Share

Bab 17

Penulis: Ipak Munthe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-27 07:45:55
"Ini ponsel Ayunda? Ah, bocah itu ada-ada saja," Wina pun kembali memutar kendaraannya ketempat sebelumnya.

Tepatnya ke kantor Erwin, dia bahkan langsung turun untuk mengantarkan ponsel sang anak.

Sebab, Ayunda sedang hamil dan harus memegang ponsel dimana pun berada agar memudahkan untuk menghubungi dirinya jika ada yang terjadi.

Setelah itu dia bisa kembali menuju tempat tujuannya, sedikit terlambat tidak masalah.

Tapi Wina malah dibuat shock berat saat mendengar ucapan Lisa.

"Ingat, Yunda. Kau hanya kesalahan, karena Erwin sebenarnya mencintai aku!" ucap Lisa dengan lantang.

Ayunda yang sudah memutar badannya pun tak perduli dengan ucapan Lisa.

"Yang dicinta Erwin aku, bukan kamu!" tambah Lisa lagi dengan begitu yakinnya.

Seketika itu Wina pun mematung di depan pintu.

Ayunda yang hendak keluar pun dibuat terkejut dengan kehadiran ibunya yang tiba-tiba.

Sebelumnya berpikir bisa langsung pergi dengan segera.

Karena sebelumnya jelas Wina sudah berpamitan untuk menuju
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ipak Munthe
pasti Kak.... ....
goodnovel comment avatar
Eka Vesa Longa
pergi yg jauh Ayunda .... up lagi kk Thor...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 18

    Erwin tidak mau jika dirinya yang disalahkan, jadi dia menyebarkan berita pada orang-orang bahwa selama ini Ayunda telah berselingkuh. Diluar sana telah terdengar berita tentang seorang wanita yang memiliki suami tapi hamil dengan pria lainnya. Dia adalah Ayunda putri dari Dirga, seorang pebisnis yang dikenal dengan nama baiknya. Sayangnya nama baiknya mulai tercoreng dengan adanya berita tersebut. Disaat keadaan perusahaan sedang tidak baik-baik saja, justru berita ini muncul membuat kepala Dirga rasanya hampir pecah. Bukan hanya Wina yang dibuat syok berat, tapi juga Dirga. Dia tak menyangka jika putrinya bisa berbuat serendah itu. Sedangkan Zidan ada di luar negeri dia tak mengetahui apa yang terjadi pada adiknya. Plak! Dirga tak kuasa menahan amarahnya hingga menampar wajah putrinya. Untuk pertama kalinya Ayunda merasakan tangan kasar sang ayah. Wina yang baru sadar hanya bisa menangis melihatnya. Kini mereka berada di rumah setelah sebelumnya dijemput oleh

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 19

    "Yunda." Ayunda pun menoleh dan ternyata itu adalah Tere. Hampir saja Ayunda melompat dari atas jembatan, tapi Tere malah mengejutkannya. "Tere?" "Kamu mau ngapain? Jangan bilang --" Tere pun menggantungkan ucapanan berharap apa yang dia pikirkan salah. Tapi isak tangis Ayunda yang pecah membuatnya yakin apa yang dipikirkannya benar. Tere pun cepat-cepat memeluk Ayunda, dia benar-benar kasihan melihat sahabatnya. Sesaat setelah lebih baik Tere pun mulai merenggangkan pelukannya. "Kamu nggak boleh melakukan itu, kamu tega sama dia?" Tere pun memegang perut Ayunda yang membuncit. "Kalau kamu bunuh diri artinya secara tidak langsung kamu yang merampas haknya untuk hidup, kamu tega?" tanya Tere lagi. Astaga. Ayunda hampir saja berbuat buruk yang justru merugikan anaknya. Cukup sudah dia menderita karena kejamnya cinta, jangan sampai anaknya juga ikut mendapatkan hukuman yang tidak seharusnya dia dapatkan. Janin itu tidak bersalah Ayunda, jangan seret dia untuk ik

