"Danteeeeee!!!!" geram Mike dengan kesal dan marah. Membuat Dante menelan salivanya susah payah.'Mati aku, malam ini aku matiiiii!' pekik Dante dalam hati."Mike, maafkan aku, aku hanya bercanda, lagipula... iyuhhh.." Dante memasang wajah jijiknya."Aku masih menyukai wanita, serius! Sangat malah, ya ampun tak mungkin aku berpaling dari pelukan wanita-wanitaku dan memilih bermain anggar. Ya, Tuhan itu sangat menjijikan," cerocos Dante bak kereta api Shinkansen."Heh!! Bercanda? Bercanda apanya hah??! Tadi jelas-jelas kau mengurungku dan hendak menciumku!! Itu menjijikan, aishh, harga diriku hampir saja tercoreng olehmu," kini Pascoe ikut berbicara dengan masih menyembunyikan tubuhnya di balik tubuh Mike dan hanya menyembulkan kepalanya saja."Aku hanya bercanda, astaga!! Aku hanya ingin menggoda perjaka bodoh seperti mu!!" kilah Dante."Perjaka perjaka, itu lebih baik dari pada maniak sepertimu yang tiap hari celup sana sini dan menabur benih dimana-mana, apa kau petani yang sedang b
"K-kau mendengar pembicaraanku?" tanya Maria kaget dan tak percaya.Alonzo tak menjawab, ia hanya mengangkat satu alisnya menunggu jawaban Maria.Maria menundukkan kepalanya dan menarik napas panjang."Dia teman masa kecilku dulu saat aku tinggal di Mexico. Paman Nando berbicara pada orang tuaku, bermaksud menjodohkan kami tapi aku menganggap hal itu aneh. Jadi tidak pernah menanggapinya. Aku bahkan sudah lupa akan hal itu," jawab Maria."Kau tidak menjawab pertanyaanku," ujar Alonzo dengan tatapan tajamnya.Maria mengerutkan keningnya."Kau ini sudah bersuami tapi berbincang ramah dengan seorang pria yang kau bilang teman masa kecilmu. Lalu tadi kau bilang sudah lupa kalau pernah dijodohkan. Setelah ingat lagi, kau masih bisa bersikap ramah dengannya. Apa karena kau suka dipuji karena terlihat lebih cantik?" tanya Alonzo lebih tajam.Mata Maria membulat dengan semua tuduhan Alonzo yang dirasanya berlebihan. Maria merasa sia-sia saja menjawab pertanyaan Alonzo yang lebih mirip dengan
Kemarin sore Alonzo dan Maria sudah kembali ke mansion. Mereka membawakan beberapa oleh-oleh yang beli dan memberikannya pada Lily dan Sasha. Sedangkan untuk Charlotte ia akan memberikannya setelah Charlotte kembali ke mansion.Dan hari ini Maria sudah kembali berkerja seperti biasa. Begitupula dengan Alonzo, yang tadi pagi sudah berangkat menuju markas Black Nostra. Karena giliran Camilio dan Charlotte yang mendapatkan cuti hari ini, hingga beberapa hari ke depan.Kini Lily sedang duduk menikmati makan siang bersama Maria dan Sasha di meja makan. Sedangkan Theo sedang terlelap di kamarnya, dijaga oleh Roza yang menggantikan Charlotte yang sedang cuti.Lily dan Sasha meminta Maria bercerita tentang liburannya bersama Alonzo di Mexico.Mata Lily dan Sasha berbinar saat Maria menceritakan detail keindahan Pantai Tulum dan tempat sekitarnya. Maria juga menunjukkan foto-foto keindahan alam di sana dan foto-foto mereka berdua."Kau punya account di sosial media, Maria?" tanya Sasha."Punya
