Share

Bab 485

Randa terus menangis terisak-isak, tetapi tangannya mencengkeram manset Feri dengan erat. Tidak ada air mata di matanya.

Meski begitu, suara Randa sangat sedih dan mengundang rasa iba.

"Sembrono!" Alfred beranjak dari kursinya dan meraih tangan Intan. Dia berujar pada Nyonya Kartika yang melongo di samping. "Ibu, ayo kita pulang."

Nyonya Kartika menghilangkan ekspresi kaget di wajahnya, lalu beranjak dari kursi. Dia menoleh pada Nyonya Tina. "Tadi aku tengok Arnesa ke dalam. Arnesa sangat senang karena pikir kamu sudah datang, lalu jadi kecewa karena aku bukan kamu. Jadi ibu malah begitu lemah, tidak heran putrimu juga lemah. Kamu tahu sendiri demi siapa aku membuat onar di sini hari ini. Kalau kamu bisa menjadi ibu yang becus, jangan biarkan masalah hari ini dilewatkan begitu saja. Kalau tidak, aku memandang rendah kamu."

Intan berujar dengan tenang, "Ibu, ayo kita pergi. Setiap ibu memiliki sifat keibuan. Aku rasa Bibi Tina tahu apa yang harus dilakukan."

"Intan!" Nyonya Tina memangg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rakel
lanjut Thor,
goodnovel comment avatar
Teh Nimaz
gedek bngt sma ibunya arnesa.. duh mimin.. somga arnesa cere dah trus klw gk bolh blik krmh emknya biar dia hdup di rmh nya ortu intan.. bikin jngen hati ajh ih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status