Share

Bab 7

Author: Lusia Sudarti
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

7. Aku Merayu Tuhan.

Naysila Menggoda Layla dan Sadewa.

Penulis: Lusia Sudarti

Part 7

"Gombal. Layla gak percaya Mas," kilahnya sembari memalingkan wajahnya karena malu.

"Ya sudah kalau gak percaya," jawab Sadewa pura-pura marah.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Setelah mereka selesai sholat berjamaah, kemudian Layla menuju ke dapur menyiapkan makan malam bersama Anjar dan Naysila.

Sadewa seorang diri di ruang televisi sambil menikmati kopi susu.

"Dek, ini di potong kecil-kecil mentimunnya," titah Layla kepada Naysila.

"Oke Mbak!" Naysila segera melakukan apa yang di perintahkan oleh Layla.

"Ibu duduk manis aja," Layla tersenyum menatap Anjar yang telah selesai menggoreng ayam.

"Iya Sayang, ini juga udah selesai kok," sahut Anjar sembari menarik kursi untuk duduk.

"Seandainya Bapak masih ada, beliau pasti bahagia melihat kami berhasil lulus dengan nilai tertinggi," ujar Layla dengan raut wajah yang tiba-tiba sedih. Semua terdiam mendengar ucapannya. Anjar mengalihkan pandangannya kearah Sadewa yang sedang menonton acara televisi seorang diri.

"Udahlah, Bapak telah bahagia disana," ucap Anjar membesarkan hati ke-dua putrinya yang memang dekat dengan almarhum suaminya.

Layla dan Naysila mengangguk dan menyelesaikan pekerjaan mereka.

"Mbak panggil Mas Dewa dulu dek. Tolong tuang air putihnya ya," ujar Layla.

"Siaap Mbak."

"Mas ayo kita makan," ajak Layla ketika telah tiba di ruang televisi. Sontak ...!

Sadewa pun menoleh kearah Layla. Ia tersenyum manis kepadanya.

"Ayo Mas buruan. Ditunggu Ibu sama Naysila di meja makan."

"Baiklah, ayo ..!" Sadewa mengikuti langkah Layla menuju meja makan.

"Ayo Nak Dewa kita makan," sapa Anjar ketika Sadewa dan Layla tiba.

"Iya Bu."

Mereka makan dengan lahap dan tak bersuara, hanya denting sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

Sadewa selalu mencuri pandang kearah Layla.

Naysila yang yang usil, timbul keisengan nya untuk menggoda Sadewa.

"Mbak, Mbak! Lihat tuh di kemeja Mas Dewa ada kecoa," ujar Naysila sambil mengulum senyum.

Layla sontak terkejut, begitu pun dengan Sadewa yang langsung berdiri mendengar ucapan Naysila.

Klunting!

Suara sendok jatuh karena terlempar tanpa sengaja.

"Mana-mana Dek!" ujar Sadewa sembari berdiri.

Wajahnya terlihat begitu panik sambil mencari keberadaan lipas yang di maksud Naysila.

"Iya mana Dek?" tanya Layla sambil mengamati kemeja Sadewa.

"Nay, gak boleh begitu dong! Kan dosa," sahut Anjar, ketika melihat Naysila menutup mulutnya menahan senyum.

Serentak Sadewa dan Layla menatap Naysila yang terkekeh tanpa rasa bersalah.

"Hehehe. Maaf, habis Mas Dewa selalu mencuri pandang ke Mbak terus dan mengabaikan makanannya," sahutnya.

Anjar, Layla dan Sadewa saling pandang. Lalu mereka tertawa terbahak-bahak.

Sadewa menjadi kikuk saat Anjar berucap untuk membelanya.

"Kamu ini, suka iseng banget. Biarin aja Mas Dewa memandang Mbak."

Layla dan Sadewa menundukkan kepalanya menahan malu.

"Ayo tambah lagi nasinya Nak," titah Anjar kepada Sadewa.

"Sudah cukup Bu. Sudah kenyang," tolaknya secara halus.

Mereka menyelesaikan makan yang sempat tertunda akibat ulah Naysila.

"Bu, bolehkah saya mengajak Layla dan Naysila ke panti untuk merayakan acara kelulusan. Jika Ibu bersedia Ibu ikut serta bersama kami," ujar Sadewa.

Layla dan Naysila menatap Ibu mereka. Menanti jawaban dengan harap-harap cemas.

"Boleh. Tapi dengan catatan jangan pulang terlalu larut," jawab Anjar sambil menatap mereka bertiga.

