Setelah jam makan malam, Lily dan Theo sudah kembali ke kamar. Arsen berbicara dengan Mike di ruang kerjanya yang ada di mansion."Hasil penyelidikan terakhir dari pihak polisi mengatakan ini sabosate. Rupanya orang yang menyabotase itu sudah menggetahui letak CCTV sehingga saat mereka melakukannya, pergerakan mereka tak terlacak." Kata Arsen."Ya, Pascoe juga mengatakan demikian." Seru Mike."Aku sudah lama bekerja sama dengan Giant Steel dan mengenal pemiliknya dengan cukup baik, bahkan sebelum pelaksanaan pembangunan di Greenwood, aku pernah makan siang dengannya saat mereka di New York. Menurut Ivanov, pabrik mereka semakin besar setelah masuk di bursa efek saham sekitar enam bulan yang lalu. Jadi itu kemungkinan yang memancing kecemburuan saingan bisnis mereka. Aku tidak mau memikirkannya." Jelas Arsen."Tuan tidak merasa ada sesuatu yang mencurigakan?" Tanya Mike dengan sedikit waspada.Arsen menatap Mike dan menarik napasnya dalam-dalam."Bukan Lazcano's Corp saja yang saat ini
Sasha dan Mike sedang menikmati makan malam mereka di meja makan lantai dua dekat dengan kamar mereka."Bagaimana keadaanmu, kau sudah baikan?" Tanya Mike di sela makan malamnya pada Sasha."Sudah kok. Aku sudah sehat. Besok aku bisa menemanimu ke markas." Jawab Sasha setelah menyelesaikan makan malamnya."Tidak usah, jika kau masih ingin beristirahat diamlah di mansion dan temani Nyonya. Kondisi saat ini relatif kondusif." Jawab Mike sambil menelan suapan terakhirnya."Baiklah. Aku juga lebih senang menemani Nyonya bermain dengan Tuan Muda. Empat hari tidak bertemu Tuan Muda, rasanya ia sudah tambah besar saja. Dan semakin menggemaskan. Membuatku ingin mencubit pipinya, tapi aku tak berani, nanti Tuan bisa-bisa menghukum ku." Seru Sasha dengan semangat, namun memasang wajah takutnya saat menyangkut Arsen."Kau sepertinya sudah siap jadi seorang ibu, Hem." Kata Mike sambil tersenyum seraya menutup sendoknya di atas piringnya."Ya, aku siap, Handsome. Menyenangkan rasanya jika punya an
Setelah Mike keluar dari kamarnya, ia mendatangi kamar Dante di lantai bawah sekitar dua puluh menit setelah ia menghubunginya."Bagaimana Dante?" Tanya Mike setelah ia masuk ke dalam kamar Dante yang memang sengaja tak dikunci."Lihat, Itu truck yang membawa semen-semen itu. Tidak ada yang aneh saat mengirimkannya. Terlihat orang-orang kita di proyek yang menurunkannya. Tidak ada orang lain lagi." Jawab Dante sambil menunjukkan pekerja berseragam proyek menurunkan semen-semen satu persatu dari atas truck."Aku sudah menghubungi Ivanov dan Ia terkejut mendengar penemuan kita. Ia mengatakan bahwa suplier semen itu relasi lama Lazcano's corp. Bahkan ownernya adalah teman senam Grandma. Coba kau retas CCTV Home Cement. Kita lihat saat proses muatnya." Seru Mike."Pascoe tidak mau mengajariku cara meretas CCTV milik orang lain. Dia hanya mengajariku meretas CCTV kota saja. Aku sudah pernah mencoba tapi tidak bisa. Memang bocah itu menyebalkan." Gerutu Dante.Mike menghembuskan napasnya de
Setelah mendapat penjelasan dari Mike, sekitar satu jam Arsen kemudian kembali ke kamarnya. Begitupula dengan Mike menjelang tengah malam ia kembali ke kamarnya.Mereka memutuskan untuk beristirahat dan kembali memantaunya esok hari.Menjelang pukul lima pagi, ponsel Mike bergetar, membangunkan Mike yang tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan cara menghadapi musuh yang benar-benar tertutup dan belum di ketahui ini.Mike melerai pelukan Sasha dengan perlahan untuk mengambil ponsel sambil mendudukkan dirinya.Enrico mengabarkan bahwa tengah malam tadi, ia dan Frans sudah menangkap dua orang yang menyusup ke proyek untuk membuat kebakaran di tempat penyimpanan semen.Dari mereka, Frans dan Enrico mendapat informasi tentang orang yang membayar mereka.Dengan memberikan beberapa pukulan dan ancaman pistol pada kedua penyusup, akhirnya mereka mengaku tidak mengenal orang yang membayarnya. Tapi mereka bersedia menunjukkan tempat dimana orang tersebut menunggu untuk memberikan sisa
