Resepsi itu kelar pukul 11 malam, Manthis dan Vena turun panggung dan Ia akhirnya kembali istirahat ke kamarnya yang mewah dan sudah di bokingkan sang pengusaha ini. Belakangan Manthis baru tahu, kalau hotel ini milik sang pengusaha itu sendiri.
Sementara Vena juga istirahat di kamarnya sendiri, sesaat sebelum masuk lift menuju kamarnya, Jeje sempat berbisik kalau malam ini Vena akan bersama sang pengusaha itu, Manthis hanya tersenyum mesem saja.
“Tenanggg weceee…ga usah cimbikirrr gicuuuu yaaa…ntar ye sama Hana di Jakarta, tenang ajeee, eykee yang aturrr!” kata Jeje tertawa.
Nadu dan Arman berbeda kamarnya, Manthis di kamar sendirian, setelah melepas pakaiannya Manthis pun ingin mandi, karena badannya sangat gerah, apalagi tadi saat nyanyi pipinya selain kena cubit, juga beberapa kali di cium para undangan.
“Berendam di bathub segerr kali yaa,” kata Manthis seorang diri.
Baru 30 menitan berendam, tiba-tiba telpon yang ada di kamar mandi yang connecting di kamar tidur berdering. Manthis langsung mengangkat, dia pikir pasti Nadu atau Arman yang menelpon, karena keduanya biasa sehabis dia show selalu izin ingin jalan-jalan atau mau cari oleh-oleh.
“Halooo…!” sahut Manthis.
“Haloo juga…ini Manthis kan?” kagetlah Manthis karena itu suara seorang wanita, suaranya sangat lembut bahkan agak mendesah. Manthis yang tadinya berendam hingga se leher, langsung bangkit dan memperbaiki letak duduknya di bathub yang penuh buih sabun.
“Iya saya sendiri Manthis…maaf ini siapa yaa!”
“Aku Sheila, penganten wanita tadi!” sahut suara itu.
“Ohh Sheila, kirain siapa…kok tahu nomor kamar aku?” kata Manthis kebingungan.
“Tadi si Jeje manejernya Vena, artis wanita itu yang ngasih tahu!” terdengar tertawa kecil dari Sheila.
“Tumben nelpon, kan seharusnya bulan madu sama suami…!” ucap Manthis yang rada bingung jadinya.
“Hmmm…gimana yaahhh…oh ya boleh ga aku ke kamar kamu sekarang, nanti aku mau cerita-cerita sama kamu?” makin kagetlah Manthis, tak mengira dengan permintaan Sheila yang tak lazim itu. Di mana harusnya malam ini jadi malam yang tak terlupakan bagi pasangan suami-istri yang baru menikah, tapi Sheila malah ingin bertemu ke kamarnya.
“Ta-tapi…bagaimana kalau suami Sheila tahu…!” Manthis yang kaget tentu saja agak takut dan makin kebingungan sendiri, takut kalau geger dan sampai ke media gosip, maka kredibilitas dia sebagai penyanyi muda akan rusak, karena dianggap mengganggu wanita yang sudah bersuami.
Sheila tertawa kecil. “Tenang saja, dia tau kok…kalau aku mau ke kamar kamu..!” makin terperanjat bukan main Manthis.
“Whatttss…!”
“Udah ga usah panik gitu…pokoknya di jamin amann dehhh, dia ga bakalan ribut, tunggu yaa paling 10 menitan lagi aku akan bel pintu kamar kamu, soalnya kamar kita bersebelahan saja!” lalu telpon pun di tutup, Manthis langsung terdiam, dia tak bisa berkata-kata dan masih sangat bingung sekali.
Saat termenung di bathub, tiba-tiba bel kamarnya berbunyi.
“Sheila…gila benaran datang dia!” Manthis buru-buru mengambil handuk dan langsung menuju ke pintu.
Begitu pintu terbuka, Manthis terbelalak melihat Sheila hanya mengenakan baju tidur warna pink yang tipis sehingga menampilkan lekuk tubuhnya. Rambutnya kini terurai, tidak seperti saat duduk di pelaminan di sanggul sedemikian rupa, make up nya masih belum di hapus, sehingga penampilan Sheila sangat cantik, rambutnya yang di cat warna kuning sedikit makin menambah aura kecantikan penganten yang baru bersanding ini.
“Ma-masukk Sheila…!” Manthis pun membukakan pintunya, setelah Sheila masuk dan duduk kursi yang ada di kamar Presiden suite ini, Manthis pun permisi dan buru-buru balik ke kamar mandi, karena di badannya masih melekat buih-buih sabun.
