Rahman menyeka air mata. "Baguslah kalau masih hidup. Baguslah kalau masih hidup."Rahman beranjak dari kursi dan membungkuk. "Kaisar, maaf aku lepas kendali.""Aku juga hampir lepas kendali. Ini bukan salahmu. Siapa yang tidak senang setelah mendengar kabar ini?" Kaisar tersenyum berseri-seri. Lalu, Kaisar segera memberi perintah karena teringat pada sesuatu, "Bimo, kamu pergi ke Kediaman Keluarga Kosasih atau ke kantor prefektur ibu kota untuk cari Tuan Hendri dan sampaikan kabar ini padanya. Biar mereka ikut bergembira."Bimo yang berdiri di samping menyeka air mata. Mendengar perintah dari Kaisar, Bimo langsung menyahut, "Baik, aku pergi sekarang juga."Bimo pergi dengan girang. Bimo sangat bergembira bahwa ada keturunan Keluarga Belima yang masih hidup. Nyonya Marisa sangat baik padanya sehingga Bimo selalu mendoakan yang terbaik untuk Keluarga Belima.Melihat Bimo pergi, berbagai pikiran berkecamuk di hati Rahman. Ada banyak urusan negara yang harus ditangani, tetapi Rahman engga
Rahman yang menerima tugas itu untuk istrinya memiliki perasaan yang kompleks.Pada saat itu, Rudi dan Linda sangat bergelora dan unggul. Banyak orang di pemerintahan yang menaruh harapan besar pada mereka.Para warga juga memuji percintaan mereka. Mereka bersimpati dan mengagumi Linda, sang jenderal wanita yang telah memberi kontribusi besar pada negara, tetapi rela menjadi istri kedua.Bahkan ada yang mengapresiasi Rudi karena tidak melupakan istri pertama walau saling mencintai dengan Linda dan hanya memberikan posisi istri kedua untuk Linda.Kemenangan di Kota Uldi membutakan semua orang. Orang-orang ikut bersorak tanpa akal sehat.Setelah itu, orang-orang perlahan sadar. Barulah disadari bahwa banyak hal tidak senonoh yang tersembunyi di balik kisah indah tersebut.Pada akhirnya, orang-orang mendapati bahwa istri pertama Rudi jauh lebih unggul daripada Linda. Barulah orang-orang teringat pada kontribusi besar yang telah Keluarga Belima berikan pada Negara Runa dan tragedi Keluarga
Anggota-anggota Keluarga Kosasih kebingungan. Kabar baik apa yang ingin Raja Aldiso sampaikan pada Keluarga Kosasih?Melihat semua orang kebingungan, Bimo melanjutkan, "Raja Aldiso menemukan seorang pengemis cilik di Kabupaten Yaming. Anak itu mirip Jenderal Harver sehingga Raja Aldiso memanggil nama Erik. Alhasil, pengemis cilik itu merespons ...."Hendri merasa itu konyol sehingga memotong perkataan Bimo, "Kasim Bimo, Raja Aldiso melihat seorang anak yang mirip Erik, lalu mengirim surat laporan pada Kaisar. Apa yang ingin dia sampaikan? Mirip Erik, tapi bukan Erik. Apa yang perlu dilaporkan pada Kaisar?"Selain merasa konyol, Hendri juga merasa marah.Kematian Wanda dan Erik merupakan duka bagi Keluarga Kosasih, terutama Nyonya Besar Tania. Beliau tidak boleh mendengar informasi ini.Menyampaikan kabar baik karena menemukan seorang anak yang mirip Erik? Kabar baik macam apa itu? Membuat mereka semua pulang dengan tergesa-gesa dan mendengar kekonyolan seperti itu. Hendri agak marah pa
Namun, bagaimana mungkin itu benar?Pasti akan kecewa.Semua orang bersedih hati, juga bersimpati pada Intan. Jika Intan pergi dengan harapan penuh, Intan pasti akan kecewa setelah sampai di sana.Tunggu, Bimo mengatakan mereka akan segera tiba di ibu kota. Mungkinkah Intan benar-benar membawa pulang pengemis cilik itu sebagai Erik?Apa-apaan ini? Baru saja dikatakan bahwa Intan bukan orang yang gegabah, tetapi Intan bertindak dengan semborono!Intan meninggalkan ibu kota di hari festival bulan. Saat kembali, sudah tanggal 7 September.Cuaca sangat cerah dan sejuk.Tentara pelindung kota terkejut ketika melihat Raja Aldiso menjadi pak kusir. Jika Raja Aldiso menjadi pak kusir, siapa yang berada di dalam kereta kuda?Kereta kuda sang raja bebas memasuki ibu kota tanpa pemeriksaan. Kereta kuda itu langsung menuju Kediaman Adipati Belima.Begitu sampai, Alfred berkata pada Intan dan Erik, "Aku tidak masuk. Kalian istirahat dulu. Aku akan datang lusa besok."Besok, Intan dan Erik pasti aka
