Satu hari sebelum mereka berangkat ke Surabaya, album kedua mereka ‘Dara…di Sinilah Cinta Kita Bermula’ di rilis dan mulai di putar di youtube, radio-radio dan juga TV-TV music. Dan tepat seperti dugaan Ray, Ben dan John, lagu yang intronya di mulai dengan alunan lembut piano Manthis, lalu di susul raungan guitar Ben dan cabikan bass John serta di beri sentuhan sedikit drum Raymand ini langsung merajai topchart lagu-lagu di seluruh tanah air.
Di youtube lagu ini sudah di tonton lebih dari 1 juta orang, hanya dalam tempo satu hari saja, albumnya pun meledak di mana-mana, walaupun tentu saja beda dengan penjualan album di masa lalu, karena kini sudah di jual melalui podcast-podcast yang menjamur dan tentu saja menjangkau hingga ke luar negeri.
Bahkan hampir semua podcast meraup untung tak sedikit dengan lagu ini, karena selalu di putar berulang-ulang oleh pendengarnya, sehingga royalty ke produser Ogong Lee bak mencetak duit saja lagi.
Setiap hari rekening Ogong Lee kebanjiran cuan tak sedikit, sehingga dia benar-benar untung besar. “Ga lugi owe bayallll ni personel The Tolllen’s mehong-mehonggg…eyke makin tajilll boo!” kata pria yang selain cadel juga dikit lekong sambil jingkrak-jingkrak sendiri. Ia kini juga sibuk mempersiapkan show ke seluruh Indonesia group band kesayangannya ini.
Manthis kini bukan lagi Manthis setahunan yang lalu, yang hanya makan sehari sekali untuk mengirit biaya. Dia telah menjelma menjadi seleb papan atas dengan bayaran luar biasa.
Dua sahabatnya, Nadu dan Amang juga ketiban untung, dua mantan pengamen ini malah sudah bisa beli mobil dan rumah sendiri, walaupun tentu saja tak semewah punya Manthis.
Amang malah melanjutkan SMU nya hingga lulus dan ia lalu nyambi kuliah ambil jurusan hukum, Amang sejak dulu bercita-cita ingin jadi pengacara, ia menarget 3,5 tahun lulus sarjana hukum.
Nadu malah punya bakat terpendam, dia ternyata suka iseng-iseng cipta lagu, sampai-sampai Ray pernah bilang, sewaktu-waktu lagu Nadu akan The Stollen’s pakai kelak di album-album mereka berikutnya.
Selama Manthis konser dengan The Tollen’s ke beberapa kota di Indonesia, Anita sering datang menemui Manthis di akhir pekan. Tentu saja dia lepas kangen dengan kekasih brondongnya yang lagi naik daun ini.
Manthis yang kini tajir melintir meminta kekasihnya ini agar berhenti jadi sales di dealer mobil, dan Manthis bersedia memodali Anita buka usaha. Anita bilang dia mikir-mikir dulu, sambil melihat peluang usaha apa yang cocok.
Padahal itu hanya alasannya saja, intinya Anita melihat Manthis masih sangat labil dan belum dewasa sepenuhnya.
Bukan hal yang mudah bagi Anita yang kini sudah di kenal sebagai kekasih Manthis, sebagai artis muda yang lagi di puncak karir, Anita sering menahan hati gara-gara ulah penggemar Manthis terutama para cewek abege yang suka membully Anita, karena perbedaan usia mereka 5 tahun, Mantis 18 tahunan dan Anita 23 tahun.
Padahal usia 23 tahun tidak tua-tua amat sebetulnya, malah masih sangat muda. Anita kadang di semangati Ray, Ben dan John, mereka bilang ga usah di dengar ulah penggemar The Stollen’s, yang penting sama-sama cinta.
Ketiga personel band ini suka dengan Anita yang dewasa dan tidak neko-neko, kecantikan Anita pun tak kalah dengan selebgram terkenal Anya Geraldine.
Namun badai pun datang di hubungan Manthis dan Anita...dan berimbas pada Band The Stollen’s!
Saat Manthis yang kini bak gula di rubung semut kenal dengan salah satu manajer artis wanita yang juga lagi naik daun
Awalnya si manejer yang bergaya lekong ini berkenalan dengan Manthis dan semua anggota band lainnya sambil membawa Vena, seorang artis penyanyi muda berbakat dan sedang hits juga dengan lagunya.
Jeje, sang manejer lincah ini lalu sering mengontak Manthis dan sampailah pada tawaran untuk berduet dengan Vena.
