Setelah Mike keluar dari kamarnya, ia mendatangi kamar Dante di lantai bawah sekitar dua puluh menit setelah ia menghubunginya."Bagaimana Dante?" Tanya Mike setelah ia masuk ke dalam kamar Dante yang memang sengaja tak dikunci."Lihat, Itu truck yang membawa semen-semen itu. Tidak ada yang aneh saat mengirimkannya. Terlihat orang-orang kita di proyek yang menurunkannya. Tidak ada orang lain lagi." Jawab Dante sambil menunjukkan pekerja berseragam proyek menurunkan semen-semen satu persatu dari atas truck."Aku sudah menghubungi Ivanov dan Ia terkejut mendengar penemuan kita. Ia mengatakan bahwa suplier semen itu relasi lama Lazcano's corp. Bahkan ownernya adalah teman senam Grandma. Coba kau retas CCTV Home Cement. Kita lihat saat proses muatnya." Seru Mike."Pascoe tidak mau mengajariku cara meretas CCTV milik orang lain. Dia hanya mengajariku meretas CCTV kota saja. Aku sudah pernah mencoba tapi tidak bisa. Memang bocah itu menyebalkan." Gerutu Dante.Mike menghembuskan napasnya de
Setelah mendapat penjelasan dari Mike, sekitar satu jam Arsen kemudian kembali ke kamarnya. Begitupula dengan Mike menjelang tengah malam ia kembali ke kamarnya.Mereka memutuskan untuk beristirahat dan kembali memantaunya esok hari.Menjelang pukul lima pagi, ponsel Mike bergetar, membangunkan Mike yang tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan cara menghadapi musuh yang benar-benar tertutup dan belum di ketahui ini.Mike melerai pelukan Sasha dengan perlahan untuk mengambil ponsel sambil mendudukkan dirinya.Enrico mengabarkan bahwa tengah malam tadi, ia dan Frans sudah menangkap dua orang yang menyusup ke proyek untuk membuat kebakaran di tempat penyimpanan semen.Dari mereka, Frans dan Enrico mendapat informasi tentang orang yang membayar mereka.Dengan memberikan beberapa pukulan dan ancaman pistol pada kedua penyusup, akhirnya mereka mengaku tidak mengenal orang yang membayarnya. Tapi mereka bersedia menunjukkan tempat dimana orang tersebut menunggu untuk memberikan sisa
Setelah Yuri menghubunginya Arsen dan Mike segera pergi ke markas, dan mengumpulkan semua anak buahnya kecuali Pascoe yang belum kembali ke New York.Masih harus menunggu berjam-jam lagi untuk mendapatkan informasi dari Yuri. Karena saat ini masih terlalu dini hari di Rusia. Dan masih lama untuk Sergei menggeledah kediaman Dimitri.Rasanya Arsen sudah tidak sabar saja. Kenalnya Dimitri dan Giuseppe membuatnya semakin emosi. Arsen yakin, meskipun Yuri mengatakan ia harus berpikiran objektif pada pertemanan Dimitri dan Giu tapi perasaannya mengatakan semuanya berkaitan.Jika benar Giu dibelakang semua ini bersama Dimitri, Arsen tak akan main-main untuk melenyapkan Giu.Arsen menjelaskan secara singkat pada seluruh anak buahnya mengenai dugaan keterlibatan Giuseppe Bruscha yang bekerja sama dengan Dimitri untuk menghancurkan Black Nostra.Tentu saja membuat semuanya tampak kaget. Karena selama ini tak ada bukti atau temuan mereka yang mengarah pada Giu."Apa Anda yakin dengan ini Tuan?"