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 20

    "Tere, tempat aku bukan disini," kata Ayunda menolak untuk ikut masuk ke dalam rumah sahabatnya tersebut. "Justru setelah menikah dengan Kak Erwin tempat kamu seharusnya di sini," jawab Tere dengan yakin. "Kenapa kamu membawa dia ke sini?" tanya seseorang yang tiba-tiba muncul. Ayunda dan Tere pun menoleh pada sumber suara. Suara Erwin yang merasa dirinya adalah korban, bersamaan dengan itu Puput pun ikut keluar dan melihat Ayunda. "Wanita sialan, ternyata kamu menjadikan anak ku sebagai kambing hitam. Padahal kau hamil anak orang lain, wanita murahan!" cerca Puput. Puput telah mendengar semua cerita dari putranya, sebagai seorang ibu pastinya dia percaya dengan ucapan sang putra. Dia pun tak terima jika anaknya dijadikan sebagai korban untuk bertanggungjawab atas kehamilannya. "Ma, jangan percaya Kak Erwin dong. Tere yang lihat semua kalau anak laki-laki Mama ini sedang selingkuh dengan Lisa!" sahut Tere. "Aku memang punya hubungan dengan Lisa, karena Lisa jauh lebi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 21

    Entah kemana tujuannya, yang jelas Ayunda terus melangkah tanpa arah dan tujuan membawa nasibnya yang begitu malang. Tidak ada lagi tempatnya bersandar, mengadu apa lagi bermanja-manja. Dia sendiri, sebatang kara dan penuh dengan kesedihan. Dulu dia pernah hancur berantakan setelah mengetahui kehamilannya, kemudian Erwin pun datang seakan menjadi penyelamat dunianya. Dia pikir Erwin adalah malaikat penolong yang sudah dikirimkan semesta untuknya, menutupi segala kepedihan dan menggantikan dengan cahaya kebahagiaan. Tapi kenyataannya itu hanya sebuah sandiwara cinta yang sebenarnya tidak pernah ada. Justru setelah menikah masalahnya semakin berat. Semua tuduhan malah diarahkan padanya, seakan dirinya adalah tersangka utama dari semua ini. Berbagai tuduhan pun terus menerjangnya hingga akhirnya tak ada tempat yang menerimanya lagi. Hari semakin malam, melangkahkan kaki pun mulai terasa lelah. Dia pun memutuskan untuk duduk sejenak di sisi jalanan. Melihat sekitarny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 22

    Diam rasanya sangat menyesakkan, sedangkan berbicara pun siapa yang akan mendengarkan? Semetara sabar rasanya sudah sangat menyakitkan. Akhirnya aku terdiam dalam kepiluan. Tusukan jarum ini terlalu dalam hingga melukai jiwa dan perasaan. Aku yang dulu selalu menghiasi bibir ini dengan senyuman manis kini mulai terganti dengan kesedihan. Menangis meratapi nasib yang penuh dengan kemalangan. Ini takdir atau kesalahan yang aku lakukan? Jika ini adalah takdir aku ingin mengatakan bahwa aku menyerah. Namun, jika ini awal dari kesalahan maka aku katakan bahwa aku menyesalinya. Bisakah semuanya berubah menjadi lebih indah? Rasanya raga ini tak lagi mampu untuk membawa semua ini. Aku yang penuh luka harus mengobati luka ku sendiri. Sampai disini aku tak percaya lagi ada cinta yang sejati. Sampai dititik ini aku tak lagi ingin menjadi wanita yang dicintai. Apakah aku terlalu mendramatisir keadaan ku? Tapi aku sudah terlalu terpuruk dalam luka ini, luka yang entah k

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 23

    Ayunda duduk di sebuah kursi meja makan, ternyata yang lainnya sudah selesai sarapan pagi. Dia sebagai orang baru tentunya masih bingung harus bagaimana dan melakukan apa. Hingga dia pun hanya duduk sambil meneguk mineral dan mengedarkan pandangannya. Akan tetapi dia merasa orang-orang disana begitu ramah padanya. Hingga saat dia kebingungan seorang wanita pun menghampirinya. "Kamu Yunda kan? Pembantu baru?" tanya wanita tersebut dan sepertinya mereka berdua seumuran. "Iya," jawab Ayunda dengan suara pelan. "Kenalin, aku Gia. Aku pembantu juga disini, tadi Buk Nining pesan. Kalau kamu masih belum mengerti tentang apapun itu disini tanya aja sama aku," ucap Gia dengan ramahnya. "Terimakasih," Ayunda pun merasa lebih baik karena ada pembantu yang ternyata begitu ramah. "Sekarang kamu sarapan dulu, disini kita bebas mau ngapain aja. Karena ini dapur khusus untuk pembantu," terang Gia lagi. "Oh," Ayunda pun mengangguk mengerti. "Kamu pasti mau sarapan? Mau bikin sarapa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 24

