Anna melangkah kan kakinya memasuki kediaman Arsen yang besar, ia menatap sekeliling ruangan yang di laluinya dan berdecak kagum.Arsen membawanya menuju lantai 3, dimana Lily berada, Albert sudah mengabarkan bahwa Lily sedang berada di perpustakaan bersama Maria dan Charlotte.Arsen sudah meminta Anna untuk mencabut laporannya, bahkan tadi mereka datang ke kantor polisi dahulu sebelum ke mansion.Meskipun Anna ragu untuk terlebih dahulu mencabut laporannya namun nyatanya ia melakukannya juga.Aura intimidasi dari bosnya itu benar-benar membuatnya tak berkutik dan tak bisa menolak.Semenjak turun dari mobil dan masuk kedalam mansion Arsen tak mengeluarkan sepatah katapun pada Anna. Bahkan ia sedikit menjaga jarak darinya. Anna terus mengikuti langkah Arsen dari belakang.Mendengar pintu dibuka Lily langsung menolehkan pandangannya pada pintu dan segera berdiri untuk menyambut kedatangan suaminya begitu ia menangkap sosok Arsen lah yang membuka pintu.Lily segera menghampiri Arsen dan
Menjelang sore Anna pamit pulang pada Lily, sudah cukup untuk hari ini meskipun sebenarnya Anna tidak ingin meninggalkan Lily.Namun tatapan tajam bos besarnya membuat Anna memutuskan untuk pulang. Tatapannya seakan mengusir keberadaan dirinya yang sejak siang bersama Lily.Ah..., Anna paham, jika bosnya itu tidak ingin kebersamaannya bersama istrinya terganggu karena keberadaannya.Meskipun mengerikan, namun Arsen memperlakukan Anna dengan baik, karena ia menyuruh supir untuk mengantarnya pulang dengan selamat sampai ke apartemennya.Lily memeluk Arsen dengan erat. "Terima kasih Arsen, karena sudah membawa Anna kesini," ujarnya dengan tulus.Lily benar-benar bahagia saat ini. Semuanya tampak masih seperti mimpi baginya."Aku akan melakukan apapun yang bisa membuatmu senang. Asal kau tidak mencoba untuk pergi darik," ujar Arsen seraya membalas pelukan Lily.Lily mengangguk dalam dekapan Arsen. "Tentu saja, aku sudah berjanji padamu bukan, aku akan selalu ada disampingmu, apapun yang t
Akhirnya setelah tiga hari terjebak di pegunungan dan dikelilingi salju yang tebal. Mike dan Sasha berhasil dijemput oleh Sergei. Ada sebuah tempat lapangan tanpa pepohonan yang berjarak 1 jam dari kabin.Sergei menjemput mereka menggunakan helikopter. Lebih baik berjalan 1 jam menuju lapangan tersebut daripada harus menghabiskan waktu 6-7 jam lagi untuk berjalan turun pegunungan.Mengapa saat pengejaran Marco tidak menggunakan helikopter ini, karena jika menggunakannya maka akan dengan mudah diketahui oleh Marco dengan suara helikoter yang cukup bising, maka besar kemungkinan Marco akan mengetahuinya dan segera kabur dari sana.Sergei dan anak buahnya pula yang akan membereskan mayat Marco dan dua anak buahnya yang tewas ditembak Marco. Salju masih tebal. Namun sudah tidak ada hujan salju lagi.Mike dan Sasha mengikuti langkah Sergei yang memandu mereka menuju tempat dimana helikopter berada.Langkah mereka sedikit terseok karena ketebalan salju yang mereka injak. Bahkan Sasha sempat