"Ibu gak ikut?" tanya Layla dengan nada sedikit kecewa.

"Ibu di rumah saja, Ibu mau istirahat," sahutnya.

Layla dan Naysila mengangguk mendengar jawaban Anjar.

"Ya sudah, kalian berangkat aja. Nanti malah kemalaman."

"Layla mau cuci piring dulu Bu," sahutnya. Namun Anjar melarangnya.

"Udah biarin Ibu aja. Kalian berangkat aja."

"Layla ambil tas dulu!" ujarnya sambil berlalu.

"Naysila juga!" Naysila pun beranjak menuju ke kamarnya.

"Bu, Layla berangkat dulu ya."

Anjar mengangguk. "Hati-hati ya Nak."

"Nay juga Bu."

"Iya Sayang," sahut Anjar sambil menyalami dan memeluk kedua putrinya.

"Dewa pamit Bu!" ujar Sadewa sembari mencium punggung tangan Ibunda Layla.

"Hati-hati ya Nak. Ibu titip anak Ibu," pesan Anjar kepada Sadewa.

"Iya Bu. Dewa akan jaga mereka berdua," Sadewa menjawab dengan mantap.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakhatuh."

"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakhatuh."

Mereka mengucapkan salam lalu melangkah menuju ke mobil.

Layla dan Naysila melambaikan tangan.

Tint!

Mobil melaju menembus keremangan jalan raya yang masih nampak ramai dan padat.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Musik mengalun lembut dari tape mobil yang dinyalakan oleh Sadewa.

Layla hanya terdiam menikmati syair dan musik.

'Aku coba merayu Tuhanku...

Syair lagu yang mampu membuat baper pendengarnya ...

Sementara Sadewa yang sedari tadi selalu mencuri pandang ke arah Layla.

Ia tersenyum dalam hati. 'Ya Allah, jaga selalu hatiku hanya untuk Layla hingga maut menjemputku, Amiin," Sadewa berdoa dalam hati.

"Eheem, heemm ...," Naysila kembali iseng, karena mendapati Sadewa yang terus mencuri-curi pandang dan senyum-senyum seorang diri.

Sontak Layla memutar tubuhnya lalu menatap Naysila yang yang tersenyum seolah tidak bersalah.

Sadewa melihat Naysila dari bayangan kaca spion. Naysila melihat tatapan Sadewa.

"Eh Mas Dewa, hehehe."

Sadewa tersenyum. "Sirik aja sih Adek Mas yang satu ini. Pamali ngintip orang pacaran, nanti ngiler lho ...," godanya.

Naysila menekuk wajahnya. "Ih nggak sirik ya. Mas Dewa tuh fokus ke jalan napa, ntar nabrak lho," sungutnya.

"Makanya cari pacar, biar gak gangguin Mas sama Mbak Layla hehehe," Sadewa terus menggoda Naysila.

Layla hanya senyum-senyum mendengar perdebatan antara Naysila dan Sadewa.

"Ih Nay punya pacar kok. Mas Dewa aja yang gak tau!" jawab Naysila dengan suara sedikit ketus.

"Oohhh yaaa."

Seketika Layla memutar tubuhnya dan kedua matanya membola.

Naysila yang keceplosan segera menutup mulutnya dengan jemari.

"Tapi bo-ong," kilahnya.

Layla menghela nafas perlahan, ia menjadi lega.

Di lampu merah Sadewa berhenti.

Mereka melihat para pedagang asongan, pengemis dan pengamen yang menawarkan jasa mereka. Satu anak kecil berusia sekitar delapan tahun berdiri diambil memegang gitar mini, lalu menyanyikan lagu.

Layla membuka kaca mobil lalu mengulurkan uang dua puluh ribu.

Dengan netra berbinar ia menerima uang pemberian Layla. "Makasih kak," ujarnya sambil mengulas senyum.

"Sama-sama cantik."

"Mas kita kemana dulu? kok jalan ini bukan menuju ke panti?" tanya Layla sambil menatap Sadewa yang sedang fokus mengemudi.

Ia menoleh ke arah Layla. "Kita ke mall dulu, membeli keperluan untuk kita di panti nanti," jawab Sadewa lembut.

Layla menganggukkan kepalanya.

Sementara Naysila wajahnya tiba-tiba sumringah mendengar ucapan Sadewa.

"Asyiiikk, bisa beli es cream!" teriaknya.

Layla dan Sadewa saling tatap, lalu mereka tertawa.