Awalnya Manthis menolak, dengan alasan susah bagi waktu, namun Jeje yang lincah bak belut ini tak patah semangat.
“Pokoknya eyke tunggu dehh, sampai yee punya waktu, eyke yakin kolaborasi ye dengan Vena akan menghasilkan sebuah lagu yang sangat hits, lagunya udah ada lohh, kata penciptanya duet yang paling cucuuuuk adalah yee dengan Vena!” bujuk Jeje, saat mereka kembali bertemu, kala The Stollen’s jadi bintang tamu di sebuah televisi. Dan Vena juga ikut sebagai salah satu artis yang di undang.
Vena sangat cantik, sebagai artis muda yang seumuran dengan Manthis, saat sama-sama jadi bintang tamu itu, banyak yang menjodoh-jodohkan mereka, hingga sempat jadi viral. Namun Manthis buru-buru menepis kabar itu dan bilang itu hanya hoaks saja.
Tapi sebetulnya hoaks ini diam-diam di sengaja Jeje sang manajer Vena, lalu ia hembuskan ke media secara periodek dan terus menerus. Tujuannya hanya satu, agar nama Vena makin melambung, inilah yang tak di sadari Manthis yang masih sangat baru di dunia seleb.
Selain makin melambung, hoaks itu juga punya nilai ekonomi tinggi, inilah yang dijadikan dasar Jeje tak kenal lelah membujuk Manthis agar mau berduet dengan Vena.
Setelah hampir 6 bulan keliling Indonesia dan kini The Stollen’s sudah menyelesaikan 50 konsernya dan seperti sudah di duga konser ini sukses luar biasa di mana-mana. The Stollen’s pun istirahat selama 2 bulan full, alias cuti dari konser, untuk kemudian melanjutkan kembali sisa yang 50 kota usai cuti kelak.
Ray, Ben dan John memanfaatkan cuti ini untuk jalan-jalan ke luar negeri, sudah tentu dengan pasangan mereka masing-masing.
Sementara Manthis akhirnya terbujuk juga untuk berduet dengan Vena, uang kontrak senilai 5 milyar plus bonus-bonus lainnya tak kuasa Manthis tolak, untuk berduet dengan penyanyi yang sebelumnya jebolan sebuah ajang pencarian bakat di TV swasta.
Duet single dengan yang judul ‘Cinta Telah Dimiliki’ pun di buat, di saat rekan-rekannya sedang santai di luar negeri, Manthis malah sibuk masuk studio untuk merekam lagu bersama Vena.
Anita tidak melarang kekasihnya ini berduet, karena dia pikir untuk perkembangan karir Manthis sendiri, terlebih The Stollen’s juga sedang istirahat selama dua bulan dari kegiatan bermusik mereka.
Manthis sengaja tak memberitahu rekan-rekannya, karena dia pikir tuh cuman satu lagu dan dia juga tak mengganggu jadwal group mereka.
Ternyata prediksi Jeje tepat sekali, setelah selesai merekam lagu dan kemudian di masukan ke youtube. Hanya dalam tempo satu hari, lagu ini sudah di tonton lebih 1,5 juta orang, mengalahkan lagu Dara..di Sinilah Cinta Kita Bermula, yang hanya satu jutaan penonton di hari pertama, walaupun kini setelah hampir 7 bulanan lagu itu sudah di tonton lebih dari 100 juta kali.
Namun dengan euphoria di hari pertama yang sangat heboh ini, undangan tampil berduet di berbagai acara pun berdatangan bak air hujan ke Manthis dan Vena.
Nadu dan Amang yang diperbantukan Manthis, sampai kelabakan menyusun jadwal bintang tamu dari berbagai stasiun TV plus perusahaan-perusahaan yang mengundang duet ini, karena lagu mereka yang bomming. Di tambah Jeje tak mau tahu, kalau ada undangan, Manthis kudu datang bersama Vena, dimanapun itu.
Ray, Ben dan John sampai kaget bukan kepalang mengetahui Manthis diam-diam duet dengan Vena dan kini lagunya bomming di mana-mana.
Ray yang sedang berada di Eropa sampai menelpon Manthis dan menanyakan alasan vocalisnya ini menerima tawaran duet.
Ditelepon Ray, Manthis pun berjanji, group mereka tetap prioritas dan duet dengan Vena hanya ngisi waktu saja, Ray memaklumi, tapi ia juga wanti-wanti agar Manthis menjaga komitmennya itu.
“Ingat loee ya, loe udah jadi ikon The Stollen’s, jangan sampai ikon itu suatu saat tinggal sejarah di group kita!” kata Ray memberi peringatan.
