Share

Bab 23

Aku langsung menelpon Bu Nada yang merupakan ustadzah yang sering mengisi pengajian. Beliau juga seorang nyai yang mempunyai pondok pesantren bersama suaminya. Hanin sudah membimbing anak-anak untuk masuk ke dalam mobil. Aku masih berdiri terpaku sambil menatap ke arah ruko. Entah kenapa pandanganku sama sekali tidak bisa beralih dari sana.

“Halo assalamualaikum Dania,” sapa Bu Nada membuat perhatianku teralih.

“Waalaikumsalam Bu Nada. Maaf kalau mengganggu malam-malam seperti ini. Ada yang mau saya bicarakan.”

Hanin sudah mengetuk jendela mobil sebagai tanda agar aku segera masuk ke dalam. Aku mengangguk lalu duduk di belakang bersama Mawar dan Melati yang langsung memeluk tubuhku.

“Boleh. Apa sudah terjadi hal yang buruk?”

Aku lalu menceritakan kejadian aneh yang baru saja terjadi. Instingku mengatakan jika hal ini ada hubungannya dengan alam gaib. Bu Nada berjanji akan mengirim lima santri dan seorang ustad yang mengajar di pondoknya untuk segera membersihkan warung. Pasti ada orang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status