Sheila tersenyum manis dan mempersilahkan, Manthis mandi cepat dan hanya kurang dari 10 menitan dia sudah kembali dengan mengenakan kimono. Rambutnya yang gondong dan masih basah dia biarkan tergerai.
Saat kembali ke kursi di mana Sheila duduk, Manthis makin kaget melihat wanita cantik jelita ini santai saja merokok, di tangannya malah ada sebotol wine, yang dia ambil di minibar yang ada di kamar Manthis ini.
“Sorry yaa…minuman kamu ku ambil satu, lagi suntuk soalnya,” katanya cuek dan minum sambil merokok dengan santainya.
“Gapapa Sheila…benaran saya kaget sekali…kok bisa sihh…maaf…masa suntuk, harusnya kan malam ini kalian berbahagia!” kata Manthis sambil menatap wajah Sheila.
“Hmmm…iya…pandangan umum begitu…tapi faktanya, aku malah sama kamu ngobrol malam ini!” sahut Sheila. Manthis lalu menghela nafas, dia lalu permisi sebentar mengambil wine yang agak ringan di mini bar, kemudian duduk di tempat semula dan membuka serta menuang di gelas, kemudian minum pelan-pelan.
“Kamu ga ngerokok Manthis?” Manthis langsung menggeleng.
“Kalau Sheila ga keberatan, cerita aja gapapa, kenapa sampai jadi gini!” kata Manthis pelan.
Setelah menghela nafas, Sheila yang galau inipun mulai bercerita…!
Sheila adalah anak nomor dua dan paling bungsu salah seorang pengusaha bernama Heru Pangesto, yang sangat kaya raya di Bali ini, ayahnya pemilik puluhan resort bintang 5, yang salah satunya Manthis tempati saat ini.
Sebelum menikah dengan suaminya sekarang, Sheila ternyata memiliki kekasih, sayangnya kekasihnya ini selain beda keyakinan, juga dari strata rendah. Sehingga hubungan mereka tak di restui orang tua Sheila, mereka akhirnya terpaksa putus hubungan kekasih, walaupun sudah menjalin hubungan lumayan lama.
Sheila lalu di jodohkan dengan anak salah satu partner bisnis Heru Pengesto, Sheila yang kini berumur 24 tahunan akhirnya pasrah saja di jodohkan, apalagi saat dia berkenalan dengan calon suaminya, orangnya tak mengecewakan, ganteng dan tinggi, tak kalah dengan mantan kekasihnya tersebut.
Sebelum menggelar resepsi, tiga minggu yang lalu Sheila dan Adit, suaminya ini sudah menggelar pernikahan, tentu saja dengan adat keyakinan mereka di Bali. Setelah menikah, Sheila merasa aneh sendiri, karena suaminya ini tak pernah mau menggaulinya, layaknya pasangan suami istri yang baru menikah.
Pertanyaan-pertanyaan Sheila akhirnya terjawab juga, satu minggu yang lalu sebelum acara resepsi mereka ini di gelar.
“Suamiku ternyata gay…dia blak-blakan menceritakan itu sambil nangis, aku aja sampai kaget, tak nyangka. Tapi dia minta agar aku ga menceritakan hal ini pada kedua ortunya, apalagi sampai minta cerai,” kata Sheila, sambil menghisap rokoknya pelan-pelan dan kembali menambah minuman wine nya.
Suami Sheila ini tentu saja tak ingin cerai, sebab kalau sampai mereka bercerai, bisnis orangtuanya yang juga mertua Sheila akan terancam. Sebabnya, selama ini usaha ayahnya banyak di bantu Heru Pangesto.
“Dia juga mempersilahkan aku mencari kesenangan dengan siapapun, bahkan dengan mantan kekasihku sendiri, dengan catatan jangan sampai ketahuan siapapun, agar aib ini ga kebuka kemana-mana!” kata Sheila kembali, Manthis sampai geleng-geleng kepala mendengar kisah yang tak di sangka-sangkanya ini.
Namun, mantan kekasih Sheila tak mau lagi dengan wanita cantik ini, karena dia sudah memiliki kekasih baru, bahkan dia mendahului Sheila menikah dengan kekasihnya tersebut. Sheila tentu saja sangat kecewa, hatinya langsung mentah dengan mantan kekasihnya tersebut.
