Home / Fantasi / ATURAN LANGIT! / Sang Badut

Share

ATURAN LANGIT!
ATURAN LANGIT!
Author: Bani Salman

Sang Badut

Author: Bani Salman
last update Last Updated: 2023-02-01 21:37:11

"Kamu yang bernama Langit?" seseorang bertanya. Dengan nada keras dan tidak bersahabat.

Langit yang baru saja menghirup Teh hangatnya, langsung menoleh ke sumber suara. Tiga orang pemuda seusianya, melihatnya dengan tatapan tajam.

"Iya, ada yang bisa ku bantu?"

"Oh, tentu saja ada! Ini, terimalah!"

Bukk!

Sebuah pukulan tiba-tiba mengenai wajahnya dengan keras!

Membuatnya terjatuh dari kursi dan terjengkang ke belakang. Beberapa orang di dekatnya memekik tertahan. Situasi Cafetaria yang awalnya ramai tiba-tiba saja berubah menjadi hening dalam sekejap.

"Hei, Bung! Apa maksudnya ini? Datang-datang langsung main hajar! Apa kamu sudah gila?" Cahyo, teman Langit berteriak sengit, sambil membantu Langit untuk berdiri.

"Ini bukan urusanmu mata empat, menyingkirlah!"

"Tapi kelakuanmu..."

"Sudahlah Cahyo, aku gak kenapa-kenapa," Langit menyeka sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

"Gak kenapa-kenapa gimana? Bibir kamu berdarah! Mereka tidak boleh berbuat sewenang-wenang kayak gini, ini anarkis namanya!"

" Dengar! Namaku Dave Anggoro! Aku adalah Ketua Klub Tae Kwon Do di Kampus ini! Siapapun yang mengenalku, dia akan berusaha untuk tidak membuat masalah denganku! Kamu, belajarlah menjadi cerdas. Aku sedang membuat perhitungan dengan dia, teman badutmu itu. Jadi jangan ikut campur!"

"Hei, tapi..."

"Sudahlah Cahyo, jangan diperpanjang. Baiklah Dave, mungkin aku pernah menyinggungmu dan aku tidak menyadarinya, aku minta maaf jika aku salah,"

"Orang yang bernama Langit, dengarkan aku baik-baik! Minta maaf itu mudah, namun semua ada konsekuensinya! Kamu harus menerima setidaknya lima pukulan lagi, baru aku puas!" Dave menyeringai.

"Apa? Yang benar saja? Orang ini kejam sekali!" bisik seseorang.

"Ya, tentu saja, siapa yang tidak kenal dia? Salah satu perusuh berat di kampus ini, jangan sampai kalian punya masalah dengannya!"

"Kau benar... Dia orangnya kejam, anak buahnya banyak! Ayahnya adalah salah satu donatur terbesar di kampus kita! Sebagian besar dosen disini segan dengan dia!"

"Ya, beruntunglah korbannya bukan kita, tapi Langit!"

"Ya, dia memang cocok jadi OP!"

"Setuju, dia memang badut!"

"Kau benar..hihihi..." beragam komentar mulai bermunculan.

"Nah, orang yang bernama Langit! Sudah siap dengan lima pukulan lagi? Setelah ini baru kita impas!" Dave tersenyum buruk. Dia merasa diatas angin, karena sebagian mahasiswa di Cafetaria itu mendukungnya.

"Maaf, kalau boleh aku tahu, apa salahku sebenarnya?"

"Oh, masih belum sadar apa salahmu? Baik, kuberi tahu sekarang, jauhi Vania! Jangan pernah berani mendekatinya, walau hannya sejengkal! Semua orang tahu hubunganku dengan Vania seperti apa! Jadi apapun yang terjadi antara aku dengan dia, jangan pernah ikut campur! Jelas!?"

"Oh, mengenai itu..."

'Ya, sekarang terima lima pukulan dariku!" Dave yang sudah tidak sabar kembali mengayunkan tinjunya ke wajah Langit!

Bukk! Bukk! Bukk!

Langit kembali jatuh terjengkang. Tiga pukulan cepat itu mengenai mukanya dengan telak!

"Bangun! Baru tiga pukulan! Sisa dua lagi! Kau boleh melawan jika kau mau!" Dave menyeringai.

