Share

Bab 238

Tangan Mutiara pun gemetar saat menyerahkan tas kepada Intan.

Semua orang tidak berani memercayai informasi itu karena tidak ada orang yang hilang saat insiden pembantaian terjadi.

Terutama anak kecil, baik anak pelayan atau tuan muda dan nona, tidak ada yang hilang.

Intan terus mengatakan itu mustahil, tetapi timbul secercah harapan di hatinya.

Namun, Intan teringat pada kepala Erik dan pakaian yang dikenakan di potongan tubuhnya. Walau bersimbah darah, Intan tahu itu Erik karena dialah yang meminta orang membuat pakaian itu untuk Erik.

Pada saat itu, Intan pulang ke Kediaman Adipati Belima dan membuatkan pakaian untuk semua keponakannya.

Intan mengambil tas dengan tatapan mata bengong dan bergumam, "Mutiara, aku hanya pergi lihat. Aku tahu dia bukan, aku juga sudah tidak menaruh harapan, tapi ... tolong kamu pergi ke Paviliun Nilaru dan ambilkan mainan kesukaan Erik, mainan katapel yang kubuatkan untuknya, yang ada ukiran namanya, yang gagangnya kuwarnai ...."

"Aku tahu, aku tahu, ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status