    Ayunda menarik napas panjang setelah menghitung jumlah uang recehan miliknya yang baru dia keluarkan dari dompetnya. Dia hanya ingin membeli nasi goreng yang dijual di pinggir jalan sana. Entah kenapa dia ingin sekali makan nasi goreng malam ini.Untuk membeli makanan saja dia begitu kesulitan, jalan hidupnya benar-benar sangat rumit setelah malam bersama David terjadi.Ayunda sangat menyesali, sayangnya semua penyesalan tak ada gunanya sama sekali."Hidup ku benar-benar berantakan," gumamnya. Setelah mempertimbangkan antara pergi untuk membelinya atau tidak akhirnya dia pun memutuskan untuk pergi membeli. "Baiklah, kita beli nasi goreng," kata Ayunda sambil mengelus perutnya dan seakan berbicara pada calon anaknya.Ayunda tak dapat menahan keinginannya, sehingga dia akan berusaha untuk mendapatkannya. Dia pun mulai berjalan kaki untuk menuju tempat tujuannya, sebab jika menumpangi ojek apa lagi memesan taksi sudah pasti uangnya tidak cukup. Tapi, keinginan yang sudah begi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 25

    "Hatttccciiiim." Akibat kehujanan membuatnya menjadi bersin-bersin. Bahkan saat sudah mengganti pakaiannya pun dia masih saja merasa kedinginan. Tapi meskipun demikian dia tetap ingin memakan nasi gorengnya. Dengan handuk di kepala dia pun menuju dapur dan membawa nasi goreng miliknya. Setelah mengambil piring dia duduk di kursi meja makan. Tentu saja tempat makan khusus pekerja yang telah disediakan oleh pemilik rumah. "Hatttccciiiim." Ayunda masih saja bersin-bersin, sesekali tangannya mengucek hidungnya yang terasa gatal. Tapi tidak masalah karena dia masih bisa menahannya, sambil terus menikmati nasi goreng yang penuh perjuangan ini. "Yunda, kamu dari mana?" tanya Gia yang baru melihat Ayunda. "Eh, Gia, tadi aku beli nasi goreng," kata Ayunda. "Wah kelihatannya enak." "Kamu mau?" "Aku masih kenyang, abis makan bakso," ucap Gia. Ah, mendengar kata bakso membuat Ayunda jadi ingin memakannya. Aneh rasanya, padahal dia masih belum menghabiskan nasi gore

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03

Bab terbaru

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 145

    "Zidan," panggil Wina saat melihat anaknya melintas di ruang keluarga lagi. Kali ini Zidan sepertinya akan pergi padahal baru kembali. Tapi Wina tidak perduli dengan semua itu karena telah menjadi kebiasaan anaknya. "Ya, Ma?" jawabannya sambil menghentikan langkah kakinya. "Sebenarnya kamu berbuat apa pada Tere, kok dia sampai begitu ketakutan kalau lihat kamu," tanya Wina penasaran. Semetara Ayunda masih diam menunggu jawaban dari sang Kakak. Dia juga penasaran akan kehidupan yang dijalani oleh sahabatnya. Ayunda bahkan merasa jika Tere yang kini tidak dia kenali lagi. Terlihat hanya ada beban hidup yang dia pikul, bahkan untuk tertawa lepas seperti dulu saja tidak pernah dilihatnya lagi. "Memangnya dia tidak berbicara pada, Mama?" tanya Zidan kembali. Wina pun menggeleng kepalanya. "Zidan pikir dia sudah memberi tahu, tapi sejak kapan, Mama peduli?" tanya Zidan lagi yang malah bingung. Karena setahunya Wina juga tidak setuju jika Tere menjadi istrinya, bahkan

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 144

    Krang!! Terdengar suara pecahan dari arah dapur seketika itu mengejutkan Ayunda dan David. "Kenapa ya, Kak?" tanya Ayunda. David pun menggelengkan kepalanya karena mereka berdua sama-sama tidak tahu. Dengan cepat Ayunda pun pergi menuju dapur disusul oleh David. Sesampainya di dapur ternyata ada Tere yang jatuh pingsan. Bahkan di dekatnya ada gelas yang pecah, Ayunda menebak jika suara pecahan sebelumnya berasal dari pecahan gelas tersebut. "Tere, bangun," seru Ayunda. Dia terlihat begitu panik melihat keadaan sang sahabat saat ini.Keadaan yang sangat memprihatikan. "Tere!" seru Ayunda tak hentinya. "Lho, dia kenapa?" tanya Wina yang juga melihat Tere tergeletak di lantai. "Nggak tahu, Ma. Mukanya pucat banget, kayaknya dia sakit," kata Ayunda lagi. Wina pun hanya bisa mengangguk sambil memperhatikan wajah pucat Tere. "Kak, tolong Tere," pinta Ayunda. Dia melihat yang lainnya hanya menonton saja sementara keadaan Tere cukup memprihatinkan.Apakah tak ada y