Seringnya tampil bersama dengan Vena di beberapa stasiun TV, akhirnya inilah awal affair Manthis dengan Vena, tentu saja di balik itu semua kembali Jeje lah yang ikut berperan.
Setelah tampil berdua sebagai bintang tamu di sebuah televisi, Jeje sengaja membawa pulang mobil Vena dan mendorong anak asuhnya ini ikut pulang dengan mobil mewah Manthis.
Vena yang sejak dulu sudah mengagumi teman duetnya ini tentu tak keberatan pulangnya dengan Manthis, pas juga Manthis bawa mobil sendiri, biasanya kalau tidak Nadu, Amang lah yang jadi sopir pribadinya.
“Kamu pulang kemana Ven?” tanya Manthis saat sudah sama-sama dalam mobil. Vena pun menyebutkan apartemennya.
“Oh ya, kita mending ga usah pulang dulu, kita mampir dulu yuks ke sebuah pub, ini pub eksklusif loh, ga sembarangan orang bisa masuk, kecuali pake member khusus!” Vena kemudian menjelaskan di sana Manthis akan melihat banyaknya artis-artis top, yang berbeda 180 derajat dari kelakuan mereka di layar kaca dan di depan infotaiment.
“Jangan kaget, di sana kamu akan liat berbagai karakter yang bikin pandangan kamu terhadap artis-artis tertentu berubah total!” kata Vena sambil tertawa.
Manthis akhirnya menyetujui kehendak Vena, dia pun tentu sangat penasaran ingin melihat suasana pub itu dan omongan Vena tadi.
Begitu masuk ke pub itu Vena langsung di sambut beberapa artis yang Manthis kenal, saat melihat Vena datang dengan Manthis semua memuji.
“Wowww inilah pasangan yang lagi fenomenal, lagu mereka lagi hits nihh!” seru beberapa artis yang juga teman-teman Vena.
Setelah berbasa-basi, keduanya pun memilih tempat yang agak di pojokkan dan tentu saja privasi. Keduanya memesan minuman dan makanan ringan, Manthis pun memandang keadaan pub ini yang memang sangat berkelas dan mewah.
Bahkan kini mulai muncul dancer-dancer berpakaian minim diiringi house music dari seorang DJ yang juga seorang selebgram terkenal. Saat itulah dia melihat beberapa artis dan aktor terkenal berseleweran di sana, dan yang membuat Manthis tersenyum sendiri, ternyata apa yang di ungkapkan Vena benar adanya.
Dia mencatat ada 3 artis sinetron yang biasa berperan alim di FTV, di sini benar-benar berbeda 180 derajat, selain berpakaian lumayan seksi, mereka juga berdansa dengan pasangannya, gayanya sangat sensual dan tentu mengundang riuh dari teman-temannya, tapi si artis ini cuek saja seakan riuh itu tak ada pengaruhnya sama sekali. Semuanya nafsi-nafsi saja, setelah saling menyapa, mereka kembali aseek dengan gaya masing-masing.
Gara-gara music yang menghentak-hentak itulah, Vena harus sering memepet badan Manthis kalau berbicara. Agar suaranya terdengar jelas, akibatnya mulai masuk ke pub hingga kini, keduanya sangat berdekatan dan seakan lengket.
Ulah keduanya itu ternyata jadi perhatian teman-teman artis lainnya atau pengunjung yang melihat keduanya. Tanpa mereka sadari ulah mereka berdua juga jadi bahan pergunjingan, tak jauh beda dengan pandangan keduanya terhadap puluhan artis yang berada di pub ini.
“Dehhhh ternyata bukan pasangan duettt biasa, duett benaran sampi alam nyata cuuucukkk booo, pantas di video klipnya mesra bingit…ternyata oh ternyata!” kata mereka sambil tertawa dan mereka pun kini cuek, tenggelam dalam ramenya dugem yang makin malam makin heboh saja.
Setelah puas berada di pub itu, Manthis dan Vena pun pulang, Manthis terpaksa memapah Vena yang sedikit mabuk dan agak sempoyongan. Ternyata wine yang dia minum kadar alkoholnya cukup tinggi.
Beberapa kali Manthis harus menahan nafas, karena ia terpaksa memeluk tubuh Vena yang berbau harum ini, mulai dari keluar pub sampai ke parkiran. Kini Manthis pun menjalankan mobilnya tujuan ke apartemen Vena, yang ada di daerah Kemang Jakarta Selatan.
