Tiga puluh menit berlalu, dahi Risna sudah dipenuhi butiran keringat. Doni tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan kekuatan fisik, masih mempertahankan penampilan yang sama seperti saat baru saja memulai pertarungan.Risna hanya bisa mengerutkan kening, kekuatan orang ini benar-benar menakutkan!Yang membuatnya sedikit panik adalah Risna sudah menyadari sedikit rasa lelah di tubuhnya. Risna mengatupkan giginya, merasa inilah saatnya untuk mengeluarkan kekuatan sepenuhnya. Risna tidak berani mengendur, tapi juga meningkatkan serangannya....Empat puluh menit berlalu, dan ekspresi Bing Risna benar-benar berubah. Doni masih tanpa luka, bergerak dengan sangat lancar, tetapi dirinya mulai terengah-engah, terutama karena baru saja memperkuat serangannya dan konsumsinya meningkat. Lengannya sedikit pegal hingga menguras kekuatannya.Kekuatan dalam Doni begitu menakutkan. Apa orang ini sudah berlatih sejak dalam kandungan ibunya?Risna diam-diam menarik napas dalam-dalam, menghentikan seranga
Melihat anggota Keluarga Pangestu menyerang secara bersama, Doni tidak bergeming dan pertama-tama meluncurkan pukulan ke arah Risna, memaksanya untuk mundur terhuyung beberapa langkah sebelum menyerbu ke arah anggota Keluarga Pangestu dengan sengit.Dia menyerang sambil tertawa, "Para anggota keluargamu ini benar-benar nggak bertanggung jawab, baru bisa membantu sampai waktunya sudah terlambat. Kalau bertarung sebentar lagi, nonamu akan mati kelelahan!"Buk!Buk!Buk!Saat suara tinju dan tendangan terus bergema, tidak ada satu pun dari anggota Keluarga Pangestu yang bisa melawan. Mereka semua melayang oleh pukulan Doni hingga jatuh ke lantai dan berguling-guling kesakitan tanpa ada yang bisa berdiri lagi.Risna tampak cemas, dia sama sekali tidak menyangka Doni akan begitu kuat. Ini benar-benar telah melampaui pengetahuan Risna. Dia sampai merasa mungkin kalau Reani sang ibu turun tangan, dia tetap bukan lawan Doni.Melihat anak buahnya tumbang, Risna takut Doni akan membunuhnya dan m
Melihat Risna yang memaksakan diri, Doni pun tersenyum, "Tidurlah kalau lelah, jangan memaksakan diri kalau nggak mau meninggalkan luka yang kelam. Sudah kubilang aku akan mengampunimu. Kalau kamu merasa pertarungan hari ini nggak menyenangkan, ayo bertarung lagi lain kali."Setelah mengatakan itu, dia mengembuskan napas ke arah wajah Risna, "Tidur, tidurlah dengan tenang!"Risna merasakan bulu matanya gatal dan tidak bisa menahan diri untuk memejamkan matanya, lalu dia pun langsung tertidur."Gadis yang keras kepala!" Doni memutar kepalanya untuk melihat ke arah dua anggota Keluarga Pangestu yang baru saja berdiri dan berkata, "Nona kalian kelelahan, gendong dia kembali. Ingat, jangan pergi ke tempat Mardi, langsung kembali ke kediaman Keluarga Pangestu! Kalau nggak, takutnya nona kalian pasti akan dilecehkan oleh Mardi! Mengert?"Kedua anggota Keluarga Pangestu itu menatap Doni dengan wajah ketakutan dan menganggukkan kepala.Doni mendengus dengan mengancam dan berjalan ke kejauhan,
Ruang tamu Keluarga Kusmoyo hampir penuh dengan orang dan sekelompok kerabat Keluarga Kusmoyo yang dipimpin oleh Rupert mengelilingi empat orang Seno di tengah, semuanya menunjuk ke arah mereka dan mengumpat."Kembalikan uang kami, kami berpartisipasi dalam proyek Keluarga Wongso karena dipaksa oleh kalian!""Nggak kusangka kalian bersekongkol dengan Keluarga Wongso untuk merampas uang kami!""Kalian nggak setia pada keluarga!""Begitu banyak uang yang hilang dan cuma ada jaminan beberapa tanah usang! Keluarga Wongso melarikan diri, kalian harus mengganti kerugian kami!""Kalau nggak memercayai kalian, kami nggak akan kehilangan begitu banyak uang!"...Doni mengerti setelah mendengarkan beberapa kalimat, ternyata informasi Keluarga Wongso telah melarikan diri telah menyebar dan kerabat ini sangat tertekan dengan kerugian mereka sehingga mereka pergi ke rumah Keluarga Kusmoyo untuk menagih utang bersama."Heh!" Doni mencibir, "Kalian sendiri yang mengeluarkan uang itu dan nggak ada yan