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 143

    David pun sudah dibawa pulang ke rumah, dia akan melanjutkan pemulihan di rumah. Tapi David tidak bisa diam saja, dia tetap bekerja meskipun membutuhkan waktu untuk beristirahat. Semetara Ayunda yang masih terus berusaha untuk merawat David karena rasa terimakasihnya. "Kak, Yunda buatin kopi," kata Ayunda. David yang tengah duduk di atas ranjang pun tercengang. Kopi? Bagaimana mungkin Ayunda membuat kopi? Bagaimana dengan rasanya? "Kakak, nggak yakin ya?" tanya Ayunda. "Yakin," David pernah sebelumnya meminum kopi buatan Ayunda dan rasanya sangat tidak karuan. Tapi bagaimana dengan saat ini, dan bagaimana jika dirinya menolak? Akhirnya memberanikan diri untuk meneguknya semetara Ayunda menunggu komentar dari David. Tapi ternyata rasanya cukup baik membuatnya pun kembali meneguknya lagi. "Kamu sudah pintar membuat kopi ya?" celetuk David. "Hehe," Ayunda pun tersenyum karena merasa bahagia akan pujian David. "Diajarin sama Tere," kata Ayunda sambil cengenge

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 142

    Rasanya seperti berada di tengah teriknya matahari yang bersinar. Entah mengapa Ayunda begitu tegang saat membantu David untuk melepaskan pakaiannya. Bahkan tangannya juga terasa bergetar. Dia merasa terlalu munafik untuk merasakan hal yang seperti ini. Dia bukan perawakan? Ayunda, jangan merasa kau tidak pernah melakukannya. Berulangkali mencoba untuk menyadarkan dirinya bahwa dirinya tak perlu setegang ini. Tapi rasanya tidak semudah itu, dia tetap saja tak bisa tenang. Hingga suara ponsel David pun terdengar. Sejenak Ayunda pun menghentikan aktivitasnya dan David pun melihat layar ponselnya. David pun segera menerima panggilan telepon. "Berikan pada harimau!" perintahnya. Ayunda pun menatap wajah David penuh tanya dia penasaran apakah yang dimaksud oleh pria ini. "Kak," panggilnya dengan suara pelan. "Ya?" tanya David. "Kakak, cuman nakutin dia aja kan?" tanya Ayunda dengan ragu. "Dia?" tanya David yang bingung. "Harimau, Erwin....... nggak jadi ma

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 141

    "Pa, Mama ke ruangan David dulu ya," pamit Wina. Mereka dirawat di rumah sakit yang sama, jadi tidak harus memakan waktu yang lama jika Wina pergi untuk melihat keadaan David. Entah bagaimana keadaan keduanya pagi ini, Wina ingin memastikan bahwa keduanya benar-benar baik-baik saja. Terutama David yang terluka akibat benda tajam. "Iya, Ma," jawab Dirga. Dia merasa keputusannya benar-benar tepat untuk menikahkan Ayunda dan David dengan segera. Awalnya Dirga juga merasa takut dengan ucapan Ayunda saat suatu hari David akan menyakitinya. Tapi semuanya telah terpatahkan saat mengetahui David begitu melindungi putrinya. Akhirnya Dirga bisa tenang karena menikahkan anaknya dengan orang yang tepat. Pernikahan anaknya kali ini pasti bisa membawanya pada kebahagiaan. Dirga bisa bernafas lega saat ini. *** Wina pun mengetuk pintu, tapi tak ada jawaban. Akhirnya dia pun membuka pintu secara perlahan. Ternyata Ayunda dan David masih tidur dengan lelap. Mungkin karena

