Share

Chapter 10

Author: List
last update Last Updated: 2023-03-07 11:00:51

“Sovia?” ucapku tidak percaya sekaligus terkejut.

“Iya, Bu Andara. Wanita yang sedang ibu lihat saat ini di depan warung itu adalah Bu Sovia,” tambah Dini yang kini sudah di sampingku.

Tas yang aku pegang langsung jatuh begitu aku mendengar apa yang Dini katakan. Karena aku tidak menyangka akan melihat sahabatku yang biasanya cantik dan modis, kini berubah menjadi upik abu.

Aku yang tidak tahan melihat sahabatku seperti itu langsung berlari ke arahnya dan memeluknya. Bahkan air mataku pun ikut turun tanpa aku pinta.

“Andara,” ucap Sovia terdengar terkejut.

“Iya, Sovia. Aku Andara,” jawabku masih dengan memeluknya.

Kami berdua saling berpelukan dan menangis tanpa mempedulikan kerumunan orang yang ada di warung di mana kami berada saat ini. Kerinduan yang cukup lama kami pendam kami luapkan bersama dengan air mata kami.

“Aku benar-benar merindukanmu Sovia,” bisikku.

Aku

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 11

    “Hanya saja apa, Sovia? Jangan membuatku penasaran!” cecarku sambil menarik lengan Sovia agar mau menatapku.“Aku dijebak, Dara. Aku dan orang tuaku dijebak!” teriak Sovia sambil menangis.Aku yang tidak tahu harus berbuat apa, hanya bisa memeluk sahabatku itu. Karena mendengarnya berteriak seperti itu membuat hatiku terasa perih.Dulu ketika susah, Sovia dan keluarganya yang selalu menolongku hingga aku bisa seperti saat ini. Sekarang giliranku untuk membantunya dan aku akan melakukan apa aja agar kehidupan sahabatku itu bisa kembali seperti semula.“Sekarang ceritakan kepadaku apa yang terjadi, Sovia. Dan, di mana orang tuamu sekarang? Karena sejak tadi aku tidak melihatnya di sini,” ujarku setelah Sovia melepas pelukan dan menghapus air matanya.“Aku tidak bisa menceritakannya sekarang, Dara. Bagaimana kalau setelah warungku tutup?” jawab Sovia.Ada rasa ragu di hatiku ketika sahabatku itu m

    Last Updated : 2023-03-09
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 12

    “Ada apa, Dara?” tanya Sovia mengejutkanku.“So –Sovia,” ucapku gugup karena tidak menyadari kehadiran sahabatku itu.“Apa yang kamu lihat, Dara?” tanya Sovia sambil melirik foto yang sedang aku pegang.Sovia yang sepertinya belum menyadari foto apa yang sedang aku pegang segera mengambilnya dari tanganku dan melihatnya.“Dari mana kamu menemukan foto ini, Dara?” tanya Sovia penuh selidik.“Aku … aku menemukannya dibawah lemari itu,” jawabku berbohong sambil menunjukkan satu-satunya lemari yang ada di ruangan ini.Aku tahu, tidak seharusnya aku berbohong. Tapi bila aku mengatakan aku mengambilnya dari bawah foto yang ada di atas lemari plastik itu, Sovia pasti akan marah kepadaku. Sahabatku itu pasti akan menuduhku bahwa aku sedang menyelidikinya, padahal aku tidak melakukannya dan aku juga tidak sengaja menemukan foto itu.“Jangan berbohong, Dara. Tidak mu

    Last Updated : 2023-03-12
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 13

    “A –apa maksud semua ini, Sovia?” tanyaku penuh selidik.“Bukankah kamu sudah membacanya, Dara? Jadi jangan berpura-pura tidak mengerti!”“Jangan bermian tebak-tebakan, Sovia! Ini tidak lucu, cepat jawab aku. Apa semua ini?” tekanku sedikit frustasi karena sahabatku itu tidak langsung menjawab pertanyaanku.Entah Sovia sedang menutupi sesuatu atau memang dia masih merasa sakit menjelaskan semua ini kepadaku. Tapi apa yang ada di hadapanku saat ini mengingatkanku akan masa lalu.“Kenapa tidak menjawabku, Sovia? Apa hubungannya ini semua denganmu dan Damian?” cecarku tidak sabar menunggu jawaban sahabatku itu.“Baiklah, aku akan menjawabnya. Tapi tenangkan dulu dirimu, Dara. Apa yang ada di hadapanmu itu tidak bisa membuatmu atau membuatku kembali ke masa lalu. Kita hanya bisa memperbaikinya untuk saat ini dan masa depan,” jelas Sovia sok bijak.“Ok. Sekarang jelaskan perl