Paman Toni tidak menempatkan Erik di kediaman yang sebelumnya. Walau sudah ditata kembali, Paman Toni khawatir Erik akan teringat kembali akan tragedi tersebut. Oleh karena itu, Paman Toni menempatkan Erik untuk tinggal bersama dengan Intan di Paviliun Anggrek. Paviliun Anggrek cukup besar, masih sangat luas walau ditinggali dua orang.Menurut Paman Toni, Erik telah mengalami banyak penderitaan dan kesulitan sehingga pasti harus ditemani oleh Intan.Erik belum genap berumur 7 tahun sehingga masih boleh tinggal bersama Intan.Setidaknya untuk beberapa bulan pertama. Mereka bisa mencari solusi lain setelah Intan menikah.Setelah mengatur tempat tinggal Erik, Intan mengumpulkan semua orang di aula samping. Intan meminta Paman Toni mengutus pelayan untuk mengabari Tuan Besar Simon dan Keluarga Kosasih.Begitu Erik sudah lebih rileks dalam beberapa hari ke depan, Intan akan membawa Erik pergi menemui mereka."Oh, ya, kalau Keluarga Kosasih ingin bertemu dengan Erik lebih dulu, mereka boleh
Intan tahu betul seberapa sakitnya patah tulang. Intan pernah patah tulang di masa kecil.Ada sup pereda nyeri atau terapi akupunktur untuk meredakan rasa sakit, tetapi rasa sakit itu tetap menyakitkan.Intan bertanya lagi dengan cemas, "Sebelumnya, dia pernah minum obat yang dapat menyebabkan ketergantungan. Apa itu masih perlu dikhawatirkan sekarang?"Tabib Riel menjelaskan, "Itu namanya heroin, bisa menyebabkan ketergantungan setelah dikonsumsi. Tapi kondisi Tuan Muda Erik sekarang cukup baik. Apa Tuan Muda Erik merasa tidak nyaman di tengah perjalanan kembali ke ibu kota?"Intan ingat bahwa kecanduan Erik kambuh dalam perjalanan, tetapi Erik terus bertahan. Sejak itu sampai sekarang, Erik tidak kambuh lagi. Intan menjawab, "Sudah tidak kambuh lagi. Terakhir kali, Erik bisa bertahan.""Oh ya, Raja Aldiso bilang gejala Erik sangat parah saat di Linggar. Saat itu, Erik membenturkan diri ke dinding dan menyakiti diri sendiri. Setelah aku ke sana, aku tidak pernah melihat hal itu."Tabi
Saat Intan mengantar Tabib Riel keluar, Tabib Riel mengembuskan napas dan berujar, "Diculik oleh pedagang manusia adalah kemalangan, tapi Tuan Muda Erik lolos dari tragedi pembantaian itu. Itu adalah keberuntungan terbesar di tengah kemalangan."Namun, Intan tidak berpikir begitu.Jika Erik mengantarkan manisan buah ke Kediaman Jenderal pada saat itu, Intan pasti akan membawa Erik pulang ke Kediaman Adipati Belima dan menginap semalam.Jika Intan berada di rumah saat pengintai Biromo datang untuk membantai, sekalipun tidak bisa melindungi semua orang, tidak semua anggota Keluarga Belima akan dibantai.Oleh karena itu, Intan sangat membenci para pedagang manusia.Intan berharap semua penjahat akan ditangkap.Setelah mengantar Tabib Riel pergi, Intan meminta pelayan menyiapkan kereta. Intan akan membawa Erik ke istana untuk menemui Kaisar dan Ibu Suri. Lalu, mereka akan pergi ke Kediaman Keluarga Kosasih.Pakaian baru sedang dijahit. Pakaian-pakaian Erik yang dulu masih bisa dipakai, tet
Setelah keluar dari istana, Intan membawa Erik naik ke kereta kuda dan pergi ke Kediaman Keluarga Kosasih.Pada petang hari, para pria dari Keluarga Kosasih seharusnya sudah pulang kerja.Di dalam kereta kuda, Erik menulis di telapak tangan Intan: "Pergi ke rumah Kakek?"Intan mengangguk dan menjawab, "Ya, kita pergi ke rumah kakekmu. Kamu tidak merindukan mereka?"Erik mengangguk dan menulis: "Rindu!"Namun, ekspresi Erik menyiratkan kekhawatiran.Erik sangat sensitif. Mendengar Keluarga Kosasih tidak percaya bahwa dia sudah pulang, Erik berpikir mereka mungkin tidak ingin bertemu dengannya.Intan tahu apa kekhawatiran Erik. Intan menghibur Erik, "Erik, jangan khawatir. Kakek nenek dan pamanmu sangat merindukanmu. Hanya saja, mereka tidak percaya kamu masih hidup. Mereka akan sangat senang kalau sudah melihatmu."Erik bersandar pada Intan. Erik mendongakkan dagu yang tirus dan membuka mulut, mencoba untuk bersuara, tetapi gagal. Erik menjadi lesu.Tidak tahu apakah mereka akan menerim