Menjelang siang benar saja Paman Albert membawakan kuda milik Arsen di temani anak buah Arsen yang menaiki motor ATV untuk membawa kembali Paman Albert.Setelah mengikat kuda di luar rumah kayu, Paman Albert segera pamit pada Arsen."Kau mau berkuda keliling hutan ini?" Tanya Arsen menawarkan diri, sepeninggal Paman Albert."Theo? Bagaimana dengan Theo?" Tanya Lily yang mikirkan Theo yang tidak mungkin ditinggalkan sendirian di dalam rumah."Kau gendong Theo. Aku bisa berkuda dan menjaga kalian." Seru Arsen.Lily tampak mengernyitkan dahinya untuk berpikir."Ck! Aku tidak mungkin membahayakan anak dan istriku. Jangan meragukanku." Seru Arsen seraya menarik tangan Lily untuk berjalan mendekati kuda kesayangannya ditambatkan."Aku mengambil gendongan bayi dulu supaya lebih aman dan nyaman untuk Theo." Kata Lily seraya berlari kecil menuju rumah kayu.Arsen menyerahkan Theo pada Lily yang sudah kembali membawa gendongan bayi Arsen berjalan mengambil kudanya.Arsen mengambil Theo lagi da
Hanya tinggal pakaian dalam saja yang membalut tubuh Lily. Dan Arsen pun sudah melepaskan pakaiannya yang kini hanya menyisakan celana pendek ketat sepahanya. Kini dada bidang dan perut sixpacknya dapat terlihat dengan jelas.Mereka menaruh pakaian kering mereka di atas port kayu." Ayo!" Ajak Lily dengan senyum yang sedikit dipaksakan, karena ia masih saja takut untuk memasukkan dirinya ke dalam air.Arsen sedikit berdecak kemudian kakinya mulai melangkah mendekati Lily."Sebelum berenang sebaiknya kau melakukan pemanasan. Jangan langsung masuk begitu saja." Jelas Arsen.Lily hanya menganggukkan kepalanya, sedangkan hatinya berujar.'Waktu itu kau langsung mendorongku begitu saja, tanpa pemanasan apapun.' Gerutunya dalam hati sedikit kesal. Namun, Lily tak memperlihatkan kekesalannya, jika terlihat oleh Arsen bisa saja ia kembali di dorong saat ini juga ke dalam danau.Arsen mulai menggerakkan tubuhnya di hadapan Lily, agar istrinya tersebut dapat mengikuti setiap gerakannya dengan m
Mike masih saja menekuk wajahnya, padahal beberapa menit yang lalu mereka sudah landing di Bandar Udara Internasional Grand Bahama.Ada beberapa bandara yang lainnya seperti Bandar Udara Internasional Lulynden Pindling, namun Mike memilih Grand Bahama karena lebih sepi selain itu mereka menggunakan pesawat pribadi milik Arsen.Bandar udara Grand Bahama adalah bandara milik swasta yang dimiliki bersama oleh Hutchison Port Holdings (HPH) dan The Port Group (atau Grand Bahama Port Authority).Bandara ini memiliki fasilitas yang meliputi tanah seluas 741 are yang bergabung dengan Freeport Harbour Company Limited dan mereka beroperasi dalam satu entitas, yang dikenal sebagai Sea Air Business Centre (SABC)."Handsome... Mengapa kau diam terus sih?? Masih marah padaku, hah?!"Namun, Mike tetap tak menggubris ucapan Sasha yang kini duduk di sampingnya. Saat ini mereka sudah berada di dalam kamar hotel mereka dengan pemandangan kamar yang langsung tertuju pada laut biru yang indah dengan panta
Ini adalah malam terakhir Mike dan Sasha berada di Bahama. Kemarin mereka habiskan dengan bermain di pantai, atas keinginan Sasha tentunya.Mulai dari snorkling, diving, dan water sport yang lainnya. Tentu saja Sasha menarik Mike untuk ikut bersamanya. Dengan terpaksa Mike melakukan apa yang diinginkan oleh istrinya tersebut.Bahkan, tubuh Mike dikagumi oleh wanita berbikini yang sedang berjemur di pantai hingga membuat Sasha cemburu dan selalu memeluk Mike. Membuat Mike sedikit jengkel.Bukan tanpa sebab, Mike sama sekali tak akan tertarik dengan wanita-wanita yang terang-terangan menggodanya seperti itu. Baginya, satu wanita sudah cukup untuk hidupnya, dan wanita itu adalah Sasha."Handsome, wanita itu menatapmu dengan mata laparnya, biar aku menusuk matanya.""Dadanya besar sekali, apa harus seperti dia? Agar kau tak melirik wanita lain?""Ck!! Apa aku dikira adikmu, lihat dia terang-terangan menggodamu, Handsome?"Itu lah beberapa gerutuan Sasha ketika di pantai. Yang membuat Mike