Sadar ia jadi bahan tertawaan, Naysila menekuk wajahnya kembali.

"Siapa juga yang mau beliin," goda Sadewa sambil mengulum senyum.

"Mas Dewa kan ganteng. Ya Mas ...," Naysila bersikap manja agar Sadewa mau membelikan es cream. Layla hanya senyum-senyum menanggapi sikap manja asiknya.

"Oke deh. Apa sih yang gak buat Adik Mas Dewa yang cantik ini," akhirnya hati Sadewa pun luluh.

"Yeesss, makasih Mas."

Layla dan Sadewa saling pandang lalu tersenyum.

Pusat perbelanjaan telah berada di depan mata. Sadewa turun dari mobil lalu membuka pintu untuk Layla. Mereka berjalan beriringan dan Naysila mengekor di belakangnya.

"Dek, ini credit card. Belanja semua kebutuhan untuk acara di panti ya!" Sadewa meraih jemari Layla dan memberikan kartu kredit di tangannya.

Layla mengangguk menerima kartu di tangannya.

Pengunjung mall begitu padat, banyak yang belanja, banyak juga yang hanya sekedar nongkrong sambil menikmati kopi dan es cream, ada juga yang ke wahana bermain bersama keluarga masing-masing.

Layla dan adiknya segera meraih troli yang tersedia dan mengambil keperluan untuk mereka.

"Mbak, Nay mau beli es cream dulu ya? Mbak gak pa-pa kan sama Mas Dewa," tanya Naysila.

"Iya Dek. Jangan lama-lama ya."

Naysila mengangguk lalu ikut antri untuk beli es cream favoritnya.

Tiba-tiba suasana menjadi riuh.

"Wah ada model yang sedang naik daun itu, namanya ... Saskia kalo gak salah," teriak dari salah satu ABG yang sedang antri.

"Mana, mana ...?" sahut yang lainnya.

"Minggir, minggir ..."

Suara sedikit kencang terdengar dari arah belakang.

Sontak ...!

Naysila memutar tubuh untuk melihat kegaduhan di belakangnya.

"Minggir ..."

Buugghh!

Bahu Naysila di tabrak oleh seseorang yang menyerobot antrian.

"Heeh, hati-hati dong kalo lewat ..."

Nayla terperanjat ketika ia menyadari bahwa yang menabraknya adalah Saskia.

"Kamu ...!"

"Kamu ...!"

Saskia pun tak kalah terkejut ketika cewek di samping kirinya yang ia tabrak adalah Naysila.

"Heehh, cewek sialan! Kenapa sih selalu menjadi bayangan kesialan gue. Mana Kakakmu yang sok cantik dan gat3l itu!" teriak Saskia.

Naysilla dan Saskia menjadi pusat perhatian para pengunjung mall.

"Saskia, hati-hati kalo bicara. Bukannya kamu yang kegat3lan!" teriak Naysila dengan wajah merah padam menahan amarahnya.

"Kenapa ...? Kamu malu punya Kakak yang harga dirinya rendah, serendah hidup kalian."

Naysila menatap orang-orang yang berkerumun menyaksikan pertikaian mereka, hatinya malu dan geram, mendengar penghinaan Saskia di depan umum.

"Jaga bicaramu Saskia. Kalo gak ...!"

"Kalo gak apa ...!"

Ucapan Naysila di potong oleh Saskia.

"Saskia, jangan mentang-mentang kamu sedang naik daun, lalu kamu seenaknya memaki-maki orang lain di depan umum. Aku rasa ini akan menjadi topik trending terkuaknya sifat asli kamu!" ujar Naysila sambil berdiri dengan santai dan melipat tangan di dada.

Saskia yang menyadari mereka menjadi pusat perhatian, bukannya berhenti namun semakin menjadi.

"Apa! Aku gak takut ... kamu mau ngancam aku ... !" Saskia mengangkat tangannya akan menampar Naysila. Namun sebelum keinginannya mencapai tujuan. Tiba-tiba ia merasakan tangannya berhenti dan...

Awww ..!

Saskia sontak menoleh kebelakang, kedua netranya membola sempurna ketika melihat seseorang yang berdiri dibelakangnya.