“Saat tadi aku bersanding dan melihat kamu, aku kaget, karena wajahmu mirip mantanku dulu, lalu akau berbisik pada Adit dan minta izin untuk nyanyi bersama kamu. Dia langsung setuju, dia bilang silahkan saja, tapi jangan bikin heboh. Tapi aku ga tahan juga, saat kamu nyanyi lagu The Stollen’s yang sangat ku sukai itu, karena menggambarkan kenangan aku dulu dengan mantan, aku tak sadar lalu mendekati dan mencium pipi kamu…!” Sheila tertawa terkekeh, mau tak mau Manthis juga ikut tertawa.
Sheila menambahkan, sesaat sebelum menelpon Manthis tadi, dia juga sudah minta izin dengan Adit akan datang ke kamar Manthis malam ini.
“Tau ga, diam-diam si Adit ternyata ngontak pacar gay nya dan dia nginap di hotel ini juga, jadi saat aku ke sini, dia juga udah keluar duluan menemui pacarnya itu!” Sheila kembali menghela nafas panjang.
Manthis tak bisa berkata apa-apa lagi, dia tak menyangka, Adit suami Sheila yang berpenampilan macho dan ganteng, ternyata mempunyai orientasi belok. Padahal Sheila sebagai wanita tak punya kekurangan apapun, selain sangat cantik, Sheila juga anak konglomerat di Bali. Namun, di balik itu semua, selalu tak ada yang sempurna.
“Sayangnya ga ada piano di kamar ini, kalau ada aku pingin menghibur kamu dengan lagu-laguku!” kata Manthis mencoba guyon. Sheila tertawa kembali, memperlihatkan giginya yang rata dan putih.
“Kalau kamu ingin menghiburku…ga usah pake lagu…senangkan aku malam ini!” Sheila kini berdiri dan mendekati Manthis yang masih duduk. Manthis sampai mendongak menatap wajah jelita Sheila dengan rambut terurainya.
Sheila membelai rambut Manthis yang kini sudah kering, lalu dia jongkok dan memagut bibir Manthis, pagutan yang awalnya lembut akhirnya berubah jadi semakin panas.
Manthis tak pernah bermimpi, kalau malam ini dia justru jadi laki-laki yang menyenangkan istri seorang penganten di Bali.
Istri yang kesepian, sang suami tak bisa melaksanakan kewajibannya, karena sama sekali tak tertarik dengan wanita.
Manthis yang masih muda dan tentu saja berdarah panas, tak mampu meredam hasratnya, akibatnya dia pun tenggelam dalam buaian nafsu dengan Sheila. Manthis tak bisa disalahkan 100%, Sheila telah membuka pintu selebar-lebarnya bagi remaja yang kini makin menjadi pemuda dewasa ini.
Dengan wajahnya yang tampan, pembawaannya yang humble, serta suka mendengarkan keluh kesah Sheila, membuat Sheila luluh dan menemukan seorang pria yang bisa mengisi hatinya.
Mereka terus memadu kasih sampai menjelang subuh, Sheila pun akhirnya mengakui, Manthis yang masih berusia 19 tahunan ini benar-benar mampu membuatnya puas, bahkan dia harus minta istirahat.
Manthis yang seharusnya pagi harus balik ke Jakarta, membatalkan keberangkatannya, dia meminta Nadu dan Amang duluan berangkat. Kedua sahabat sekaligus asistennya ini setelah membereskan administrasi dan juga sisa pembayaran nyanyi Manthis, langsung terbang ke Jakarta.
Amang sempat mengingatkan Manthis agar jangan terlalu lama di Bali, karena besoknya dia harus latihan rutin dengan Band The Stollen’s buat persiapan lanjutan tour ke 50 kota, sisa dari kontrak 100 kota yang sudah di sepakati setahunan yang lalu.
Manthis iya-iya saja…!
Tapi, Sheila yang sudah mabuk cinta dan makin sayang dengan Manthis menahannya hingga 5 hari di Bali, Sheila makin lama makin menyenangi Manthis, walaupun dari segi umur, Manthis baru 19 tahunan, tapi Manthis mampu bersikap lebih dewasa dibandingkan umurnya. Bahkan ia bilang akan lebih sering ke Jakarta atau kemanapun kelak Manthis show untuk bertemu dan melepas kangen.
Manthis tak tahu, bagaimana murkanya Raymand di Jakarta karena selama di Bali Manthis tak bisa di kontak, karena smarphone tak aktif.
Dia sampai marah-marah dengan Nadu dan Amang, kedua asisten Manthis ini tak bisa berkata-kata lagi. Dalam hati mereka ikut menyalahkan Manthis, kenapa sahabat sekaligus bos mereka itu seakan lenyap dan tak bisa di kabarin.
