Share

Bab 247

Rahman menyeka air mata. "Baguslah kalau masih hidup. Baguslah kalau masih hidup."

Rahman beranjak dari kursi dan membungkuk. "Kaisar, maaf aku lepas kendali."

"Aku juga hampir lepas kendali. Ini bukan salahmu. Siapa yang tidak senang setelah mendengar kabar ini?" Kaisar tersenyum berseri-seri. Lalu, Kaisar segera memberi perintah karena teringat pada sesuatu, "Bimo, kamu pergi ke Kediaman Keluarga Kosasih atau ke kantor prefektur ibu kota untuk cari Tuan Hendri dan sampaikan kabar ini padanya. Biar mereka ikut bergembira."

Bimo yang berdiri di samping menyeka air mata. Mendengar perintah dari Kaisar, Bimo langsung menyahut, "Baik, aku pergi sekarang juga."

Bimo pergi dengan girang. Bimo sangat bergembira bahwa ada keturunan Keluarga Belima yang masih hidup. Nyonya Marisa sangat baik padanya sehingga Bimo selalu mendoakan yang terbaik untuk Keluarga Belima.

Melihat Bimo pergi, berbagai pikiran berkecamuk di hati Rahman. Ada banyak urusan negara yang harus ditangani, tetapi Rahman engga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status