ibu dengar ini ....!) Akhirnya Sadewa, Indri, Naysila dan Anjar melakukan perjalanan kedaerah Jawa Tengah. Sadewa terlihat sangat bahagia begitupun dengan Indri, Anjar dan Naysila. Naysila sampai meminta ijin cuti untuk dua hari. Yah ... Naysila kini telah menjadi seorang perawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Hanya demi menjemput sang Kakak tercinta dia rela mengambil cuti untuk dua hari. Perjalanan mereka lumayan jauh jaraknya dan perjalanan dari Condet ke daerah Jawa Tengah. Namun masih sangat jauh dari Kota menuju ke Ponpes Darussalam. "Dewa pelan-pelan dong bawa mobilnya. Mama takut iihh ...!" titah Indri kepada Sadewa. "Ini udah pelan lho Ma! Lagi pula perjalanan kita masih sangat jauh. Dari pada kita kemalaman dijalan," sahut Indra yang tetap fokus mengemudi. "Kasihan Ibunya Layla juga Naysila itu lho!" imbuh Indr
52. Suami Penggantiku Kakak Iparku. Musibah Menimpa Keluarga Rangga Penulis : Lusia SudartiRangga merasa sedih dan segera meminta dokter untuk melakukan operasi. "Tolong, dokter! Selamatkan Papa!" Rangga berteriak, merasa sangat khawatir. Part 52โคโคโคโคโคโคโคโคโค Rangga terlihat sibuk menelpon ibu Indri untuk memberitahukan keadaan Papanya yang sedang berada di ruang operasi. Rumah sakit dan ruangan Pak Hendra dijaga ketat oleh tim Rangga. Rangga terlihat mondar-mandir, hatinya tidak tenang saat ini.Dirinya bingung, antara mau mengabarkan tentang Papanya atau tidak kepada Mamanya, dia tidak tega melihat Mamanya panik dan bersedih. Tetapi jika tidak memberitahukan kepada Mamanya, dia juga tidak ingin sang Mama kecewa. Rangga menyugar rambutnya dengan perasaan bimbang.Rangga memutuskan untuk tetap memberi kabar kepada Mamanya, apapun yang terjadi. Rangga merogoh saku kemeja dan mengeluarkan ponsel kemudian melakukan panggilan telpon. "Assalamualaikum, Ma," sapa Rangga setelah ters
51. Suami Penggantiku Kakak IparkuRangga Terbang Ke Bali.Penulis : Lusia Sudarti Rangga menatap sang Papa sejenak, lalu meraih kopi dihadapannya. "Sudah Pa! Tetapi Rangga tidak tahu, apakah Dek Layla akan menerima kehadiran Rangga." Part 51๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บRangga telah kembali ke kediaman orang tuanya dan Pak Hendra telah bertolak ke Bali menghadiri pertemuan dengan rekan bisnisnya. Sementara ibu Indri kembali sibuk dengan bisnis butiqnya yang kini semakin besar dan beliau membuka cabang di daerah Cirebon. Sedangkan Rangga sibuk dengan tugas Negara yang di embannya.Hari-hari berlalu, Rangga semakin sibuk dengan tugasnya sebagai seorang prajurit. Ia jarang memiliki waktu untuk dirinya sendiri, apalagi untuk memikirkan tentang Layla.Kriinng!Suatu hari, Rangga menerima panggilan dari Pak Hendra yang sedang berada di Bali. "Halo Pa," sapa Rangga ketika telpon telah tersambung. "Rangga, aku ingin kamu segera datang ke Bali. Papa memiliki sesuatu yang ingin Papa bicarakan d