    Last Updated : 2023-03-13
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 14

    “Siapa yang menghubungimu, Dara?” tanya Sovia mengejutkanku, “Mengapa kamu tidak mengangkatnya?’” lanjut Sovia yang kini sudah duduk di sampingku.Aku yang binggung harus mengangkatnya atau tidak, hanya membiarkan ponselku itu berdering sampai panggilan itu terputus.“Mengapa kamu tidak mengangkatnya, Dara? Apa itu dari Tio?” tanya Sovia sambil merapikan rambutnya yang berantakan.“Bukan,” jawabku masih sambil menatap ponselku yang kini berbunyi lagi dari orang yang sama.Sovia yang sepertinya tidak sabar, langsung meraih ponsel yang ada di tanganku dan mengangkat panggilan itu. Begitu mendengar suara yang menghubungiku, dia langsung memutuskan panggilan itu.“Siapa dia, Dara? Siapa Dokter Antonius itu? Apa dia pacar barumu?” cecar Sovia sambil menatapku penuh curiga.“Kamu tidak perlu tahu!” ketusku sambil mengambil ponselku kembali.Namun secepat kilat sah

    Last Updated : 2023-03-16
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 15

    “Tio?” ucap Sovia begitu melihat siapa yang sedang menghubungiku saat ini.Aku yang masih bimbang, hanya menatap sahabatku itu datar. Karena untuk mengangkat panggilan itu entah mengapa aku sangat malas sekali, tapi bila aku tidak mengangkatnya maka Mas Tio pasti akan marah. Apalagi bila pria yang aku cintai itu tahu aku tidak sedang di rumah saat ini, pasti dia akan sangat curiga dan berpikir macam-macam.“Jangan diam saja, Dara. Cepat angkat! Kalau tidak, dia pasti akan menuduhmu selingkuh atau yang lainnya. Kamu tahu sendiri ‘kan Tio itu cemburuan bila sudah menyangkut dirimu,” ujar Sovia sambil menyadarkanku.Apa yang sahabatku itu katakan memang ada benarnya, dan tanpa berpikir lagi aku kemudian menjauh dari Sovia dan segera mengangkat panggilan dari pria yang aku cintai itu.Mas Tio menghubungiku untuk menanyakan keadaanku dan apakah aku sudah menerima apa yang Andreas bawakan untukku, dan itu membuatku binggung harus m

    Last Updated : 2023-03-17
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 16

    “Ma –Mas Tio,” ucapku gugup ketika tahu orang yang mengawasiku ternyata adalah orang yang sedang menungguku saat ini, Mas Tio.Mas Tio menatapku dengan tatapan yang tidak bisa aku artikan. Pria itu kemudian masuk kembali ketika Anton mendekatiku dan menegurku.“Siapa pria itu, Andara? Apa dia kakakmu?” tanya Anton sambil sesekali melirik pintu yang masih terbuka.“Hmmm, dia … abaikan saja. Ada apa ya dokter ke sini?” jawabku mengalihkan pembicaraan.“Bukankah sudah aku bilang, jangan bicara formal seperti itu kepadaku, Andara. Satu lagi, jangan memanggilku dokter karena kita bukan di rumah sakit,” protes Anton seperti biasanya.Aku sengaja berbicara formal seperti itu agar Mas Tio tidak mencurigaiku yang macam-macam ketika aku berbicara dengan Anton seperti saat ini. Tapi pria yang sedang bersamaku saat ini sepertinya tidak mengerti dengan apa yang aku lakukan, dan dia masih saja bersikap

    Last Updated : 2023-03-22
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 17