Setelah Yuri menghubunginya Arsen dan Mike segera pergi ke markas, dan mengumpulkan semua anak buahnya kecuali Pascoe yang belum kembali ke New York.Masih harus menunggu berjam-jam lagi untuk mendapatkan informasi dari Yuri. Karena saat ini masih terlalu dini hari di Rusia. Dan masih lama untuk Sergei menggeledah kediaman Dimitri.Rasanya Arsen sudah tidak sabar saja. Kenalnya Dimitri dan Giuseppe membuatnya semakin emosi. Arsen yakin, meskipun Yuri mengatakan ia harus berpikiran objektif pada pertemanan Dimitri dan Giu tapi perasaannya mengatakan semuanya berkaitan.Jika benar Giu dibelakang semua ini bersama Dimitri, Arsen tak akan main-main untuk melenyapkan Giu.Arsen menjelaskan secara singkat pada seluruh anak buahnya mengenai dugaan keterlibatan Giuseppe Bruscha yang bekerja sama dengan Dimitri untuk menghancurkan Black Nostra.Tentu saja membuat semuanya tampak kaget. Karena selama ini tak ada bukti atau temuan mereka yang mengarah pada Giu."Apa Anda yakin dengan ini Tuan?"
Sesuai dengan instruksi Yuri, Sergei dan Oleg mempersiapkan senjata mereka dan anak buah yang akan mereka bawa untuk menggeledah kediaman Dimitri di Vladimir. Tidak banyak Sergei membawa ana buahnya hanya empat orang saja dan Oleg.Di Vladimir mereka mempunyai anak buah yang bertugas di sana. Sergei meminta mereka untuk menyiapkan mobil untuk mempermudah akses mereka saat berada di Vladimir.Selain ini, kemungkinan besar tempat Dimitri diawasi atau dijaga oleh anak buahnya. Maka dari itu, Sergei tak ingin ambil resiko dan ia memilih untuk mempersiapkan semuanya sebaik mungkin.Helikopter milik Yuri sudah dipersiapkan di helipad di belakang markas Yuri."Tetap berhati-hati lah Sergei, kau anak buah terbaikku, dan kembalilah dengan selamat." Seru Yuri pada Sergei sesaat sebelum Sergei berangkat meninggalkan markas.Sergei mengangguk kemudia hun berujar. "Terima kasih, Tuan." Ujar Sergei dengan tulus.Sergei dan Oleg segera menuju helipad setelah berpamitan pada Yuri. Empat anak buah ter
Sekitar pukul sembilan malam, Arsen dan Lily bersiap hendak berbaring di atas tempat tidur mereka untuk beristirahat.Tiba-tiba saja ponsel Arsen yang baru saja diletakkan di atas meja nakas kembali bergetar. Arsen segera menegakkan badannya dan mengambil posisi duduk bersandar pada tempat tidur lalu mengambil ponselnya.Hati Arsen berdebar mendapati nama Yuri muncul di layar ponselnya karena sudah sangat menanti-nantikan berita dari Yuri tersebut."Yuri." Sapa Arsen terlebih dahulu."Kau sudah tidur, Arsen?" Tanya Yuri basa basi."Belum. Aku menantikan kabar darimu. Bagaimana?" Tanya Arsen langsung pada intinya."Sergei dan anak buahnya baru saja selesai menggeledah rumah dan apartemen milik Dimitri. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan kembali ke Moskow. Sergei mendapatkan empat buah ponsel di rumah dan apartemen Dimitri, satu buah laptop, dua tas kerja dan satu boks di lemari kamarnya, yang katanya berisi kertas-kertas dan berkas. Sergei tidak sempat membacanya. Dia hanya memba