“Dua hari lagi kita akan show di Banjarmasin, lanjut Banjarbaru dan ke Balikpapan serta Samarinda, kemudian ke Palangkaraya dan dua kabupaten di sana. Kalau si Manthis ga nongol-nongol juga, hancur band ini!” kata Ray murka.
Ben dan John ikutan terdiam ketika sang leader ini tak bisa menahan emosinya, gara-gara sang vocalis tak bisa di kontak hingga saat ini.
“Nadu dan loe Amang, hari ini juga susul si Manthis ke Bali, bilang segera pulang ke Jakarta atau susul langsung ke Banjarmasin, bilang kalau masih ngeyel dan ga mau pulang-pulang, dia akan gue pecat sebagai vocalis…heran sama siapa sih dia di Bali, sampai betah begitu!” sungut Ray masih emosi.
Nadu dan Amang langsung bergegas ke bandara Soetta dan mencari-cari tiket untuk penerbangan ke Bandara Ngurah Ray, Bali. Untungnya mereka mendapatkan tiket tersebut dan bisa terbang menjelang malam.
Keduanya langsung menuju hotel di mana minggu lalu Manthis dan Vena show, saat mereka ke resepsionest, keduanya pun kaget karena Manthis ternyata masih nginap di sana. Nadu pun mencoba menelpon ke kamar Manthis, tapi tak ada jawaban.
“Mungkin dia lagi keluar, kita tunggu di lobby saja!” kata Amang, Nadu setuju mereka kemudian duduk santai di lobby sambil memesan minuman.
Penantian keduanya berbuah hasil, mereka melihat Manthis datang juga, yang membuat keduanya terkaget-kaget, Manthis terlihat bergandengan tangan dengan seorang wanita cantik.
Bukan karena gandengan tangan itu yang membuat Nadu dan Amang terperangah, tapi wanita yang di gandeng itulah yang membuat kedua sahabatnya ini melongo.
Sebab, yang digandeng dan malah terlihat mesra adalah Sheila, orang yang baru minggu lalu menikah.
“Nadu…Amang…kalian ada di sini, kapan kalian datang!” kata Manthis tanpa ada rasa bersalah ataupun kikuk dengan ulahnya sendiri, saat melihat dua asistennya ini duduk di lobby hotel. Sheila lalu pergi duluan menuju lift dan naik ke atas meninggalkan ketiganya, Sheila hanya melempar senyum manis pada Nadu dan Amang yang menatapnya dengan pikiran yang aneh, aneh karena sang penganten malah ‘selingkuh’ terang-terangan dengan Manthis.
“Manthis, Bang Ray ngamuk, ayoo kita segera balik ke Jakarta, sebab besok akan langsung ke Banjarmasin, karena lusa akan show di Stadion Lambung Mangkurat!” kata Amang. Manthis hanya tersenyum dia sudah sadar, pasti perbuatannya akan membuat sang leader The Stollen’s ini marah-marah.
“Sudah tenang saja, bilang ke bang Ray, besok kita langsung ke Banjarmasin, kamu langsung pesan tiket buat kita bertiga, kalian nginap saja malam ini di sini,” sahut Manthis. Mereka kemudian duduk di restoran yang ada di lobby itu.
“Bagaimana dengan bang Ray, aku takut dia marah-marah!” timpal Nadu.
“Amang, kamu telpon Andi, jelaskan kita langsung berangkat ke Banjarmasin besok, transit via Surabaya!” Amang akhirnya mengangguk dan diapun menelpon Andi memberitahu permintaan Manthis ini.
