5. Aku Merayu Tuhan
Kesedihan Rangga. Penulis: Lusia Sudarti Part5 Bisa berabe jadinya jika Sadewa mengetahui isi hatinya, tentu ini akan membuatnya bersedih. Raut wajah Rangga memerah mendengar kata-kata Papanya, ia menundukkan kepalanya. "Tenang saja Papa akan tutup mulut," ujar Hendra sambil tersenyum simpul. "Kok Papa senyum-senyum gitu," tanya Rangga sambil menaikkan sebelah alisnya. "Kamu traktir Papa. Bukankah kalo harus tutup mulut itu ada upahnya, hehehe." Hendra terkekeh. Ia berhasil membuat putranya tersenyum. 'Kasihan sekali kamu Rangga, selama ini tak pernah sekali pun kamu mempunyai teman dekat atau kekasih. Kamu selalu menutup diri terhadap wanita yang jelas-jelas mengejarmu. Ternyata baru sekarang Papa tau, jika hatimu telah tertambat kepada seorang wanita. Namun sayangnya, kamu kalah bersaing dengan adikmu sendiri," batin Hendra. 'Di usiamu yang telah menginjak 25 tahun, kamu telah menjadi orang yang sukses sebagai seorang marinir." Wajah Hendra sedikit mendung, ia bersedih jika mengingat putra sulungnya yang masih selalu menyendiri. "Oh itu, apa Mama gak marah nih Pa hehehe," balasnya, sembari menatap kearah Indra yang menghampiri mereka berdua. Hendra kembali tersadar dari lamunan-nya dan mencoba menghibur hati Rangga! Hendra mengedipkan sebelah matanya kearah Rangga yang mengulum senyum. "Eeh kalian merencanakan apa hayo ...!" kata Indri yang telah berdiri di belakang mereka. "Ehhh Mama, gak ada kok! Ini lho Rangga mau traktir Papa di kafe katanya ... ya kan Ngga!" sahut Hendra sembari menepuk lengan Rangga dan mengedipkan sebelah matanya kembali. "Betul Ma, Rangga bilang sama Papa, kalo Rangga naik jabatan menjadi pimpinan. Papa akan Rangga traktir." "Oh ya? Tetapi kenapa hanya Papa yang di traktir? kok Mama enggak ...?" protes Indri kepada putra sulungnya, sambil menjatuhkan bobot tubuhnya di antara mereka. Indri menatap Rangga dengan antusias. Rangga tersenyum. "Oke Mama sama Papa, Rangga traktir deh," sahut Rangga sembari mengedipkan sebelah matanya kepada Hendra. Sedangkan Hendra mengacungkan kedua jempol tangannya. Indri menatap Rangga lalu beralih kepada suaminya, dengan kening berkerut. "Kalian kenapa sih? Pakai kode-kodean begitu. Bikin curiga aja," kata Indri dengan tatapan penuh selidik. "Kode-kodean apa sih Mam, orang gak ada apa-apa kok," sahut Hendra menautkan alisnya yang seolah sedang berfikir sambil menatap wajah Istrinya. "Iya Mam kita gak ngapa-ngapain kok. Apalagi nyimpen rahasia," jawab Rangga. Indri beralih menatap Rangga ... "Rangga kapan sih kamu kenalin pacar kamu kepada kami. Mama sama Papa sudah kepingin banget nimang cucu," kata Indri, Mamanya. Uhuk-uhuk! Rangga tersedak mendengar ucapan Mamanya. "Aduh hati-hati dong, masa sampai tersedak gitu. Untung aja jus yang kamu minum, gimana coba kalo minuman bersoda," seru Indri khawatir. Hendra hanya terdiam mendengar celoteh istrinya. "Udah Ma, jangan bahas itu dulu. Papa yakin, Rangga belum berfikir kearah sana, dia sedang fokus kepada karirnya," potong Hendra menengahi. Hendra tak tega hati melihat Rangga harus bersedih karena wanita yang ia cintai adalah Layla. Rangga hanya terdiam seribu bahasa. 