Tiga hari berlalu.."Kau tidak ikut ke markas?" Tanya Mike saat melihat Sasha memakai celana training di bawah lutut dan kaos santai lengan pendek yang agak ketat."Aku hari ini tidak ikut ke markas. Aku masih kurang enak badan." Kata Sasha pada Mike seraya membantu mengancingkan kemeja yang dipakai oleh Mike."Kita ke dokter saja. Di markas ada dokter yang jaga." Sahut Mike seraya memperhatikan wajah Sasha yang sedikit pusat."Tidak usah. Aku hanya kelelahan dan jetlag saja." sahut Sasha."Ck! Jetlag dari kemarin tidak sembuh-sembuh, lagi pula kita sudah kembali 3 hari yang lalu, Sasha. Ayo ke dokter saja. Aku temani." dengus Mike."Oh iya ya hehe. Tidak usah Handsome. Aku baik-baik saja. Kadang saja aku merasa kepalaku agak berputar." Jawab Sasha cengengesan."Jangan-jangan kau hamil." Tebak Mike sambil mengangkat satu alisnya."Ck! Kita baru pulang dari Bahama tiga hari yang lalu. Masak sudah hamil?" Kata Sasha seraya mengelus perutnya."Jauh sebelum ke Bahama kita sudah sering mel
Setelah jam makan malam, Lily dan Theo sudah kembali ke kamar. Arsen berbicara dengan Mike di ruang kerjanya yang ada di mansion."Hasil penyelidikan terakhir dari pihak polisi mengatakan ini sabosate. Rupanya orang yang menyabotase itu sudah menggetahui letak CCTV sehingga saat mereka melakukannya, pergerakan mereka tak terlacak." Kata Arsen."Ya, Pascoe juga mengatakan demikian." Seru Mike."Aku sudah lama bekerja sama dengan Giant Steel dan mengenal pemiliknya dengan cukup baik, bahkan sebelum pelaksanaan pembangunan di Greenwood, aku pernah makan siang dengannya saat mereka di New York. Menurut Ivanov, pabrik mereka semakin besar setelah masuk di bursa efek saham sekitar enam bulan yang lalu. Jadi itu kemungkinan yang memancing kecemburuan saingan bisnis mereka. Aku tidak mau memikirkannya." Jelas Arsen."Tuan tidak merasa ada sesuatu yang mencurigakan?" Tanya Mike dengan sedikit waspada.Arsen menatap Mike dan menarik napasnya dalam-dalam."Bukan Lazcano's Corp saja yang saat ini
Sasha dan Mike sedang menikmati makan malam mereka di meja makan lantai dua dekat dengan kamar mereka."Bagaimana keadaanmu, kau sudah baikan?" Tanya Mike di sela makan malamnya pada Sasha."Sudah kok. Aku sudah sehat. Besok aku bisa menemanimu ke markas." Jawab Sasha setelah menyelesaikan makan malamnya."Tidak usah, jika kau masih ingin beristirahat diamlah di mansion dan temani Nyonya. Kondisi saat ini relatif kondusif." Jawab Mike sambil menelan suapan terakhirnya."Baiklah. Aku juga lebih senang menemani Nyonya bermain dengan Tuan Muda. Empat hari tidak bertemu Tuan Muda, rasanya ia sudah tambah besar saja. Dan semakin menggemaskan. Membuatku ingin mencubit pipinya, tapi aku tak berani, nanti Tuan bisa-bisa menghukum ku." Seru Sasha dengan semangat, namun memasang wajah takutnya saat menyangkut Arsen."Kau sepertinya sudah siap jadi seorang ibu, Hem." Kata Mike sambil tersenyum seraya menutup sendoknya di atas piringnya."Ya, aku siap, Handsome. Menyenangkan rasanya jika punya an