*****
BERSAMBUNG
“Whatsss…jadi besok kamu mau ke Kalimantan show sayangg!” kata Sheila, saat Manthis bilang besok dia akan pergi.“Ga bisa di tunda yaa?” Manthis langsung menggeleng, dia bilang, karena ini menyangkut group band mereka yang telah mengangkat namanya, tidak ada alasan apapun dia tidak hadir dan show bersama The Stollen’s. Sheila akhirnya pasrah dan tidak melarang kekasihnya pergi besok.“Sayang…ada kabar baik, Adit setuju bercerai, tapi kami akan bercerai diam-diam, jadi sambil kelak bicara dengan ortu, kami masih serumah!” Sheila memeluk Manthis.Manthis memang pernah blak-blakan bilang, dia tak bisa terus menerus jadi orang ketiga dalam rumah tangga Sheila dan Adit.Keduanya kemudian tenggelam dalam kemesraan, sampai menjelang pagi, karena jam 9 pagi Manthis harus segera ke bandara untuk terbang ke Juanda, Surabaya, lanjut Bandara Syamsudinoor Banjarbaru.Di perjalanan menuju bandara, Amang men
Di balik kesuksesan luar biasa group band The Stollen’s dan kenapa Ray sering banget senewen kalau ada yang tak berkenan di hatinya, itu semuanya gara-gara persoalan orang tuanya. Alan Suhilin diam-diam ternyata memiliki WIL alias wanita idaman lain.WIL Alan Suhilin seorang perawat yang bekerja di salah satu rumah sakit miliknya sendiri, kesibukan Rani sebagai bisnis women membuat Alan haus kasih sayang seorang wanita. Perkenalannya dengan Weni, seorang perawat yang umurnya hanya terpaut 3 tahun dari Ray, membuat Alan bak menemukan cinta baru lagi.Walaupun perbedaan usia mereka cukup jauh, karena Alan sudah berusia 47 tahunan, sedangkan Weni baru jalan 24 tahun.Hubungan itu awalnya aman-aman saja, namun Alan tak bisa menyembunyikan lagi hubungannya dengan Weni, gara-gara keteledorannya sendiri, yakni kepergok Rani dia membeli membeli popok bayi di sebuah supermarket.Tentu ini pemandangan yang sangat aneh, seorang konglomerat membeli popok bayi d
Begitu sampai di hotel tempat mereka nginap, personel The Stollen’s bisa bernafas lega, karena penjagaan di hotel mereka lebih ketat, sehingga ratusan penggemar tak bisa merangsek masuk ke dalam area hotel, bahkan ke halaman hotel pun tak boleh, pihak hotel berkilah ini demi kenyamanan para tamu hotel lainnya.“Hebatt yahh kalian, punya penggemar fanatic gituhh?” puji Sonia.“Kamu beruntung lohh Sonia, bisa duduk dan ngobrol bareng kami yang di puja-puji…cucukkk dehhhh,” kata Ben bergaya kenes, hingga semuanya tertawa. Sonia makin suka bergaul dengan personel group ini. Padahal awalnya dia mengira mereka itu sombong dan angkuh, karena sedang berada di puncak popularitas.Ben, John dan Manthis langsung beristirahat di kamar masing-masing, Ray menemani Sonia di restoran yang terdapat di hotel itu, karena sopir Sonia masih dalam perjalanan.“Hebat kamu Sonia, masih muda udah punya usaha!” kata Ray.&ldq
Kata orang, kalau cinta sudah melekat, halangan jarak tidak akan menghalangi rintangan itu, diam-diam usai show di Manado, Ray menghilang satu hari. Manthis, Ben dan John sampai ketar-ketir kemana sang leader menghilang, sementara dua hari lagi mereka akan show di Kota Tomohon, setelah sukses show di Kota Manado.Kurang dari 3 jam sebelum show di mulai, Ray akhirnya nongol juga.“Gila loe bro, kemana saja ngilang, aku hampir jantungan tau!” sungut Ben.“Iya nihh, ngilang ko ga bilang-bilang,” sahut John yang sudah bersiap-siap tampil di panggung terbuka, di mana gemuruh suara penonton terus terdengar dari tadi, menunggu penampilan idola mereka ini.Ray hanya mesem-mesem saja dari tadi, dia memaklumi ketegangan semua personel dan juga anggota tim manajemen The Stollen’s.“Udah tenang aja, yang penting kita tampil maksimal malam ini,” Ray pun kini bersalin pakaian. Manthis menepuk bahu sahabatnya ini. &
Alan Suhilin, Weni dan Ray datang langsung ke rumah Sonia, untuk melamar gadis cantik ini, sebelumnya Ray sudah mengontak Sonia terkait rencana itu, Sonia tentu saja sangat berbinar-binar bahagia, karena kekasihnya ini tidak bercanda akan segera menjadikan dia istri sah.Awalnya Sonia tentu saja ragu-ragu, apalagi dia tahu latar belakang Ray yang seorang musisi dan lagi di gilai penggemarnya di mana-mana. Terlebih Ray seorang musisi band rock alternative yang dia tahu memiliki banyak penggemar fanatic dari kalangan abege wanita.Saat Ray blak-blakan ingin mengajaknya menikah, Sonia sampai sakit perut tertawa dan bilang apakah Ray lagi mabuk. Ray sendiri hanya mendiamkan kekasihnya ini tertawa saat mereka vidcal.“Gimana…udah puas ketawanya?” sahut Ray sambil menatap wajah kekasihnya di smartphone.“Belum…ulangin lagi, benaran kamu mau jadikan aku bini secara sah?” sahut Sonia masih tertawa-tawa.Tanpa di duga S