50. Suami Penggantiku Kakak Iparku. Menikahlah Dengan Rangga! Penulis : Lusia SudartiRangga menjatuhkan bobot tubuhnya diseberang Layla. "Kayaknya sih ..." Mereka berdua saling diam dan tak ada yang berbicara.Part 50๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ"Sini Dek, biar Mas gendong sebentar," ucap Rangga kepada Layla. Layla mendongak menatap Rangga dengan canggung, kemudian dia menyerahkan bayi Anjas kepada Rangga. "Jagoan Ab ---"Tiba-tiba Rangga menghentikan kata-katanya, karena salah ucap. Rangga menatap Layla yang juga menatapnya dengan penuh keterkejutan. "Ma ... maksud Mas, jagoan Uwak. Iya jagoan Uwak tampan sekali, mirip Abinya." Layla merasakan jantungnya serasa mau loncat dari tempatnya. Dia sama sekali tidak menduga jika Rangga akan salah ucap seperti itu.Layla meremas jemarinya sendiri, dia benar-benar salah tingkah. Sementara Rangga, pura-pura sibuk berbicara dengan bayi Anjasmara untuk menyembunyikan rasa canggungnya. "Layla ... Mas ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting
49. Suami Penggantiku Kakak IparkuRangga Semakin Salah Tingkah. Penulis : Lusia Sudarti Pak Hendra garuk-garuk kepalanya, karena ketahuan sedang memperhatikan Angela dari kejauhan. "Hehehe, iseng Ma, cuci mata." "Hehehe, Papa bisa aja."Rangga terkekeh melihat kedua orang tuanya yang sedang berantem biasa. Part 49Rangga dan kedua orang tuanya tiba di daerah Karawang. Waktu beranjak semakin siang, ketika Rangga memasuki wilayah tempat tinggal Layla. "Asri sekali daerahnya ya Ma?" kata Pak Hendra sambil mengedarkan pandangan kearah hamparan sawah yang luas membentang. "Iya Pa, disini terasa sejuk, jauh dari kebisingan kendaraan bermotor. Tidak tercemar polusi udara." Ibu Indri menikmati pemandangan yang betul-betul membuatnya terasa damai. Sementara Rangga, tetap fokus mengemudi.Namun, sesungguhnya Rangga tidak setenang itu. Hatinya sedikit gugup, jika mengingat dia akan bertemu adik iparnya, sekaligus wanita yang sangat dicintainya. Ibu Indri menangkap keresahan putranya.
48. Suami Penggantiku Kakak Iparku Angela Nekat Menemui Rangga. Penulis : Lusia Sudarti "Assalamu'alaikum Dek ... sudah tidur belum? Oh iya, bagaimana kabar Adek sekeluarga?" bunyi pesan dari Rangga. Layla merasa aneh, karena tak biasanya Rangga berkirim pesan atau bertanya kabar. Part 48 โคโคโคโคโคโคโค 'Kenapa ya Mas Rangga mengirim pesan kepadaku? Biasanya enggak pernah sama sekali, apalagi tengah malam begini," bisiknya pelan. Hatinya bimbang antara membalas atau tidak! Cukup lama Layla berfikir ... hingga ponselnya kembali berkedip, Layla meraih ponsel dari pangkuannya dan melihat pesan yang baru saja masuk. "Maaf ya Dek, jika Mas mengganggu istirahat Adek dan juga lancang kirim pesan." Layla menjadi iba karena telah mengabaikan pesan dari Rangga. "Enggak apa kok Mas. Kabar Layla, Anjasmara dan juga ibu, baik-baik saja! Gimana kabar mama sama papa dan ... Mas Rangga sendiri," balas Layla. Jemarinya bergetar saat mengetik balasan untuk Rangga. Balasan Layl
47. Suami Penggantiku Kakak Iparku.Rangga Melakukan Penangkapan Terhadap Pak Arjun.Penulis : Lusia Sudarti"Aku akan melihat siapa yang lebih kuat. Aku atau kamu," kata Pak Arjun dengan senyum yang misterius.๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บRangga merasa ada sesuatu yang tidak beres. Pak Arjun tidak seperti orang biasa. Ada sesuatu yang tersembunyi di balik senyumnya. "Tidak apa-apa, Pak Arjun," kata Rangga dengan hati-hati. "Aku hanya ingin melindungi Layla," sambungnya lagi. Pak Arjun tertawa. "Layla ... Hahaha! Kamu tidak tahu apa yang kamu hadapi, Rangga. Aku punya kekuatan dan aku bukanlah orang biasa. Kamu tidak akan tahu kekuatan apa yang aku miliki dan kekuatan yang tidak kamu bayangkan." Rangga tak bergeming sedikitpun, meski dia terlihat santai. Namun tingkat kewaspadaannya tidak diragukan lagi. "Tunggu saja," kata Pak Arjun dengan senyum yang misterius. "Kamu akan melihat sendiri." Rangga hanya tersenyum miring mendengar kata-kata Pak Arjun. Dan dia juga bisa membaca gerak-gerik Pak
