Share

Bab 24

“Lihar Nin, mata Mas Aksa masih terpejam. Sepertinya dia kerasukan hingga tubuhnya bisa berjalan kesini lalu menggedor pintu seperti itu.” Tanganku sudah menunjuk ke wajah Mas Aksa yang ada di layar HP Hanin. Suara gedoran pintu masih terus terdengar nyaring memekakan telinga.

“Benar juga Mbak. Cepat hubungi Bu Nada lagi. Minta bantuan beliau agar bisa menyadarkan Mas Aksa. Aku akan tetap memantau kamera CCTV di teras dan mobilku untuk melihat apakah ada orang yang mengikuti Mas Aksa atau tidak.”

Aku mengangguk. Gegas kuraih hp di atas laci lalu menghubungi Bu Nada. Aku menceritakan tentang kedatangan Mas Aksa yang menggedor pintu dengan mata tertutup. Sepertinya guna-guna yang di kirim padaku sudah berbalik pada Mas Aksa.

“Saya kirim seorang ustad dan empat santri kesana. Suamimu bisa di bawa ke musola terdekat untuk di ruqyah. Apapun yang terjadi jangan bukakan pintu.”

“Baik Bu.”

Lima belas menit kemudian, sebuah mobil berwarna putih berhenti di halaman rumah ini. Seorang pria paruh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status