Share

Pasugati

Penulis: Be Maryam
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-19 16:14:16

“Aku yakin itu Kana. Yah, aku harus segera mengunjungi alamat ini untuk memastikannya,” gumam Baswara sembari menggenggam selembar kertas berisi alamat. Kertas pemberian  salah satu pegawai kafe yang mengaku telah mengenal Kana dan Soga-bocah lelaki yang selalu bersama Kana.

Seharian ini Sam tidak terlihat. Bahkan gawainya tidak aktif, membuat Baswara kesal. kekesalannya kian bertambah kala mengetahui Sam juga tidak masuk kantor hari ini.

“Sialan! Dia pasti menghindariku. Bagaimana bisa ia tidak masuk dan tidak menghubungiku,” gumam Baswara yang kini menatap dinding kaca.

Dering gawai berbunyi, terlihat beberapa pesan masuk berisi foto. Ternyata itu pesan dari si petugas gedung apartemen. Ia mengirimkan gambar Sam, seorang perawat wanita dan seorang pemuda berbaju rapi.

Gambar ketiga berhasil meraih perhatian Baswara. Sambil menggerakkan jari, Baswara memperbesar ukuran gambar untuk memastikan siapa orang terakhir yang mengunjungi apartemennya. Namun, sebuah topi dan masker menutupi wajahnya, membuat Baswara tidak bisa mengenali pria itu.

“Siapa pria ini? Bagaimana bisa dia keluar masuk apartemenku? Sam, yah. Dia harus menjelaskan semuanya padaku,” ungkap Baswara yang kemudian pergi mengendarai mobil mewahnya.

Seperti biasa, jalanan terlihat ramai. Cuaca cerah dengan suhu yang terasa panas tidak menghalangi Baswara untuk berkeliaran di jalanan. Ada terlalu banyak hal yang harus ia selesaikan dan kini mengunjungi apartemen miliknya atau mencari Kana menjadi dua hal yang menyulitkan. Namun, tekat dan besarnya harapan untuk segera bertemu dengan Kana membuat Baswara dengan mudah mengubah haluan menuju perumahan yang berada tidak jauh dari area taman.

Perjalanan terhenti pada sebuah rumah besar dan bergaya Eropa, dengan dua tiang tinggi berada di depannya. Tiga buah mobil mewah terparkir di sana. Rumah yang bernilai seni, hingga berhasil membuat Baswara berdecak kagum.

“Sepertinya pemilik rumah ini bukan orang sembarangan,” gumamnya dengan tatapan takjub.

Seketika kembali teringat akan penjelasan si pekerja kafe kemarin.

“Apakah yang Tuan maksud Nona berbaju putih dan memakai rok panjang bewarna coklat?” tanya wanita pekerja kafe.

“Ya, dia terlihat bermain dengan beberapa anak di daerah sana,” jelas Baswara sembari menunjuk taman bagian depan kafe.

“Saya tahu, Nona itu sering mengunjungi taman bersama anak kecil yang bernama Soga. Anak itu selalu memanggilnya dengan sebutan Bunda.”

Terdiam, seketika Baswara seperti tersambar petir. Jantungnya merasa nyeri seakan ada pisau tajam yang menancap keras. Menyayat-nyayat berulang kali, hingga membuatnya meringis. Namun, dengan segera ia mengontrol diri dan kembali bertanya, “apakah kamu tahu nama Nona itu?” tanya Baswara untuk lebih meyakinkan penglihatannya.

Pekerja itu menggeleng lambat dengan wajah kecewa. Namun, ia dengan segera menyobek kertas pesanan dan mulai menuliskan sebuah alamat di atasnya.

“Ini alamat Nona itu, dia beberapa kali memesan makanan dan meminta di antar ke alamat ini. Mungkin ini bisa membantu Tuan untuk menemukannya,” ungkap si pekerja dengan santunnya.

“Terima kasih,” ucap Baswar yang dengan segera meraih kertas pemberian si pekerja, tidak lupa ia menyerahkan dua lembar uang seratus ribu sebagai ungkapan terima kasih.