Sehari sebelumnya.Camilio dan Charlotte segera bersiap untuk pergi dari mansion pagi ini juga. Mereka akan terlebih dahulu kembali ke rumah dan menjemput anak-anak. Sedangkan Maria dan Alonzo baru akan sampai ke mansion sore nanti."Cam, apa semuanya sudah siap?" tanya Charlotte kepada Camilio untuk memastikan barang bawaan mereka."Sudah, kau tidak usah mengkhawatirkannya," jawab Camilio dengan santai, yang kemudian langsung diangguki oleh Charlotte.Bukan tanpa alasan, Charlotte hanya ingin tak ada yang tertinggal. Karena ini merupakan liburan pertama mereka berempat. Ia ingin semuanya tampak sempurna.Tak berapa lama kemudian Charlotte dan Camilio segera pergi ke luar dari kamar dan berpamitan pada Lily.Setelah satu jam berkendara akhirnya Camilio dan Charlotte sampai di rumah. Mario dan Silvia langsung menyambut kedatangan ke dua orang tuanya dengan suka cita.Sambil menunggu Silvia dan Mario bersiap, Charlotte dan Camilio sedikit berbincang dengan ibu Camilio."Kalian berhati-h
Di mansion Lily dan Arsen sedang berada di kamarnya menemani Theo bermain. Arsen sangat bangga melihat perkembangan Theo yang sudah bisa tengkurap dengan sempurna. Apalagi saat tertawa, Theo seolah memamerkan satu gigi bawahnya yang mulai tumbuh.Sambil memegang mainan, Theo berceloteh riang dengan bahasa bayi sehingga sangat menggembirakan hati Arsen dan Lily.Setelah sekitar satu jam bermain, Theo mulai resah. Dia melepas mainannya dan tengkurap sambil merengek.Lily melihat jam yang ada di dinding lalu berkata, "sepertinya Theo haus dan lelah. Sudah waktunya tidur. Aku akan membuatkannya susu."Arsen menganggukkan kepala dan Lily segera turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar Theo.Arsen segera menggendong Theo dan berjalan ke kamarnya karena melihat Theo yang sepertinya sudah tidak sabar dan mulai menangis."Mommy sedang membuatkanmu susu. Sabarlah sedikit." Bujuk Arsen sambil menepuk-nepuk lembut punggung Theo."Biarkan aku saja." Seru Arsen saat Lily mendekati mereka s
Setelah menikmati sarapannya, Lily berjalan sambil menggamit lengan Arsen yang sedang menggendong Theo. Mereka berjalan beriringan menuju depan mansion untuk menuju ke rumah kayu yang ada di tengah hutan.Menuju tempat tersebut tak akan bisa menggunakan mobil, hingga Arsen memutuskan untuk membawa Lily dan Theo menggunakan motor ATV. Arsen sengaja tak membuat akses jalan yang dapat di lalui oleh mobil untuk mengelabui musuh atau pihak berwajib jika mereka berada di dalam hutan kawasan milik Arsen. Arsen tetap mempertahankan ke alamian hutan tersebut.Maria membantu Paman Albert membawa satu tas bayi yang berisi perlengkapan baju, perlengkapan tidur dan susu untuk Theo serta kereta bayi pagi tadi sebelum sarapan, di bantu oleh Alonzo dengan dua buah ATV untuk membawanya kesana.Arsen sebenarnya senang menggunakan kuda untuk pergi ke sana. Hingga ia pun menyuruh Paman Albert untuk membawa kuda hitam kesayangan nya siang nanti kesana.Saat Theo tertidur nanti, Arsen akan berkeliling deng
Menjelang siang benar saja Paman Albert membawakan kuda milik Arsen di temani anak buah Arsen yang menaiki motor ATV untuk membawa kembali Paman Albert.Setelah mengikat kuda di luar rumah kayu, Paman Albert segera pamit pada Arsen."Kau mau berkuda keliling hutan ini?" Tanya Arsen menawarkan diri, sepeninggal Paman Albert."Theo? Bagaimana dengan Theo?" Tanya Lily yang mikirkan Theo yang tidak mungkin ditinggalkan sendirian di dalam rumah."Kau gendong Theo. Aku bisa berkuda dan menjaga kalian." Seru Arsen.Lily tampak mengernyitkan dahinya untuk berpikir."Ck! Aku tidak mungkin membahayakan anak dan istriku. Jangan meragukanku." Seru Arsen seraya menarik tangan Lily untuk berjalan mendekati kuda kesayangannya ditambatkan."Aku mengambil gendongan bayi dulu supaya lebih aman dan nyaman untuk Theo." Kata Lily seraya berlari kecil menuju rumah kayu.Arsen menyerahkan Theo pada Lily yang sudah kembali membawa gendongan bayi Arsen berjalan mengambil kudanya.Arsen mengambil Theo lagi da