Setelah Mike keluar dari kamarnya, ia mendatangi kamar Dante di lantai bawah sekitar dua puluh menit setelah ia menghubunginya."Bagaimana Dante?" Tanya Mike setelah ia masuk ke dalam kamar Dante yang memang sengaja tak dikunci."Lihat, Itu truck yang membawa semen-semen itu. Tidak ada yang aneh saat mengirimkannya. Terlihat orang-orang kita di proyek yang menurunkannya. Tidak ada orang lain lagi." Jawab Dante sambil menunjukkan pekerja berseragam proyek menurunkan semen-semen satu persatu dari atas truck."Aku sudah menghubungi Ivanov dan Ia terkejut mendengar penemuan kita. Ia mengatakan bahwa suplier semen itu relasi lama Lazcano's corp. Bahkan ownernya adalah teman senam Grandma. Coba kau retas CCTV Home Cement. Kita lihat saat proses muatnya." Seru Mike."Pascoe tidak mau mengajariku cara meretas CCTV milik orang lain. Dia hanya mengajariku meretas CCTV kota saja. Aku sudah pernah mencoba tapi tidak bisa. Memang bocah itu menyebalkan." Gerutu Dante.Mike menghembuskan napasnya de
"Sashaaa...!!" Pekik Mike seraya menangkap tubuh Sasha yang ambruk supaya tidak jatuh ke lantai. Berkat kesigapan Mike Sasha tak terjatuh ke lantai, karena Mike berhasil menangkapnya.Riobard dan Camilio yang sedang mengobrol di dekat pintu masuk ruang meeting terkejut mendengar suara pekikan Mike. Dengan segera mereka mencari lokasi sumber suara dan segera berjalan cepat mendekati Mike dan Sasha.Sasha sudah dalam gendongan Mike saat Riobard dan Camilio datang menghampiri."Sasha kenapa Mike?" Tanya Camilio khawatir dan penasaran. Ia dapat melihat wajah Sasha yang tampak pucat. Begitu pula Riobard yang sedikit khawatir terlihat di wajahnya."Awalnya dia ikut kemari untuk bersenang-senang sedikit dengan Giu tapi mendadak ingat Tuan yang pernah memotong lengan Ken lalu dia mual dan malah pingsan!" Jelas Mike dengan sedikit panik."Bawa ke klinik saja Mike. Dokternya masih ada. Aku baru saja menengok Dante. Jeofre dan Alonzo tadi ke sana." Sahut Riobard dengan cepat."Baik, aku akan mem
Dengan perlahan Sasha melerai pelukan Mike, Mike tampak masih terlelap dalam tidurnya. Pagi sekali Mike sudah kembali ke kamar dan tidur di samping Sasha.Dengan perlahan Sasha mulai turun dari tempat tidurnya. Berusaha tak membangunkan Mike yang tampak raut kelelahan di wajahnya.Setelah mandi dan berpakaian rapi, Sasha segera ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Mike.Sasha memanggang beberapa lembar roti kemudian menaruh potongan daging asap, potongan tomat, selada dan satu lembaran keju di tengahnya, kemudian menaruhnya di atas piring. Sasha juga mengambil semangkuk salad kesukaan Mike dan dua gelas jus apel. Semua itu ditaruh di atas meja dorong dan dibawanya ke dalam kamar.Saat memasuki kamar, terlihat Mike mulai terbangun."Jam berapa ini?" Tanya Mike dengan suara serak seraya mengucek matanya."Hampir jam sembilan pagi. Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita." jawab Sasha."Hmm.. kebetulan sekali, aku agak lapar." Jawab Mike sambil turun dari ranjang dan mende
Anggota inti Black Nostra segera memasuki helikopter. Arsen dan Mike terbang kembali ke New York memakai helikopternya yang lebih kecil sedangkan seluruh anak buahnya dan Giuseppe yang tertawan berada di dalam helikopter yang besar.Misi penumpasan Gio Bruscha terbilang sukses, meskipun ada 6 pengawal mereka yang tewas, bahkan Sam dan Dante terkena tembakan. Meskipun tidak parah.Yang terpenting adalah mereka telah menghancurkan Gio Bruscha dan menangkap Giuseppe hidup-hidup. Mereka akan mengintrogasi Giuseppe untuk memastikan tidak ada orang lain lagi dalam persekongkolannya untuk menjatuhkan Black Nostra.Arsen dan Mike duduk bersebelahan untuk mendiskusi penghargaan apa yang akan diberikan kepada beberapa pengawal yang tewas, termasuk memantau Richard membereskan urusan di Miami agar semuanya berjalan aman.Sementara di dalam helikopter, Dante tak henti-hentinya merintih dan mengomel, sesaat sebelum helikopter diterbangkan hingga mulai lepas landas."Aduh.. lenganku sakit sekali..
