Di balik topeng, wajah Nabila menjadi kaku karena wajah gadis itu langsung berubah menjadi wajah Nadine ....Gadis itu telanjang dan seluruh tubuhnya dipenuhi memar.Darah mengalir dari sela-sela kakinya dan tubuhnya kejang-kejang sebelum meninggal, menatap mayor jenderal yang turun dari kudanya.Nabila melangkah maju tanpa mengucapkan sepatah kata pun, melepas jubahnya dan menutupi tubuh gadis itu dengan sorot mata yang sangat dingin.Gadis itu menggunakan kekuatan terakhirnya untuk meraih tangan Nabila, menancapkan kuku ke punggung tangannya untuk melampiaskan kebencian.Dia membuka mulutnya dan darah mengalir keluar."Kenapa ...."Akhirnya dia meninggal dalam kebencian dan kebingungan.Semuanya hanya terjadi dalam beberapa detik.Baron menengadahkan kepalanya dan melihat ke atas, hanya untuk melihat sosok beberapa prajurit yang panik. Baru melihat sekilas, mereka pun langsung menghilang.Nabila membantu gadis yang masih menatapnya memejamkan mata, sebelum berdiri dan berjalan ke dal
Di balik topeng, kedua mata Nabila memerah.Putra guru sang Joka yang asli telah lama meninggal.Itu adalah penderitaan terbesar bagi guru dan istrinya.Orang bernama Hiro ini pantas mati!Jenderal Hiro segera berdiri dan menatap Nabila dengan tidak percaya."Be ... beraninya kamu menendangku!?"Para jenderal lainnya berdiri di sisi Jenderal Hiro, "Joka, kami semua adalah tetua, kamu ....""Tendangan yang bagus!" Nyonya Windi tiba-tiba datang dengan aura dingin yang lebih nyata.Jenderal Jordi melihat istrinya datang dan segera berdiri."Istriku, saat ini tolong jangan menambah kekacauan lagi."Nyonya Windi mendorong suaminya ke samping dan berjalan ke arah Nabila, menghadapi para jenderal yang agresif itu dengan senyuman mencemooh."Joka memberantas orang jahat, mana letak kesalahannya? Sebaliknya, kalianlah yang tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah. Kalian merebut Kota Siola dan melakukan hal kejam yang menodai reputasi prajurit kami.""Joka, sekarang tulislah surat kepada
Dengan tongkat militer, teriakan terdengar satu per satu.Pada saat yang sama, penasihat militer Jenderal Hiro berkeliling dan membujuk beberapa jenderal lainnya untuk dan membujuk Nabila."Mayor Jenderal Joka, kambing hitam telah disingkirkan. Tolong berhenti menyalahkan Jenderal Hiro.""Pasukan Selatan bertempur dengan gagah berani. Sayang sekali kalau mereka tidak diizinkan menemani prajurit."Nabila meminum teh dengan santai, tatapannya dingin dan asing.Setelah seratus tongkat militer selesai, dia meletakkan cangkir tehnya."Dalam penyerangan Kerajaan Lesse, Pasukan Selatan akan menjadi pasukan baris depan dan akan diberi imbalan atas usaha mereka."Begitu kata-kata ini terlontarkan, beberapa jenderal lainnya tampak terkejut....Dari lebih dari 40 orang, hanya Charles seorang yang selamat.Mendengar Joka bersedia mempertahankan Pasukan Selatan dan membiarkan mereka menjadi pasukan baris depan, Jenderal Hiro merasa lega dan pada saat yang sama merasa seperti telah mendapatkan hart
Di dalam tenda panglima, Nabila berdiri di samping meja pasir untuk mengamati peta Kerajaan Lesse. Kesantaiannya menyiratkan ketegasan yang mendominasi.Baron berjalan ke dalam dengan tergesa-gesa."Mayor Jenderal, Charles Rudianto sudah mati."Nabila sama sekali tidak terkejut. Dia bertanya tanpa mendongakkan kepala,"Bagaimana dengan ayah dan kakak gadis itu?""Aku sudah mengantar mereka ke luar perkemahan militer dengan selamat. Tidak ada orang yang melihat mereka melakukan aksi kejahatan."Nabila menundukkan dagu ke bawah."Ehm, tidak ada masalah kalau begitu."Baron bertanya dengan khawatir,"Mayor Jenderal, apakah Jenderal Hiro masih bisa berperang dengan segenap hati setelah kematian keponakannya?"Nabila berkata dengan cuek,"Tidak semua Pasukan Selatan kehilangan keponakan mereka.""Kalau jenderal tidak fokus berperang, cabut saja dari posisinya. Itu bukan masalah besar selama Pasukan Selatan masih bisa berperang.""Baik!"Baron berjalan ke luar, kebetulan berpapasan dengan Hi