'Aku telah menemukan tambatan hatiku Mam, tetapi sayangnya adikku Sadewa yang berhasil merebut hatinya," batin Rangga. "Usia Rangga juga kan baru 25 tahun Ma. Belum terpikirkan olehku. Sadewa kan sudah punya kekasih. Sadewa beruntung sekali menemukan kekasih yang baik hati dan berakhlak mulia," sahut Rangga lirih. Hatinya begitu perih mengucapkan semua itu, namun sekuat tenaga ia pendam di dalam hatinya. πΊπΊπΊπΊπΊπΊπΊπΊ "Pa, Mam, Mas. Layla mau pamit pulang. Ternyata di sini semua, dewa kebingungan mencari keberadaan kalian!" seru Sadewa ia melangkah bersama Layla dan Naysila menuju kearah mereka berkumpul. "Oh calon mantu Mama yang cantik ini sudah mau pulang," sambut Indri dengan sangat ramah. Sementara Layla tersenyum malu. Dan wajahnya memerah mendengar ucapan Ibu Sadewa. "Iya Tante, om, Mas Rangga. Saya masih ada tugas mengajar di pesantren," jawab Layla. "Biar diantar Dewa aja Nak pulangnya," sahut Hendra. "Oh terimakasih Om, tapi saya membawa motor," tolaknya secara halus. Layla menjabat dan mencium punggung tangan Hendra dan Indri pun dengan Rangga. "Hati-hati di jalan ya Nak," ujar Indri. "Terimakasih, Tante, om dan Mas saya pamit pulang. Assalamu'alaikum." "Waalaikum salam," sahut mereka serentak. Rangga menatap kepergian Layla, Sadewa dan Naysila dengan perasaan yang entah ...! Acara telah usai, semua pun telah rapi. Rangga pamit untuk masuk ke kamarnya. Sementara itu di ruang depan. "Layla, biar Mas antar motor kamu biar di bawa Dirga," ucap Sadewa ketika mereka tiba di teras. "Eemm, biar Layla pulang naik motor aja Mas, nanti mau mampir ke pesantren untuk mengajar BTA sebentar," tolak Layla dengan halus. "Oh ... ya sudah kalo begitu, hati-hati di jalan ya," ungkap Sadewa. Binar di kedua netranya adalah binar cinta. 'Cinta pertama dan terakhir akan ia labuhkan hanya kepada Layla. πΊπΊπΊπΊπΊπΊ Setelah pulang dari kediaman Sadewa. Saskia dan teman-temannya berhenti sejenak di sebuah taman yang berada tak jauh dari jalan raya. "Kurang ajar kamu Sadewa! Aku takkan membiarkan kamu bahagia bersama Layla ....!" teriak Saskia sambil memukul stir. Keempat sahabatnya hanya diam dan mereka saling pandang dengan yang lainnya. Suasana menjadi hening, hanya terdengar suara kendaraan yang hilir mudik di jalan raya. "Eh Saskia, elu lihat gak sih penampilan Layla. Cantik dan anggun abis boo," seru Mita. Saskia menoleh dan menatap tajam kearah Mita. Tatapan berkilat dengan percik kemarahan yang tiada terkira. Pleetaakkk! "Aawww, sakiiit tau," Mita meringis kesakitan karena keningnya disentil oleh Viona. "Ohh ... sakit. Makanya kalo ngomong tuh difikir dulu pake ot*k," hardik Intan. Sementara itu Saskia yang suasana hatinya sedang kacau, semakin dongkol mendengar pujian Mita buat Layla. "Layla katamu cantik ... hellow bisa lihat gak sih kamu! Kalo dibandingkan sama Saskia, belum ada deh seujung kukunya," sahut Rani ikut bicara. Suasana menjadi sangat berisik, dan Saskia yang mendengar perdebatan sahabat-sahabatnya bertambah naik darah. "Diaaam .... ! Bisa diam gak kalian? Mendingan kalian turun deh dari mobil gue," hardik Saskia dengan wajah merah padam, suaranya naik empat oktaf. Semua sahabatnya terdiam karena terkejut. Mereka semua menundukkan kepalanya, tak ada yang berani menentang Saskia. Bagi mereka Saskia paling berkuasa dan semena-mena. "Kalian bukannya membantu mencari solusi, malah membuat kepala gue serasa hampir meledak," nada suaranya sedikit melemah. Saskia menatap mereka satu-persatu. Semua terdiam, sunyi hening ... hanya deru kendaraan dari jalan raya yang tak jauh dari tempat mereka berada. Saskia menoleh ke belakang dan menatap Rani dengan sinis. "Heee ... Saskiaa ...," Rani nyengir ketika Saskia melihat ke padanya. "Hahe, hahe," sambar Saskia, kentara sekali