Begitu Erik tidur pulas, Intan mendatangi Alfred dan memperlihatkan tulisan Erik pada Alfred.Perasaan Alfred sangat kompleks setelah membaca tulisan Erik. Apakah dia sangat mirip pedagang manusia yang menyiksa Erik?Mungkin saja. Alfred punya aura yang sangat agresif karena telah menghabiskan waktu selama bertahun-tahun di medan perang.Alfred perlahan menghela napas. "Pelan-pelan saja. Aku akan berusaha bersikap ramah dan lebih sering senyum padanya."Fisik dan batin Erik perlu disembuhkan."Maaf sudah merepotkanmu di sepanjang jalan ini." Rasa syukur Intan terhadap Alfred tidak dapat diungkapkan dengan ucapan terima kasih saja.Namun, ada satu hal yang harus Intan bicarakan dengan Alfred.Intan mengambil tusuk konde untuk menggerakkan sumbu lilin sehingga api menyala dengan lebih terang. Cahaya lilin di ruangan menyinari wajah Intan yang tidur dan bibir Intan yang pucat.Intan berkata perlahan, "Dengan kondisi Erik, dia tidak akan bisa berpisah dariku setidaknya untuk dua atau tiga
Pada akhirnya, di penginapan malam ini, ketika Alfred menggiring Intan turun dari kereta kuda, Erik memberanikan diri untuk melompat turun dari kereta kuda dan mengadang di tengah mereka, walau tubuhnya gemetar. Erik merentangkan tangan untuk melindungi Intan di belakangnya dan menatap Alfred dengan tatapan mata penuh rasa permusuhan.Erik sangat ketakutan. Kaki Erik yang kurus gemetar tiada henti. Bibirnya juga bergetar dan mengeluarkan suara tertahan untuk mengusir Alfred.Alfred dan Intan bertukar mata dengan bengong. Apa yang terjadi? Tidak hanya tidak efektif, malah menimbulkan efek sebaliknya."Ah!"Intan menepuk jidat karena tersadarkan. Erik tidak tahu bahwa dia sudah bukan istri Rudi, juga tidak tahu dia akan segera menikah dengan Alfred.Pada malam itu, Intan dan Erik berbincang sepanjang malam.Tidak bisa terus memperlakukan Erik seperti anak kecil lagi. Dalam dua tahun selama Erik mengemis di kalangan masyarakat, Erik dapat memahami banyak hal yang dia dengar.Erik bahkan m
Keesokan hari, Alfred sang kusir sangat bersemangat, walau ada lingkaran hitam di bawah matanya.Intan heran bagaimana Alfred bisa bersemangat walau kurang tidur.Selain lingkaran hitam di bawah mata, wajah dan mata Alfred bersinar terang.Setelah berbincang dengan Erik semalam, Serik sudah tidak begitu takut dan berwaspada lagi terhadap Alfred. Sesekali, Erik akan menyibak tirai dan diam-diam melihat Alfred dari belakang.Alfred seperti kakek? Kalau begitu, Alfred sangat hebat. Alfred hanya akan menyerang musuh, tidak akan menyakiti warga.Oleh karena itu, tidak perlu takut pada Alfred.Erik terus memberi tahu diri sendiri dalam hati di sepanjang jalan. Perlahan-lahan, Alfred menjadi seperti kakek dan ayahnya di mata Erik. Selain itu, Alfred akan menjadi suami dari bibi, menjadi kerabatnya.Saat sampai di Kabupaten Yaming, Erik mulai melakukan gestur tangan pada Alfred. Erik juga berani membiarkan Alfred membawanya pergi membeli kue sambil bergandengan tangan.Intan sangat senang terh
Rahman menyeka air mata. "Baguslah kalau masih hidup. Baguslah kalau masih hidup."Rahman beranjak dari kursi dan membungkuk. "Kaisar, maaf aku lepas kendali.""Aku juga hampir lepas kendali. Ini bukan salahmu. Siapa yang tidak senang setelah mendengar kabar ini?" Kaisar tersenyum berseri-seri. Lalu, Kaisar segera memberi perintah karena teringat pada sesuatu, "Bimo, kamu pergi ke Kediaman Keluarga Kosasih atau ke kantor prefektur ibu kota untuk cari Tuan Hendri dan sampaikan kabar ini padanya. Biar mereka ikut bergembira."Bimo yang berdiri di samping menyeka air mata. Mendengar perintah dari Kaisar, Bimo langsung menyahut, "Baik, aku pergi sekarang juga."Bimo pergi dengan girang. Bimo sangat bergembira bahwa ada keturunan Keluarga Belima yang masih hidup. Nyonya Marisa sangat baik padanya sehingga Bimo selalu mendoakan yang terbaik untuk Keluarga Belima.Melihat Bimo pergi, berbagai pikiran berkecamuk di hati Rahman. Ada banyak urusan negara yang harus ditangani, tetapi Rahman engga