Hanya tinggal pakaian dalam saja yang membalut tubuh Lily. Dan Arsen pun sudah melepaskan pakaiannya yang kini hanya menyisakan celana pendek ketat sepahanya. Kini dada bidang dan perut sixpacknya dapat terlihat dengan jelas.Mereka menaruh pakaian kering mereka di atas port kayu." Ayo!" Ajak Lily dengan senyum yang sedikit dipaksakan, karena ia masih saja takut untuk memasukkan dirinya ke dalam air.Arsen sedikit berdecak kemudian kakinya mulai melangkah mendekati Lily."Sebelum berenang sebaiknya kau melakukan pemanasan. Jangan langsung masuk begitu saja." Jelas Arsen.Lily hanya menganggukkan kepalanya, sedangkan hatinya berujar.'Waktu itu kau langsung mendorongku begitu saja, tanpa pemanasan apapun.' Gerutunya dalam hati sedikit kesal. Namun, Lily tak memperlihatkan kekesalannya, jika terlihat oleh Arsen bisa saja ia kembali di dorong saat ini juga ke dalam danau.Arsen mulai menggerakkan tubuhnya di hadapan Lily, agar istrinya tersebut dapat mengikuti setiap gerakannya dengan m
Sore hari Arsen kembali ke markas, rupanya Mike sudah menghandle semuanya dan sudah menyiapkan conference call bersama Five Familia.Ketiga ketua kelompok anggota Five Familia sudah menyetujui conference call sore ini bersama Arsen.Dan mereka adalah :Devonte Luciano - Cuore Nero - Minnesota.Bartolomeo Diangelo - La Extrema - Texas.Edard Fabriano - Morte Sanguinante - California.Arsen duduk di kursinya. Kemudian Pascoe mulai menghubungi mereka dengan menyambungkannya ke sebuah layar besar. Agar terlihat oleh semua anggota inti yang ada di ruang rapat.Tak berapa lama panggilan pun terhubung, satu persatu dari mereka mulai terhubung dengan panggilan Arsen, dan wajah mereka mulai terlihat di layar.Arsen mulai menyapa mereka satu persatu, Denvonte, Diangelo, dan Edard."Selamat sore, semuanya." Arsen mulai membuka percakapan.Dengan serempak mereka membalas ucapan salam dari Arsen yang merupakan capo de tutti capi mereka."Seperti yang kalian ketahui, mungkin berita ini sudah menyeb
"Aku memang iblis, iblis yang akan mencabut nyawamu juga pria tua!" Seru Arsen dengan seringainya kemudian beranjak dari kursinya dan mulai mengeluarkan belati miliknya dari balik jas.Mata Giuseppe semakin membulat. "Bunuh aku secepatnya!" Serunya meski rasa takut kembali menyeruak di dalam tubuhnya."Haha, tak semudah itu pria tua. Sudah ku katakan, aku tak akan membiarkan mu mati dengan mudah, itu terlalu enak untukmu." Ujar Arsen dengan seringainya seraya mulai memainkan belati miliknya.'Sial!!' Pekik Giuseppe dalam hati."Pegangi dia!!" Titah Arsen pada Camilio dan Alonzo yang langsung diangguki oleh keduanya dan langsung memegangi Giuseppe.Tentunya Giuseppe memberikan perlawanan saat anak buah Arsen hendak memeganginya. Ia berusaha untuk menghindar dan melepaskan cengkraman tangan Camilio dan Alonzo.Namun, tentu saja dengan luka ditangannya, serta Giuseppe yang terlalu terbawa dan terbakar emosinya, ia tak mampu melawan Camilio dan Alonzo.Camilio dan Alonzo memiting tubuh Gi