Pasukan Negara Naki tidak pernah kalah dan tak terkalahkan. Dalam perjalanan ke utara menuju ibu kota Kerajaan Lesse, Pasukan Negara Naki makin bersemangat.Pasukan Kerajaan Lesse bertempur dengan gagah berani, tetapi kalah jumlah. Melihat satu per satu teman seperjuangan tewas, rasa keputusasaan melanda mereka.Bam!Gerbang kota yang kokoh didobrak hingga terbuka.Pasukan perintis Negara Naki menyerbu ke dalam dan berteriak."Hancurkan Kerajaan Lesse! Tangkap Kaisar Harris!"Di atas benteng kota.Perdana Menteri Kerajaan Lesse memimpin pasukan untuk melakukan perlawanan.Melihat pasukan musuh yang menyerbu ke dalam, melihat mayor jenderal bertopeng yang menunggang kuda itu, tangan perdana menteri gemetar tanpa henti.Sudah datang.Itulah Joka Muro!Untuk sesaat, perdana menteri merasa mereka bertatapan mata.Lalu, dia merinding ketakutan."Perdana Menteri, awas!"Seorang prajurit melindunginya dari serangan mematikan itu.Perdana menteri tersungkur di tanah. Dia melihat bendera Keraja
Bam!Begitu pintu ruang ibadah dibuka, seseorang menghalangi pandangan Leonard dan menutup pintu itu.Orang itu berbalik badan, yaitu Kepala Kuil Luris, Guru Abid.Abid berumur sekitar 50-an tahun, tetapi masih lincah. Kelembutannya bercampur dengan ketegasan, seperti ilmu taici."Doa harus diawali dengan baik dan diakhiri dengan baik. Yang Mulia Ratu sedang bermeditasi untuk memohon berkah. Aku diminta untuk melarang siapapun masuk dan mengganggu beliau."Leonard pernah mendengar tentang kisah Guru Abid.Di masa pemerintahan mantan kaisar, Abid merupakan seorang jenderal besar yang terkenal. Dikarenakan telah membunuh banyak orang, Abid akhirnya menjadi biarawan.Di dekat Kuil Luris, Abid membangun sebuah Kuil Dharma untuk menampung anak yatim-piatu dan rakyat telantar.Abid telah melakukan banyak kebajikan sehingga dijunjung tinggi oleh rakyat.Melihat Abid berjaga di depan pintu, Leonard mengurungkan niatnya untuk menerobos ke dalam.Akan tetapi, apakah Ratu berada di dalam atau tid
Empat jam kemudian, di luar Kuil Luris.Di tengah kegelapan, Yohan menunggang kuda memakai pakaian brokat hitam dengan hiasan perak. Tatapan matanya suram dan tegas.Dafka mengikuti dari belakang.Kaisar begitu sibuk, tetapi secara pribadi pergi ke Kuil Luris di larut malam demi Ratu.Kuil Luris sangat sunyi di malam hari.Setelah mendengar kabar kedatangan Kaisar, Abid menyambut di depan pintu kuil.Abid sangat tenang."Kaisar, Yang Mulia Ratu berdoa setiap hari dan malam ...."Yohan tidak mudah dikelabui seperti Leonard.Yohan memotong perkataan Abid dengan suara yang berat."Kenapa? Aku akan mengganggu ibadahnya?""Bukan itu maksudku." Abid menundukkan kepala dengan hormat.Yohan langsung berjalan ke dalam kuil menuju ruang ibadah.Abid berdiri di tempat dengan ekspresi serius....Pengawal-pengawal di luar ruang ibadah terkejut atas kedatangan Kaisar. Mereka segera memberi hormat.Yohan melambaikan tangan untuk mengusir mereka.Sifa berdiri di depan pintu, tampak agak gugup."Hamba
Kaisar dan Ratu duduk di dalam kereta kuda, sedangkan yang lain menunggang kuda. Sifa adalah seorang perempuan, maka dia duduk di atas kayu penarik kereta.Di depan Kuil Luris.Abid menyaksikan kereta kuda melaju pergi. Di sampingnya, seorang biksu bertanya dengan khawatir."Guru, Ratu sudah pergi sebelum selesai ibadah. Apakah tidak akan ada pengaruh?"Abid menempelkan telapak tangan dan berkata dengan penuh arti."Tidak, ibadah sudah selesai."Di dalam kereta kuda.Nabila siuman dalam waktu singkat.Akan tetapi, belum sepenuhnya sadar.Nabila sedang dalam keadaan linglung, seperti bermimpi.Tabib mengatakan Nabila terkena flu. Pada kenyataannya, Nabila demam karena terburu-buru pulang ke Kota Zordo dan lukanya belum ditangani.Nabila sangat tidak enak badan. Di dalam kereta kuda terlalu panas. Secara naluriah, Nabila menyibakkan tirai kereta karena ingin merasakan angin.Tiba-tiba, sebuah tangan mengulur ke depan dan menariknya.Nabila mendengar seorang pria memperingatinya dengan su