"Ss ...,"

(Bersambung)

Related chapters

  • Aku Merayu TuhanΒ Β Β Bab 8

    8. Aku Merayu Tuhan Sadewa Diculik. Penulis : Lusia Sudarti Part 8Saskia sontak menoleh kebelakang, kedua netranya membola sempurna ketika melihat seseorang yang berdiri di belakangnya. "Ss ... !" Ucapan Saskia terhenti seketika melihat Layla telah berdiri dan menahan tangannya yang akan memukul Naysila. "Aawww, sakit! Lepaskan tanganku Layla!" bentaknya. "Apa! Sakit! Lepas kalo kamu bisa!" jawab Layla yang semakin mengeratkan cengkramannya. Orang-orang berkerumun menyaksikan pertengkaran mereka. "Enggak menyangka ya, ternyata cewek cantik itu berani melawan Saskia yang sombong itu!" bisik mereka. "Iya betul," balas yang lainnya. Sementara Sadewa memantau mereka dan berjaga seandainya Saskia berbuat nekat. "Saskia, udah ayo kita pergi! Lihat mereka semua menyaksikan kalian!" bisik Mita ditelinga Saskia yang sedang meringis menahan nyeri dipergelangan tangannya karena ulah Layla. "Layla! Lepasin!" teriak Saskia dengan wajah menahan sakit. Dengan sekali hentakan Layla mel

  • Aku Merayu TuhanΒ Β Β Bab 9

    9. Aku Merayu Tuhan Menjadi Santapan Dukun Cab*l Penulis : Lusia Sudarti Part 9Saskia seolah terhipnotis dengan tatapan Ki Suro. Ia menyambut uluran tangan Ki Suro dan mengikutinya menuju ke sebuah kamar ...!Saskia tak menolak ketika tangan kekar berkulit gelap tersebut menarik dan membawanya keatas pembaringan. Ki Suro mendekatkan wajahnya kearah Saskia. Lalu melumat bibir Saskia dengan rakus. Aroma tembakau memyengat dari bibirnya. Saskia tersentak menerima serangan Ki Suro yang begitu cepat. Ia berusaha menghindari wajah Ki Suro.Namun bukan Ki Suro namanya jika tak dapat meluluhkan Saskia. Dengan gerakan cepat ia naik keatas pembaringan dan menindih tubuh Saskia.Sumpah demi apa Saskia bukannya mengelak dan marah, ia malah menikmati dan tak sabar menanti serangan dan sentuhan Ki Suro. Ki Suro yang mengetahui mangsanya telah luluh dengan tersenyum miring penuh kemenangan segera melucuti semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Meskipun Ki Suro telah berumur namun bentuk tub

  • Aku Merayu TuhanΒ Β Β Bab 10

    10. Aku Merayu Tuhan Sadewa Masuk Jebakan Saskia. Penulis : Lusia Sudarti Part 10 Mita menikmati semuanya. Ia tak menyadari telah masuk dalam jebakan Ki Suro. Tak ada lagi yang dapat ia banggakan dari dirinya.Keperawanannya direnggut paksa oleh bandot tua yang doyan daun muda.πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€ Di sebuah kamar Sadewa tersadar dari pingsan-nya. Ia mengedarkan tatapan keseluruh sudut ruangan. Sadewa akan beranjak dari kursi, namun dia baru menyadari jika kedua tangan dan kakinya terikat di kursi dan mulutnya tertutup lakban. Tak ada yang dapat Sadewa lakukan kecuali terdiam sembari mengumpulkan sisa tenaganya. Pengaruh obat bius membuatnya sedikit lemah.Kedua kaki dan tangan-nya terikat begitu kuat di kursi. Ceklek! Ceklek!Tiba-tiba terdengar suara kunci di putar, dan tak lama kemudian daun pintu terbuka. Sosok Saskia dan Mita memasuki ruangan dimana Sadewa disekap dengan tubuh terikat. Saskia tersenyum miring melihat Sadewa yang juga menatapnya penuh dengan kebencian. "Hai Sa

  • Aku Merayu TuhanΒ Β Β Bab 11

    11. Aku Merayu Tuhan Penulis : Lusia Sudarti Karma Buat Saskia Part 11Kedua sahabatnya tertegun mendengar ucapan Layla! Siti dan Rahayu saling pandang. Mereka pun tak tau harus berbuat apa demi menghibur sahabatnya itu. Berhari-hari Layla larut dalam kesedihan. Ia selalu bersujud memohon petunjuk dari Sang Khaliq agar Sadewa segera ditemukan dengan tak kurang suatu apapun. Diatas sajadah ia menumpahkan segala risalah hatinya di sepertiga malam Layla selalu mendoakan Sadewa demi keselamatan kekasih hatinya.Sementara waktu terus berjalan! Hari lamaran yang telah disepakati kedua keluarga semakin dekat, namun Sadewa belum juga ditemukan. Keluarga besar Sadewa panik dan kebingungan karena hingga saat ini Sadewa belum kembali dan raib seolah ditelan bumi. 🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺Sementara itu di tempat berbeda. Di villa di puncak Bogor, Sadewa yang telah terpengaruh guna-guna Saskia terlena dan tunduk bertekuk lutut dalam jerat cinta terlarang dari Saskia. Ia lupa segalanya, bahkan esok