Setelah menerima beberapa vitamin untuk ibu hamil, Sasha dan Mike berjalan beriringan keluar ruangan. Wajah Mike tampak sangat sumringah dan selalu tersenyum."Handsome, kau dari tadi tersenyum terus, jadi kelihatan makin tampan. Apa itu kode kau minta kucium, hah?" Tanya Sasha dengan wajah tengilnya."Aku sangat bahagia, Sasha. sekitar 7 bulan lagi aku akan punya anak. Sekaligus 2 anak. Ini sangat luar biasa" seru Mike sambil mengeratkan rangkulannya pada pinggang Sasha dan mencium pucuk kepala Sasha."Aku juga sangat bahagia sekali dan rasanya aku ingin melompat-lompat." Seru Sasha.Mike langsung mencubit pinggang Sasha."Aduhh..." pekik Sasha."Kalau aku sampai melihat kau melompat 1 kali saja, aku akan akan mengikat dan mengurungmu di dalam kamar!" Ancam Mike."Yayaya, aku mengerti," jawab Sasha sambil mengerucutkan bibirnya.Mereka memasuki lift untuk menuju ke kamar mereka yang berada di lantai 2."Kau sudah jadi calon ibu, Sasha. Kurang lebih 7 bulan lagi anak kita lahir. Kau h
"Usia kehamilan sudah masuk 11 minggu. Ini calon anak anda, Tuan. Lihat ini. Ada dua titik, yang merupakan calon bayi kembar Anda." Seru Bella sambil menunjukkan jarinya pada layar monitor.Mike tampak tersenyum lebar dan sangat bahagia mendengar kata-kata Bella. Satu tangan yang semula berada di saku celana, segera dikeluarkan untuk menggenggam erat tangan kiri Sasha dengan kedua tangannya."Sekali lagi selamat untuk anda Tuan, Nyonya Foland." Seru Bella dengan tulus."Selamat Sasha. Selamat Tuan." Ujar Charlotte sambil tersenyum ikut merasakan kebahagiaan untuk Mike dan Sasha.Mike tersenyum dan menganggukkan kepalanya pada Charlotte dan Bella. Mike tak mampu berkata banyak, namun hatinya amatlah bahagia."Whaa.. Handsome, anak kita kembar! Aku akan punya anak kembar, Charl! Hebat.. ini keren. Laki-laki semua atau perempuan semua, Bella?" Tanya Sasha dengan senyum ceria dan penuh rasa penasaran.Charlotte hanya tersenyum lebar dan Mike tersenyum bahagia. Mike meremas dan mengecup te
Mike dan Sasha duduk di hadapan Bella yang sedang serius membaca blangko catatan kesehatan Sasha selama dia diperiksa olehnya beberapa kali dan Bella pun telah berbicara dengan dokter Harry mengenai hasil pemeriksaannya sementara Sasha."Saya sudah mendengar hasil pemeriksaan dokter Harry di telpon. Tekanan darah Nyonya Sasha sangat rendah. Tidak sedang kelelahan, tidak sedang diet ketat, tidak kurang tidur tapi pingsan karena teringat sesuatu yang mengerikan. Dan dokter Harry sudah mengambil darah untuk pemeriksaan tapi hasilnya masih beberapa jam lagi." Kata Bella memberikan analisa awal.Mike dan Sasha menganggukkan kepalanya. Mengiyakan ucapan Bella berdasarkan pemeriksaan awal dokter Harry.Bella tampak menuliskan sesuatu di blangko catatan kesehatan Sasha."Setelah Nyonya konsultasi pada saya hampir 2 bulan yang lalu, apakah anda masih belum menstruasi atau keluar bercak?" Tanya Bella.Sasha menautkan kedua alisnya dan berusaha untuk mengingat-ingat."Seingatku belum, dan tidak
"Sashaaa...!!" Pekik Mike seraya menangkap tubuh Sasha yang ambruk supaya tidak jatuh ke lantai. Berkat kesigapan Mike Sasha tak terjatuh ke lantai, karena Mike berhasil menangkapnya.Riobard dan Camilio yang sedang mengobrol di dekat pintu masuk ruang meeting terkejut mendengar suara pekikan Mike. Dengan segera mereka mencari lokasi sumber suara dan segera berjalan cepat mendekati Mike dan Sasha.Sasha sudah dalam gendongan Mike saat Riobard dan Camilio datang menghampiri."Sasha kenapa Mike?" Tanya Camilio khawatir dan penasaran. Ia dapat melihat wajah Sasha yang tampak pucat. Begitu pula Riobard yang sedikit khawatir terlihat di wajahnya."Awalnya dia ikut kemari untuk bersenang-senang sedikit dengan Giu tapi mendadak ingat Tuan yang pernah memotong lengan Ken lalu dia mual dan malah pingsan!" Jelas Mike dengan sedikit panik."Bawa ke klinik saja Mike. Dokternya masih ada. Aku baru saja menengok Dante. Jeofre dan Alonzo tadi ke sana." Sahut Riobard dengan cepat."Baik, aku akan mem