"Arsen..., aku mohon izinkan Maria pulang beberapa hari," pinta Lily memohon pada Arsen.Lily mengatakannya saat Arsen sedang duduk santai di kamar, setelah ia membersihkan dirinya dan berganti pakaian.Tentu saja Lily harus memilih waktu yang tepat untuk meminta izin kepada Arsen. Ia tak ingin jika ia bicara di saat yang tidak tepat dan akan merugikan dirinya atau Maria."Aku akan memikirkannya terlebih dahulu," ujar Arsen."Aku mohon Arsen. Ayahnya sedang sakit," jelas Lily."Jika aku izinkan, siapa yang akan menemanimu?" Arsen mengangkat sebelah alis matanya.Arsen lebih mementingkan semua kebutuhan istrinya, ia tak ingin Lily kerepotan saat Maria tak ada."Masih ada Charlotte. Aku mohon Arsen," Lily tak patah semangat untuk membujuk Arsen.Arsen tampak berpikir sejenak, Lily menanti keputusan Arsen dengan khawatir jika Arsen tidak mengizinkan Maria untuk pulang."Aku akan memanggil Maria ke ruang tengah di lantai bawah, apa kau mau ikut?" tanya Arsen setelah diam beberapa saat.Li
"Aku saja yang akan mencucinya," seru Sasha, saat Mike menyimpan semua piring kotornya ke dalam wastafel dan hendak mencucinya.Mereka sudah selesai makan, Mike hanya membuat makanan dengan memanfaatkan bahan makanan yang tersisa di kulkas."Apa kau yakin?" tanya Mike, dan Sasha mengangguk. Tentu saja Sasha yakin, jika hanya mencuci piring sudah pasti ia bisa melakukannya."Baiklah." Mike menyerahkan pekerjaannya pada Sasha, kini ia hanya tinggal mengawasi Sasha melakukan pekerjaannya. Mike tidak akan meninggalkannya, karena ia tak ingin dapurnya akan berubah menjadi kapal terguling dengan piring-piring yang pecah di lantai.Mike bisa melihat Sasha begitu hati-hati saat mencuci semua piring-piring kotor itu. Setidaknya Sasha mau mencoba nya.Kini Sasha sudah menyelesaikan pekerjaannya."Selesai!" ucapnya dengan girang seraya menoleh pada Mike dan melepas apron mencucinya.Mike sedari tadi berdiri dan menyandarkan pinggang nya di meja makan dengan tangan yang terlipat di dada seraya me
Selepas mengizinkan Maria pergi, Arsen tidak membawa Lily ke dalam kamar. Namun ia mengajak istrinya tersebut untuk berjalan-jalan di sekitar mansion.Suasana malam di mansion tampak lain, berbeda dengan keadaan di siang hari. Jika siang hari maka akan terlihat beberapa pelayan berlalu lalang, pada malam hari tidak ada. Mungkin mereka sudah mulai untuk beristirahat di kamar mereka masing-masing melepas lelah.Entah apa yang merasuki Arsen hingga mengajak Lily untuk berjalan-jalan. Arsen hanya berpikir mungkin ia harus sering-sering mengajak istrinya berduaan selain di dalam kamar. Meskipun itu hanya berkeliling di mansion, ya tidak buruk.Arsen terus menggenggam tangan Lily seolah Lily anak kecil yang jika terlepas dari pegangan ibunya kan hilang karena berlarian kesana kemari."Kita akan kemana?" tanya Lily yang mulai bingung."Aku hanya ingin berkeliling mansion bersamamu," ujar Arsen. Tangan mereka masih bertautan. Saling berbagi kehangatan melalui telapak tangan mereka."Hmm..., b
Niatnya hanya ingin mengambil sesuatu yang tertinggal di rumah kaca, yang ia tinggal saat tadi bekerja, ternyata membawanya pada pemandangan yang paling mengerikan dalam hidupnya.Pujaan hatinya sedang bermesraan dengan istrinya sungguh memuakkan. Seharusnya ia yang berada di sana, seharusnya dirinya lah yang sedang dicumbu oleh pujaan hatinya.Tangannya mengepal dengan kuat menahan emosi yang hampir meledak dalam dirinya.Alicia ingin meraung, ingin menjerit, ingin menghempaskan sesuatu. Namun tak mungkin.Sungguh, ia ingin mendorong tubuh Lily untuk menjauhi pujaan hatinya. Bisa-bisa nya wanita tidak tahu diri itu merebut tempat yang seharusnya jadi miliknya.Hatinya bergemuruh, kilatan amarah terpancar di matanya, terutama saat pujaan hatinya memeluk dan mengecup wanita itu. Argghhh…Kenapa harus wanita sok polos dan sok baik itu sih? Aku lebih cantik, dan aku masih muda!! Kenapa semua orang mengkhianatiku, termasuk keluargaku hah?!.Ini tidak adil dan aku tidak suka! Aku harus men