"Cukup! Ini keterlaluan namanya! Jika masalahnya adalah Vania, berarti kamu salah faham! Langit tidak pernah mendekati Vania, tapi dialah yang selalu mencoba mendekati Langit! Aku yang jadi saksinya!" Cahyo tidak menyerah. Dave menyeringai buruk.

"Cahyo, diamlah. Kamu gak perlu membelaku seperti itu. Aku yang salah, aku yang tidak tahu situasi, aku layak menerimanya!" Langit kembali bangkit.

"Hehe, sungguh Badut yang jujur! Baguslah, kita selesaikan ini segera!"

Bukk! Bukk!

Langit kembali terjatuh. Dua pukulan keras itu membuat kepalanya terasa sakit dan pusing tujuh keliling. Namun dia berusaha bertahan, dan mencoba untuk bangkit kembali.

"Kamu keterlaluan! Langit tidak salah, Vania lah yang selalu berusaha mendekati Langit! Dia hampir setiap hari datang ke kelas dan berusaha merayu Langit! Aku yang melihat dengan mata kepalaku sendiri!"

"Kamu terlalu banyak omong! Sepertinya kamu juga layak untuk ku hajar!" tinju Dave kembali melayang. Siap mengenai wajah Cahyo.

"Tahan, Dave! Dia tidak ada sangkut pautnya dengan urusan kita! Jangan libatkan Cahyo, dia tidak bersalah! Kamu boleh memukulku, tapi jangan sampai kamu memukul kawanku!" Langit menahan dengan tangannya.

"Ouw, mau jadi jagoan rupanya? Mau jadi Pahlawan? Rupanya kamu belum puas ku hajar! Baiklah, aku berikan bonus untuk kamu!"

Bukk!

Kali ini kaki Dave yang berbicara!

Tendangannya tepat mengenai perut Langit, dan kembali membuatnya jatuh terjengkang ke belakang! Menghantam meja kursi Cafetaria, menumpahkan hidangan yang tersaji di meja. Orang-orang kembali berteriak histeris.

Langit merasakan perutnya mulas. Pandangannya bekunang-kunang. Namun dia berusaha untuk berdiri kembali. Dia hampir terbiasa dengan hal-hal yang seperti ini.

Dia sudah sering mengalami perlakuan semacam ini.Dilecehkan dan dipermalukan di depan umum. Menjadi badut kampus, menjadi tontonan dan cemoohan bagi teman-teman di Kampusnya. Langit sudah kebal dengan hal-hal seperti itu.

Dan mereka, para mahasiswa disini sudah menganggap itu sebagai hal yang biasa. Bahkan beberapa menganggap hal ini sebagai sebuah hiburan gratis, seperti melihat pertunjukan drama satu babak atau komedi satir.

Karena, semakin Langit dibully dan dibuat menderita, sebagian besar dari mereka semakin menyukainya!

"Badut yang bernama Langit, dengarkan aku baik-baik! Jauhi Vania mulai dari sekarang, dan kamu masih bisa selamat!" Dave mencengkram kerah kemeja Langit. Tatapannya tajam menusuk.

"Hei, apa yang kalian lakukan!?" sebuah suara tenor mengejutkan mereka. Semuanya menoleh ke arah sumber suara.

"Sssttt... Miss Irene datang..."

"Dave, apa yang kalian sedang lakukan pada jam istirahat ini!?" Miss Irene, Dosen cantik bertubuh semampai berkaca-mata itu mendatangi Dave dan kawan-kawan. Melihat Langit sekilas, yang nampak babak belur. Keningnya berkerut.

"Ah, tidak ada apa-apa Miss, saya hanya membantu dia berdiri, dia terjatuh karena tidak hati-hati. Bukan begitu kan Langit?" Dave berkelit dengan senyum dipaksakan. Tangannya sibuk merapikan baju Langit yang kusut. Selain dia, tidak ada satupun dari mereka yang berani berkomentar.

"Apakah benar itu Langit?"

"I..iya Miss, saya terjatuh barusan,"

"Hm, baiklah! Ingat, jangan buat keributan disini, karena itu bisa mengganggu yang lainnya! Faham!?"

"Tentu saja, Miss! Saya sangat faham sekali!" Dave tertawa kecil. Hatinya senang. Masalah selesai.