  • Aku Merayu TuhanΒ Β Β Bab 12

    12. Aku Merayu Tuhan. Pemakaman Saskia. Penulis : Lusia Sudarti Part 12Sementara mobil yang dikendarai Saskia ringsek dibagian kanan depan asap mengepul dari mobil miliknya.πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€Tangis pilu mewarnai pemakaman Saskia di TPU Pondok Kelapa ...! "Saskiaa ... Anakku ... bangun Nak! Jangan tinggalin Mama Nak. Banguuun ...!" teriak Julia Ibunya Saskia diiringi dengan jerit pilunya yang begitu menyayat hati. Jhony sang Suami juga Ayah dari Saskia memeluk erat tubuh Istrinya itu dengan raut kesedihan yang tampak jelas. "Ini semua salah Papa, karena terlalu memanjakan-nya ...!" jerit Julia kepada Suaminya sambil memukul dada Jhony dengan kedua tangan-nya. "Sabar Ma, sabar! Papa juga begitu kehilangan Ma!" desisnya dengan wajah penuh rasa putus asa. Para pelayat mengangkat Jenazah Saskia untuk dikebumikan. "Ayo Pak Jono. Bapak dari depan, Pak Mahmud di tengah sedangkan saya bagian kaki. Bapak Jhony, silahkan turun untuk meng-adzani Jenazah Mbak Saskia!" ujar Pak Ahmad sembari me

  • Aku Merayu TuhanΒ Β Β Bab 13

    13. Aku Merayu Tuhan. Keberadaan Layla Di Temukan. Penulis : Lusia Sudarti Part 13Sadewa kebingungan seorang diri dan jalan fikiran-nya tiba-tiba buntu tak dapat berfikir dengan jernih. 'Apa yang harus aku lakukan ..." 'Disaatku menatap langit ... Saat Sadewa termenung dalam kebingungan-nya tiba-tiba gawainya berbunyi, ia segera mencari-cari letak benda berlogo apel tersebut! Dan pandangan-nya berhenti di atas nakas. Ia melangkah kearah nakas dan meraih benda yang terus bergetar dengan nada panggilan dari penyanyi yang sedang naik daun 'Tri Suaka' Dilayar ponsel tertera ... Mama memanggil, lalu ia menggeser layar untuk menerima panggilan dari Mamanya. (Halo Ma ...) (Halo Dewa ... subhanaallah ... dimana kamu Nak! Mama khawatir sama kamu Sayang! Kemana saja kamu selama ini? Acara lamaran kamu gagal total Dewa ...) suara sedih dari seberang telpon terdengar begitu memilukan. (Apa Ma! Acara lamaran Dewa? Melamar siapa Ma ...? Dewa gak ngerti ah. Dewa di Bogor saat ini di Vill

  • Aku Merayu TuhanΒ Β Β Bab 14

    14. Aku Merayu Tuhan. Menempuh Perjalanan Demi Sang Kekasih. Penulis : Lusia Sudarti Part 14 (SubhanaAllah Nak Dewa, benarkah yang Ibu dengar ini ....!) Akhirnya Sadewa, Indri, Naysila dan Anjar melakukan perjalanan kedaerah Jawa Tengah. Sadewa terlihat sangat bahagia begitupun dengan Indri, Anjar dan Naysila. Naysila sampai meminta ijin cuti untuk dua hari. Yah ... Naysila kini telah menjadi seorang perawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Hanya demi menjemput sang Kakak tercinta dia rela mengambil cuti untuk dua hari. Perjalanan mereka lumayan jauh jaraknya dan perjalanan dari Condet ke daerah Jawa Tengah. Namun masih sangat jauh dari Kota menuju ke Ponpes Darussalam. "Dewa pelan-pelan dong bawa mobilnya. Mama takut iihh ...!" titah Indri kepada Sadewa. "Ini udah pelan lho Ma! Lagi pula perjalanan kita masih sangat jauh. Dari pada kita kemalaman dijalan," sahut Indra yang tetap fokus mengemudi. "Kasihan Ibunya Layla juga Naysila itu lho!" imbuh Indri sambil memperhatikan