Setelah permohonan terbang jet pribadinya malam ini disetujui, Yuri meminta Oleg untuk bersiap melakukan penerbangan ke New York untuk mengirimkan barang-barang milik Leonid dan Dimitri pada Black Nostra.Dalam perjalanan ke New York, Oleg akan ditemani oleh dua orang pengawal saja.Yuri telah mengabarkan jadwal penerbangan Oleg pada Mike. Estimasi kedatangan Oleg di New York adalah besok sekitar pukul dua siang. Mike dan Sasha langsung yang akan menjemput Oleg."Selamat datang di New York, Oleg. Apa kabar?" Sapa Mike dengan ramah pada Oleg."Mike! Senang bertemu denganmu." Sahut Oleg dengan hangat dan memberikan tangannya untuk berjabat dengan Mike."Oleg!" Pekik Sasha dengan riang."Apa kabar Nyonya Foland? Wahh.. Tampaknya kau sekarang sudah mirip seorang wanita sungguhan." Sapa Oleg dengan seringai jahilnya pada Sasha."Huhh.. Sepertinya kau sangat merindukan pukulanku ya? Kau ingin bertanding denganku lagi, hah?" Jawab Sasha dengan memasang wajah galaknya."Haha..., ternyata kau
"Sashaaa...!!" Pekik Mike seraya menangkap tubuh Sasha yang ambruk supaya tidak jatuh ke lantai. Berkat kesigapan Mike Sasha tak terjatuh ke lantai, karena Mike berhasil menangkapnya.Riobard dan Camilio yang sedang mengobrol di dekat pintu masuk ruang meeting terkejut mendengar suara pekikan Mike. Dengan segera mereka mencari lokasi sumber suara dan segera berjalan cepat mendekati Mike dan Sasha.Sasha sudah dalam gendongan Mike saat Riobard dan Camilio datang menghampiri."Sasha kenapa Mike?" Tanya Camilio khawatir dan penasaran. Ia dapat melihat wajah Sasha yang tampak pucat. Begitu pula Riobard yang sedikit khawatir terlihat di wajahnya."Awalnya dia ikut kemari untuk bersenang-senang sedikit dengan Giu tapi mendadak ingat Tuan yang pernah memotong lengan Ken lalu dia mual dan malah pingsan!" Jelas Mike dengan sedikit panik."Bawa ke klinik saja Mike. Dokternya masih ada. Aku baru saja menengok Dante. Jeofre dan Alonzo tadi ke sana." Sahut Riobard dengan cepat."Baik, aku akan mem
Dengan perlahan Sasha melerai pelukan Mike, Mike tampak masih terlelap dalam tidurnya. Pagi sekali Mike sudah kembali ke kamar dan tidur di samping Sasha.Dengan perlahan Sasha mulai turun dari tempat tidurnya. Berusaha tak membangunkan Mike yang tampak raut kelelahan di wajahnya.Setelah mandi dan berpakaian rapi, Sasha segera ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Mike.Sasha memanggang beberapa lembar roti kemudian menaruh potongan daging asap, potongan tomat, selada dan satu lembaran keju di tengahnya, kemudian menaruhnya di atas piring. Sasha juga mengambil semangkuk salad kesukaan Mike dan dua gelas jus apel. Semua itu ditaruh di atas meja dorong dan dibawanya ke dalam kamar.Saat memasuki kamar, terlihat Mike mulai terbangun."Jam berapa ini?" Tanya Mike dengan suara serak seraya mengucek matanya."Hampir jam sembilan pagi. Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita." jawab Sasha."Hmm.. kebetulan sekali, aku agak lapar." Jawab Mike sambil turun dari ranjang dan mende
Anggota inti Black Nostra segera memasuki helikopter. Arsen dan Mike terbang kembali ke New York memakai helikopternya yang lebih kecil sedangkan seluruh anak buahnya dan Giuseppe yang tertawan berada di dalam helikopter yang besar.Misi penumpasan Gio Bruscha terbilang sukses, meskipun ada 6 pengawal mereka yang tewas, bahkan Sam dan Dante terkena tembakan. Meskipun tidak parah.Yang terpenting adalah mereka telah menghancurkan Gio Bruscha dan menangkap Giuseppe hidup-hidup. Mereka akan mengintrogasi Giuseppe untuk memastikan tidak ada orang lain lagi dalam persekongkolannya untuk menjatuhkan Black Nostra.Arsen dan Mike duduk bersebelahan untuk mendiskusi penghargaan apa yang akan diberikan kepada beberapa pengawal yang tewas, termasuk memantau Richard membereskan urusan di Miami agar semuanya berjalan aman.Sementara di dalam helikopter, Dante tak henti-hentinya merintih dan mengomel, sesaat sebelum helikopter diterbangkan hingga mulai lepas landas."Aduh.. lenganku sakit sekali..