"Dan kamu Langit, jangan ceroboh! Selalu hati-hati untuk kedepannya!"

"Siap Miss, saya minta maaf,"

"Sebaiknya kamu segera ke Klinik, obati lukamu!" Miss Irene memberi tahu. Lalu segera berlalu dari sana. Semua kembali bernapas lega. Terutama Dave.

"Nah, kamu mengerti sekarang, apa yang baru saja dikatakan Miss Irene, Badut? Hati-hati untuk kedepannya, jangan ceroboh! Hahaha!" Dave tertawa. Diikuti oleh kedua temannya.

"Ingat, jika kamu berbuat bodoh dengan lapor ke Dosen, atau bahkan lapor ke Polisi, percayalah, nasibmu akan lebih buruk dari ini!" bisik Dave penuh ancaman.

Langit terdiam. Menghela napasnya. lalu mengangguk pelan. Dave tertawa keras. Lalu belalu dari sana dengan penuh kemenangan.

***

"Kamu tidak kenapa-kenapa Langit? Ayo kita ke klinik sekarang!" ajak Cahyo.

"Kita pulang ke kostan saja, biar aku obati sendiri,"

"Ayolah Langit, wajahmu babak-belur, baiknya kita ke Klinik sekarang juga, disana obatnya lebih lengkap, dan penanganannya lebih baik, jangan fikirkan masalah biaya, aku yang akan tanggung!"

"Bukan begitu Cahyo, aku tahu kamu..."

"Hei! Kamu yang bernama Langit? Tetap disana!" panggil seseorang. Langit dan Cahyo menoleh. Lima orang pemuda dan satu orang gadis berpakaian seragam mewah bergegas menghampirinya.

"Siapa lagi ini?"

"Bukankah itu Gavin, Ketua Klub Anggar Kampus? Ada keperluan apa dia dengan Langit?"

"Kau benar, di sebelahnya adalah Audrey, anak Rektor, juga beberapa orang yang punya pengaruh di sini. Hufht, sepertinya Langit akan kena masalah lagi!"

"Hehe, kita tunggu saja, kita bakal dapat drama gratisan lagi!"

"Huushh! Jangan ngomong kayak gitu!"

Langit mengerutkan keningnya. Dia berusaha mengingat hari-hari ke belakang, apakah dia pernah bersinggungan dengan mereka. Orang-orang kaya yang jarang sekali terlihat di Cafetaria umum kampus. Sementara Cahyo langsung bereaksi dengan cepat, menghalangi jalan mereka tepat di depan Langit.

"Saudara Gavin, ada yang bisa kami bantu?" tanya Cahyo. Berusaha tersenyum manis. Menetralisir suasana.

"Hmm, kenapa menghalangiku? Minggirlah! Aku tidak ada urusan denganmu!" Gavin menatap tajam. Tenang namun angkuh.

"Oh, ba..baiklah..."

"Maaf, ada yang bisa kubantu, Gavin?" Langit maju ke depan. Berusaha tetap tenang. Sambil kepalanya terus berfikir.

" Ada apa dengan wajahmu? Apakah kamu baru saja jatuh dari lantai 7 kampus kita?" Audrey, si cantik bermata biru, ketua Klub Cheerleaders kampus, sekaligus anak Rektor ini bertanya sinis.

"Pasti sudah ada orang yang memberinya pelajaran sebelum kita!" Erik berkomentar. Sang wakil ketua Klub Anggar di kampus.

"Tidak masalah! Sepertinya dia masih kuat untuk menerima sepuluh pukulan lagi!" tambah Lucas, Ketua Klub Tinju sambil menyeringai.

"Ada apa lagi ini? Apakah Langit menyinggung kalian?" Cahyo menyela. Dia merasa ada gelagat yang tidak beres. Kemungkinan besar, mereka akan berbuat sesuatu yang tidak baik kepada Langit.

"Kami tidak ada urusan denganmu, pergilah! Aku hanya akan bertanya kepada dia. Jika jawabannya benar, mungkin dia akan bebas dari tanganku, jika jawabannya salah, maka dia tidak akan bisa pergi dengan mudah dari sini!"

"Kenapa harus seperti itu, saudara Gavin?"