Arsen dan seluruh anggota inti Black Nostra telah sampai di hanggar tempat kedua helikopter diparkirkan. Jeofre dan Enrico segera menggotong Giuseppe ke dalam helikopter, sedangkan Riobard dan Alonzo memindahkan semua perlengkapan senjata ke dalam helikopter."Buka jasmu, Dante. Aku akan memeriksa lukamu," seru Camilio sambil membuka ikatan sapu tangannya di lengan Dante, lalu mengambil kotak P3K dan senter yang selalu tersedia di dalam setiap mobil.Saat masih di militer, Camilio sudah terlatih untuk mengobati luka secara darurat, baik itu luka tembak maupun luka tusukan dengan peralatan sederhana.Dante melepas jasnya dibantu oleh Pascoe dan tampak kemeja Dante yang berwarna putih, banyak noda darah di sekitar luka tembaknya pada lengan atas sebelah kanan.Dante duduk di atas kursi mobil van bagian tengah dekat pintu mobil dan Camilio berdiri di dekatnya.Camilio menarik sedikit kain lengan panjang Dante ke atas dan melalui lubang yang kena tembak itu Camilio memasukkan satu jariny
"Tuan, bagaimana dengan pria bernama Pierre itu? Alonzo mengatakan bahwa ia tak menemukan pria itu di markas Giu." Seru Mike pada Arsen sambil menolehkan wajahnya pada Arsen yang duduk di kursi belakang."Minta Pascoe untuk mencari tahu keberadaan Pierre, kemudian perintahkan Richard untuk menghabisinya. Ia terlalu berbahaya untuk Black Nostra. Karena ia tahu pasti kita lah dalang di balik penghancuran Gio Bruscha. Dia bisa menjual informasi ini ke siapapun." Jelas Arsen."Baik Tuan."Mike segera menekan tombol di earphonenya, dan menghubungi Pascoe."Pas, kau cari keberadaan Pierre. Apapun caranya, dia harus ditemukan, dan cepat kabari aku jika kau sudah menemukannya." Titah Mike pada Pascoe."Tunggu sebentar, Mike. Tidak mudah untuk menemukannya, namun aku yakin akan bisa menemukan dimana ia berada sekarang." Jawab Pascoe dengan sangat yakin.Di tempatnya Pascoe kembali mengotak-atik laptop miliknya dan berusaha mencari tahu keberadaan Pierre.Memang membutuhkan waktu yang cukup lam
Dengan langkah pasti tanpa ragu dan tanpa takut sedikit pun Carla mulai berjalan menuju pintu dengan pistol miliknya di genggaman tangan kanannya.Dirinya sudah diselimuti emosi yang memuncak atas kematian anak sulungnya. Dengan kuat ia mendorong pintu kamar mandi.Brakkk...Dan langsung mengarahkan pistol pada orang yang ada di hadapan suaminya. Ia sudah bersiap untuk menarik pelatuknya sedikit lagi peluru yang berasal dari pistol nya akan berpindah dan bersarang di kepala musuh yang berdiri tak jauh di hadapan suaminya.Telunjuknya mulai bergerak, dan..Dorrr ....Carla terjatuh ke lantai dengan kepala yang berlubang dan mengeluarkan darah segar.Peluru Mike sudah lebih dulu sampai di kepalanya sebelum ia berhasil menarik pelatuk pistolnya."Carlaaaaaa!!!" Pekik Giuseppe seraya menghampiri tubuh Carla yang sudah terbaring tak bernyawa.Giuseppe mengeratkan genggaman tangannya menahan emosi nya. Belum reda ia mendengar kematian anaknya yang merupakan penerusnya, kini di hadapannya ia