Tak terasa kini 3 tahun sudah berlalu….Semua personel The Tollen’s sudah dewasa semua, Ray malah sudah memiliki dua anak bersama Sonia. Tiga personel lainnya Ben, John dan Manthis masih betah melajang, walaupun Ben kini sudah mempunyai kekasih dan memutuskan sebentar lagi akan naik pelaminan.Hubungan Manthis dan Sheila naik turun, perbedaan usia, lambat laun membuat keduanya mulai tak semesra dulu lagi.Manthis yang kini berusia 23 tahun dan Sheila sudah 27 tahunan, membuat wanita ini minta komitmen lebih, yakni pernikahan. Tapi perbedaan keyakinan jadi penghalang keduanya, sehingga kini hubungan mereka makin renggang.Di satu sisi, di saat hubungannya renggang dengan Sheila, diam-diam Manthis menjalin hubungan dengan Hana Desyata, seorang artis sinetron dan model yang dulu pernah dikenalkan Jeje. Kadang dengan Vena dia masih sering bertemu dan keduanya mengulang kemesraan yang dulu pernah di rajut, walaupun tidak terlalu sering.Ven
Penciuman wartawan memang tajam, mereka ternyata tau kalau Manthis akan ke Bali, ketika Manthis yang kala itu mengenakan pakaian casual, dengan topi dan kacamata hitam, plus masker di wajah dan mau masuk pintu keberangkatan, dia langsung di cegat puluhan wartawan.“Bang berhenti bentarrr bang…wawancara dulu bang?” kata puluhan wartawan. Manthis terus berjalan dan hanya bilang no comment.Langkah Manthis malah terhenti, karena para penumpang sedang antre masuk ke ruang keberangkatan. Sehingga mau tak mau Manthis terpaksa ikut antre dan akibatnya dia terpaksa meladeni wawancara, ratusan orang pun ikut melihat dan malah banyak yang ikutan merekam wawancara Manthis itu.“Bang gimana komentarnya terkait beredarnya video panas yang di duga pemerannya adalah abang?”“Tanyakan dengan pengacara saya saja!” sahut Manthis kalem.“Bang, artis Hana Desyata kemarin saat wawancara bilang dia memang puny
Tiga hari setelah pertemuan dengan Ben dan John, Manthis pun memenuhi panggilan Bareskrim Polri di dampingi Amang Soleha SH, sahabat sekaligus pengacaranya, untuk dimintai keterangan sebagai saksi terkait beredarnya video mesum dia dengan Vena, Hana dan belakangan dengan super model Gerald.Manthis di panggil setelah adanya laporan ke kepolisian yang dilakukan sebuah LSM yang merasa perbuatan Manthis yang merupakan idola remaja telah merusak mental anak-anak muda.Setelah diperiksa hampir 5 jam, Manthis pun keluar dan sudah di serbu puluhan wartawan yang setia menunggunya.Namun Manthis yang saat itu mengenakan topi, masker dan kacamata hitam menyerahkan semua pertanyaan para wartawan ini kepada pengacaranya, Amang.“Klien saya dalam hal ini adalah korban…kami akan mempolisikan pihak-pihak yang selama sengaja berkomplot untuk menjatuhkan klien saya ini!” tegas Amang.“Bangg…jadi benar donk pemeran video mesum ini kli
James tertawa sambil mengangguk, sambil jalan menuju mushalla yang ada di cottage itu, James bercerita kalau dia sudah tertarik mualaf sejak 10 tahunan yang lalu, tapi mantap mualaf 3 tahunan yang lalu setelah melihat orang rame sholat Idul Fitri dan COVID-19 merebak, di mana harus cuci tangan dan kaki yang bersih, sehingga James pun memantapkan hatinya. Ternyata Sheila, ibunya sangat mendukung, termasuk Andrew, ayah sambungnya, apalagi James sudah dewasa dan tentu sudah matang berpikir. James kini setiap hari melihat Kania syuting dan setelah syuting keduanya sering jalan berdua, hingga tak terasa syuting 5 harian kelar dan Kania harus bersiap pulang kembali ke Jakarta. James yang bersikap dewasa kaget saat Kania mengatakan kini banyak menerima job film, sehingga sering meninggalkan rumah. James pun memberi nasehat ke wanita jelita yang makin matang ini, agar jangan lagi ambil semua job film atau iklan. “Kasian Aji, dia butuh kamu Kania, apalagi ini masa-masa perkembangan dia!”