"Sudahlah, Cahyo, tidak apa-apa. Aku akan menjawab pertanyaanmu, silahkan!"

"Hm, baiklah. Apakah kamu bersama Fani tadi malam?"

"Fani? Itu...Aku....aku,.iya...aku mengantarnya pulang semalam, karena dia meminta bantuan ku, kondisinya waktu itu tengah malam, dan dia seorang diri datang ke kost-an aku, saat itu..."

Plaak!

Sebuah tamparan mendarat di wajah Langit!

Membuatnya terjajar. Mukanya nampak tambah bengkak dan llebam membiru. Gavin menamparnya dengan sangat keras!

"Hei, saudara Gavin? Kenapa harus memakai kekerasan? Salah temanku dimana? Kemarin malam Fani sendiri yang datang dan mengetuk kamar kami, meminta diantar oleh Langit. Tidak ada sesuatu yang terjadi diantara mereka! Aku juga ikut bersama mengantarkannya!" Cahyo bereaksi keras.

"Begitu? Jadi kau juga ikut-ikutan mengantarkannya? Bagus! Kawan-kawan, kalian tahu apa yang mesti kalian lakukan!" Gavin memberi isyarat dengan telunjuknya.

Tidak menunggu waktu lama, keempat temannya langsung bergerak memberikan bogem mentah kepada mereka berdua!

Langit dan Cahyo terkejut!

Beberapa pukulan dan tendangan mengenai mereka dengan telak. Dan sekejap kemudian keduanya tersungkur di lantai Cafetaria!

"Bagaimana Gavin? Ini masih kurang?"

"Aku belum mendengar teriakan mereka!" jawab Gavin santai.

Teman-temannya mengerti. Mereka langsung kembali menghujamkan kaki dan tangannya dengan keras pada dua orang yang masih tergolek di lantai. Keduanya mengaduh kesakitan. Beberapa kali mereka menghantam telak perut dan dadanya. Langit berusaha melindungi kepalanya yang hampir menjadi korban orang-orang kejam dan tidak bertanggung jawab tersebut! Sementara Cahyo meraung-raung kesakitan meminta ampun sambil merasakan seluruh tubuhnya yang sakit luar biasa.

"Cukup! Aku sudah mendengarnya barusan!" Gavin memberi instruksi. Lalu mendekati keduanya yang nampak terkapar di lantai.

"Ini hanya peringatan saja untuk kalian, terutama kamu Langit! Jangan pernah bermimpi untuk jadi pahlawan di sini. Kepedulian mu yang memuakkan itu hanya akan mendatangkan bahaya untukmu sendiri!" Gavin berjongkok sambil mengangkat dagu Langit yang biru lebam.

"Aku, aku hanya menolong dia, aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya..." Langit menjawab lirih. Merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

"Itulah kebodohanmu! Aku tahu, tidak mungkin Fani menyukai kamu! Dia tidak akan serendah itu seleranya, menyukai pemuda miskin dan tidak punya harapan macam kamu! Justru saat itu aku sedang menghukum dia, supaya dia tidak bersikap seenaknya kepadaku, lalu kamu hadir mengacaukan rencanaku!"

"Maaf, untuk masalah itu..Aku tidak tahu..."

"Makanya jangan sok tahu! Sesuatu yang kamu anggap baik, belum tentu baik untuk orang lain. Beruntunglah, aku hanya menghukumu seperti ini. Biasanya, aku akan menelanjangi orang tersebut dan mempermalukannya di pelataran kampus!" Gavin mencengkram wajah Langit dengan geram. Seolah ingin menghancurkannya.

"Gavin ini lebih sadis dari pada Dave! Hukumannya bisa membuatku kencing di celana!"

"Kalau urusan hukum-menghukum, memang dia ahlinya! Maklumlah, ayahnya adalah seorang Hakim ternama di Kota ini! Jadi sifat ayahnya menurun kepadanya!"

"Ya, dan Langit adalah orang yang paling sial hari ini! Kasihan juga melihat Langit seperti itu!"

"Sudahlah, wajar untuk tipe orang macam Langit! Dia memang sudah seharusnya diperlakukan seperti itu!"

"Hei, tapi Langit teman kita juga! Setidaknya, tunjukan rasa simpati buat dia!"