Sesuai dengan instruksi Yuri, Sergei dan Oleg mempersiapkan senjata mereka dan anak buah yang akan mereka bawa untuk menggeledah kediaman Dimitri di Vladimir. Tidak banyak Sergei membawa ana buahnya hanya empat orang saja dan Oleg.Di Vladimir mereka mempunyai anak buah yang bertugas di sana. Sergei meminta mereka untuk menyiapkan mobil untuk mempermudah akses mereka saat berada di Vladimir.Selain ini, kemungkinan besar tempat Dimitri diawasi atau dijaga oleh anak buahnya. Maka dari itu, Sergei tak ingin ambil resiko dan ia memilih untuk mempersiapkan semuanya sebaik mungkin.Helikopter milik Yuri sudah dipersiapkan di helipad di belakang markas Yuri."Tetap berhati-hati lah Sergei, kau anak buah terbaikku, dan kembalilah dengan selamat." Seru Yuri pada Sergei sesaat sebelum Sergei berangkat meninggalkan markas.Sergei mengangguk kemudia hun berujar. "Terima kasih, Tuan." Ujar Sergei dengan tulus.Sergei dan Oleg segera menuju helipad setelah berpamitan pada Yuri. Empat anak buah ter
Sekitar pukul sembilan malam, Arsen dan Lily bersiap hendak berbaring di atas tempat tidur mereka untuk beristirahat.Tiba-tiba saja ponsel Arsen yang baru saja diletakkan di atas meja nakas kembali bergetar. Arsen segera menegakkan badannya dan mengambil posisi duduk bersandar pada tempat tidur lalu mengambil ponselnya.Hati Arsen berdebar mendapati nama Yuri muncul di layar ponselnya karena sudah sangat menanti-nantikan berita dari Yuri tersebut."Yuri." Sapa Arsen terlebih dahulu."Kau sudah tidur, Arsen?" Tanya Yuri basa basi."Belum. Aku menantikan kabar darimu. Bagaimana?" Tanya Arsen langsung pada intinya."Sergei dan anak buahnya baru saja selesai menggeledah rumah dan apartemen milik Dimitri. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan kembali ke Moskow. Sergei mendapatkan empat buah ponsel di rumah dan apartemen Dimitri, satu buah laptop, dua tas kerja dan satu boks di lemari kamarnya, yang katanya berisi kertas-kertas dan berkas. Sergei tidak sempat membacanya. Dia hanya memba
Setelah permohonan terbang jet pribadinya malam ini disetujui, Yuri meminta Oleg untuk bersiap melakukan penerbangan ke New York untuk mengirimkan barang-barang milik Leonid dan Dimitri pada Black Nostra.Dalam perjalanan ke New York, Oleg akan ditemani oleh dua orang pengawal saja.Yuri telah mengabarkan jadwal penerbangan Oleg pada Mike. Estimasi kedatangan Oleg di New York adalah besok sekitar pukul dua siang. Mike dan Sasha langsung yang akan menjemput Oleg."Selamat datang di New York, Oleg. Apa kabar?" Sapa Mike dengan ramah pada Oleg."Mike! Senang bertemu denganmu." Sahut Oleg dengan hangat dan memberikan tangannya untuk berjabat dengan Mike."Oleg!" Pekik Sasha dengan riang."Apa kabar Nyonya Foland? Wahh.. Tampaknya kau sekarang sudah mirip seorang wanita sungguhan." Sapa Oleg dengan seringai jahilnya pada Sasha."Huhh.. Sepertinya kau sangat merindukan pukulanku ya? Kau ingin bertanding denganku lagi, hah?" Jawab Sasha dengan memasang wajah galaknya."Haha..., ternyata kau