jika hatinya sedang dibakar amarah. "Kalian gak berguna tau gak ...! Percuma gue ngeluarin duit gede untuk kalian ...! hardik Saskia mengungkit semua pemberiannya dengan wajah mengerikan. "Viona ... balikin jam tangan gue," ucapnya dengan emosi yang siap meledak. Sedang Viona terkejut dengan semua ucapan Saskia yang tiba-tiba meminta kembali semua pemberiannya. Kemudian Saskia menoleh ke arah Intan. "Intan ... dari semua teman-teman gue. Elu yang paling kere! Balikin gaun gue yang elu pake," teriak Saskia dengan suara menggelegar sambil menatap Intan yang mengenakan gaun-nya. Mita, Rani, Intan dan Viona saling tatap. Sementara Intan wajahnya seketika memerah menahan malu dan sakit hati atas hinaan yang telah di lontarkan Saskia kepadanya. Namun ia tak mampu mengelak, karena semua ucapan itu benar adanya. "Rani ... elu juga balikin heels gue." "Kalian bertiga segera turun dari mobil gue dan jangan lupa gaun yang elu pake segera balikin. Masih mending gue gak memaksa elu untuk melepasnya saat ini juga! Elu ... lepasin jam tangan gue, dan elu lepas heels, segera turun dari mobil ...!" hardik Saskia tanpa merasa iba sedikit pun terhadap mereka. Rani, Intan dan Viona segera melepaskan apa yang di pinta oleh Saskia, lalu mereka bertiga pun segera turun dari mobil Saskia. Brraaakk! Mita yang berada di dalam mobil terperanjat disaat Saskia menutup pintu mobil dengan kencang. Mita menatap ketiga sahabatnya yang di usir Saskia dan diturunkan di jalan hanya mampu terdiam. Dengan kecepatan tinggi Saskia melajukan mobilnya, meninggalkan mereka bertiga tanpa merasa iba. Intan terduduk lemah, ia menangis sesenggukan, hatinya benar-benar terluka atas hinaan Saskia. "Sabar Intan ... Saskia emang keterlaluan. Kita udah gak di anggap lagi olehnya mentang-mentang ia sudah menjadi model," gerutu Viona dengan kesal. "Saskia betul-betul telah berubah," sahut Rani dengan wajah datar. "Terus gimana caranya kita pulang! Malu tau gak pake alas kaki," kata Rani dengan raut wajahnya yang nampak sedih. "Mulai saat ini aku akan menjauh dari Saskia. Ucapan dia emang betul dan aku sadar! Memang aku orang miskin dan tak sepadan dengan kalian ...!" Intan berlalu dari hadapan Viona dan Rani. Perasaannya benar-benar sedih dan terluka karenanya. "Tan ... Intan ... tunggu ...!" seru Viona setelah mampu mencerna ucapan Intan. Intan tak menghiraukan panggilan Viona, ia semakin mempercepat langkahnya. Viona dan Rani terus mengejar Intan, nafas mereka tersengal, Rani dan Viona menatap kepergian Intan dengan wajah sedih. "Vi, Intan Vi ... Intan adalah gadis baik, hanya saja kita telah dibutakan oleh harta Saskia," Rani menundukkan kepalanya, raut wajahnya nampak sekali kesedihan. "Vi, kamu punya uang gak? Masak kita mau jalan kaki," tanya Rani kepada Viona. "Ada Ran, aku masih punya!" jawab Viona sembari menatap Rani, ia membuka tasnya dan mengambil uang dalam dompet. "Alhamdulilah, kita pulang gak jalan kaki," seru Rani dengan wajah berseri. "Tumben ingat alhamdulilah kamu," ejek Viona. "Indah ... Ran! Kalian beli deh alas kaki, sendal atau apa kek, dari pada nyeker gitu, emang gak malu," ujar Rani. "Iya Vi terimakasih ya," Rani terharu dengan semua kebaikan Viona kepadanya. Viona mengangguk sambil tersenyum dan mereka mencari toko yang menjual sendal lalu mereka mencari angkot untuk mrngantar kerumah masing-masing. POV Layla "Mbak, Mas Dewa itu ganteng ya," tanya Naysila ketika mereka sedang dalam perjalanan kembali. "Ihh