Sampai di parkiran apartemen, Manthis terpaksa kembali memapah tubuh Vena naik ke apartemennya, Vena terus memeluknya, gara-gara mabuk berat. Entah di sengaja atau bukan, selama memeluk Manthis, Vena makin memepetkan badannya ke tubuh remaja yang kini mulai jelang jadi pemuda.
Sampai di dalam apartemen, Vena malah meminta tolong pada Manthis memapahnya ke kamar mandi. “Aku pingin buang air, tolong yaa papah aku, kepalaku masih kleyengan nih!” Manthis terpaksa kembali mengiyakan.
Sebetulnya sejak tadi Manthis sudah mulai tak karuan, akibat tingkah Vena seolah tak sengaja memperlihatkan gaunnya tersingkap.
Begitu masuk kamar mandi, tanpa sungkan lagi Vena melepas CD nya dan buang air begitu saja di hadapan Manthis sambil duduk di close it, Manthis terpaksa berpaling sambil menahan debaran jantungnya.
Vena yang tak mabuk-mabuk amat sebetul setengah berakting, sebagai remaja yang sedang puber-pubernya, dia juga sudah lama ngefans dengan vocalis The Stollen’s ini, sehingga dialah awalnya yang ngotot pada Jeje untuk terus mengusahakan ia bisa berduet dengan Manthis.
“Kok berpaling sihhh, ga kepingin liat ke sini?” goda Vena sambil tertawa.
Manthis bagaimanapun seorang lelaki normal, usianya juga lagi kuat-kuatnya puber pertama, di tantang begitu, diapun langsung berpaling dan alangkah terperanjatnya Manthis melihat pemandangan yang tak dia sangka-sangka ini.
Vena tanpa malu-malu memperlihatkan sesuatu yang membuat volume otak Manthis bergejolak. Vena telah melepas baju dresnya dan melemparnya ke sisi kamar mandi. Pemandangan yang membuat pikiran jernih Manthis hilang seketika, apalagi tubuh muda Vena memang sangat menggoda.
Inilah awal affair Manthis dengan Vena, kedua mahluk berlainan jenis ini sama muda, yang laki-laki tampan, yang wanita cantik jelita, seumuran dan sama-sama terbakar oleh nafsu sendiri. Dari kamar mandi akhirnya di ruangan tengah dan berakhir di ranjang yang harum milik Vena.
Nafsu memang sesuatu yang tak bisa di elakan siapapun, apalagi kalau sudah sama-sama ada ketertarikan secara fisik.
Di luar dugaan Manthis, diam-diam Vena sengaja meletakan smartphone nya mengarah ke tempat dia dan Manthis bermesraan, maka terekamlah adegan-adegan dewasa keduanya, tanpa Manthis sadari. Vena ternyata punya hobby unik, yakni suka mengoleksi adegan mesranya dengan kekasihnya.
Dulu saat dia memiliki kekasih, dia dan kekasihnya suka merekam adegan saat bercinta. Tujuannya bukan untuk di sebar kemana-mana, tapi semata-mata hanya untuk koleksi pribadi.
Vena tak sadar, someday akibat ketelodorannya, akan menjadi petaka bagi dia dan juga Manthis, karena mereka berdua sama-sama public figure yang sangat terkenal.
Kedua insan ini memadu kasih hingga jelang pagi dan akhirnya mereka berdua ambruk kelelahan serta tidur sampai siang.
Keduanya terbangun saat terdengar suara heboh Jeje di depan pintu apartemen Vena minta di bukakan pintu. Alangkah kagetnya pria lekong ini, saat Vena membuka pintu hanya pake handuk dan di kamar tidur Vena dia melihat Manthis sedang buru-buru berpakaian.