Arsen dan seluruh anggota inti Black Nostra telah sampai di hanggar tempat kedua helikopter diparkirkan. Jeofre dan Enrico segera menggotong Giuseppe ke dalam helikopter, sedangkan Riobard dan Alonzo memindahkan semua perlengkapan senjata ke dalam helikopter."Buka jasmu, Dante. Aku akan memeriksa lukamu," seru Camilio sambil membuka ikatan sapu tangannya di lengan Dante, lalu mengambil kotak P3K dan senter yang selalu tersedia di dalam setiap mobil.Saat masih di militer, Camilio sudah terlatih untuk mengobati luka secara darurat, baik itu luka tembak maupun luka tusukan dengan peralatan sederhana.Dante melepas jasnya dibantu oleh Pascoe dan tampak kemeja Dante yang berwarna putih, banyak noda darah di sekitar luka tembaknya pada lengan atas sebelah kanan.Dante duduk di atas kursi mobil van bagian tengah dekat pintu mobil dan Camilio berdiri di dekatnya.Camilio menarik sedikit kain lengan panjang Dante ke atas dan melalui lubang yang kena tembak itu Camilio memasukkan satu jariny
"Tuan, bagaimana dengan pria bernama Pierre itu? Alonzo mengatakan bahwa ia tak menemukan pria itu di markas Giu." Seru Mike pada Arsen sambil menolehkan wajahnya pada Arsen yang duduk di kursi belakang."Minta Pascoe untuk mencari tahu keberadaan Pierre, kemudian perintahkan Richard untuk menghabisinya. Ia terlalu berbahaya untuk Black Nostra. Karena ia tahu pasti kita lah dalang di balik penghancuran Gio Bruscha. Dia bisa menjual informasi ini ke siapapun." Jelas Arsen."Baik Tuan."Mike segera menekan tombol di earphonenya, dan menghubungi Pascoe."Pas, kau cari keberadaan Pierre. Apapun caranya, dia harus ditemukan, dan cepat kabari aku jika kau sudah menemukannya." Titah Mike pada Pascoe."Tunggu sebentar, Mike. Tidak mudah untuk menemukannya, namun aku yakin akan bisa menemukan dimana ia berada sekarang." Jawab Pascoe dengan sangat yakin.Di tempatnya Pascoe kembali mengotak-atik laptop miliknya dan berusaha mencari tahu keberadaan Pierre.Memang membutuhkan waktu yang cukup lam
Dengan langkah pasti tanpa ragu dan tanpa takut sedikit pun Carla mulai berjalan menuju pintu dengan pistol miliknya di genggaman tangan kanannya.Dirinya sudah diselimuti emosi yang memuncak atas kematian anak sulungnya. Dengan kuat ia mendorong pintu kamar mandi.Brakkk...Dan langsung mengarahkan pistol pada orang yang ada di hadapan suaminya. Ia sudah bersiap untuk menarik pelatuknya sedikit lagi peluru yang berasal dari pistol nya akan berpindah dan bersarang di kepala musuh yang berdiri tak jauh di hadapan suaminya.Telunjuknya mulai bergerak, dan..Dorrr ....Carla terjatuh ke lantai dengan kepala yang berlubang dan mengeluarkan darah segar.Peluru Mike sudah lebih dulu sampai di kepalanya sebelum ia berhasil menarik pelatuk pistolnya."Carlaaaaaa!!!" Pekik Giuseppe seraya menghampiri tubuh Carla yang sudah terbaring tak bernyawa.Giuseppe mengeratkan genggaman tangannya menahan emosi nya. Belum reda ia mendengar kematian anaknya yang merupakan penerusnya, kini di hadapannya ia