"Maafkan, kencan kita jadi kacau," dengus Arsen. Kini mereka sudah kembali di dalam kamar. Angin malam mulai berhembus sedikit kencang, tidak baik untuk Lily, lagi pula kejadian tadi membuat Arsen dalam kondisi yang buruk.Lily tersenyum simpul kemudian ia menggelengkan kepalanya pelan. "Itu bukan salahmu," ujarnya seraya menyentuh rahang Arsen."Kita masih bisa kencan lain kali, kita punya banyak waktu," Lily menenangkan Arsen.Lily senang, rupanya Arsen menganggap bahwa tadi itu kencan mereka. Lily ingin tersenyum geli, tapi ia tahan, takut jika ia menertawakan Arsen walaupun sebenarnya iya.Arsen mulai melembut namun Lily belum berani untuk bercanda dengannya. Masih ragu, namun kemajuan dari sikap Arsen ini sudah sangat lebih baik daripada sebelumnya.Lily selalu bersyukur mengenai ini.Arsen mengangguk seraya menyentuh tangan Lily yang menyentuh rahangnya. "Kau tidur, sudah malam.""Iya, ayo," jawab Lily sambil mengangguk pelan.***Bagaimana aku harus memulainya??! Ahh..., bodohh
"Hmm.., .tapi..." ujar Sasha terhenti."Apa lagi? Hemm..""Itu..., itu..." ucapan Sasha masih tertahan di mulutnya, padahal hatinya lancar mengucapkannya."Katakan," ujar Mike tak sabar lagi.Sasha kembali menelan salivanya susah payah. "Dua hari yang lalu, aku menemani Nyonya untuk mengecek kandungannya, dan..." Sasha menelan salivanya lagi. Sedangkan Mike mengangkat kedua alis matanya untuk meminta Sasha melanjutkan ucapannya."Hmm..., Hehe..., hanya itu saja," Sasha menyengir lebar."Hanya itu?""Ya, hanya itu yang ingin ku katakan," jelas Sasha."Hmmm..., bagaimana kalau kita mandi bersama saja, menghemat waktu juga. Jadi setelah ini kita bisa langsung tidur," Sasha memberikan tawaran, kemudian ia menarik lengan Mike.Mike hanya mendengus, "Baiklah..., baiklah..." ucapnya seraya melepaskan pegangan tangan Sasha, kemudian Mike melepaskan pakaiannya satu persatu. Sedangkan Sasha hanya memperhatikan Mike yang mulai melepaskan pakaiannya.Lagi-lagi ia menelan salivanya, Mike begitu t
"Mario..." terdengar suara bariton memecah lamunan Charlotte.Dengan spontan Charlotte menolehkan wajahnya pada asal suara tersebut, begitupula dengan anak laki-laki yang rupanya bernama Mario tersebut."Daddy..." seru Mario seraya beranjak dari kursi dan segera berlari menghampiri seseorang yang dipanggilnya ayah tersebut.Charlotte yang mengetahui siapa kini ayah dari Mario langsung menundukan kepala sedikit untuk menghormatinya."Tuan.." seru Charlotte pelan dan sopan.Camilio tampak memperhatikan Charlotte yang kini sudah berdiri."Dad, tadi aku jatuh dan Tante itu yang mengobati lukaku," jelas Mario seraya menunjuk Charlotte kemudian menunjukkan luka di lututnya pada Camilio."Tidak besarkan lukanya?" tanya Camilio."Tidak," jawab Mario dengan cepat"Kau tidak menangis bukan?" tanya Camilio seraya menaikkan alis matanya."Tentu saja tidak Dad, kan aku kuat," jawab Mario dengan diiringi cengirannya."Bagus," kemudian Camilio kembali menatap Charlotte yang masih berdiri."Terima ka