Pascoe melepas ponsel Leonid dari laptopnya dan menyambung dengan ponsel yang lainnya. Kemudian Pascoe mulai menari-narikan jarinya lagi di atas laptopnya dengan lincah.Lima menit kemudian..."Ini milik Dimitri," gumam Pascoe."Percakapannya yang masih ada, tidak ada yang mengarah penyerangan pada kita. Aku akan langsung saja mencari ke percakapan yang telah dihapus," lanjutnya.Beberapa menit kemudian.."Ini ada percakapan Dimitri dengan Mark Morons. Ada pula percakapannya dengan Giuseppe. Baca ini Mike." Kata Pascoe seraya mendekatkan layar laptopnya pada Mike."Dia memang menjebakmu dan memang sasarannya adalah Tuan. Mark mendapat misi untuk membunuhmu dan Tuan dengan iming-iming mendapat kedudukan setelah menguasai Black Nostra setelah kalian terbunuh. Pembelotan Mark memang di dalangi oleh Dimitri dan Giuseppe." Seru Pascoe.Mike, Camilio dan Alonzo mengepalkan tangannya mendengar kata-kata Pascoe yang membaca percakapan Dimitri dan Giuseppe."Ini sudah menjadi bukti kuat buat k
Arsen mulai menarik mendekatkan kotak tersebut padanya, perlahan ia membuka penutup nya. Terdapat beberapa kertas di dalamnya, dan Arsen mulai mengambilnya satu persatu, hingga akhirnya ia melihat beberapa lembar foto di dalamnya.Napas Arsen sedikit tercekat, ia memejamkan matanya, kemudian kembali menutup kotak tersebut.Hatinya berdebar tidak menentu. Ia kembali teringat perkataan Yuri sekilas tentang kisah cinta Ibu kandungnya dan Leonid.Arsen sangat membenci kedua orang tuanya yang kerap memaki dan memukulinya saat ia masih kecil. Dengan mata kepalanya sendiri, Arsen kecil sering melihat ibunya sering pulang dalam keadaan mabuk dan membawa seorang pria masuk ke dalam kamar.Demikian pula dengan ayahnya yang berselingkuh dengan Sophia, bibinya, bahkan saat Arsen memergokimya, mereka malah menyuruh Arsen kecil melihat perbuatan tidak senonoh mereka.Semua prilaku kedua orang tuanya membuat Arsen sangat benci harus terlahir di dunia ini bahkan mengutuk hari di saat ia dilahirkan di
Dengan langkah pasti tanpa ragu dan tanpa takut sedikit pun Carla mulai berjalan menuju pintu dengan pistol miliknya di genggaman tangan kanannya.Dirinya sudah diselimuti emosi yang memuncak atas kematian anak sulungnya. Dengan kuat ia mendorong pintu kamar mandi.Brakkk...Dan langsung mengarahkan pistol pada orang yang ada di hadapan suaminya. Ia sudah bersiap untuk menarik pelatuknya sedikit lagi peluru yang berasal dari pistol nya akan berpindah dan bersarang di kepala musuh yang berdiri tak jauh di hadapan suaminya.Telunjuknya mulai bergerak, dan..Dorrr ....Carla terjatuh ke lantai dengan kepala yang berlubang dan mengeluarkan darah segar.Peluru Mike sudah lebih dulu sampai di kepalanya sebelum ia berhasil menarik pelatuk pistolnya."Carlaaaaaa!!!" Pekik Giuseppe seraya menghampiri tubuh Carla yang sudah terbaring tak bernyawa.Giuseppe mengeratkan genggaman tangannya menahan emosi nya. Belum reda ia mendengar kematian anaknya yang merupakan penerusnya, kini di hadapannya ia
Saat pintu kamar mandi terbuka tiba-tiba saja sebuah senjata api laras panjang terlihat dan membidik ke arah Arsen. Dan...Dorrr...Brukkk!!Dorrr... Camilio dengan sigap menembak kepala si penembak hingga ia jatuh terpental ke lantai dan tewas seketika.Arsen sempat terkesiap, namun ia segera menolong berjongkok mengecek kondisi Dante yang langsung menghadang tembakan yang ditujukan padanya."Duhhh sakitttt.." Lirih Dante seraya menyentuh lengan kanannya dengan tangan kirinya."Coba ku periksa lukamu." Seru Camilio. Kemudian melihat luka pada lengan Dante. Arsen pun hanya memperhatikan.Kemudian Arsen memerintahkan Mike untuk mengecek musuh yang ternyata anak Giu yang pertama."Peluru hanya masuk 2.5cm sampai 3cm saja Dante. Tak usah cengeng seperti itu." Seru Camilio setelah mengecek keadaan luka Dante kemudian mulai membalut luka Dante dengan sapu tangan miliknya agar pendarahannya tak keluar banyak."Hanyaaa?? Kau bilang hanya hah?? Ini sakit!!" Gerutu Dante.Camilio hendak menjaw