kecil-kecil tau cowok ganteng ya?" jawab Layla ia tersenyum mendengar kata-kata Naysila. Hatinya sedang berbunga. "Yeee, Nay juga udah gede kali Mbak," sungut Naysila. "Hehehe, iya-ya Mbak lupa kalo adik Mbak yang cantik ini sudah beranjak dewasa." "Oh iya Mbak, Nay tadi rasanya mau mencabik-cabik wajah si Saskia itu lho," ucap Naysila dengan suara ketus. (Bersambung)6. Aku Merayu Tuhan Kedatangan Sadewa Penulis Lusia Sudarti Part 6 "Oh iya Mbak ... Nay tadi rasanya mau mencabik-cabik wajah si Saskia itu lho!" ucap Naysila dengan suara ketus. "Enggak boleh begitu dong Adik Mbak yang cantik. Biarin aja Saskia mau berbuat apa, bilang apa, kita gak usah melayaninya," Layla menasihati adiknya dengan lembut. Sementara motor mereka memasuki sebuah bangunan panti asuhan yang sebagian bangunannya mulai rapuh, dan sebagian dalam tahap pemugaran. "Ayo turun Dek, kita sudah sampai!" seru Layla, ia berhenti di panti asuhan yang berhadapan langsung dengan pesantren. "Aduh ... selamat datang ustadzah Layla," seorang wanita paruh baya menyambut mereka dengan senyuman yang merekah menghiasi wajahnya yang masih nampak ayu. "Assalamu'alaikum," sapa Layla, ia mencium takzim punggung tangan Ibu panti Ibu Aisyah. "Waalaikum salam cah ayu," jawab Ibu Aisyah sembari mengulas senyum. "Mari cah ayu kita masuk, kebetulan Anak-anak sedang berkumpul di dalam," sam
7. Aku Merayu Tuhan. Naysila Menggoda Layla dan Sadewa. Penulis: Lusia Sudarti Part 7"Gombal. Layla gak percaya Mas," kilahnya sembari memalingkan wajahnya karena malu. "Ya sudah kalau gak percaya," jawab Sadewa pura-pura marah.πΉπΉπΉπΉπΉπΉπΉπΉSetelah mereka selesai sholat berjamaah, kemudian Layla menuju ke dapur menyiapkan makan malam bersama Anjar dan Naysila.Sadewa seorang diri di ruang televisi sambil menikmati kopi susu. "Dek, ini di potong kecil-kecil mentimunnya," titah Layla kepada Naysila. "Oke Mbak!" Naysila segera melakukan apa yang di perintahkan oleh Layla. "Ibu duduk manis aja," Layla tersenyum menatap Anjar yang telah selesai menggoreng ayam. "Iya Sayang, ini juga udah selesai kok," sahut Anjar sembari menarik kursi untuk duduk. "Seandainya Bapak masih ada, beliau pasti bahagia melihat kami berhasil lulus dengan nilai tertinggi," ujar Layla dengan raut wajah yang tiba-tiba sedih. Semua terdiam mendengar ucapannya. Anjar mengalihkan pandangannya kearah Sade
8. Aku Merayu Tuhan Sadewa Diculik. Penulis : Lusia Sudarti Part 8Saskia sontak menoleh kebelakang, kedua netranya membola sempurna ketika melihat seseorang yang berdiri di belakangnya. "Ss ... !" Ucapan Saskia terhenti seketika melihat Layla telah berdiri dan menahan tangannya yang akan memukul Naysila. "Aawww, sakit! Lepaskan tanganku Layla!" bentaknya. "Apa! Sakit! Lepas kalo kamu bisa!" jawab Layla yang semakin mengeratkan cengkramannya. Orang-orang berkerumun menyaksikan pertengkaran mereka. "Enggak menyangka ya, ternyata cewek cantik itu berani melawan Saskia yang sombong itu!" bisik mereka. "Iya betul," balas yang lainnya. Sementara Sadewa memantau mereka dan berjaga seandainya Saskia berbuat nekat. "Saskia, udah ayo kita pergi! Lihat mereka semua menyaksikan kalian!" bisik Mita ditelinga Saskia yang sedang meringis menahan nyeri dipergelangan tangannya karena ulah Layla. "Layla! Lepasin!" teriak Saskia dengan wajah menahan sakit. Dengan sekali hentakan Layla mel