*****
BERSAMBUNG
“Duehhh weceee…Machicaaaa…kenapa yee pake handukann sihh, ehhh sapaaaa tuhh yang lagi buru-buru berpakaian?” Vene langsung tertawa dan bilang liat aja sendiri orangnya.Begitu Manthis keluar kamar, dia terperanjat saat melihat Jeje sudah ada di apartemen ini.“Ihh doskiiii…kirain siapaahhh, ehh mau keminong kok buru-buru amirrrr?”“Sorry Je, gue buru-buru ada latihan di studio!’ kata Manthis sedikit gugup, tak menyangka manejer Vena yang suka ngegibah ini ada di sini.“Ga usah bo’onggg dehhh, band kalian kan lagi cuti, emank studio yang mana?” Jeje langsung menarik tangan kekar Manthis. Vena yang meliat Jeje dan dan Manthis bicara, langsung permisi mau ke kamar mandi.“A-anu Je…mau latihan buat endorse nanti!”“Ssssttt…sini dehh!” Jeje pun lalu menarik tubuh Manthis kemudian berbisik, Manthis langsung kaget.&ld
Resepsi itu kelar pukul 11 malam, Manthis dan Vena turun panggung dan Ia akhirnya kembali istirahat ke kamarnya yang mewah dan sudah di bokingkan sang pengusaha ini. Belakangan Manthis baru tahu, kalau hotel ini milik sang pengusaha itu sendiri.Sementara Vena juga istirahat di kamarnya sendiri, sesaat sebelum masuk lift menuju kamarnya, Jeje sempat berbisik kalau malam ini Vena akan bersama sang pengusaha itu, Manthis hanya tersenyum mesem saja.“Tenanggg weceee…ga usah cimbikirrr gicuuuu yaaa…ntar ye sama Hana di Jakarta, tenang ajeee, eykee yang aturrr!” kata Jeje tertawa.Nadu dan Arman berbeda kamarnya, Manthis di kamar sendirian, setelah melepas pakaiannya Manthis pun ingin mandi, karena badannya sangat gerah, apalagi tadi saat nyanyi pipinya selain kena cubit, juga beberapa kali di cium para undangan.“Berendam di bathub segerr kali yaa,” kata Manthis seorang diri.Baru 30 menitan berendam, tiba-tiba tel
“Whatsss…jadi besok kamu mau ke Kalimantan show sayangg!” kata Sheila, saat Manthis bilang besok dia akan pergi.“Ga bisa di tunda yaa?” Manthis langsung menggeleng, dia bilang, karena ini menyangkut group band mereka yang telah mengangkat namanya, tidak ada alasan apapun dia tidak hadir dan show bersama The Stollen’s. Sheila akhirnya pasrah dan tidak melarang kekasihnya pergi besok.“Sayang…ada kabar baik, Adit setuju bercerai, tapi kami akan bercerai diam-diam, jadi sambil kelak bicara dengan ortu, kami masih serumah!” Sheila memeluk Manthis.Manthis memang pernah blak-blakan bilang, dia tak bisa terus menerus jadi orang ketiga dalam rumah tangga Sheila dan Adit.Keduanya kemudian tenggelam dalam kemesraan, sampai menjelang pagi, karena jam 9 pagi Manthis harus segera ke bandara untuk terbang ke Juanda, Surabaya, lanjut Bandara Syamsudinoor Banjarbaru.Di perjalanan menuju bandara, Amang men
Di balik kesuksesan luar biasa group band The Stollen’s dan kenapa Ray sering banget senewen kalau ada yang tak berkenan di hatinya, itu semuanya gara-gara persoalan orang tuanya. Alan Suhilin diam-diam ternyata memiliki WIL alias wanita idaman lain.WIL Alan Suhilin seorang perawat yang bekerja di salah satu rumah sakit miliknya sendiri, kesibukan Rani sebagai bisnis women membuat Alan haus kasih sayang seorang wanita. Perkenalannya dengan Weni, seorang perawat yang umurnya hanya terpaut 3 tahun dari Ray, membuat Alan bak menemukan cinta baru lagi.Walaupun perbedaan usia mereka cukup jauh, karena Alan sudah berusia 47 tahunan, sedangkan Weni baru jalan 24 tahun.Hubungan itu awalnya aman-aman saja, namun Alan tak bisa menyembunyikan lagi hubungannya dengan Weni, gara-gara keteledorannya sendiri, yakni kepergok Rani dia membeli membeli popok bayi di sebuah supermarket.Tentu ini pemandangan yang sangat aneh, seorang konglomerat membeli popok bayi d
Begitu sampai di hotel tempat mereka nginap, personel The Stollen’s bisa bernafas lega, karena penjagaan di hotel mereka lebih ketat, sehingga ratusan penggemar tak bisa merangsek masuk ke dalam area hotel, bahkan ke halaman hotel pun tak boleh, pihak hotel berkilah ini demi kenyamanan para tamu hotel lainnya.“Hebatt yahh kalian, punya penggemar fanatic gituhh?” puji Sonia.“Kamu beruntung lohh Sonia, bisa duduk dan ngobrol bareng kami yang di puja-puji…cucukkk dehhhh,” kata Ben bergaya kenes, hingga semuanya tertawa. Sonia makin suka bergaul dengan personel group ini. Padahal awalnya dia mengira mereka itu sombong dan angkuh, karena sedang berada di puncak popularitas.Ben, John dan Manthis langsung beristirahat di kamar masing-masing, Ray menemani Sonia di restoran yang terdapat di hotel itu, karena sopir Sonia masih dalam perjalanan.“Hebat kamu Sonia, masih muda udah punya usaha!” kata Ray.&ldq