“Tidak, Tuan. Tidak usah, terima kasih,” ucap si pekerja yang kemudian pamit begitu saja.

Ada tatapan bangga terlihat pada wajah Baswara, sepertinya ia mengagumi sikap tulus si pekerja yang sedikit pun tidak menunjukkan kecurigaan padanya. Wanita yang bersikap lugu dan sederhana ini semakin mengingatkannya pada sosok Kana di masa kuliah. Kerinduan kian besar untuk bisa segera bertemu dengan sang pujaan.

“Kana, aku harus segera menemukanmu. Aku tidak ingin menikah selain dengan dirimu. Apapun akan aku lakukan agar bisa memilikimu. Yah, meskipun harus melewati tradisi bodoh ini, namun aku tidak akan membiarkan wanita lain yang berada di sisiku,” gumam Baswara dengan tatapan berapi-api.

Saat ini Baswara menatap diri melalui cermin yang ada di hadapannya. Ia memperhatikan dengan baik semua sudut wajahnya, sambil berbisik dalam hati, “aku harap dirimu masih sendiri saat ini dan anak yang selalu bersamamu bukanlah bagian dari dirimu.”

Baswara tersadar dari lamunannya kala sebuah mobil mewah keluar dari rumah Kana. Mobil yang bernilai milyaran itu berjalan lambat menuju jalur tol. Dengan segera Baswara menyalakan mobil dan berniat mengikutinya. Besar harapan bahwa seseorang yang berada di dalam mobil itu Kana.

Mobil bewarna putih gading itu terus berjalan memasuki tol, dengan Baswara yang juga turut mengikutinya. Perlahan, sepertinya mobil itu sadar tengah diikuti, hingga ia meningkatkan kecepatannya. Tidak ingin tertinggal, Baswara juga memaksimalkan kecepatan dan terus mengikuti. Namun sayang, tiga buah mobil kontainer yang ada di hadapannya membuat ia kehilangan mobil itu. Baswara berusaha melewati mobil kontainer, namun mobil lainnya menghalanginya. Membuat Baswara putus asa dan memilih menepi setelah melewati tol yang panjang.

Tetapi sepertinya Tuhan masih berpihak padanya. Mobil putih gading itu kembali terlihat dan kini memasuki jalan besar yang membawa Baswara kembali menuju taman tempo hari.

“Yah, aku yakin, aku bisa menemukanmu Kana. Sekarang, kamu berada tepat di depanku. Tidak akan kubiarkan kamu lari lagi,” gumam Baswara dengan tatapan penuh kemenangan.

Kali ini Baswara mengendarai mobil dengan tenang, ia tidak mau mobil intaiannya kembali menyadari keberadaannya. Kedua mobil itu melaju tenang dan kini memasuki persimpangan menuju taman. Terlihat jelas mobil putih gading itu sudah memasuki area taman dan begitu pula dengan Baswara.

Saat Baswara hendak meninggalkan mobil di parkiran, beberapa pesan masuk secara berurutan. Menghentikan langkah Baswara dan mulai membuka gawainya.

“Tuan, sepertinya terjadi keributan di apartemen anda. Dua orang petugas kebersihan melaporkan kepada saya.”

“Tuan, saya harap Tuan bisa datang kemari dan melihat secara langsung. Banyak orang yang mengunjungi apartemen anda.”

“Tuan, saya tidak bisa merekam atau mengambil foto sekarang. Karena saya tidak ada akses masuk ke dalam apartemen anda.”

Ketiga pesan yang masuk dikirim oleh si petugas apartemen. Mau tidak mau, Baswara membatalkan keinginannya untuk menemui Kana dan lebih memilih mengunjungi apartemen saat ini juga.

“Kenapa harus sekarang!” ucap Baswara sambil memukul kasar gagang setir. “Tunggu aku Kana, aku akan kembali menemuimu,” gumamnya yang kemudian menyalakan mobil sport-nya.