9. Aku Merayu Tuhan Menjadi Santapan Dukun Cab*l Penulis : Lusia Sudarti Part 9Saskia seolah terhipnotis dengan tatapan Ki Suro. Ia menyambut uluran tangan Ki Suro dan mengikutinya menuju ke sebuah kamar ...!Saskia tak menolak ketika tangan kekar berkulit gelap tersebut menarik dan membawanya keatas pembaringan. Ki Suro mendekatkan wajahnya kearah Saskia. Lalu melumat bibir Saskia dengan rakus. Aroma tembakau memyengat dari bibirnya. Saskia tersentak menerima serangan Ki Suro yang begitu cepat. Ia berusaha menghindari wajah Ki Suro.Namun bukan Ki Suro namanya jika tak dapat meluluhkan Saskia. Dengan gerakan cepat ia naik keatas pembaringan dan menindih tubuh Saskia.Sumpah demi apa Saskia bukannya mengelak dan marah, ia malah menikmati dan tak sabar menanti serangan dan sentuhan Ki Suro. Ki Suro yang mengetahui mangsanya telah luluh dengan tersenyum miring penuh kemenangan segera melucuti semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Meskipun Ki Suro telah berumur namun bentuk tub
10. Aku Merayu Tuhan Sadewa Masuk Jebakan Saskia. Penulis : Lusia Sudarti Part 10 Mita menikmati semuanya. Ia tak menyadari telah masuk dalam jebakan Ki Suro. Tak ada lagi yang dapat ia banggakan dari dirinya.Keperawanannya direnggut paksa oleh bandot tua yang doyan daun muda.π₯π₯π₯π₯π₯π₯π₯ Di sebuah kamar Sadewa tersadar dari pingsan-nya. Ia mengedarkan tatapan keseluruh sudut ruangan. Sadewa akan beranjak dari kursi, namun dia baru menyadari jika kedua tangan dan kakinya terikat di kursi dan mulutnya tertutup lakban. Tak ada yang dapat Sadewa lakukan kecuali terdiam sembari mengumpulkan sisa tenaganya. Pengaruh obat bius membuatnya sedikit lemah.Kedua kaki dan tangan-nya terikat begitu kuat di kursi. Ceklek! Ceklek!Tiba-tiba terdengar suara kunci di putar, dan tak lama kemudian daun pintu terbuka. Sosok Saskia dan Mita memasuki ruangan dimana Sadewa disekap dengan tubuh terikat. Saskia tersenyum miring melihat Sadewa yang juga menatapnya penuh dengan kebencian. "Hai Sa
11. Aku Merayu Tuhan Penulis : Lusia Sudarti Karma Buat Saskia Part 11Kedua sahabatnya tertegun mendengar ucapan Layla! Siti dan Rahayu saling pandang. Mereka pun tak tau harus berbuat apa demi menghibur sahabatnya itu. Berhari-hari Layla larut dalam kesedihan. Ia selalu bersujud memohon petunjuk dari Sang Khaliq agar Sadewa segera ditemukan dengan tak kurang suatu apapun. Diatas sajadah ia menumpahkan segala risalah hatinya di sepertiga malam Layla selalu mendoakan Sadewa demi keselamatan kekasih hatinya.Sementara waktu terus berjalan! Hari lamaran yang telah disepakati kedua keluarga semakin dekat, namun Sadewa belum juga ditemukan. Keluarga besar Sadewa panik dan kebingungan karena hingga saat ini Sadewa belum kembali dan raib seolah ditelan bumi. πΊπΊπΊπΊπΊπΊπΊSementara itu di tempat berbeda. Di villa di puncak Bogor, Sadewa yang telah terpengaruh guna-guna Saskia terlena dan tunduk bertekuk lutut dalam jerat cinta terlarang dari Saskia. Ia lupa segalanya, bahkan esok
12. Aku Merayu Tuhan. Pemakaman Saskia. Penulis : Lusia Sudarti Part 12Sementara mobil yang dikendarai Saskia ringsek dibagian kanan depan asap mengepul dari mobil miliknya.π₯π₯π₯π₯π₯Tangis pilu mewarnai pemakaman Saskia di TPU Pondok Kelapa ...! "Saskiaa ... Anakku ... bangun Nak! Jangan tinggalin Mama Nak. Banguuun ...!" teriak Julia Ibunya Saskia diiringi dengan jerit pilunya yang begitu menyayat hati. Jhony sang Suami juga Ayah dari Saskia memeluk erat tubuh Istrinya itu dengan raut kesedihan yang tampak jelas. "Ini semua salah Papa, karena terlalu memanjakan-nya ...!" jerit Julia kepada Suaminya sambil memukul dada Jhony dengan kedua tangan-nya. "Sabar Ma, sabar! Papa juga begitu kehilangan Ma!" desisnya dengan wajah penuh rasa putus asa. Para pelayat mengangkat Jenazah Saskia untuk dikebumikan. "Ayo Pak Jono. Bapak dari depan, Pak Mahmud di tengah sedangkan saya bagian kaki. Bapak Jhony, silahkan turun untuk meng-adzani Jenazah Mbak Saskia!" ujar Pak Ahmad sembari me