Kata orang, kalau cinta sudah melekat, halangan jarak tidak akan menghalangi rintangan itu, diam-diam usai show di Manado, Ray menghilang satu hari. Manthis, Ben dan John sampai ketar-ketir kemana sang leader menghilang, sementara dua hari lagi mereka akan show di Kota Tomohon, setelah sukses show di Kota Manado.Kurang dari 3 jam sebelum show di mulai, Ray akhirnya nongol juga.“Gila loe bro, kemana saja ngilang, aku hampir jantungan tau!” sungut Ben.“Iya nihh, ngilang ko ga bilang-bilang,” sahut John yang sudah bersiap-siap tampil di panggung terbuka, di mana gemuruh suara penonton terus terdengar dari tadi, menunggu penampilan idola mereka ini.Ray hanya mesem-mesem saja dari tadi, dia memaklumi ketegangan semua personel dan juga anggota tim manajemen The Stollen’s.“Udah tenang aja, yang penting kita tampil maksimal malam ini,” Ray pun kini bersalin pakaian. Manthis menepuk bahu sahabatnya ini. &
Alan Suhilin, Weni dan Ray datang langsung ke rumah Sonia, untuk melamar gadis cantik ini, sebelumnya Ray sudah mengontak Sonia terkait rencana itu, Sonia tentu saja sangat berbinar-binar bahagia, karena kekasihnya ini tidak bercanda akan segera menjadikan dia istri sah.Awalnya Sonia tentu saja ragu-ragu, apalagi dia tahu latar belakang Ray yang seorang musisi dan lagi di gilai penggemarnya di mana-mana. Terlebih Ray seorang musisi band rock alternative yang dia tahu memiliki banyak penggemar fanatic dari kalangan abege wanita.Saat Ray blak-blakan ingin mengajaknya menikah, Sonia sampai sakit perut tertawa dan bilang apakah Ray lagi mabuk. Ray sendiri hanya mendiamkan kekasihnya ini tertawa saat mereka vidcal.“Gimana…udah puas ketawanya?” sahut Ray sambil menatap wajah kekasihnya di smartphone.“Belum…ulangin lagi, benaran kamu mau jadikan aku bini secara sah?” sahut Sonia masih tertawa-tawa.Tanpa di duga S
Tak terasa kini 3 tahun sudah berlalu….Semua personel The Tollen’s sudah dewasa semua, Ray malah sudah memiliki dua anak bersama Sonia. Tiga personel lainnya Ben, John dan Manthis masih betah melajang, walaupun Ben kini sudah mempunyai kekasih dan memutuskan sebentar lagi akan naik pelaminan.Hubungan Manthis dan Sheila naik turun, perbedaan usia, lambat laun membuat keduanya mulai tak semesra dulu lagi.Manthis yang kini berusia 23 tahun dan Sheila sudah 27 tahunan, membuat wanita ini minta komitmen lebih, yakni pernikahan. Tapi perbedaan keyakinan jadi penghalang keduanya, sehingga kini hubungan mereka makin renggang.Di satu sisi, di saat hubungannya renggang dengan Sheila, diam-diam Manthis menjalin hubungan dengan Hana Desyata, seorang artis sinetron dan model yang dulu pernah dikenalkan Jeje. Kadang dengan Vena dia masih sering bertemu dan keduanya mengulang kemesraan yang dulu pernah di rajut, walaupun tidak terlalu sering.Ven
James tertawa sambil mengangguk, sambil jalan menuju mushalla yang ada di cottage itu, James bercerita kalau dia sudah tertarik mualaf sejak 10 tahunan yang lalu, tapi mantap mualaf 3 tahunan yang lalu setelah melihat orang rame sholat Idul Fitri dan COVID-19 merebak, di mana harus cuci tangan dan kaki yang bersih, sehingga James pun memantapkan hatinya. Ternyata Sheila, ibunya sangat mendukung, termasuk Andrew, ayah sambungnya, apalagi James sudah dewasa dan tentu sudah matang berpikir. James kini setiap hari melihat Kania syuting dan setelah syuting keduanya sering jalan berdua, hingga tak terasa syuting 5 harian kelar dan Kania harus bersiap pulang kembali ke Jakarta. James yang bersikap dewasa kaget saat Kania mengatakan kini banyak menerima job film, sehingga sering meninggalkan rumah. James pun memberi nasehat ke wanita jelita yang makin matang ini, agar jangan lagi ambil semua job film atau iklan. “Kasian Aji, dia butuh kamu Kania, apalagi ini masa-masa perkembangan dia!”