  • Aku Merayu TuhanΒ Β Β Bab 15

    15. Aku Merayu Tuhan Layla Menerima Sebuah Surat. Penulis :Lusia Sudarti Part 15"Siapa dulu dong Mamanya! Ya kan Ma!" sahutnya sembari menatap Indri. Indri menjadi tersenyum mendengar pujian Sadewa. "Ooo ya jelas dong."❣❣❣❣❣❣POV LAYLASementara itu disebuah Pesantren yang jaraknya jauh di daerah pelosok Jawa Tengah Layla yang selalu berusaha menyembuhkan luka hatinya yang tak kunjung sembuh dengan menyibukkan diri mengajar dan mendidik baca tulis Alqur'an Anak-anak maupun remaja. Sebisa mungkin ia menyembunyikan sakit hati yang dialaminya terhadap Sadewa.Meskipun ia berusaha untuk tetap tegar dihadapan semua orang namun dia tetaplah wanita yang rapuh. Layla tak pernah sekalipun mengungkapkan semua itu kepada siapapun termasuk sahabat yang telah dikenalnya lima tahun ini."Assalamu'alaikum Kak Ustadzah Layla ..." Layla terkejut mendengar sebuah panggilan dari arah belakangnya lalu ia pun menghentikan aktivitasnya mengangkat jemuran yang terletak di belakang rumah yang disedia

Latest chapter

  • Aku Merayu TuhanΒ Β Β Bab 17

    17. Aku Merayu Tuhan Pertemuan Dan Perpisahan Yang Mengharukan. Penulis : Lusia Sudarti Part 17 "Itu seperti Layla Mbak kamu Nay ...," seru Anjar dengan wajah berbinar.Sadewa hampir tak dapat menahan diri saat melihat pujaan hati yang telah lima tahun ia cari.Namun sinar matanya tiba-tiba meredup ketika melihat seorang lelaki yang berbicara dengan Layla dengan tatapan mesra.🌺🌺🌺🌺🌺"Jadi bagaimana Ustadzah ... setuju tidak jika nanti malam sehabis melatih beberapa santri untuk bertilawah, kita mengadakan acara untuk merayakan tahun kelima Ustadzah Layla mengabdikan diri di Ponpes kita ini?" tanya Dika kepada Ustadzah Nurul disaat mereka sedang istirahat untuk menyantap makan siang mereka. "Eemm ... kalau saya sih setuju-setuju aja Ustadz Dika!" jawab Ustadzah Nurul sambil melirik kearah Layla sembari mengerlingkan kedua bola matanya.Ia faham betul jika Ustadz Dika mati-matian mengejar cinta Layla. Layla menangkap lirikan Ustadzah Nurul terhadap dirinya. "Oh rupanya para

  • Aku Merayu TuhanΒ Β Β Bab 16

    16. Aku Merayu Tuhan. Siapakah Lelaki Tampan Itu? Penulis : Lusia Sudarti Part 16Suasana menjadi hening kembali dan semua larut dàlam fikiran masing-masing.🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹Mereka memasuki Pekalongan kota yang juga terkenal dengan batiknya.Di pusat kota Sadewa mengemudi perlahan mencari lokasi hotel terdekat untuk mereka beristirahat karena lelah. Ia melirik arloji yang melingkar dipergelangan tangan-nya. 'Heem ... ternyata sekarang sudah jam 10 malam rupanya!" Sadewa menggumam sambil menoleh kearah Indri, Anjar dan Naysila yang terlelap dikursi masing-masing. 'Kasihan Mama, Ibu dan Naysila ... mereka pasti kelelahan." Sadewa kembali fokus mengemudi dan dari jauh ia melihat gedung megah yang berdiri di pusat kota Pekalongan. Untungnya lokasi hotel bintang 3 tersebut berada disisi kiri, jadi ia tak harus mencari jalan memutar untuk menuju kesana. Mobil berbelok dan memasuki halaman hotel dan seorang security memberikan ijin masuk setelah memeriksa mereka. "Ma ... Mama, bangun M