Mike mulai memerintahkan seluruh anak buahnya untuk mulai mendekati mansion Giu dengan perlahan dan sembunyi-sembunyi.Mereka lakukan pun tidak langsung bersamaan. Agar pergerakan mereka tak diketahui.Arsen pun mulai keluar dari dalam mobil dan ikut mengamati. Ia sudah menyiapkan dua buah pistol di balik jasnya. Ia akan ikut turun tangan untuk menghadapi Giuseppe Bruscha. Pria tua yang sudah berani-beraninya mengusiknya dan Black Nostra."Bagaimana?" Tanya Arsen."Semua sudah menuju posisi mereka masing-masing, kita hanya perlu menunggunya sebentar lagi." Jelas Mike.Arsen mengangguk pelan, kemudian menatap mansion Giu yang akan mereka ratakan sebentar lagi.Rasanya Arsen sudah sangat tidak sabar ingin segera meratakannya saat ini juga. Namun, rasanya tidak akan menyenangkan jika Giu mati dengan mudah begitu saja.Arsen harus membalas atas semua yang sudah Giu lakukan pada keluarganya dan Black Nostra.Begitupula dengan Mike. Ia menyimpan dendam pada Giuseppe yang rupanya membuat Mor
Tepat pukul 00.30 kedua team berangkat menuju tempat tujuan mereka masing-masing dengan menggunakannya beberapa mobil. Team A menuju mansion Giuseppe, dan team B yang dipimpin oleh Alonzo menuju markas Gio Bruscha.Jarak antara markas sementara mereka dengan mansion dan markas Gio Bruscha memang lumayan agak jauh, hingga membutuh waktu hampir sejam untuk sampai di sana. Pascoe berada di dalam mobil Van ditemani oleh Enrico.Mobil Van tersebut sudah dirancang sedemikian rupa, dilengkapi dengan segala peralatan yang Pascoe butuhkan untuk bekerja.Mobil dikemudikan oleh seorang supir, Enrico membantu Pascoe mengawasi dua buah layar laptop yang memperlihatkan markas dan mansion Giuseppe.Pascoe terus memberi informasi kepada seluruh rekannya melalui earphone."Hanya 2 orang penjaga di gerbang depan markas. Sisanya di dalam, tidak terlalu banyak, di belakang hanya ada satu orang." Seru Pascoe."Noted! Thank you, Pas!" Seru Alonzo di dalam earphone."No problem!""Mansion, tiga orang penjag
Setelah menempuh waktu hampir 3 jam akhirnya helikopter yang ditumpangi oleh rombongan Black Nostra sampai di Miami.Waktu menunjukkan pukul 10 malam lewat saat mereka tiba. Richard dan beberapa anak buahnya menyambut kedatangan Arsen dan yang lainnya.Begitu melihat Arsen dan Mike, Richard langsung menghormat, Arsen dan Mike hanya menganggukkan kepalanya sedikit. Sangat jarang mendapat kesempatan untuk bertemu langsung dengan ketua Black Nostra langsung seperti ini.Selama Richard bergabung dengan Black Nostra dan memimpin Black Nostra di cabang Florida, ini kali keduanya bertemu dengan Arsen. Saat ia dilantik dan saat ini. Biasanya ia hanya akan berhubungan dengan Mike saja. Meskipun Richard sering melihat wajah Arsen di televisi, majalah maupun surat kabar."Tuan." Seru Richard."Hmm, bagaimana kabarmu Richard?" Tanya Arsen. Bagaimanapun Richard adalah anak buahnya yang sudah banyak memberikan kontribusi pada Black Nostra.Bisnis Black Nostra sangat aman terkendali di Florida berka