13. Aku Merayu Tuhan. Keberadaan Layla Di Temukan. Penulis : Lusia Sudarti Part 13Sadewa kebingungan seorang diri dan jalan fikiran-nya tiba-tiba buntu tak dapat berfikir dengan jernih. 'Apa yang harus aku lakukan ..." 'Disaatku menatap langit ... Saat Sadewa termenung dalam kebingungan-nya tiba-tiba gawainya berbunyi, ia segera mencari-cari letak benda berlogo apel tersebut! Dan pandangan-nya berhenti di atas nakas. Ia melangkah kearah nakas dan meraih benda yang terus bergetar dengan nada panggilan dari penyanyi yang sedang naik daun 'Tri Suaka' Dilayar ponsel tertera ... Mama memanggil, lalu ia menggeser layar untuk menerima panggilan dari Mamanya. (Halo Ma ...) (Halo Dewa ... subhanaallah ... dimana kamu Nak! Mama khawatir sama kamu Sayang! Kemana saja kamu selama ini? Acara lamaran kamu gagal total Dewa ...) suara sedih dari seberang telpon terdengar begitu memilukan. (Apa Ma! Acara lamaran Dewa? Melamar siapa Ma ...? Dewa gak ngerti ah. Dewa di Bogor saat ini di Vill
17. Aku Merayu Tuhan Pertemuan Dan Perpisahan Yang Mengharukan. Penulis : Lusia Sudarti Part 17 "Itu seperti Layla Mbak kamu Nay ...," seru Anjar dengan wajah berbinar.Sadewa hampir tak dapat menahan diri saat melihat pujaan hati yang telah lima tahun ia cari.Namun sinar matanya tiba-tiba meredup ketika melihat seorang lelaki yang berbicara dengan Layla dengan tatapan mesra.πΊπΊπΊπΊπΊ"Jadi bagaimana Ustadzah ... setuju tidak jika nanti malam sehabis melatih beberapa santri untuk bertilawah, kita mengadakan acara untuk merayakan tahun kelima Ustadzah Layla mengabdikan diri di Ponpes kita ini?" tanya Dika kepada Ustadzah Nurul disaat mereka sedang istirahat untuk menyantap makan siang mereka. "Eemm ... kalau saya sih setuju-setuju aja Ustadz Dika!" jawab Ustadzah Nurul sambil melirik kearah Layla sembari mengerlingkan kedua bola matanya.Ia faham betul jika Ustadz Dika mati-matian mengejar cinta Layla. Layla menangkap lirikan Ustadzah Nurul terhadap dirinya. "Oh rupanya para
16. Aku Merayu Tuhan. Siapakah Lelaki Tampan Itu? Penulis : Lusia Sudarti Part 16Suasana menjadi hening kembali dan semua larut dΓ lam fikiran masing-masing.πΉπΉπΉπΉπΉπΉπΉMereka memasuki Pekalongan kota yang juga terkenal dengan batiknya.Di pusat kota Sadewa mengemudi perlahan mencari lokasi hotel terdekat untuk mereka beristirahat karena lelah. Ia melirik arloji yang melingkar dipergelangan tangan-nya. 'Heem ... ternyata sekarang sudah jam 10 malam rupanya!" Sadewa menggumam sambil menoleh kearah Indri, Anjar dan Naysila yang terlelap dikursi masing-masing. 'Kasihan Mama, Ibu dan Naysila ... mereka pasti kelelahan." Sadewa kembali fokus mengemudi dan dari jauh ia melihat gedung megah yang berdiri di pusat kota Pekalongan. Untungnya lokasi hotel bintang 3 tersebut berada disisi kiri, jadi ia tak harus mencari jalan memutar untuk menuju kesana. Mobil berbelok dan memasuki halaman hotel dan seorang security memberikan ijin masuk setelah memeriksa mereka. "Ma ... Mama, bangun M