  • Aku Merayu TuhanΒ Β Β Bab 15

    15. Aku Merayu Tuhan Layla Menerima Sebuah Surat. Penulis :Lusia Sudarti Part 15"Siapa dulu dong Mamanya! Ya kan Ma!" sahutnya sembari menatap Indri. Indri menjadi tersenyum mendengar pujian Sadewa. "Ooo ya jelas dong."❣❣❣❣❣❣POV LAYLASementara itu disebuah Pesantren yang jaraknya jauh di daerah pelosok Jawa Tengah Layla yang selalu berusaha menyembuhkan luka hatinya yang tak kunjung sembuh dengan menyibukkan diri mengajar dan mendidik baca tulis Alqur'an Anak-anak maupun remaja. Sebisa mungkin ia menyembunyikan sakit hati yang dialaminya terhadap Sadewa.Meskipun ia berusaha untuk tetap tegar dihadapan semua orang namun dia tetaplah wanita yang rapuh. Layla tak pernah sekalipun mengungkapkan semua itu kepada siapapun termasuk sahabat yang telah dikenalnya lima tahun ini."Assalamu'alaikum Kak Ustadzah Layla ..." Layla terkejut mendengar sebuah panggilan dari arah belakangnya lalu ia pun menghentikan aktivitasnya mengangkat jemuran yang terletak di belakang rumah yang disedia

  • Aku Merayu TuhanΒ Β Β Bab 14

    14. Aku Merayu Tuhan. Menempuh Perjalanan Demi Sang Kekasih. Penulis : Lusia Sudarti Part 14 (SubhanaAllah Nak Dewa, benarkah yang Ibu dengar ini ....!) Akhirnya Sadewa, Indri, Naysila dan Anjar melakukan perjalanan kedaerah Jawa Tengah. Sadewa terlihat sangat bahagia begitupun dengan Indri, Anjar dan Naysila. Naysila sampai meminta ijin cuti untuk dua hari. Yah ... Naysila kini telah menjadi seorang perawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Hanya demi menjemput sang Kakak tercinta dia rela mengambil cuti untuk dua hari. Perjalanan mereka lumayan jauh jaraknya dan perjalanan dari Condet ke daerah Jawa Tengah. Namun masih sangat jauh dari Kota menuju ke Ponpes Darussalam. "Dewa pelan-pelan dong bawa mobilnya. Mama takut iihh ...!" titah Indri kepada Sadewa. "Ini udah pelan lho Ma! Lagi pula perjalanan kita masih sangat jauh. Dari pada kita kemalaman dijalan," sahut Indra yang tetap fokus mengemudi. "Kasihan Ibunya Layla juga Naysila itu lho!" imbuh Indri sambil memperhatikan

  • Aku Merayu TuhanΒ Β Β Bab 13

    13. Aku Merayu Tuhan. Keberadaan Layla Di Temukan. Penulis : Lusia Sudarti Part 13Sadewa kebingungan seorang diri dan jalan fikiran-nya tiba-tiba buntu tak dapat berfikir dengan jernih. 'Apa yang harus aku lakukan ..." 'Disaatku menatap langit ... Saat Sadewa termenung dalam kebingungan-nya tiba-tiba gawainya berbunyi, ia segera mencari-cari letak benda berlogo apel tersebut! Dan pandangan-nya berhenti di atas nakas. Ia melangkah kearah nakas dan meraih benda yang terus bergetar dengan nada panggilan dari penyanyi yang sedang naik daun 'Tri Suaka' Dilayar ponsel tertera ... Mama memanggil, lalu ia menggeser layar untuk menerima panggilan dari Mamanya. (Halo Ma ...) (Halo Dewa ... subhanaallah ... dimana kamu Nak! Mama khawatir sama kamu Sayang! Kemana saja kamu selama ini? Acara lamaran kamu gagal total Dewa ...) suara sedih dari seberang telpon terdengar begitu memilukan. (Apa Ma! Acara lamaran Dewa? Melamar siapa Ma ...? Dewa gak ngerti ah. Dewa di Bogor saat ini di Vill

  • Aku Merayu TuhanΒ Β Β Bab 12

    12. Aku Merayu Tuhan. Pemakaman Saskia. Penulis : Lusia Sudarti Part 12Sementara mobil yang dikendarai Saskia ringsek dibagian kanan depan asap mengepul dari mobil miliknya.πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€Tangis pilu mewarnai pemakaman Saskia di TPU Pondok Kelapa ...! "Saskiaa ... Anakku ... bangun Nak! Jangan tinggalin Mama Nak. Banguuun ...!" teriak Julia Ibunya Saskia diiringi dengan jerit pilunya yang begitu menyayat hati. Jhony sang Suami juga Ayah dari Saskia memeluk erat tubuh Istrinya itu dengan raut kesedihan yang tampak jelas. "Ini semua salah Papa, karena terlalu memanjakan-nya ...!" jerit Julia kepada Suaminya sambil memukul dada Jhony dengan kedua tangan-nya. "Sabar Ma, sabar! Papa juga begitu kehilangan Ma!" desisnya dengan wajah penuh rasa putus asa. Para pelayat mengangkat Jenazah Saskia untuk dikebumikan. "Ayo Pak Jono. Bapak dari depan, Pak Mahmud di tengah sedangkan saya bagian kaki. Bapak Jhony, silahkan turun untuk meng-adzani Jenazah Mbak Saskia!" ujar Pak Ahmad sembari me