“Tak apa Mas Rafsa…nama saya Tikno, saya malah tak mengira malam ini bisa melihat langsung acara hebat ini, tak bakal saya lupakan seumur hidup, selamat yaa buat Mas Rafsa dan Mba Stella, moga secepatnya menikah dan punya anak-anak yang tak kalah ganteng dan cantik seperti papa dan ibunya ini!”Rafsa lalu memanggil Tarot sopir pribadinya, dan minta diambilkan tas kecil, tak sampai 10 menitan Tarot balik lagi, Rafsa lalu mengambil selembar cek, yang sudah bertuliskan angka uangnya di sana.“Pa Tikno, saya tak bawa uang cash, ini selembar cek sebesar 50 juta, bisa bapak uangkan kapan saja, bawa saja ke bank yaang tertera di cek itu…!” Tikno hampir terlonjak kaget, tak mengira akan dapat cek senilai fantastis bagi ukurannya. Tapi bagi Rafsa itu angka yang sangat kecil.Setelah menyalami Rafsa sampai tangannya dan juga tangan Stella di cium, lalu Rafsa mengenalkan ke ayah bundanya, Tikno sampai minta foto selfie, karena dia meng
Setelah adegan romantis itu selesai di putar, di mana Rafsa terlihat mencium dahi Stella, Mami Stefani tersenyum dan terlihat puas.Dia tak memperdulikan bagaimana dua sejoli itu saling lirik dengan wajah bak udang rebus, malu tak terkira, kenapa sampai di putar adegan itu dan di tonton ratusan orang, suara suit-suit terdengar, hingga kedua sejoli ini makin malu.Rafsa dan Stella tak menyangka kalau ada yang diam-diam merekam dan saat ini di tatap ratusan undangan.Kini semuanya butuh jawaban, apa maksud di putarnya adegan romantis itu, di acara ultah sang crazy tampan ini.“Nahh para undangan semua…malam ini saya ingin mengumumkan, di ultah Rafsa De Jong yang ke 27 tahun, dia akan kami tunangkan dengan kekasihnya yang ada di sampingnya ini dan pernikahan pun akan segera di gelar secepatnya!”Maka riuhlah semuanya, tak mengira kalau dua sejoli itu malam ini akan bertunangan. Banyak yang kaget, terutama keluarga Manthis de Jong, k
Di tata dengan sangat mewah, membuat semua tamu undangan yang terlihat berjalan menyingkir kaget, tak mengira ada motor nyelonong masuk ke rumah ini.Bagaimana tak kaget, kenapa ada motor ojek daring bisa nyelonong masuk ke rumah mewah dan eksklusife ini, ini sama dengan cari penyakit.Tapi saat melihat Rafsa di boncengan motor online itu semua tertawa, mereka kini mulai bercanda, kalau di crazy rich tampan itu sedang bikin sebuah pesta kejutan.“Dasarrrr, si crazy rich ternyata yang bikin ulah, ada-ada saja kejutan di ultahnya kali ini, tapi aseek juga nih, jadi penasaran, apalagi kejutan yang akan dia buat!” ungkap tamu-tamu berpakaian perlente dan juga para ART yang terlihat sibuk hilir mudik melayani tamu-tamu undangan.Motor ojek online berhenti tepat di tengah-tengah taman dan tak jauh dari panggung kecil yang di tata sedemikian rupa, sehingga Rafsa sukses menjadi pusat perhatian, semua kaget hingga terdiam, termasuk pemain musik, tak me
Desy pun melayani dengan baik Stella dan Rafsa, Stella tanpa sungkan kembali mengajak Desy bercakap-cakap dan bilang jodoh banget ketemu lagi dengan pramugari cantik ini.Rafsa hanya tersenyum melihat calon istrinya ini bercakap akrab dengan Desy. Keramah tamahan Stella membuat Desy kagum dan makin hormat pada Stella yang dianggapnya wanita berkelas yang sangat ramah.Sebagai pramugari, Stella bisa menilai penumpang-penumpang nya yang tajir melintir, ataupun pura-pura tajir.Desy hapal semuanya, sehingga rasa hormatnya langsung tinggi pada Stella, termasuk Rafsa yang terlihat cool serta tak genit dan tetap bersikap wajar.Sesampainya di bandara, keduanya berpisah, Rafsa langsung pulang ke rumah, saat Rafsa ingin mengantarnya pulang, Stella langsung tertawa dan bilang mending Rafsa segera menemui ke tiga orang tuanya untuk melamarnya segera.“Ingat jangan kelamaan atau calon ibu anak-anakmu ini akan di lamar orang lain!” kelakar Stella d