    “Apa kamu dengar, Dara. Mas cemburu bukan tanpa alasan. Mas tahu siapa pria itu dan untuk apa dia kemari,” ucap Mas Tio mengulangi kalimatnya.Deg!“Apa maksud, Mas?” tanyaku datar tanpa menoleh ke arah pria yang sudah mengejutkanku itu.“Pria yang menemuimu tadi, bukankah dia teman sekolahmu? Dan, dia menemuimu bukan untuk menyapamu tapi sengaja menemuimu,” jawab Mas Tio membuatku berbalik menatapnya.Rasanya tidak percaya pria yang sedang berbicara denganku saat ini tahu tentang Anton. Apakah yang Sovia katakan waktu itu … benar?Cukup lama aku menatap Mas Tio tanpa mengatakan apapun. Bukannya aku tidak bisa mengelak atau membenarkan apa yang dia katakan. Namun setelah memikirkan baik-baik, aku memilih untuk tidak membahasnya, dan kembali ke kamarku tanpa mengatakan apapun kepada Mas Tio. Namun pria itu sepertinya tidak menerima apa yang aku lakukan, dan mengikutiku.“Mengapa kamu tidak menjawab apa yang mas tanyakan, Dara?” ucap Mas Tio ketika aku akan membuka pintu kamar, dan itu

    Last Updated : 2023-03-25
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 18

    “Iya, istri Pak Tio.” Jelasku ragu.“Bukankah Bu Andara adalah istri Pak Tio?” jawab Andreas dengan wajah yang terlihat binggung.Mendengar penjelasan Andreas aku tidak tahu harus berkata apa lagi. Menjelaskannya juga bukan sesuatu yang benar, tapi melihatnya bersikap seperti itu juga sangat aneh.Karena tidak mungkin pria itu tidak tahu tentang istri Mas Tio yang sebenarnya. Mungkinkah Andreas?Berbagai dugaan mulai memenuhi isi kepalaku, dan aku tidak tahu harus bertanya kepada siapa tentang apa yang aku pikirkan saat ini. Jadi menghentikan pertanyaanku dan segera meminta Andreas pergi adalah pilihan terbaik saat ini.“Andreas, lupakan pertanyaan saya tadi. Dan satu lagi, anggap saja apa yang saya tanyakan tadi tidak pernah saya katakan,” pesanku.Andreas mengganguk menjawabku dengan wajah yang tak bisa aku artikan. Setelah itu dia pamit lagi dan pergi.Setelah memastikan Andreas pergi dari jendel

    Last Updated : 2023-04-08

Latest chapter

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 65

    “Pernah, bahkan sering.” Jawab ibu membuatku terkejut, “Dia juga orang yang merekomendasikan dokter untuk ayahmu ketika berobat keluar negeri kemarin,” lanjut ibu sambil menatap ke arah Anton.Aku yang berdiri di samping ibu hanya bisa membeku mendengar apa yang baru saja ibu katakan. Karena aku tidak menyangka pria yang sedang berbincang dengan ayah saat ini, ternyata sudah sangat dekat dengan keluargaku.“Andara,” panggil Anton membubarkan lamunanku, “Apa kamu mau pergi?” lanjutnya.Aku yang enggan untuk menanggapi pertanyaan Anton memilih mengabaikannya dan segera berpamitan dengan ibu dan ayah. Tapi baru saja aku keluar, wanita yang mengaku kakak iparku tiba-tiba mencegahku dan memintaku untuk menunggunya.“Bawa ini, Andara.” Ucap wanita yang mengaku kakak iparku sambil memberi papar bag kepadaku.“Apa ini, Mbak?”“Bawa saja, nanti kamu juga pasti akan membutuhkannya.”Aku yang terburu-buru akhirnya menerima paper bag yang sudah ada di tanganku. Setelah itu aku pamit, dan segera k

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 64

    “Tentu saja tidak, Anton. Kamu tidak menganggu sama sekali. Bahkan kami juga sedang membicarakanmu,” ucap Mas Utomo pada pria yang baru saja datang.Semua orang yang ada di ruangan ini langsung tersenyum begitu melihat kehadiran Anton. Hanya satu orang saja yang tidak tersenyum melihat kehadiran pria itu, bahkan dia menunjukkan wajah tidak suka begitu melihatnya, dan orang itu adalah aku.Kehadiran Anton benar-benar merusak moodku. Sebelumnya Mas Utomo yang merusak moodku, kini di tambah lagi dengan Anton, aku benar-benar kehilangan selera untuk sarapan pagi ini.“Anton, duduk saja di samping Andara. Kursi itu kosong dan sepertinya pas untukmu,” ucap Mas Utomo.“Mas,” protesku. Tapi sebanyak apapun aku protes kapada kakak tertuaku itu, dia tidak akan mempedulikannya.“Apa kabar, Andara?” sapa Anton lirih.Aku yang tidak memiliki semangat lagi untuk bergabung dalam sarapan pagi ini memilih pamit