Dengan perlahan Sasha melerai pelukan Mike, Mike tampak masih terlelap dalam tidurnya. Pagi sekali Mike sudah kembali ke kamar dan tidur di samping Sasha.Dengan perlahan Sasha mulai turun dari tempat tidurnya. Berusaha tak membangunkan Mike yang tampak raut kelelahan di wajahnya.Setelah mandi dan berpakaian rapi, Sasha segera ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Mike.Sasha memanggang beberapa lembar roti kemudian menaruh potongan daging asap, potongan tomat, selada dan satu lembaran keju di tengahnya, kemudian menaruhnya di atas piring. Sasha juga mengambil semangkuk salad kesukaan Mike dan dua gelas jus apel. Semua itu ditaruh di atas meja dorong dan dibawanya ke dalam kamar.Saat memasuki kamar, terlihat Mike mulai terbangun."Jam berapa ini?" Tanya Mike dengan suara serak seraya mengucek matanya."Hampir jam sembilan pagi. Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita." jawab Sasha."Hmm.. kebetulan sekali, aku agak lapar." Jawab Mike sambil turun dari ranjang dan mende
Anggota inti Black Nostra segera memasuki helikopter. Arsen dan Mike terbang kembali ke New York memakai helikopternya yang lebih kecil sedangkan seluruh anak buahnya dan Giuseppe yang tertawan berada di dalam helikopter yang besar.Misi penumpasan Gio Bruscha terbilang sukses, meskipun ada 6 pengawal mereka yang tewas, bahkan Sam dan Dante terkena tembakan. Meskipun tidak parah.Yang terpenting adalah mereka telah menghancurkan Gio Bruscha dan menangkap Giuseppe hidup-hidup. Mereka akan mengintrogasi Giuseppe untuk memastikan tidak ada orang lain lagi dalam persekongkolannya untuk menjatuhkan Black Nostra.Arsen dan Mike duduk bersebelahan untuk mendiskusi penghargaan apa yang akan diberikan kepada beberapa pengawal yang tewas, termasuk memantau Richard membereskan urusan di Miami agar semuanya berjalan aman.Sementara di dalam helikopter, Dante tak henti-hentinya merintih dan mengomel, sesaat sebelum helikopter diterbangkan hingga mulai lepas landas."Aduh.. lenganku sakit sekali..
Arsen dan seluruh anggota inti Black Nostra telah sampai di hanggar tempat kedua helikopter diparkirkan. Jeofre dan Enrico segera menggotong Giuseppe ke dalam helikopter, sedangkan Riobard dan Alonzo memindahkan semua perlengkapan senjata ke dalam helikopter."Buka jasmu, Dante. Aku akan memeriksa lukamu," seru Camilio sambil membuka ikatan sapu tangannya di lengan Dante, lalu mengambil kotak P3K dan senter yang selalu tersedia di dalam setiap mobil.Saat masih di militer, Camilio sudah terlatih untuk mengobati luka secara darurat, baik itu luka tembak maupun luka tusukan dengan peralatan sederhana.Dante melepas jasnya dibantu oleh Pascoe dan tampak kemeja Dante yang berwarna putih, banyak noda darah di sekitar luka tembaknya pada lengan atas sebelah kanan.Dante duduk di atas kursi mobil van bagian tengah dekat pintu mobil dan Camilio berdiri di dekatnya.Camilio menarik sedikit kain lengan panjang Dante ke atas dan melalui lubang yang kena tembak itu Camilio memasukkan satu jariny