"Ah, tidak perlu! Itu salah dia sendiri! Sok baik kepada hampir seluruh gadis di kampus ini. Memang sih, tampang dia keren, tapi kalau hanya tampang saja tidak akan laku di sini!"

"Orang miskin macam dia mana tahu hal itu! Sepertinya dia hanya ingin mengincar gadis-gadis kaya di kampus ini, berharap untuk bisa merubah hidupnya yang miskin dan hina itu!"

"Ya, mungkin juga seperti itu! Dasar Don Juan Kampungan!"

"Hussh! Jangan menuduh orang sembarangan! Itu tidak baik!"

"Ini bukan nuduh, ini fakta! Aku mendengarnya sendiri kemarin..."

"Sssttt..cukup! Tutup mulutmu! Lihat, Gavin memperhatikan kita! Bisa bahaya kalau sampai dia tahu, Sebaiknya kita segera pergi dari sini!"

"Hmm, dengarkan baik-baik! Untuk kamu, juga kalian semua yang ada di sini! Jangan pernah bermimpi menjadi Pahlawan di Kampus ini, jangan pernah mencampuri apapun yang menjadi urusanku, juga teman-temanku, kalian mengerti?" ultimatum Gavin keras. Semua yang ada disana terdiam.

"Dengarkan nasihat ku, Langit! Orang miskin, tetaplah bersikap seperti orang miskin. walaupun wajahmu cukup tampan, tapi jangan pernah bermimpi bisa mendapatkan cinta gadis-gadis kaya di Kampus ini. Karena mereka bukanlah gadis-gadis bodoh yang bisa kamu tipu mentah-mentah! Faham!?" ujar Gavin penuh sarkatisme.

"Baiklah, aku akan ingat semuanya,"

"Bagus! Dan untukmu mata empat, jika ingin hidupmu tenang dan selamat untuk kedepannya, berhentilah berteman dengan dia, mengerti?" Gavin melirik ke arah Cahyo.Tatapannya penuh intimidasi. Cahyo hanya bisa mengangguk pasrah.

"Sudah waktunya kita latihan. Ayo Gavin, kita pergi dari sini! Aku sudah merasa sesak dengan udara kumuh di tempat ini!" ujar Erik mengingatkan. Gavin berdiri.

"Hm, baiklah. Waktunya kita pergi. Ingat pesanku baik-baik, jangan sampai kita bertemu lagi!" Gavin dan kawan-kawannya segera beranjak dari sana. Meninggalkan Langit dan Cahyo yang masih terduduk di lantai Cafetaria.

"Dia benar Cahyo, mulai sekarang, demi kebaikanmu, sebaiknya kamu jangan berteman denganku," Langit berdiri dengan gontai. Mengambil tas lusuhnya.

"Langit, apa maksudmu!?"

"Tidak ada maksud apa-apa, aku pergi dulu. Tolong, jangan ikuti aku!"

"Langit! Tunggu..."

***

"Kau terlambat lagi hari ini, dan kenapa mukamu? Apa kau habis dipukul orang lagi?" Tante Lucy mengerutkan keningnya. Menatap wajah Langit yang biru lebam. Langit hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Biasa Tante, saya habis jatuh berkali-kali barusan..."

"Ya, jatuh karena di pukul orang! Kamu ini, hidupmu selalu aja membuat masalah. Aku jadi khawatir Rumah Makanku akan kena masalah kalau kamu datang dengan kondisi seperti ini terus! Sebaiknya kau cuti dulu beberapa hari, sampai lukamu benar-benar sembuh. Lagi pula apa kata semua pelangganku nanti jika muka pelayannya babak belur kayak kamu? Mereka pasti akan menuduhku yang bukan-bukan!"

"Tapi Tante, saya butuh pekerjaan ini, tolonglah..."

"Tidak bisa, hari ini kamu gak perlu masuk. Kamu cuti saja dulu, ini perintah!"

"Tante, tolonglah saya! Saya akan berjanji, tidak akan datang dalam kondisi seperti ini lagi, dan saya akan bekerja lebih giat lagi!"

"Sudah kubilang tidak bisa! Apa selama ini aku tidak menolongmu? Coba pertimbangkan juga posisiku!"

"Tolonglah Tante, kumohon..."