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 63

    “Ada apa, Andara?” tanya Mas Utomo terlihat heran.Tidak hanya Mas Utomo, tapi dua wanita yang yang bersamanya juga menoleh ke arahku dan memperhatikanku.“Tidak ada apa-apa, Mas.” Jawabku berusaha menutupi rasa maluku.“Cepat masuk! Ini sudah malam,” perintah Mas Utomo.Aku yang masih berdiri sambil memegang ponselku akhirnya mengikuti apa yang dikatakan oleh kakak tertuaku. Selain tidak enak dengan ibu, aku juga merasa sedikit lelah.Derttt … derttt.“Kenapa kamu tidak mengangkatnya, Andara?” tanya wanita yang mengaku Mbak Ayumi.“Tidak apa-apa, Mbak.” Jawabku.Wanita yang bersamaku saat ini hanya tersenyum begitu mendengar jawabanku. Ketika aku masuk ke dalam kamar yang sudah mereka siapkan untukku. Wanita yang mengaku Mbak Ayumi itu ikut masuk dan berkata ingin berbicara denganku.“Mbak tahu kamu masih belum percaya kalau mbak adalah Ayumi. Tapi

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 62

    “Ada apa, Sayang? Apa yang mau katakan?” tanya Tante Ana terlihat tidak sabar.“Begini, Tante. Sebenarnya saya—.”“Sebenarnya Andara sedang sakit,” sela Anton tiba-tiba sambil menatapku dan sedikit menggeleng, “Jadi untuk saat ini dia ingin fokus dulu pada pengobatannya. Baru memikirkan masalah pernikahan kami,” lanjut Anton.“Apa itu benar, Andara? Memangnya kamu sakit apa, Sayang?” tanya Tante Ana sambil menggenggam tanganku dengan wajah terlihat khawatir.“Sa—.”“Maaf, Tante. Karena ini sudah larut malam. Sebaiknya kami segera kembali,” sela Mas Utomo tiba-tiba mengalihkan perhatian kami semua.“Tapi, Mas. Andara—,” aku mencoba bernegosiasi lagi dengan Mas Utomo.Namun, kakak tertuaku itu tidak memberi kesempatan kepadaku untuk berbicara. Bahkan dia juga menjadikan ibu sebagai alasan.“Apa yang dikatakan Ma

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 61

    “Andara,” ucap ibu dengan mata terlihat berkaca-kaca.Wanita yang tadi aku rindukan ternyata sekarang ada di sini, dan semua ini bagai mimpi untukku. Ibu tidak datang sendiri, melainkan dia datang dengan seseorang yang sangat aku kenal, dan orang itu berdiri di sampingnya.Tapi, bagaimana mereka bisa sampai di sini? Apa ini ulah Anton?“Andara,” tegur Anton membubarkan lamunanku.Ketika aku tersadar dari lamunanku, ibu dan Mas Utomo sudah ada di hadapanku. Bahkan Mas Utomo juga sedang bersalaman dengan Tante Ana.Sedangkan ibu, wanita tua itu masih saja menatapku tanpa memalingkan pandangannya sedikitpun ke arah lain, dan itu membuatku semakin ingin memeluknya.“Ibu,” panggilku sambil mendatangi ibu dan langsung memeluknya.Tanpa terasa air mataku turun ketika aku mengeratkan pelukanku pada ibu. Rasanya begitu nyaman hingga aku tidak ingin melepaskannya.“Andara,” panggil Mas Utomo sambil memegang pundakku.“Maaf, Mas.” Jawabku sambil mengusap sisa air mataku dan melepaskan ibu dari p