Kembali kepersimpangan dan memilih jalur lainnya, Baswara tiba di apartemen hanya dalam waktu sepuluh menit. Memarkirkan mobil di area umum dan melangkah menuju lift. Namun, langkah Baswara terhenti melihat mobil Sam berada di antara banyak mobil lainnya.

“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Baswara yang kemudian mempercepat langkahnya.

Apartemen terlihat sepi, tidak seperti yang petugas apartemen laporkan. Namun, Baswara dengan keras menyalakan bel lalu berdiri di pinggir pintu. Sepertinya ini cara terbaik untuk memancing penghuni apartemen membukakan pintu untuknya. Benar saja, pintu terbuka dan terlihat seorang gadis berwajah belasteran berdiri di tengahnya. Menatap bingung mencari sosok si penekan bel. 

Baswara dengan cekatan menahan pintu dan melihat keberadaan gadis itu. wajahnya terlihat kaget, dengan refleks mulutnya berkata, “Alea?!”

Bab terkait

  • Adoration   Yatarta

    “Dari mana saja kamu?” tanya Sanjaya dengan tatapan tidak senang. “Beberapa hari ini kamu sering keluar kantor pada jam kerja. Apa kamu ingin menghancurkan perusahaan kita?!” sambung Sanjaya setelah melihat Baswara tidak memperdulikannya. “Heh!” ucap Baswara yang kini berbalik badan mendekati ayahnya. “Aku tidak mengerti akan permainan Dady. Aku ...,” ucapan Baswara terhenti setelah melihat kedatangan ibunya. “Ada apa ini? Dad, Baswara baru pulang. Biarkan dia beristirahat dulu, jangan diberikan rentetan pertanyaan seperti itu,” ungkap ibu Baswara sembari membelai lembut lengan putra tunggalnya. “Lepas, Mom!” teriak Baswara sembari mengenyahkan tangan ibunya. “Aku lelah hidup bersama kalian. Kalian semua penipu!” teriaknya kembali yang kemudian pergi dengan tergesa-gesa menuju mobil. Menyalakan dan melaju kencang dengan penuh amarah. Baswara merasa dihianati keluarganya sendiri. Semua perasaan kacau ini terjadi semenjak pertemuannya dengan Alea

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-21
  • Adoration   Taruni

    Pagi ini keadaan hotel Sun Beach terlihat rapi. Banyak mobil mewah teparkir di sana. Meja jamuan juga telah berisi berbagai jenis kopi dan makanan ringan lainnya. Sepertinya akan ada pertemuan penting.Tepat di salah satu ruangan terlihat Sanjaya dengan pakaian rapinya terus melirik ke arah pintu masuk. Tatapannya seolah menanti kedatangan seseorang. Berulang kali ia mencuri pandang arloji di tangan kanannya.“Biasanya ia sudah hadir sebelum pertemuan berlangsung. Tetapi sekarang, batang hidungnya juga belum kelihatan. Awas saja jika ia nekat melakukan tindakan bodoh kali ini,” gumam Sanjaya yang kemudian melangkah mendekati jendela besar.Tamu yang ditunggu tiba, dua orang pria dewasa berwajah belasteran memasuki ruangan. Diikuti seorang gadis berwajah oriental berjalan di belakangnya. Gadis cantik dengan gaun terbuka dibagian atas diselimuti jas hitam dan rok belahan tinggi hingga menunjukkan paha yang mulus. Ketiganya begitu ramah menghampiri Sanj

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-05
  • Adoration   Waragang

    Baswara menatap bingung, ia tidak merasa mengenalnya. Tatapan bingung Baswara membuat si anak semakin kesal hingga berteriak kencang dihadapannya.“Hei!” ucapnya sambil menepuk kuat meja Baswara. “Aku sedang berbicara denganmu!”“Bisakah kamu bersikap lembut, bocah kecil,” ucap Baswara dengan tatapan penuh kebencian.“Kau harus bertanggung jawab! Kau pikir nyawa seseorang itu mainan?!” ucap Si bocah yang semakin membuat Baswara kesal. Namun, Baswara masih bisa menjaga sikapnya dengan baik meskipun nyaris terpancing.“Sepertinya kau salah orang, Nak!” ucap Baswara yang kemudian hendak bangkit dengan kopi di tangannya.“Kau pikir, kau manusia paling kaya, hah? Uangmu tidak dapat membeli nyawa seseorang!” teriak bocah itu kembali, membuat langkah Baswara terhenti seketika. Sambil menatap tajam dengan dahi mengernyit Baswara meletakkan kopi dengan kasar di atas meja hingga bercecer