  • Aku Merayu TuhanΒ Β Β Bab 11

    11. Aku Merayu Tuhan Penulis : Lusia Sudarti Karma Buat Saskia Part 11Kedua sahabatnya tertegun mendengar ucapan Layla! Siti dan Rahayu saling pandang. Mereka pun tak tau harus berbuat apa demi menghibur sahabatnya itu. Berhari-hari Layla larut dalam kesedihan. Ia selalu bersujud memohon petunjuk dari Sang Khaliq agar Sadewa segera ditemukan dengan tak kurang suatu apapun. Diatas sajadah ia menumpahkan segala risalah hatinya di sepertiga malam Layla selalu mendoakan Sadewa demi keselamatan kekasih hatinya.Sementara waktu terus berjalan! Hari lamaran yang telah disepakati kedua keluarga semakin dekat, namun Sadewa belum juga ditemukan. Keluarga besar Sadewa panik dan kebingungan karena hingga saat ini Sadewa belum kembali dan raib seolah ditelan bumi. 🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺Sementara itu di tempat berbeda. Di villa di puncak Bogor, Sadewa yang telah terpengaruh guna-guna Saskia terlena dan tunduk bertekuk lutut dalam jerat cinta terlarang dari Saskia. Ia lupa segalanya, bahkan esok

  • Aku Merayu TuhanΒ Β Β Bab 10

    10. Aku Merayu Tuhan Sadewa Masuk Jebakan Saskia. Penulis : Lusia Sudarti Part 10 Mita menikmati semuanya. Ia tak menyadari telah masuk dalam jebakan Ki Suro. Tak ada lagi yang dapat ia banggakan dari dirinya.Keperawanannya direnggut paksa oleh bandot tua yang doyan daun muda.πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€ Di sebuah kamar Sadewa tersadar dari pingsan-nya. Ia mengedarkan tatapan keseluruh sudut ruangan. Sadewa akan beranjak dari kursi, namun dia baru menyadari jika kedua tangan dan kakinya terikat di kursi dan mulutnya tertutup lakban. Tak ada yang dapat Sadewa lakukan kecuali terdiam sembari mengumpulkan sisa tenaganya. Pengaruh obat bius membuatnya sedikit lemah.Kedua kaki dan tangan-nya terikat begitu kuat di kursi. Ceklek! Ceklek!Tiba-tiba terdengar suara kunci di putar, dan tak lama kemudian daun pintu terbuka. Sosok Saskia dan Mita memasuki ruangan dimana Sadewa disekap dengan tubuh terikat. Saskia tersenyum miring melihat Sadewa yang juga menatapnya penuh dengan kebencian. "Hai Sa

  • Aku Merayu TuhanΒ Β Β Bab 9

    9. Aku Merayu Tuhan Menjadi Santapan Dukun Cab*l Penulis : Lusia Sudarti Part 9Saskia seolah terhipnotis dengan tatapan Ki Suro. Ia menyambut uluran tangan Ki Suro dan mengikutinya menuju ke sebuah kamar ...!Saskia tak menolak ketika tangan kekar berkulit gelap tersebut menarik dan membawanya keatas pembaringan. Ki Suro mendekatkan wajahnya kearah Saskia. Lalu melumat bibir Saskia dengan rakus. Aroma tembakau memyengat dari bibirnya. Saskia tersentak menerima serangan Ki Suro yang begitu cepat. Ia berusaha menghindari wajah Ki Suro.Namun bukan Ki Suro namanya jika tak dapat meluluhkan Saskia. Dengan gerakan cepat ia naik keatas pembaringan dan menindih tubuh Saskia.Sumpah demi apa Saskia bukannya mengelak dan marah, ia malah menikmati dan tak sabar menanti serangan dan sentuhan Ki Suro. Ki Suro yang mengetahui mangsanya telah luluh dengan tersenyum miring penuh kemenangan segera melucuti semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Meskipun Ki Suro telah berumur namun bentuk tub

DMCA.com Protection Status