Acara pernikahan Mike dan Sasha masih berlangsung. Kini hanya tinggal acara ramah tamah saja dan makan bersama. Sedangkan acara puncaknya sudah di lewati.Semua orang tampak asik mengobrol dengan satu sama lainnya. Entah apa yang diperbincangkan. Tidak banyak memang tamu undangan yang datang, karena acara ini bersifat tertutup dan rahasia karena mengingat siapa Mike dan Sasha.Tampak Tuan dan Nyonya Lazcano sedang berbicara dengan para tamu, pengantin yang sedang berbincang dengan para tamu pula. Bahkan Maria dan Alonzo sedang menikmati makanan mereka.Charlotte menghembuskan napas panjang. Jika ia bukan perawat pribadi Lily ia tak mungkin diijinkan hadir dalam acara ini. Sama seperti pelayan yang lainnya. Yang tak bertugas di acara ini maka tak boleh masuk atau sekedar melihatnya.Charlotte sangat senang, namun ia sedikit bosan karena hanya sendirian berada di sini tanpa teman untuk mengobrol. Lily dan Maria sedang sibuk dengan dunianya.Protes?? Tak mungkin, siapa dirinya? Lebih bai
Sasha dan Yuri berjalan keluar kamar perlahan-lahan menuju tempat di mana acara pernikahan dilangsungkan.Semua tamu yang hadir langsung bangkit berdiri melihat Sasha dan Yuri telah tiba di depan pintu masuk ruangan.Sasha mulai resah melihat semua yang hadir berdiri dan mengarahkan pandangan matanya kepadanya.Tangan Sasha agak gemetar dalam genggaman tangan Yuri dan ia sedikit menundukkan mukanya. Yuri menepuk-nepuk tangan Sasha yang ada dalam kaitan lengan kirinya dan berbisik "Tenanglah. Lihat ke depan! Mike sudah menunggumu. Tersenyumlah!"Sasha mengangkat pandangan matanya dan melihat Mike telah berdiri di depan altar sedang memandang Sasha dan Yuri. Mike kelihatan sangat gagah dan begitu tampan dalam balutan setelah celana panjang dan tuxedo putih.'Handsome.'seru Sasha dalam hati. Mike tersenyum melihat penampilan Sasha saat ini. Begitu sangat berbeda.Mike pernah melihat Sasha berhias memakai gaun pesta berwarna merah saat hendak menjebak Leonid. Tapi kali ini Sasha kelihata
Tampak kesibukan terlihat diantara para pelayan dibawah perintah Paman Albert di pagi hari. Mereka sudah mempersiapkan beberapa roti, teh dan kopi untuk sarapan para tamu di tempat jamuan dan di ruang makan.Paman Albert mengantar sarapan pagi Arsen, Lily dan Marissa di kamar mereka masing-masing. Tidak lupa segelas susu ibu hamil tersedia di sarapan pagi Lily. Sasha dan Mike pun mendapatkan sarapan mereka di kamar, sebelum Eleanor datang untuk merias Sasha.Paman Albert dan para pelayan masih berkutat di tempat untuk menyediakan hidangan jamuan pesta pernikahan di siang hari.Selesai mandi, Lily menyiapkan kemeja, dasi dan tuxedo hitam untuk Arsen. Selanjutnya Lily segera mematut wajah dan rambutnya di meja rias. Lily mengenakan dress panjang berbahan sutera dengan warna broken white dengan hiasan bunga-bunga biru, pink dan emas pada bagian bawah, dada dan bagian bawah lengannya.Dress tersebut longgar di bagian perut sehingga perut Lily yang mulai membuncit benar-benar tampak. Lil
Besok adalah hari dimana Mike dan Sasha mengucap janji mereka. Dan saat ini semua anggota keluarga sedang berkumpul di dalam mansion untuk membicarakan acara yang akan berlangsung esok tersebut.Lain halnya dengan Maria dan Alonzo. Sore tadi Alonzo meminta Maria untuk menunggunya di tempat biasa malam ini. Beberapa hari ini memang mereka berdua tidak bertemu di tempat ini, karena sangat sibuk untuk mempersiapkan pernikahan Mike dan Sasha.Maria sedikit lega, karena kini hubungannya dengan Alonzo sudah direstui oleh Marissa. Hingga bertemu dengan Alonzo seperti ini saat beberapa pelayan masih berlalu-lalang tidak membuatnya merasa malu lagi.Alonzo sudah datang lebih dahulu, ia tampak sudah duduk di tempat biasa mereka bertemu. Begitu melihat dirinya Alonzo tersenyum dari kejauhan dan tentu saja di balas kembali oleh Maria dengan sebuah senyuman andalan milikinya.Maria tampak berkerut karena melihat sebuah bungkusan di samping Alonzo. Hatinya tampak bertanya-tanya, apa yang di bawa ol