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-05
  • Adoration   Toyadi

    Sam terbujur kaku di atas ranjang, berbalut baju serba putih dan dikelilingi banyak bunga. Tertidur begitu lelap dengan kulit yang memutih bak kapas. Tiada tanda-tanda kehidupan, terbaring tenang menunggu penguburan.“Bas, Baswara,” panggil seorang wanita dengan nada yang lembut. Membuat Baswara tersadar akan lamunan dan pikiran buruknya.“Meeting akan segera dimulai,” sambungnya.Ternyata Jane datang untuk memanggil Baswara yang sedari tadi terlihat melamun di balkon hotel.“Ya,” jawab Baswara yang kemudian berbalik badan dan mengikuti langkah Jane.Terlihat jelas tubuh Jane melenggok dihadapannya. Tubuh tinggi berbalut pakaian yang indah berhasil menyempurnakan penampilan Jane. Tidak hanya itu, aroma parfum yang khas serta kecerdasannya saat pertemuan cukup berkarisma meskipun belum bisa mengalahi kekuatan karisma Baswara.“Maaf Jane. Mungkin kamu memiliki banyak hal yang begitu diinginkan wanita.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-06
  • Adoration   Sarwari

    Resto mewah dengan ukiran disetiap dinding dan tiangnya. Deretan patung besar berdiri seakan menyambut tamu yang datang. Aroma lavender dan suara genggong menyempurnakan keindahannya. Resto dengan desain bali ini menjadi tempat istimewa dan kerap dikunjungi banyak pelancong. Terutama mereka yang berasal dari luar negeri, mengaku merasa nyaman saat berada di dalamnya. Tidak heran jika Sanjaya memilih tempat ini untuk mengadakan makan malam. Ruang VIP sudah dipesan dan kini Baswara terlihat duduk di sana.“Hai Bas!” sapa Jane yang terlihat hadir seorang diri. Bergaun indah dan terbuka dibagian atas. Terlihat anggun dengan balutan warna putih, terlihat senada dengan keadaan resto.“Hai,” jawab Baswara yang kemudian melirik ke sisi belakang Jane seakan tengah mencari seseorang.“Daddy akan datang terlambat, begitu pula dengan Tuan Sanjaya,” jelas Jane yang begitu peka akan sikap Baswara.“Oke,” jawab Baswara ten

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-06
  • Adoration   Bhama

    “Bas, Baswara, mengapa kau termenung?” tanya Sam membuyarkan lamunan Baswara yang sedari tadi terduduk menatap lantai.“Ah, ya, maksudku tidak,” ucap Baswara dengan salah tingkah.“Aku yakin ada sesuatu yang terjadi. Tidak mungkin seorang Baswara rela bangun begitu pagi dan mengunjungiku ke rumah sakit, jika tidak terjadi sesuatu.”Wajah penuh yakin Sam saat menatap Baswara membuat dirinya tidak berkutik. Dengan mata beralih pandang, Baswara pun mulai menceritakan kejadian yang terjadi tadi malam.***Seorang pria dewasa datang menghampiri Soga dan Baswara. Berbaju rapi bak eksekutif muda dengan berbalut jas. Melangkah tenang dengan tatapan ramah.“Soga, apa yang kamu lakukan di sini?” tanyanya dengan sedikit berbisik.“Bisakah Yaya memberitahukanku jalan yang tempo hari aku lewati. Aku tidak tahu namanya,” ungkap Soga dengan wajah penuh harap.Tetapi sayang pria i