“Tak apa Mas Rafsa…nama saya Tikno, saya malah tak mengira malam ini bisa melihat langsung acara hebat ini, tak bakal saya lupakan seumur hidup, selamat yaa buat Mas Rafsa dan Mba Stella, moga secepatnya menikah dan punya anak-anak yang tak kalah ganteng dan cantik seperti papa dan ibunya ini!”Rafsa lalu memanggil Tarot sopir pribadinya, dan minta diambilkan tas kecil, tak sampai 10 menitan Tarot balik lagi, Rafsa lalu mengambil selembar cek, yang sudah bertuliskan angka uangnya di sana.“Pa Tikno, saya tak bawa uang cash, ini selembar cek sebesar 50 juta, bisa bapak uangkan kapan saja, bawa saja ke bank yaang tertera di cek itu…!” Tikno hampir terlonjak kaget, tak mengira akan dapat cek senilai fantastis bagi ukurannya. Tapi bagi Rafsa itu angka yang sangat kecil.Setelah menyalami Rafsa sampai tangannya dan juga tangan Stella di cium, lalu Rafsa mengenalkan ke ayah bundanya, Tikno sampai minta foto selfie, karena dia meng
Setelah adegan romantis itu selesai di putar, di mana Rafsa terlihat mencium dahi Stella, Mami Stefani tersenyum dan terlihat puas.Dia tak memperdulikan bagaimana dua sejoli itu saling lirik dengan wajah bak udang rebus, malu tak terkira, kenapa sampai di putar adegan itu dan di tonton ratusan orang, suara suit-suit terdengar, hingga kedua sejoli ini makin malu.Rafsa dan Stella tak menyangka kalau ada yang diam-diam merekam dan saat ini di tatap ratusan undangan.Kini semuanya butuh jawaban, apa maksud di putarnya adegan romantis itu, di acara ultah sang crazy tampan ini.“Nahh para undangan semua…malam ini saya ingin mengumumkan, di ultah Rafsa De Jong yang ke 27 tahun, dia akan kami tunangkan dengan kekasihnya yang ada di sampingnya ini dan pernikahan pun akan segera di gelar secepatnya!”Maka riuhlah semuanya, tak mengira kalau dua sejoli itu malam ini akan bertunangan. Banyak yang kaget, terutama keluarga Manthis de Jong, k
Di tata dengan sangat mewah, membuat semua tamu undangan yang terlihat berjalan menyingkir kaget, tak mengira ada motor nyelonong masuk ke rumah ini.Bagaimana tak kaget, kenapa ada motor ojek daring bisa nyelonong masuk ke rumah mewah dan eksklusife ini, ini sama dengan cari penyakit.Tapi saat melihat Rafsa di boncengan motor online itu semua tertawa, mereka kini mulai bercanda, kalau di crazy rich tampan itu sedang bikin sebuah pesta kejutan.“Dasarrrr, si crazy rich ternyata yang bikin ulah, ada-ada saja kejutan di ultahnya kali ini, tapi aseek juga nih, jadi penasaran, apalagi kejutan yang akan dia buat!” ungkap tamu-tamu berpakaian perlente dan juga para ART yang terlihat sibuk hilir mudik melayani tamu-tamu undangan.Motor ojek online berhenti tepat di tengah-tengah taman dan tak jauh dari panggung kecil yang di tata sedemikian rupa, sehingga Rafsa sukses menjadi pusat perhatian, semua kaget hingga terdiam, termasuk pemain musik, tak me
Desy pun melayani dengan baik Stella dan Rafsa, Stella tanpa sungkan kembali mengajak Desy bercakap-cakap dan bilang jodoh banget ketemu lagi dengan pramugari cantik ini.Rafsa hanya tersenyum melihat calon istrinya ini bercakap akrab dengan Desy. Keramah tamahan Stella membuat Desy kagum dan makin hormat pada Stella yang dianggapnya wanita berkelas yang sangat ramah.Sebagai pramugari, Stella bisa menilai penumpang-penumpang nya yang tajir melintir, ataupun pura-pura tajir.Desy hapal semuanya, sehingga rasa hormatnya langsung tinggi pada Stella, termasuk Rafsa yang terlihat cool serta tak genit dan tetap bersikap wajar.Sesampainya di bandara, keduanya berpisah, Rafsa langsung pulang ke rumah, saat Rafsa ingin mengantarnya pulang, Stella langsung tertawa dan bilang mending Rafsa segera menemui ke tiga orang tuanya untuk melamarnya segera.“Ingat jangan kelamaan atau calon ibu anak-anakmu ini akan di lamar orang lain!” kelakar Stella d