Saat pintu kamar mandi terbuka tiba-tiba saja sebuah senjata api laras panjang terlihat dan membidik ke arah Arsen. Dan...Dorrr...Brukkk!!Dorrr... Camilio dengan sigap menembak kepala si penembak hingga ia jatuh terpental ke lantai dan tewas seketika.Arsen sempat terkesiap, namun ia segera menolong berjongkok mengecek kondisi Dante yang langsung menghadang tembakan yang ditujukan padanya."Duhhh sakitttt.." Lirih Dante seraya menyentuh lengan kanannya dengan tangan kirinya."Coba ku periksa lukamu." Seru Camilio. Kemudian melihat luka pada lengan Dante. Arsen pun hanya memperhatikan.Kemudian Arsen memerintahkan Mike untuk mengecek musuh yang ternyata anak Giu yang pertama."Peluru hanya masuk 2.5cm sampai 3cm saja Dante. Tak usah cengeng seperti itu." Seru Camilio setelah mengecek keadaan luka Dante kemudian mulai membalut luka Dante dengan sapu tangan miliknya agar pendarahannya tak keluar banyak."Hanyaaa?? Kau bilang hanya hah?? Ini sakit!!" Gerutu Dante.Camilio hendak menjaw
Mike mulai memerintahkan seluruh anak buahnya untuk mulai mendekati mansion Giu dengan perlahan dan sembunyi-sembunyi.Mereka lakukan pun tidak langsung bersamaan. Agar pergerakan mereka tak diketahui.Arsen pun mulai keluar dari dalam mobil dan ikut mengamati. Ia sudah menyiapkan dua buah pistol di balik jasnya. Ia akan ikut turun tangan untuk menghadapi Giuseppe Bruscha. Pria tua yang sudah berani-beraninya mengusiknya dan Black Nostra."Bagaimana?" Tanya Arsen."Semua sudah menuju posisi mereka masing-masing, kita hanya perlu menunggunya sebentar lagi." Jelas Mike.Arsen mengangguk pelan, kemudian menatap mansion Giu yang akan mereka ratakan sebentar lagi.Rasanya Arsen sudah sangat tidak sabar ingin segera meratakannya saat ini juga. Namun, rasanya tidak akan menyenangkan jika Giu mati dengan mudah begitu saja.Arsen harus membalas atas semua yang sudah Giu lakukan pada keluarganya dan Black Nostra.Begitupula dengan Mike. Ia menyimpan dendam pada Giuseppe yang rupanya membuat Mor
Tepat pukul 00.30 kedua team berangkat menuju tempat tujuan mereka masing-masing dengan menggunakannya beberapa mobil. Team A menuju mansion Giuseppe, dan team B yang dipimpin oleh Alonzo menuju markas Gio Bruscha.Jarak antara markas sementara mereka dengan mansion dan markas Gio Bruscha memang lumayan agak jauh, hingga membutuh waktu hampir sejam untuk sampai di sana. Pascoe berada di dalam mobil Van ditemani oleh Enrico.Mobil Van tersebut sudah dirancang sedemikian rupa, dilengkapi dengan segala peralatan yang Pascoe butuhkan untuk bekerja.Mobil dikemudikan oleh seorang supir, Enrico membantu Pascoe mengawasi dua buah layar laptop yang memperlihatkan markas dan mansion Giuseppe.Pascoe terus memberi informasi kepada seluruh rekannya melalui earphone."Hanya 2 orang penjaga di gerbang depan markas. Sisanya di dalam, tidak terlalu banyak, di belakang hanya ada satu orang." Seru Pascoe."Noted! Thank you, Pas!" Seru Alonzo di dalam earphone."No problem!""Mansion, tiga orang penjag