Seno menghela napas, "Doni, sebaiknya kamu jangan terlibat dalam masalah hari ini. Aku sangat menyesal saat itu ....""Kakek, jangan khawatir ...." Doni memikirkannya dan berkata dengan sopan, "Sekarang perkembangan Kota Timung sangat cepat, aku melihat daerah perkotaan sudah sangat padat dan pasti akan diperluas. Sekarang ada tanah di tangan, cepat atau lambat nilainya akan meningkat."Begitu kata-kata itu terlontarkan dari mulutnya, semua orang yang hadir mencibir."Doni, kalau nggak berpendidikan jangan bicara omong kosong. Ada banyak tempat yang bagus di Kota Timung, pesisir ini adalah yang terburuk.""Benar! Masih mau dikembangkan? Apakah para pemimpinnya sudah gila? Kalau ingin mengembangkannya, mereka harus melakukannya di tempat yang bagus!""Bisa dikatakan harga saham ini akan naik dan turun lagi dalam 70 atau 80 tahun mendatang, sepertinya aku nggak akan melihat hari itu lagi!""Selain itu, kalau sebidang tanah ini memang punya nilai, apakah Keluarga Wongso masih akan melarik
Melihat Seno marah, Helen buru-buru mengusap dadanya dan melihat ke arah kerabatnya sambil berkata dengan suara rendah, "Grup Kusmoyo didirikan oleh kakek dari nol! Kalau sedikit saham nggak diberikan kepada kalian, itu juga nggak salah! Perilaku kalian saat ini disebut air susu dibalas air tuba!""Kak, ucapanmu ini sudah keterlaluan!" Selly berteriak."Hari ini berbeda dengan dulu! Selama bertahun-tahun, kita semua telah memberikan banyak kontribusi kepada grup. Bukankah kita masih layak mendapatkan saham sekecil itu? Selain itu, kerugian kami juga disebabkan oleh kalian!""Pertama, kalian yang menipu kami untuk berinvestasi! Kami memilih untuk percaya kepada karena kita semua adalah saudara dan itulah alasan kami memberikan uangnya! Alhasil, Keluarga Wongso langsung melarikan diri! Kalau nggak meminta kalian atas kerugian kami, kepada siapa lagi kami akan meminta!?""Kedua, perusahaan jelas punya uang! Bank meminjamkan cukup banyak kepada Grup Kusmoyo, tapi semua uang ini disalahguna
Setelah Doni menampar, dia masih belum lega dan menendangnya ke lantai, "Selly, kalau kamu menghina Helen lagi, setiap satu kalimat keluar, aku akan menamparmu!"Selly membelalakkan mata dan membeku saat melihat ke arah Doni, kemudian tiba-tiba berteriak dengan marah, "Beraninya kamu si kampungan yang hidup mengandalkan istri memukulku! Kalian semua lihatlah, dia berani memukulku!"Mata Doni menyipit dengan niat membunuh, "Terus kenapa kalau aku memukulmu? Seorang nona besar dengan mulut kotor seperti itu, inikah cara orang tuamu mengajarimu?"Selly melihat ke arah orang tuanya, kemudian ke arah Rupert dan berteriak, "Ibu, ayah, kakek! Dia berani memukulku! Kalau kalian nggak balas dendam untukku, aku nggak mau hidup lagi!"Rupert mendengus dingin, "Doni! Kejam sekali kamu terhadap keluargamu sendiri! Bisa-bisanya Keluarga Kusmoyo menghidupi orang tak tahu diri sepertimu! Helen, suamimu memukuli Selly. Menurutku, biarkan saja Selly menduduki posisi CEO-mu ini untuk membayar kerugian ya
"Berlutut dan mengakui kekalahan?" Doni tidak bisa menahan tawa."Semua orang sudah mendengarnya. Aku benar-benar berharap dia bisa menepati janjinya.""Kalau aku membeli kontrak-kontrak ini, Selly akan berlutut di sini dan mengakui kekalahan!"Selly mengatupkan bibirnya dan berbisik, "Bajingan."Meskipun dipukul sampai mati, Selly tidak percaya Doni bisa langsung mengeluarkan puluhan miliar. Saat ini apa yang Doni lakukan tidak lebih dari sekadar gertakan. Dia sudah melihat kartu as Doni.Akan tetapi, Doni menjentikkan jarinya, "Jangan mengoceh lagi, cepat keluarkan kontraknya dan pergi setelah menjualnya kepadaku. Ruangannya menjadi bau dengan begitu banyak orang berdesakkan di sini!"Beberapa kerabat Keluarga Kusmoyo saling menatap sebelum akhirnya salah satu dari mereka maju dan menyerahkan kontrak hipotek kepada Doni.Doni melirik sekilas, "8,46 miliar, hehe, jumlah kecil.""Jangan begitu sok!" Selly mencibir, "Teruslah berpura-pura, aku akan melihatmu!"Doni mengangkat bahu, kemu