"Kalau kamu tidak mau ikut aturanku, sebaiknya kamu tidak perlu lagi kerja di sini!" Tante Lucy, wanita separuh baya itu mengancam. Dia adalah pemilik Rumah Makan besar di pinggir Kampus yang selalu ramai oleh para pelanggan. Terkenal karena masakannya yang enak, dan harganya yang cukup terjangkau.

Langit menggantungkan hidupnya selama ini dengan bekerja sebagai pelayan part time, dari sore hingga malam hari. Selepas kuliahnya selesai. Dan hal itu sudah dilakoninya selama dua tahun setengah.

"Oh, ba..baiklah Tante, saya akan cuti dulu sampai besok, jadi besok baru saya..."

"Tiga hari, tidak kurang! Sekarang sebaiknya kamu pulang, obati lukamu! Lain kali, jangan lagi sampai terlibat masalah lagi!"

"Baiklah Tante, saya mengerti. Tapi, maaf Tante, bolehkah saya,...anu...itu..." Langit agak gugup. Tante Lucy mengerti.

"Ambilah, aku tahu kamu lapar. Makan di rumah, dan istirahatlah!"

"Siap Tante, terima kasih banyak Tante!" Langit tersenyum lega. Tante Lucy hanya bisa mengangguk-angguk.

Langit segera beranjak dari Rumah Makan milik Tante Lucy. Dengan sebungkus nasi dan lauk pauk yang didapatnya dari kebaikan hati sang bos.

Baru beberapa langkah Langit pergi meninggalkan Rumah makan Tante Lucy, dari arah berlawanan sebuah mobil hitam mewah melaju dengan kecepatan tinggi, dan meluncur ke arahnya!

Langit terkejut!

Dia tidak sempat menghindar!

Beruntunglah, rem mobil tersebut berfungsi dengan baik, hingga tidak menabraknya.

Sebuah Mercedes-Benz hitam kelas S berhenti mendadak di depannya, tidak kurang dari satu meter!

Dan bukan itu saja, beberapa saat kemudian, pintu belakang mobil tersebut terbuka. Seseorang seperti terjatuh dilemparkan dari mobil!

Langit terkejut dua kali!

Belum sempat dia menyadarinya, mobil itu dengan cepat melaju pergi. Seolah tidak peduli dengan kehadiran Langit disana!

Secara spontan Langit mendekati sosok tubuh yang dilempar tersebut.

Seorang gadis!

Deg! Jantung Langit berdetak keras!

Masalah baru, datang lagi!

***

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Khairul
cerita kuno, ceritanya sama kayak di film ftv
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • ATURAN LANGIT!    Angel's of Five Attraction: Angeline!

    "Kamu sudah gila ya? Ngapain kamu bawa gadis itu ke sini? Kamu tahu siapa dia?" Cahyo memaki panjang pendek."Ya aku tahu, dia adalah Angeline, terus kenapa? Masalahnya dimana?""Pertanyaan macam apa itu? Kamu ini bodoh atau gimana? Dia adalah salah satu dari Angel's of Five di kampus kita! Dan kamu bilang masalahnya dimana? Apa kamu tidak kapok dengan wajahmu yang babak belur hampir setiap hari!?""Sabar, Cahyo! Aku hanya menolong dia, gak lebih! Perkara nanti ada orang yang mengklaim pacarnya lalu memukuli ku, itu urusan belakangan! Yang penting aku sudah tolong dia, karena aku gak tega melihat dia pingsan di jalan, dilempar dari mobil!""Ya, kenapa harus kamu yang menolong dia! Kenapa kamu gak pura-pura buta aja, dan biarkan dia disana! Kamu pasti akan selamat dari masalah selanjutnya! Karena aku punya firasat, ini bakal ada buntutnya!""Apa kamu gak punya nurani dengan membiarkan dia terbaring di jalan? Kalau dia dibawa sama orang jahat bagimana? Aku pasti akan menjadi orang yang