Arsen berjalan memasuki markas, malam ini mereka akan terbang ke Miami dan menyerang markas dan mansion Giuseppe."Mike...," panggilannya pada Mike yang sedang duduk memperhatikan rekaman CCTV di samping Pascoe.Mike langsung menolehkan wajahnya pada Arsen, bukan hanya dia saja yang menoleh dan memberi hormat padanya tapi yang lainnya juga."Ya, Tuan." Seru Mike pada akhirnya."Ke ruanganku!" Titah Arsen."Baik." Jawab Mike kemudian langsung beranjak berdiri dan mulai mengikuti langkah Arsen.Sesampainya di dalam ruangan Arsen mereka duduk saling berhadapan di meja milik Arsen. Arsen tampak membuka laci mejanya dan mengeluarkan sesuatu dari sana dan menaruhnya di atas meja."Sebelum berangkat, sebaiknya kita menghubungi The Composser terlebih dahulu. Agar mereka menutupi tindakan-tindakan yang akan kita lakukan. Dan membuatnya samaran bagi pemerintahan." Jelas Arsen.Mike tampak mengangguk. "Aku setuju Tuan. Penyerangan kita kali ini terbilang besar, apa lagi pada dua tempat. Dan lint
Hari yang ditentukan akhirnya telah tiba. Setelah menghubungi Richard dan Enrico untuk mengkonfirmasi kesiapan pasukan dan bahan peledak, semuanya sudah sempurna dan tak ada yang terlewat.Rencana Penyerangan akan di lakukan menjelang dini hari, dimana mereka semua sedang terlelap, jauh di dalam mimpi mereka saat mereka tidur. Arsen memperkirakan hanya akan ada beberapa orang yang masih terjaga untuk tetap menjaga keamanan mansion maupun markas milik Giu.Mereka akan mulai berangkat menuju Miami setelah makan malam, makan malam mereka percepat 1 jam dari jam biasanya. Karena setelah itu mereka akan kembali berkumpul dan melakukan briefing terakhir sebelum penyerangan.Setelah menikmati makan malamnya, Arsen, Mike dan seluruh anggota inti Black Nostra bersiap berangkat. Mereka makan malam bersama di markas untuk menghemat waktu.Sedangkan Pascoe masih saja berkutat dengan laptop miliknya di ruang rapat. Sebelum keberangkatan Pascoe memutuskan untuk kembali mengecek CCTV-CCTV baik di ma
"Yeayy! Akhirnya aku sudah berhasil meretas CCTV yang berada di markas dan mansion milik Giu." Kali ini Pascoe lah yang tiba-tiba berseru dengan gembira."Perlihatkan pada kami, Pas." Titah Mike."Tunggu, aku akan memperlihatkannya pada kalian melalui layar proyektor agar terlihat dengan jelas oleh semua orang." Seru Pascoe kemudian kembali berkutat dengan Marrie-nya.Dan dalam waktu singkat mereka semua yang berada di dalam ruangan dapat melihat hasil kerja Pascoe yang terpampang di layar di hadapan mereka.Tampak beberapa gambar video terlihat secara bersamaan. Kotak-kotak kecil dan tertulis keterangan tempat di setiap kotak itu. Gerbang, pintu masuk, ruang tengah, halaman, halaman belakang dan banyak lagi."Ini kediaman Giu." Jelas Pascoe.Kemudian gambar pada layar tiba-tiba berubah namun tetap sama terdapat kotak-kotak kecil beberapa."Dan ini markas mereka." Pascoe kembali menjelaskan."Kau memang hebat, Pas!" Puji Mike pada Pascoe."Tentu saja, aku hebat, jangan pernah meraguka
Setelah sarapan, Mike segera berangkat menuju markas untuk memimpin rapat persiapan penyerangan ke Gio Bruscha di Miami. Sedangkan Sasha tinggal di mansion untuk menemani Oleg dan dua orang pengawalnya yang akan kembali ke Moskow sore hari.Mike memasuki ruang rapat di markas, bersamaan dengan semua anggota inti."Dante dan Alonzo, kau cari informasi denah markas dan mansion Gio Bruscha terbaru, lalu serahkan semua pada Camilio supaya bisa dipelajarinya." Seru Mike seraya menatap Alonzo, Dante dan Camilio bergantian."Baik!" jawab Alozo, Dante dan Camilio bersamaan."Jeofre dan Riobard, persiapkan pasukan, rompi anti peluru dan senjata untuk penyerangan kita ke Miami. Pilih 25-30 orang yang terbaik untuk kita berangkatkan." Seru Mike sambil menatap Jeofre dan Riobard."Baik!" jawab Jeofre dan Riobard bersamaan."Karena perjalanan cukup jauh, pasukan harus kita berangkatkan dua hari sebelumnya. Mereka berangkat naik mobil tapi jangan beriringan supaya tidak mencolok dan dicurigai oleh