15. Aku Merayu Tuhan Layla Menerima Sebuah Surat. Penulis :Lusia Sudarti Part 15"Siapa dulu dong Mamanya! Ya kan Ma!" sahutnya sembari menatap Indri. Indri menjadi tersenyum mendengar pujian Sadewa. "Ooo ya jelas dong."β£β£β£β£β£β£POV LAYLASementara itu disebuah Pesantren yang jaraknya jauh di daerah pelosok Jawa Tengah Layla yang selalu berusaha menyembuhkan luka hatinya yang tak kunjung sembuh dengan menyibukkan diri mengajar dan mendidik baca tulis Alqur'an Anak-anak maupun remaja. Sebisa mungkin ia menyembunyikan sakit hati yang dialaminya terhadap Sadewa.Meskipun ia berusaha untuk tetap tegar dihadapan semua orang namun dia tetaplah wanita yang rapuh. Layla tak pernah sekalipun mengungkapkan semua itu kepada siapapun termasuk sahabat yang telah dikenalnya lima tahun ini."Assalamu'alaikum Kak Ustadzah Layla ..." Layla terkejut mendengar sebuah panggilan dari arah belakangnya lalu ia pun menghentikan aktivitasnya mengangkat jemuran yang terletak di belakang rumah yang disedia
14. Aku Merayu Tuhan. Menempuh Perjalanan Demi Sang Kekasih. Penulis : Lusia Sudarti Part 14 (SubhanaAllah Nak Dewa, benarkah yang Ibu dengar ini ....!) Akhirnya Sadewa, Indri, Naysila dan Anjar melakukan perjalanan kedaerah Jawa Tengah. Sadewa terlihat sangat bahagia begitupun dengan Indri, Anjar dan Naysila. Naysila sampai meminta ijin cuti untuk dua hari. Yah ... Naysila kini telah menjadi seorang perawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Hanya demi menjemput sang Kakak tercinta dia rela mengambil cuti untuk dua hari. Perjalanan mereka lumayan jauh jaraknya dan perjalanan dari Condet ke daerah Jawa Tengah. Namun masih sangat jauh dari Kota menuju ke Ponpes Darussalam. "Dewa pelan-pelan dong bawa mobilnya. Mama takut iihh ...!" titah Indri kepada Sadewa. "Ini udah pelan lho Ma! Lagi pula perjalanan kita masih sangat jauh. Dari pada kita kemalaman dijalan," sahut Indra yang tetap fokus mengemudi. "Kasihan Ibunya Layla juga Naysila itu lho!" imbuh Indri sambil memperhatikan
13. Aku Merayu Tuhan. Keberadaan Layla Di Temukan. Penulis : Lusia Sudarti Part 13Sadewa kebingungan seorang diri dan jalan fikiran-nya tiba-tiba buntu tak dapat berfikir dengan jernih. 'Apa yang harus aku lakukan ..." 'Disaatku menatap langit ... Saat Sadewa termenung dalam kebingungan-nya tiba-tiba gawainya berbunyi, ia segera mencari-cari letak benda berlogo apel tersebut! Dan pandangan-nya berhenti di atas nakas. Ia melangkah kearah nakas dan meraih benda yang terus bergetar dengan nada panggilan dari penyanyi yang sedang naik daun 'Tri Suaka' Dilayar ponsel tertera ... Mama memanggil, lalu ia menggeser layar untuk menerima panggilan dari Mamanya. (Halo Ma ...) (Halo Dewa ... subhanaallah ... dimana kamu Nak! Mama khawatir sama kamu Sayang! Kemana saja kamu selama ini? Acara lamaran kamu gagal total Dewa ...) suara sedih dari seberang telpon terdengar begitu memilukan. (Apa Ma! Acara lamaran Dewa? Melamar siapa Ma ...? Dewa gak ngerti ah. Dewa di Bogor saat ini di Vill
12. Aku Merayu Tuhan. Pemakaman Saskia. Penulis : Lusia Sudarti Part 12Sementara mobil yang dikendarai Saskia ringsek dibagian kanan depan asap mengepul dari mobil miliknya.π₯π₯π₯π₯π₯Tangis pilu mewarnai pemakaman Saskia di TPU Pondok Kelapa ...! "Saskiaa ... Anakku ... bangun Nak! Jangan tinggalin Mama Nak. Banguuun ...!" teriak Julia Ibunya Saskia diiringi dengan jerit pilunya yang begitu menyayat hati. Jhony sang Suami juga Ayah dari Saskia memeluk erat tubuh Istrinya itu dengan raut kesedihan yang tampak jelas. "Ini semua salah Papa, karena terlalu memanjakan-nya ...!" jerit Julia kepada Suaminya sambil memukul dada Jhony dengan kedua tangan-nya. "Sabar Ma, sabar! Papa juga begitu kehilangan Ma!" desisnya dengan wajah penuh rasa putus asa. Para pelayat mengangkat Jenazah Saskia untuk dikebumikan. "Ayo Pak Jono. Bapak dari depan, Pak Mahmud di tengah sedangkan saya bagian kaki. Bapak Jhony, silahkan turun untuk meng-adzani Jenazah Mbak Saskia!" ujar Pak Ahmad sembari me