Stella lalu turun dari panggung kecil dan berjalan perlahan menuju Rafsa yang sedang berdiri dan merentangkan tangan bersiap memeluk gadis yang sudah meruntuhkan hatinya ini.Stella lalu memeluk pemuda ini, tepuk tangan makin membahana, saat tubuh bak model ini tenggelam dalam pelukan pemuda tampan bertubuh atletis ini.“I Love so much…!” bisik Rafsa.“Love youu to…!” bisik Stella.Stella merenggangkan pelukan dan menatap wajah Rafsa yang tersenyum kecil dan terlihat mata pemuda itu agak berkaca-kaca, terharu cintanya tak lagi bertepuk sebelah tangan.Mereka tak sadar kelakuan mereka masih disaksikan puluhan pengunjung yang terus bertepuk tangan dan diam-diam ada yang merekam adegan romantis ini dan hanay hitungan menit tersebar di media sosial dan tentu saja ada yang kaget melihat adegan romantis ini, siapa lagi kalau bukan Mami Stefani dan Mami Gerald, yang mengirimkan rekaman itu ternyata Kiki, kakakny
“Heiii tomboy, dengarin yaa, tiga bulan lagi aku dan Rina akan menikah!” sahut Sohai.“Apaa…kapan kalian jadian, setahuku kamu kan suka gonta ganti pacar ngikutin gaya sahabat elo si Rafsa, kok bisa-bisanya akan menikah dengan sahabatku, jangan-jangan kamu pelet yaa?” ceplos Stella yang tentu saja kaget, tak menyangka dua sahabatnya ini malah akan menikah, padahal tak terdengar pacaran.“Sembarangan mana ada pake pelet, namanya juga jodoh tomboiiii, pokoknya pas resepsi kamu wajib hadir yaa, awas kalau nggak datang, gua coret lo jadi sahabat bini gua ini!” sahut Sohai cengengesan, bahkan dia langsung mencium pipi Rina.“Ehhh sahabat elo si Rafsa dah tahu belum..?”“Tau donkk, dia sama kayak kamu, kaget, tapi setelahnya janji akan datang ke pernikahan dan resepsi kami, dia malah mau ngasih kado rumah lohh, nggak rugi gua punya sahabat he-he-he!” ceplos Sohai lagi, Rina hanya tertawa saja me
Rafsa masih terdiam dan menatap pintu itu dengan nanar, tanpa Rafsa sadari, Stella bersandar pada dinding pintu tersebut, dia tersenyum sendiri.Ia lalu berlari ke kasur dan langsung memvidcal sahabatnya Rina yang berada di Jakarta.“Benarann….kalian se hotel yaa di Singapura, jangan-jangan udah belah duren nihh!” sahut Rina sambil tertawa berderai di vidcal itu.“Enakk ajee, gue bukan elo kalee, gue masih ingat lah, ga bakalan mau gue pecah sebelum menikah!”“So…kapan nihh kalian nikah, kan tadi kamu bilang barusan di lamar!”“Ntar ajahh, biarkan dia makin cinta!”“Eitttsss….hati-hati ntar nangis bombaiiii lagi kalau Rafsa dengan yang lain, udah kalian cepat-cepat pulang dan segera menikah, bereskan!”“Tenang ajahh, biarkan Rafsa terus mengejarku…aku hanya ingin menyakinkan hati, anggap tes buat dia!”“Lhaaa pakeee tes seg
“Hmmm…kalau nggak enak pesananku ini, ya udah sono kamu pesan sendiri, biar pelan-pelan aku makan ini, songong amat sihh, makanan enak gini dibilang tak enak!” sungut Stella sambil mengaut sayuran, Stella memang agak vegetarian, sehingga badannya tetap langsing bak model dan mengeluarkan aroma yang harum, dan tadi sempat membuat pemuda di depannya ini makin senewen di buatnya.“Pemarah banget sihh…tau nggak kenapa tak enak!”Stella langsung mengangkat wajahnya. “Iya kenapa tak enak?”“Karena kemanisan wajah kamu hilang, hingga makanan ini hambar…senyum donk, dan ceria, masa kita makan diam-diaman ajee?”“Anjriittt…gue di gombalinnn, basiiii tauuu!” kini Stella terbahak. Rafsa kini tertawa kecil.Stella langsung mengambil ampal daging bulat dan melemparkan ke wajah Rafsa, tapi luput, karena Rafsa mampu menghindar.“Kamu memang buaya cap biawak, hampi