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-08
  • Adoration   Cihna

    “Sam, bagaimana keadaanmu saat ini?” tanya Baswara melalui gawainya.Bukannya menjawab, Sam malah tertawa terbahak hingga sulit berhenti. Sedangkan Baswara hanya diam, tidak seperti biasa akan kembali meledek Sam.“Kau sudah menanyakan ini sejam yang lalu, Bas. Apakah kau begitu gerogi untuk bertemu dengan Kana?” tanya Sam dengan begitu yakin.“Andai kau bisa keluar dari rumah sakit dan menemaniku di sini, Sam,” ungkap Baswara dengan nada yang bergetar.“Hahahaha, Baswara Sanjaya. Aku tidak menyangka, dibalik kesempurnaan yang kau miliki. Ada kekurangan yang begitu mempermalukan, terlebih mengingat status playboy-mu di masa lalu.”Wajah Baswara memerah bukan karena marah, melainkan malu akan kejujuran Sam yang begitu mengenal baik dirinya.“Aku harus kembali, sepertinya Kana sudah tiba. Aku harap semua berjalan lancar,” ucap Baswara sebelum memutus panggilannya.Gemuruh mengh

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • Adoration   Sakahni

    “Soga, mengapa kamu berkata begitu?” tanya Kana dengan wajah bingung sembari menatap ke arah Baswara dan Soga bergantian.“Bunda, dia pria yang sempat aku ceritakan kemarin,” jelas Soga dengan sedikit merengek.Kana terdiam dan mencoba mengingat, sedangkan Baswara menatap kaku setelah mendengar Soga memanggil Kana dengan sebutan Bunda.“Bunda? Jangan bilang kalau bocah ini adalah anak dari Kana,” gumam Baswara dengan rasa nyeri dihatinya.Begitu pula Kana yang kini menatap balik ke arah Baswara, sepertinya ia merasa tidak yakin bahwa sosok yang diceritakan Soga tempo hari adalah Baswara.“Sepertinya terjadi kesalah pahaman,” ucap Baswara yang mencoba mencairkan suasana.“Kana, Soga, ayo kita pulang!” ajak seorang pria dengan tatapan penuh kasih.Belum lagi Baswara bisa mengontrol hatinya, pria itu datang dan menambah ketegangan.“Bukankah anda yang kemarin tempo

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09

Bab terbaru

  • Adoration   Hadiah Terindah

    Kana dan Soga dibawa ke sebuah tempat di kota kecil. Mereka melakukan perjalanan delapan jam lamanya. Menelusuri jalan sempit dengan banyak pohon tinggi di sekitaran. Jalanan yang menanjak dan udara yang sejuk seperti menuju puncak.“Bas, kita mau ke mana?” tanya Nesa yang merasa bingung akan jalan yang tengah mereka tuju.“Ke rumah kita,” sahut Baswara dengan senyuman.“Rumah kita? Maksudnya kamu beli rumah baru untuk kita?” tanya Kana yang merasa tak mengerti akan maksud ucapan Baswara.“Daddy ingin beri kejutan loh, Bun. Iya kan Dad?” sahut Soga yang kini mulai menikmati perjalanan. Bibirnya terus tersenyum. Sesekali ia membuka kaca jendela dan membiarkan angin menyapu lembut rambut merahnya.“Soga apa kamu siap?” tanya Baswara.“Oke, Dad.”Mobil pun berhenti di te

  • Adoration   Keluarga Baru

    Baswara tak sadarkan diri. Ia pun kini terbaring lemas di atas ranjang. Tertidur dengan wajah memucat dan pipi memerah. Bingung, Kana meminta dokter pribadi keluarga Soga untuk datang memeriksakan Baswara.“Semuanya baik-baik saja. Tidak ada masalah yang berarti. Suhu tubuhnya pun normal, begitu pula dengan tekanan darahnya. Saya rasa Tuan Baswara hanya sedang kejang otot saat berenang. Yang kemungkinan karena tidak melakukan pemanasan sebelumnya,” jelas Dokter yang kemudian memberikan obat lalu permisi pulang.“Dad, rencana kita berhasil,” bisik Soga yang sedari tadi berdiri di samping Baswara. Sedangkan kana keluar kamar untuk mengantarkan dokter pulang.Baswara mengedipkan matanya. Lalu keduanya kembali berakting saat Kana memasuki kamar.“Soga ambilkan air hangat ya untuk Bunda,” ucap Soga yang dengan sengaja meninggalkan Baswara dan Kana berdua. Tak lupa ia me