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 60

    “Maaf,” ucapku sambil mengingat-ingat apakah aku pernah bertemu dengan wanita yang menegurku saat ini.“Apa kamu lupa dengan tante, Sayang?” sapa wanita anggun yang sepertinya seumuran dengan ibuku.“Maaf, apa anda mengenal saya?” tanyaku sopan sambil masih mencoba mengingat-ingat.“Kamu Andara ‘kan?” tanya wanita itu.“Iya, Tante. Saya Andara,” jawabku.Wanita yang masih berdiri itu lalu duduk di kursi yang berada di sebelahku sambil tersenyum. Dia lalu memegang tanganku dan memperkenalkan dirinya, dan itu membuatku membeku.“Ta –tante Ana?”“Iya, Sayang. Sekarang kamu sudah ingat ‘kan?”“Mama,” sela Anton ketika aku baru saja akan menjawab pertanyaan dari Tante Ana, “Sejak kapan mama ada di sini?” lanjut Anton sambil duduk.“Apa mama tidak boleh menemui calon menantu mama?” jawab Tan

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 59

    “Oh, jadi ini yang kamu namakan kerja, Andara? Baru saja mas keluar sebentar, tapi kamu sudah bermesraan dengan pria lain di tempat ini,” tuduh Mas Tio yang terlihat marah.“Mas!” bentakku tidak terima.Aku yang tadinya duduk langsung berdiri ketika mendengar Mas Tio menuduhku untuk kesekian kalinya. Tuduhan yang tidak mendasar dan selalu saja menyalahkan aku tanpa mau mendengrkan penjelasanku.“Maaf, Bu Andara. Saya tadi sudah memberitahu Pak Tio kalau anda sedang ada tamu. Tapi Pak Tio terus saja memaksa untuk masuk,” jelas Dita.“Tutup pintunya, Dita.” Perintahku, dan Dita pun melakukan apa yang aku perintahkan. Sekarang tinggal kami bertiga di ruangan ini, “Sekarang jelaskan kepadaku apa mau mas? Dia tamuku, dan kami tidak melakukan apa yang mas tuduhkan itu!” lanjutku geram.“Andara,” ucap Anton.Aku yang sudah naik pitam tidak mengalihkan pandanganku dari pria yang

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 58

    “Bisa kamu ulangi siapa nama pria tadi, Laura?” aku sengaja bertanya seperti itu untuk memastikan bahwa apa baru saja aku dengar tidak salah.“Tuan Anton, Bu Andara.” Jawab Laura mengulangi apa yang dia katakan.Mendengar nama Anton disebut, aku dan Dita saling menatap untuk beberapa saat. Aku lalu memerintahkan Laura untuk memberitahu pria itu agar menunggu sampai urusanku dengan Dita selesai.“Maaf, Bu Andara. Siapa pria itu? Apa anda mengenalnya? Karena menurut jadwal hari ini, anda tidak memiliki janji dengan klien manapun” tanya Dita terlihat penasaran seperti biasanya.“Dia bukan klien kita,” jawabku malas.“Kalau dia bukan klien kita. Siapa pria itu, Bu Andara? Apa dia teman anda?”“Hmmm.”Dita yang duduk di sampingku segera berdiri begitu aku mengatakan kalau Anton adalah temanku. Wanita itu lalu memberitahuku agar aku segera menemuinya. Menurutnya sangat

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 57

    “Mas Tio?” ucapku begitu melihat siapa yang baru saja memanggil namaku.Mas Tio keluar dari mobilnya begitu aku menyebut namanya. Pria itu lalu berjalan mendekatiku. Tapi Anton lebih dulu menarikku dan memintaku untuk masuk ke dalam mobilnya kembali.“Lepaskan Andara!” teriak Mas Tio sambil melempar tinju ke arah Anton.“Mas Tio!” teriakku reflek karena terkejut.Aku tidak menyangkan Mas Tio akan melakukan tindakan kasar seperti saat ini. Ketika dia akan mengulangi lagi tindakannya, aku langsung menghentikannya dengan melindungi Anton.“Minggir, Andara! Biar aku memberinya pelajaran karena sudah mengganggu istri orang!” teriak Mas Tio sambil berusaha menarikku menjauh dari Anton.“Mas!” bentakku tak mau kalah.Tapi pria yang sudah terbakar emosi itu malah mendorongku dan kembali melempar tinjunya ke arah Anton. Namun Anton kali ini dapat menangkisnya dan dua orang itu akhirny

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status