Stella lalu turun dari panggung kecil dan berjalan perlahan menuju Rafsa yang sedang berdiri dan merentangkan tangan bersiap memeluk gadis yang sudah meruntuhkan hatinya ini.Stella lalu memeluk pemuda ini, tepuk tangan makin membahana, saat tubuh bak model ini tenggelam dalam pelukan pemuda tampan bertubuh atletis ini.“I Love so much…!” bisik Rafsa.“Love youu to…!” bisik Stella.Stella merenggangkan pelukan dan menatap wajah Rafsa yang tersenyum kecil dan terlihat mata pemuda itu agak berkaca-kaca, terharu cintanya tak lagi bertepuk sebelah tangan.Mereka tak sadar kelakuan mereka masih disaksikan puluhan pengunjung yang terus bertepuk tangan dan diam-diam ada yang merekam adegan romantis ini dan hanay hitungan menit tersebar di media sosial dan tentu saja ada yang kaget melihat adegan romantis ini, siapa lagi kalau bukan Mami Stefani dan Mami Gerald, yang mengirimkan rekaman itu ternyata Kiki, kakakny
“Heiii tomboy, dengarin yaa, tiga bulan lagi aku dan Rina akan menikah!” sahut Sohai.“Apaa…kapan kalian jadian, setahuku kamu kan suka gonta ganti pacar ngikutin gaya sahabat elo si Rafsa, kok bisa-bisanya akan menikah dengan sahabatku, jangan-jangan kamu pelet yaa?” ceplos Stella yang tentu saja kaget, tak menyangka dua sahabatnya ini malah akan menikah, padahal tak terdengar pacaran.“Sembarangan mana ada pake pelet, namanya juga jodoh tomboiiii, pokoknya pas resepsi kamu wajib hadir yaa, awas kalau nggak datang, gua coret lo jadi sahabat bini gua ini!” sahut Sohai cengengesan, bahkan dia langsung mencium pipi Rina.“Ehhh sahabat elo si Rafsa dah tahu belum..?”“Tau donkk, dia sama kayak kamu, kaget, tapi setelahnya janji akan datang ke pernikahan dan resepsi kami, dia malah mau ngasih kado rumah lohh, nggak rugi gua punya sahabat he-he-he!” ceplos Sohai lagi, Rina hanya tertawa saja me
Rafsa masih terdiam dan menatap pintu itu dengan nanar, tanpa Rafsa sadari, Stella bersandar pada dinding pintu tersebut, dia tersenyum sendiri.Ia lalu berlari ke kasur dan langsung memvidcal sahabatnya Rina yang berada di Jakarta.“Benarann….kalian se hotel yaa di Singapura, jangan-jangan udah belah duren nihh!” sahut Rina sambil tertawa berderai di vidcal itu.“Enakk ajee, gue bukan elo kalee, gue masih ingat lah, ga bakalan mau gue pecah sebelum menikah!”“So…kapan nihh kalian nikah, kan tadi kamu bilang barusan di lamar!”“Ntar ajahh, biarkan dia makin cinta!”“Eitttsss….hati-hati ntar nangis bombaiiii lagi kalau Rafsa dengan yang lain, udah kalian cepat-cepat pulang dan segera menikah, bereskan!”“Tenang ajahh, biarkan Rafsa terus mengejarku…aku hanya ingin menyakinkan hati, anggap tes buat dia!”“Lhaaa pakeee tes seg
“Hmmm…kalau nggak enak pesananku ini, ya udah sono kamu pesan sendiri, biar pelan-pelan aku makan ini, songong amat sihh, makanan enak gini dibilang tak enak!” sungut Stella sambil mengaut sayuran, Stella memang agak vegetarian, sehingga badannya tetap langsing bak model dan mengeluarkan aroma yang harum, dan tadi sempat membuat pemuda di depannya ini makin senewen di buatnya.“Pemarah banget sihh…tau nggak kenapa tak enak!”Stella langsung mengangkat wajahnya. “Iya kenapa tak enak?”“Karena kemanisan wajah kamu hilang, hingga makanan ini hambar…senyum donk, dan ceria, masa kita makan diam-diaman ajee?”“Anjriittt…gue di gombalinnn, basiiii tauuu!” kini Stella terbahak. Rafsa kini tertawa kecil.Stella langsung mengambil ampal daging bulat dan melemparkan ke wajah Rafsa, tapi luput, karena Rafsa mampu menghindar.“Kamu memang buaya cap biawak, hampi