  • Adoration   Tragedi di Kolam Renang

    Hari-hari dilalui dengan senyuman dan kebahagiaan. Kana tak menyangka kehdarian Baswara di rumah mereka mberhasil menyempurnakan hidup mereka. Pagi ini Kana telat bangun, betapa kagetnya ia saat melihat ke arah jam dinding.“Telat!” gumam Kana yang segera melompat dari tempat tidur. Ia merasa bingung sendiri harus ngapain. Terlebih Baswara sudah tak lagi ada di atas ranjang.“Tenang, tenangkan dirimu Kana. Basuh wajah dan ke dapur. Oke!” ucapnya yang kemudian lari ke kamar mandi.Kini Kana terduduk di depan cermin. Matanya terlihat sendu menatap wajahnya. Berulang kali jemarinya menyentuh bagian pipi dan mata.“Pucat banget yah, sembab gitu matanya. Apa aku pakai make up aja? Tapi aku enggak biasa pakai begituan. Aku ... ah, udah ah. Begini aja,” gumam Kana yang kemudian pergi meninggalkan kamar.Kakinya melangkah membawa menuju dapur, te

  • Adoration   Perjuangan Meraih Restu

    “Pagi sayang,” sapa Baswara yang kini tersenyum menatap wajah Kana.“Udah jam berapa?” tanya Kana yang seketika kaget melihat Baswara sudah mengenakan kemeja rapi.“Kamu bobok aja. Aku harus melakukan panggilan video ke klien. Jadi aku harus mengenakan kemeja yang rapi kan?” ucap Baswara.Kana hanya bisa tersenyum geli melihat keadaan Baswara saat ini. Mengenakan kemeja dengan celana olahraga di bawahnya. Kana hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah Baswara.“Jam empat?” gumam Kana yang tak menyangka bahwa ini masih pagi buta.“Yah, maaf kalau ganggu tidur kamu,” ucap Baswara yang kini kembali membuka kemejanya. Ia pun menaiki ranjang dan kembali berbaring. Tangannya memeluk manja tubuh Kana dengan kepala yang bersanda menyentuh lengan Kana.“Aku masih ingin tidur,” sambungnya setela

  • Adoration   Budak Cinta

    Tiada hari tanpa kemesraan dan kini Kana mulai terbiasa dengan hal ini. Tak hanya melakukannya di kamar, bahkan kini mereka berani melakukannya di banyak tempat. Seperti yang terjadi saat ini.Kana yang tengah asik duduk di taman pun dikejutkan akan kedatangan Baswara. Ia hadir membawa nampan berisi buah dan segelas jus jeruk. Bak pelayan yang sedang melayani putri raja, Baswara merundukkan badan untuk menyerahkan nampan.Seakan memainkan peran, Kana pun dengan angkuhnya berucap, “Sulangi saya!”Baswara pun tersenyum. Ia meletakkan nampan dan duduk di samping Kana. Tangan kanannnya siap hendak menyulangkan. Namun, bukannya mengangakan mulut. Kana justru kembali berlakon. Ia menunjuk ke arah lantai seraya berkata, “Enggak ada pelayan yang duduk sebangku dengan tuan putri!”“Ba, baik, Tuan putri,” ucap Baswara yang kini bangkit dan bersiap hendak berdiri dengan kedua