11. Aku Merayu Tuhan Penulis : Lusia Sudarti Karma Buat Saskia Part 11Kedua sahabatnya tertegun mendengar ucapan Layla! Siti dan Rahayu saling pandang. Mereka pun tak tau harus berbuat apa demi menghibur sahabatnya itu. Berhari-hari Layla larut dalam kesedihan. Ia selalu bersujud memohon petunjuk dari Sang Khaliq agar Sadewa segera ditemukan dengan tak kurang suatu apapun. Diatas sajadah ia menumpahkan segala risalah hatinya di sepertiga malam Layla selalu mendoakan Sadewa demi keselamatan kekasih hatinya.Sementara waktu terus berjalan! Hari lamaran yang telah disepakati kedua keluarga semakin dekat, namun Sadewa belum juga ditemukan. Keluarga besar Sadewa panik dan kebingungan karena hingga saat ini Sadewa belum kembali dan raib seolah ditelan bumi. πΊπΊπΊπΊπΊπΊπΊSementara itu di tempat berbeda. Di villa di puncak Bogor, Sadewa yang telah terpengaruh guna-guna Saskia terlena dan tunduk bertekuk lutut dalam jerat cinta terlarang dari Saskia. Ia lupa segalanya, bahkan esok
10. Aku Merayu Tuhan Sadewa Masuk Jebakan Saskia. Penulis : Lusia Sudarti Part 10 Mita menikmati semuanya. Ia tak menyadari telah masuk dalam jebakan Ki Suro. Tak ada lagi yang dapat ia banggakan dari dirinya.Keperawanannya direnggut paksa oleh bandot tua yang doyan daun muda.π₯π₯π₯π₯π₯π₯π₯ Di sebuah kamar Sadewa tersadar dari pingsan-nya. Ia mengedarkan tatapan keseluruh sudut ruangan. Sadewa akan beranjak dari kursi, namun dia baru menyadari jika kedua tangan dan kakinya terikat di kursi dan mulutnya tertutup lakban. Tak ada yang dapat Sadewa lakukan kecuali terdiam sembari mengumpulkan sisa tenaganya. Pengaruh obat bius membuatnya sedikit lemah.Kedua kaki dan tangan-nya terikat begitu kuat di kursi. Ceklek! Ceklek!Tiba-tiba terdengar suara kunci di putar, dan tak lama kemudian daun pintu terbuka. Sosok Saskia dan Mita memasuki ruangan dimana Sadewa disekap dengan tubuh terikat. Saskia tersenyum miring melihat Sadewa yang juga menatapnya penuh dengan kebencian. "Hai Sa
9. Aku Merayu Tuhan Menjadi Santapan Dukun Cab*l Penulis : Lusia Sudarti Part 9Saskia seolah terhipnotis dengan tatapan Ki Suro. Ia menyambut uluran tangan Ki Suro dan mengikutinya menuju ke sebuah kamar ...!Saskia tak menolak ketika tangan kekar berkulit gelap tersebut menarik dan membawanya keatas pembaringan. Ki Suro mendekatkan wajahnya kearah Saskia. Lalu melumat bibir Saskia dengan rakus. Aroma tembakau memyengat dari bibirnya. Saskia tersentak menerima serangan Ki Suro yang begitu cepat. Ia berusaha menghindari wajah Ki Suro.Namun bukan Ki Suro namanya jika tak dapat meluluhkan Saskia. Dengan gerakan cepat ia naik keatas pembaringan dan menindih tubuh Saskia.Sumpah demi apa Saskia bukannya mengelak dan marah, ia malah menikmati dan tak sabar menanti serangan dan sentuhan Ki Suro. Ki Suro yang mengetahui mangsanya telah luluh dengan tersenyum miring penuh kemenangan segera melucuti semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Meskipun Ki Suro telah berumur namun bentuk tub