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 140

    "Yunda," panggil David. Ayunda yang baru saja keluar dari toilet pun menoleh ke arah David. Dia baru saja mengganti pakaiannya dan membersihkan wajahnya agar tidak lagi berantakan. "Kemari," kata David sambil menggerakkan tangannya. Ayunda pun melihat air hangat yang ada di samping David. Sebelumnya dia meminta pada bibi yang diperintahkan oleh Wina mengantarkan pakaian Ayunda untuk mengambilkan air hangat tersebut. Tapi saat ini Ayunda yang bertanya-tanya apa tujuan David memanggilnya dengan air hangat di sana? Mereka hanya berdua saja. Untuk malam ini David akan menginap di rumah sakit dan dia yang menjaganya. Tapi saat ini Ayunda justru takut jika saja David kembali berubah seperti monster seperti berhadapan dengan Erwin tadi. Wajah yang sangat mengerikan itu baru pertama kali dilihat oleh Ayunda. Bahkan Ayunda sempat mendengar jika Erwin akan dijadikan sebagai makanan hewan peliharaannya. Entah benar atau tidaknya tapi Ayunda tak dapat melupakan hal itu. Bag

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 139

    "Ayo kita pulang," kata David. Ayunda pun mengangguk lemah, selain karena takut pada apa yang telah terjadi dia juga ketakutan pada David. Ayunda masih bisa mengingat seperti apa saat David marah. Dia bisa melakukan hal yang selama ini tidak pernah terpikirkan olehnya. "Se.... sebentar," kata Ayunda dengan suara bergetar, dia pun mengambil sebuah kain tua yang menjadi penutup jendela di rumah tua itu. Ayunda merobek sedikit bagiannya. Kemudian mengikatnya pada lengan David yang terluka. Semetara David hanya diam sambil melihat apa yang dilakukan oleh Ayunda padanya. Setelah dipastikan darah tidak lagi mengalir, Ayunda pun mengangguk pelan, "Ayo," katanya dengan suara lemah dan bergetar. "Kamu masih sangat ketakutan? Tidak apa-apa semuanya sudah selesai," kata David meyakinkan Ayunda. Ayunda pun lagi-lagi mengangguk, kemudian David pun mengangkatnya karena untuk berjalan saja Ayunda seperti sangat kesulitan. Kakinya sedikit sakit tapi sebenarnya bukan masalah yang s

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 138

    Brak! Pintu pun hancur hanya dengan satu kali dobrak kan. David melihat Ayunda tengah berada di bawah tubuh Erwin. Amarahnya pun semakin membuncah melihat apa yang dilakukan oleh Erwin pada Ayunda. Melecehkan istrinya artinya menginjak-injak harga diri seorang David. Lihat apa yang bisa dilakukan oleh David saat ini. Sambil mengepalkan tangannya dia pun berjalan ke arah Erwin. "Kenapa kau ada di sini?" tanya Erwin yang terkejut melihatnya. Padahal Erwin sudah begitu yakin jika tempat tersebut sangat aman untuk menyekap Ayunda. Tapi apa? Apa yang dia lakukan terancam gagal jika begini. Tidak! Semuanya tidak boleh gagal begitu saja! "Berani sekali kau datang ke sini, nyali mu besar juga, apa kau pikir bisa menyelamatkan dia?" ucap Erwin dengan angkuhnya. Dia yakin bahwa David pun akan sangat menyesal karena telah mengganggu kesenangannya. Tapi David tidak perlu menjawab pertanyaan Erwin kan? Yang dia inginkan sekarang adalah menghabisi Erwin. "Jangan berani me

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 137

    "JAWAB!" Bentak Erwin. Dia terlalu lama menunggu jawaban dari Ayunda. Padahal dia sudah tidak sabar mendengar Ayunda menentukan pilihannya.Pilihan yang diharapkan oleh Erwin adalah Ayunda berpihak padanya.Tentu saja Ayunda lebih memilih hidup dari pada mati konyol bersamanya kan? "Atau kau mau mati?" Tanya Erwin lagi untuk semakin menakut-nakuti Ayunda.Puas rasanya melihat wajah ketakutan Ayunda kali ini.Anggap saja ini adalah balas atas penolakan yang dilakukan oleh Ayunda selama ini. Ayunda pun menggelengkan kepalanya dengan panik. Lelaki itu sangat gila dan nekat, tidak punya hati dan perasaan.Siapa yang bisa percaya pada pria yang terbiasa hidup dengan kebohongan?Semua orang pasti ragu jika dihadapkan dengan Erwin yang benar adalah seorang bajingan. "Atau kau sedang berpikir bahwa kau bisa lolos dari ku? Maksudnya kau berharap ada yang menolong mu?" Erwin pun tersenyum miring. Kemudian menendang kaki Ayunda yang sudah terasa sakit. "Itu tidak mungkin." "Aaa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status