Mereka berkumpul di ruang keluarga. Kini Arsen dan Mike ikut bergabung, namun tidak dengan Alonzo, ia kembali berjaga dan ikut mengawasi para pelayan yang mempersiapkan pernikahan Mike dan Sasha."Aku masih tidak menyangka kita akan bertemu lagi dan bahkan kita akan menjadi besan," ujar Marissa.Yuri tersenyum penuh arti pada Marissa. "Demikian denganku," jawab Yuri."Rupanya masa kita sudah lewat dan telah digantikan dengan penerus-penerus kita. Semua terasa seperti baru saja kemarin terjadi," Marissa memejamkan matanya mengingat semua yang sudah ia lewati bertahun-tahun yang lalu."Ya, semua ada masanya. Bahkan kita tak tahu sampai kapan kita masih bisa menghirup udara di dunia ini," ujar Yuri."Kau benar Yuri. Aku pun sedang menanti panggilan Tuhan untuk menemani David, dan aku merasa umurku mungkin tidak lama lagi," ujar Marissa seraya menatap dalam Yuri ada kesedihan di dalamnya, namun ia begitu tegar dan siap untuk menghadapinya.Marissa memang wanita yang kuat, maka dari itu ia
Dua hari lagi acara pernikahan Mike dan Sasha akan di laksanakan. Meskipun tertutup dari dunia luar, namun suasana mansion sudah nampak terlihat sibuk.Beberapa pelayan tampak mondar-mandir menyiapkan dekorasi di tempat akan dilaksanakannya pernikahan Mike dan Sasha.Pernikahan dilaksanakan di samping mansion di dekat taman. Pelayan mansion sudah membersihkan halaman dengan menyingkirkan salju dari sana, dan memasang tenda kecil.Tamu undanganpum tidak banyak, tamu dari luar dapat dipastikan tidak lebih dari 20 orang, meningat pernikahan ini harus tersembunyi dan tertutup. Sisanya anak buah Black Nostra dan Yuri.Tidak ada satupun anggota Five Familia yang diundang. Mengingat apa yang sudah menimpa Mike dan Sasha membuat penjagaan harus diperketat. Karena sampai saat ini dalang dibalik penculikan Mike dan penyerangan Dante di Vietnam belum terungkap.Musuh Black Nostra saat ini sangat lihai, mereka bersembunyi dan mengendalikan kelompok-kelompok kecil. Bahkan bisa memperdaya kelompok
Eleanor mengajak Sasha untuk memilih gaun pengantin. Eleanor membawa sekitar 8 baju pengantin terbaik yang akan di coba oleh Sasha.Mulai dari model Ball Gown yang memiliki detail rok yang terlihat mekar sehingga dapat menutupi bagian pinggul serta paha.Kemudian model A-Line Dress yang bervolume dari bagian pinggang ke bawah. Ada juga model Mermaid Dress, gaun berbentuk mermaid atau puteri duyung ini dapat mempertegas lekuk bentuk tubuh.Kemudian Sheath Dress sebuah gaun berdetail rok lurus ditengah betis, atau bisa juga lebih pendek.Dan terakhir model Empire Waist, gaun dengan potongan yang tepat di bawah dada ini pas dikenakan untuk tubuh yang petite, dapat membuat tubuh yang mungil terkesan lebih tinggi.Setelah melewati perdebatan panjang panjang, akhirnya pilihan jatuh pada gaun dengan model mermaid berbahan lace. Model tersebut sangat cocok ditubuh Sasha.Meski gaun pengantin model mermaid ini yang membungkus ketat tubuh Sasha. Gaun ini menyempit pada bagian pinggang dan pin