Saat pintu kamar mandi terbuka tiba-tiba saja sebuah senjata api laras panjang terlihat dan membidik ke arah Arsen. Dan...Dorrr...Brukkk!!Dorrr... Camilio dengan sigap menembak kepala si penembak hingga ia jatuh terpental ke lantai dan tewas seketika.Arsen sempat terkesiap, namun ia segera menolong berjongkok mengecek kondisi Dante yang langsung menghadang tembakan yang ditujukan padanya."Duhhh sakitttt.." Lirih Dante seraya menyentuh lengan kanannya dengan tangan kirinya."Coba ku periksa lukamu." Seru Camilio. Kemudian melihat luka pada lengan Dante. Arsen pun hanya memperhatikan.Kemudian Arsen memerintahkan Mike untuk mengecek musuh yang ternyata anak Giu yang pertama."Peluru hanya masuk 2.5cm sampai 3cm saja Dante. Tak usah cengeng seperti itu." Seru Camilio setelah mengecek keadaan luka Dante kemudian mulai membalut luka Dante dengan sapu tangan miliknya agar pendarahannya tak keluar banyak."Hanyaaa?? Kau bilang hanya hah?? Ini sakit!!" Gerutu Dante.Camilio hendak menjaw
Mike mulai memerintahkan seluruh anak buahnya untuk mulai mendekati mansion Giu dengan perlahan dan sembunyi-sembunyi.Mereka lakukan pun tidak langsung bersamaan. Agar pergerakan mereka tak diketahui.Arsen pun mulai keluar dari dalam mobil dan ikut mengamati. Ia sudah menyiapkan dua buah pistol di balik jasnya. Ia akan ikut turun tangan untuk menghadapi Giuseppe Bruscha. Pria tua yang sudah berani-beraninya mengusiknya dan Black Nostra."Bagaimana?" Tanya Arsen."Semua sudah menuju posisi mereka masing-masing, kita hanya perlu menunggunya sebentar lagi." Jelas Mike.Arsen mengangguk pelan, kemudian menatap mansion Giu yang akan mereka ratakan sebentar lagi.Rasanya Arsen sudah sangat tidak sabar ingin segera meratakannya saat ini juga. Namun, rasanya tidak akan menyenangkan jika Giu mati dengan mudah begitu saja.Arsen harus membalas atas semua yang sudah Giu lakukan pada keluarganya dan Black Nostra.Begitupula dengan Mike. Ia menyimpan dendam pada Giuseppe yang rupanya membuat Mor
Tepat pukul 00.30 kedua team berangkat menuju tempat tujuan mereka masing-masing dengan menggunakannya beberapa mobil. Team A menuju mansion Giuseppe, dan team B yang dipimpin oleh Alonzo menuju markas Gio Bruscha.Jarak antara markas sementara mereka dengan mansion dan markas Gio Bruscha memang lumayan agak jauh, hingga membutuh waktu hampir sejam untuk sampai di sana. Pascoe berada di dalam mobil Van ditemani oleh Enrico.Mobil Van tersebut sudah dirancang sedemikian rupa, dilengkapi dengan segala peralatan yang Pascoe butuhkan untuk bekerja.Mobil dikemudikan oleh seorang supir, Enrico membantu Pascoe mengawasi dua buah layar laptop yang memperlihatkan markas dan mansion Giuseppe.Pascoe terus memberi informasi kepada seluruh rekannya melalui earphone."Hanya 2 orang penjaga di gerbang depan markas. Sisanya di dalam, tidak terlalu banyak, di belakang hanya ada satu orang." Seru Pascoe."Noted! Thank you, Pas!" Seru Alonzo di dalam earphone."No problem!""Mansion, tiga orang penjag