46. Suami Penggantiku Kakak Iparku Ternyata Arjun Seorang Mafia.Penulis : Lusia SudartiUntung saja tidak tumpah isinya." Buah jambu air yang terlihat segar yang di petik oleh Neneknya untuk Layla. Part 46๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ"Nak, kamu tidak kenapa-napa kan? Belum sempat dilecehkan oleh si Arjun itu?" tanya Ibu Anjar kepada Layla, saat mereka makan siang. Layla menatap Ibunya sesaat, lalu menunduk menatap piring makannya yang belum tersentuh sama sekali, hanya di aduk-aduk saja. "Huuffftty ... alhamdulillah belum, Bu! Seandainya Layla sudah kembali pulih. Pak Arjun tak akan Layla ampuni!" ketusnya sambil menarik nafas dengan kasar, lalu dihempaskan dengan kasar. Ibu Anjar menatap Layla dengan tatapan iba dan juga sedih. "Syukurlah, Nak. Ibu ikut lega mendengarnya, namun sekaligus khawatir ..."Ibu Anjar menjeda ucapannya, raut wajahnya nampak sedikit bimbang dan juga khawatir. Layla kembali menatap sang Ibu, ia memahami bagaimana perasaan Ibunya, khawatir dan takut terjadi apa-apa terha
45. Suami Penggantiku Kakak Iparku. Pak Arjun Hampir Melecehkan Layla. Penulis : Lusia SudartiKemudian ia bertolak ke dapur untuk membantu memasak namun ... Part 45.๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ"Layla, Mama pulang dulu ya Sayang! Jaga diri dan jaga cucu Mama. Jika kamu membutuhkan sesuatu, jangan sungkan dan ragu untuk menelpon Mama ya, Nak?" pesan Ibu Indri saat berpamitan. Layla memeluk erat mertuanya tersebut. "Terima kasih Ma. Mama jaga diri ya, jaga kesehatan selalu. Jangan telalu lelah," jawab Layla. Ibu Anjar pun memeluk besannya.Rangga mencium punggung tangan Ibu Anjar. Kemudian Rangga menjabat tangan Layla dengan hangat. Layla merasakan debaran tak biasa dalam dadanya. Namun Layla tak memahaminya. Begitupun dengan Rangga, jantungnya berdegub kencang dan jemarinya sedikit gemetar, saat jemari mereka bertaut. Ibu Anjar dan Ibu Layla menatap mereka berdua dengan tatapan penuh misteri.Namun mereka berdua pura-pura tak mengerti, agar mereka tidak merasa malu. Ibu Indri mencium kedu
44. Suami Penggantiku Kakak Iparku Rangga Mengalami Kecelakaan. Penulis : Lusia Sudarti Rangga benar-benar panik, karena mobil itu begitu tiba-tiba dan ... Ciiiiitttt! Jdeerrrr! Layla melahirkan bayi laki-laki. Part 44 ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ Beberapa detik berlalu ... "Astagfirullahal'adzim, laiilaaha'illaahu muhammadar rasulullaah. Ya Allah, subhanaAllah Rangga ... ternyata Allah masih melindungi kita Nak!" seru Ibu Indri dengan wajah pucat karena terlalu cemas. Rangga yang turun dari mobilnya yang berhenti tepat disisi pembatas jalan. Ia melihat mobil yang tadi hampir menabrak mobilnya kini ringsek karena tabrakan beruntun. Sirine polisi terdengar nyaring. Ibu Indri tak mempunyai keberanian untuk melihat dari dekat. Kerumunan orang memenuhi lokasi kejadian yang belum di pasang polis line. Beberapa orang polisi mengenali Rangga. "Oh Pak Rangga! Anda dan Ibu tidak apa-apa?" tanya polisi tersebut. "Alhamdulillah, Allah masih melindungi kita Pak." Rangga bicara dengan w