Rahman yang menerima tugas itu untuk istrinya memiliki perasaan yang kompleks.Pada saat itu, Rudi dan Linda sangat bergelora dan unggul. Banyak orang di pemerintahan yang menaruh harapan besar pada mereka.Para warga juga memuji percintaan mereka. Mereka bersimpati dan mengagumi Linda, sang jenderal wanita yang telah memberi kontribusi besar pada negara, tetapi rela menjadi istri kedua.Bahkan ada yang mengapresiasi Rudi karena tidak melupakan istri pertama walau saling mencintai dengan Linda dan hanya memberikan posisi istri kedua untuk Linda.Kemenangan di Kota Uldi membutakan semua orang. Orang-orang ikut bersorak tanpa akal sehat.Setelah itu, orang-orang perlahan sadar. Barulah disadari bahwa banyak hal tidak senonoh yang tersembunyi di balik kisah indah tersebut.Pada akhirnya, orang-orang mendapati bahwa istri pertama Rudi jauh lebih unggul daripada Linda. Barulah orang-orang teringat pada kontribusi besar yang telah Keluarga Belima berikan pada Negara Runa dan tragedi Keluarga
Anggota-anggota Keluarga Kosasih kebingungan. Kabar baik apa yang ingin Raja Aldiso sampaikan pada Keluarga Kosasih?Melihat semua orang kebingungan, Bimo melanjutkan, "Raja Aldiso menemukan seorang pengemis cilik di Kabupaten Yaming. Anak itu mirip Jenderal Harver sehingga Raja Aldiso memanggil nama Erik. Alhasil, pengemis cilik itu merespons ...."Hendri merasa itu konyol sehingga memotong perkataan Bimo, "Kasim Bimo, Raja Aldiso melihat seorang anak yang mirip Erik, lalu mengirim surat laporan pada Kaisar. Apa yang ingin dia sampaikan? Mirip Erik, tapi bukan Erik. Apa yang perlu dilaporkan pada Kaisar?"Selain merasa konyol, Hendri juga merasa marah.Kematian Wanda dan Erik merupakan duka bagi Keluarga Kosasih, terutama Nyonya Besar Tania. Beliau tidak boleh mendengar informasi ini.Menyampaikan kabar baik karena menemukan seorang anak yang mirip Erik? Kabar baik macam apa itu? Membuat mereka semua pulang dengan tergesa-gesa dan mendengar kekonyolan seperti itu. Hendri agak marah pa
Namun, bagaimana mungkin itu benar?Pasti akan kecewa.Semua orang bersedih hati, juga bersimpati pada Intan. Jika Intan pergi dengan harapan penuh, Intan pasti akan kecewa setelah sampai di sana.Tunggu, Bimo mengatakan mereka akan segera tiba di ibu kota. Mungkinkah Intan benar-benar membawa pulang pengemis cilik itu sebagai Erik?Apa-apaan ini? Baru saja dikatakan bahwa Intan bukan orang yang gegabah, tetapi Intan bertindak dengan semborono!Intan meninggalkan ibu kota di hari festival bulan. Saat kembali, sudah tanggal 7 September.Cuaca sangat cerah dan sejuk.Tentara pelindung kota terkejut ketika melihat Raja Aldiso menjadi pak kusir. Jika Raja Aldiso menjadi pak kusir, siapa yang berada di dalam kereta kuda?Kereta kuda sang raja bebas memasuki ibu kota tanpa pemeriksaan. Kereta kuda itu langsung menuju Kediaman Adipati Belima.Begitu sampai, Alfred berkata pada Intan dan Erik, "Aku tidak masuk. Kalian istirahat dulu. Aku akan datang lusa besok."Besok, Intan dan Erik pasti aka
Paman Toni tidak menempatkan Erik di kediaman yang sebelumnya. Walau sudah ditata kembali, Paman Toni khawatir Erik akan teringat kembali akan tragedi tersebut. Oleh karena itu, Paman Toni menempatkan Erik untuk tinggal bersama dengan Intan di Paviliun Anggrek. Paviliun Anggrek cukup besar, masih sangat luas walau ditinggali dua orang.Menurut Paman Toni, Erik telah mengalami banyak penderitaan dan kesulitan sehingga pasti harus ditemani oleh Intan.Erik belum genap berumur 7 tahun sehingga masih boleh tinggal bersama Intan.Setidaknya untuk beberapa bulan pertama. Mereka bisa mencari solusi lain setelah Intan menikah.Setelah mengatur tempat tinggal Erik, Intan mengumpulkan semua orang di aula samping. Intan meminta Paman Toni mengutus pelayan untuk mengabari Tuan Besar Simon dan Keluarga Kosasih.Begitu Erik sudah lebih rileks dalam beberapa hari ke depan, Intan akan membawa Erik pergi menemui mereka."Oh, ya, kalau Keluarga Kosasih ingin bertemu dengan Erik lebih dulu, mereka boleh