  • Adoration   Perjuangan Baswara

    Kana masih tidak menyangka ia telah menikah dengan Baswara. Hampir setiap malam ia tidak merasa tenang. Tidur dengan Baswara masih terasa asing untuk dirinya. Ia berulang kali menatap diri di cermin dengan jutaan perasaan yang bercampur aduk.“Kok aku jadi begini? Kenapa enggak bisa bersikap biasa aja?” gumamnya yang terus merasa ada sesuatu yang kurang dari wajahnya.Kembali teringat akan pembicaraan mereka di malam pertama. Saat itu Kana terlihat tak siap untuk tidur bersama Baswara. Sikapnya yang menjaga jarak dengan pria membuat ia bingung sendiri. Namun, ia sangat bersyukur karena Baswara sangat mengerti dirinya.“Kamu malu?” tanya Baswara sembari menatap genit Kana.“Ah, kamu udah makan?” tanya Kana mengalihkan pembicaraan.“Aku belum selera. Tapi aku mau makan yang ada di sini,” ledek Baswara. Ia semakin senang menggoda Kana

  • Adoration   Siasat Baswara

    “Aku mengirim seseorang untuk bekerja di sana. Ia orang yang cerdas. Dengan mudah ia bisa mengetahui semua informasi tentang perusahaan. Membaca kinerja dan cara kerja mereka. Dari dia pula, aku tahu kamu dipaksa menikah dengan Arya.”“Kenapa kamu diam aja? Apa kamu mau aku menikah dengan Arya?” ungkap Kana kesal. Ternyata selama ia terjepit keadaan, Baswara mengetahui dan memilih diam. Betapa kesalnya ia. Padahal ia begitu berharap akan kedatangan Baswara untuk membantunya.“Jangan begitu, wajah itu membuat aku ingin menciummu lagi dan lagi,” ucap Baswara dengan tangan menyentuh dagu Kana.Wajah cemberut Kana pun seketika berubah menjadi malu. Pipinya memerah, entah sejak kapan Baswara menjadi lembut dan perhatian begini. Hingga membuat Kana bertanya-tanya dalam hati, “Ini Baswara kan?”“Nah, gitu dong. Kan manis.”Kana

  • Adoration   Pengakuan Baswara

    Mulai terbiasa disentuh Baswara. Kini Kana tak lagi malu jika bermanja di rumah. Bahkan di setiap saat, keduanya terus lengket seperti perangko. Duduk di ruang tengah sambil membaca majalah, Baswara senang menjadikan paha Kana sebagai bantal. Begitu pula saat di taman, Baswara yang duduk bersandar pada bangku membiarkan lengannya menjadi sandaran Kana.Kebahagiaan yang Kana rasa ternyata juga dirasakan penghuni rumah lainnya. Mereka pun mulai mengatakan apa yang mereka ketahui tentang Arya.“Bun, maaf ya, Bun. Maaf banget. Sebenernya ...”Si Mbok pun membuka cerita. Ia berulang kali mendengar Arya menghubungi seseorang dan membahas harta yang akan didapatkan Soga. Arya berniat merubah jumlah itu dan membiarkan ia mendapat jatah cukup banyak setelah menjadi orang tua asuh Soga.“Kenapa Mbok baru cerita sekarang?” tanya Kana dengan nada sedikit kecewa. Meskipun begitu, ia tidak

  • Adoration   Daddy

    Baswara memutuskan untuk tinggal di rumah Soga. Mengawali hari yang baru di sana. Sebagai keluarga, Soga sudah menerima Baswara sepernuh hatinya. Bahkan mereka begitu dekat dan kerap menghabiskan waktu bersama. Membuat Kana geleng-geleng kepala melihatnya.“Bun, Soga berangkat dulu yah!” ucapnya sembari memberi kecupan pada Kana. Lalu berjalan mendekati Baswara melayangkan tinju yang kemudian dibalas dengan tinju Baswara. Lalu tersenyum dan melambaikan tangan seraya berkata, “Bye, Dad!”Terperangah, Kana merasa tak salah mendengar. Hingga ia pun mendekati Baswara yang sedang duduk di meja makan.“Daddy? Soga panggil kamu Daddy?” tanya Kana dengan wajah polos dan lugunya.“Kamu salah dengar kali,” jawab Baswara dengan cueknya.“Enggak kok. Aku dengar jelas tadi dia bilang ‘bye,dad’.”&ldqu

DMCA.com Protection Status