    Last Updated : 2023-02-01
  • ATURAN LANGIT!    Black Samurai

    "Saranku, sebaiknya kamu jangan kuliah hari ini!" ujar Cahyo sambil memasukan buku-bukunya ke dalam tas. Langit mengerutkan keningnya. Dia baru saja beres memakai baju, dan bersiap untuk menyisir rambutnya, sambil berkaca di cermin. Seraut wajah gagah rupawan nampak di sana. Wajahnya sendiri.Jujur saja, Langit sedikit bangga dengan wajah dan penampilannya. Wajahnya yang putih bersih, perpaduan antara ras Arya dan Asia. Mata Coklat, alis yang tebal, hidung mancung yang kokoh serta rahang yang kuat. Didukung dengar postur tubuh yang cukup tinggi, berdada bidang dan terlihat proporsional, dengan tinggi badan 178 centimeter! Membuatnya tidak pernah bosan memandang wajah dan penampilannya sendiri di cermin.Apa mungkin karena ini para gadis senang berada di dekatnya, dan sering terlihat mengejarnya, walaupun akhirnya dia harus menerima resiko dipukuli atau di bully oleh para fans dan pacar gadis-gadis cantik tersebut! Ya, mungkin saja begitu. Tunggu, bicara di bully dan dipukuli, bukanka

    Last Updated : 2023-02-01
  • ATURAN LANGIT!    Fast Healing Experiment

    "Sudah kubilang, jangan masuk kampus hari ini! Kenapa kamu bebal sekali? Lihatlah, lukamu parah sekali hari ini!" "Sudahlah, uhk...Nanti juga sembuh sendiri..." "Kamu percaya diri sekali! Gak akan ada luka yang sembuh tanpa di obati! Lhatlah, sepertinya tulang rusukmu ada yang kena, ini memar sekali Langit! Aku khawatir retak di dalamnya! Ini bahaya! Apa mereka memakai alat untuk menghajarmu?" "Sepertinya iya, ada beberapa menggunakan Keling, tongkat kasti dan sepatu Lars panjang. Ya sudahlah, aku yakin aku akan sembuh besok pagi," "Kita ke Rumah Sakit sekarang! Jangan mengambil resiko dengan eksperimen mu yang konyol itu, memangnya kamu Vampire yang mempunyai regenerasi penyembuhan sel lebih cepat dari manusia biasa? Kita berada di dunia nyata, Langit! Ini bukan film Super Hero ataupun dunia Mutan dan cerita para Dewa! Sadarlah!" "Aku hanya penasaran saja, dan kalau besok aku masih belum sembuh, baru kita ke rumah sakit," "Itu sudah terlambat namanya! Kamu mau lukamu infeksi d

    Last Updated : 2023-02-08
  • ATURAN LANGIT!    Pernyataan Cinta Tiga Hari

    "Aku minta maaf, gara-gara aku, Dave jadi membuat masalah denganmu!" ujar Vania, di balik kemudinya. Wajahnya yang blasteran Indo-Spanyol nampak sangat manis dan menggoda. Dengan mata coklat , serta hidung mancung yang lancip dan bibir merah yang tipis, membuat dirinya memiliki pesona tersendiri. Dia adalah satu dari Angel of Five! "Sudahhlah, gak masalah, lagi pula aku sudah gak kenapa-kenapa," jawab Langit canggung. Cahyo hanya diam sambil pasang muka masam di kursi belakang. Dia tidak mengerti dengan Langit, kenapa masih mau berhubungan dengan gadis-gadia bermasalah dan memiliki beberapa Herder galak di belakangnya! Walau tidak dipungkiri, mereka adalah gadis-gadis sosialita level atas, dengan kecantikan selangit yang menyandang gelar Angel of Five! Tapi tetap saja resikonya besar, dan hampir tidak sebanding! Yang lebih mengherankan, kenapa gadis-gadis ini mau terus-menerus mendekati Langit, padahal pada kenyataannya mereka sudah memiliki pasangan masing-masing! Pasti ada ses

    Last Updated : 2023-03-08
  • ATURAN LANGIT!    Tembakan Dewi

    Langit mengerutkan keningnya, di hadapannya seekor kucing dengan tepincang-pincang berlari ke arahnya. Sementara di belakangnya, seorang pria setengah tua nampak mengejarnya dengan gusar. Sebuah tongkat kasti teracung di tangannya. Siap untuk dipukulkan! Langit sudah membayangkan apa yang terjadi dengan kucing itu, jika tongkat kasti ditangan pria paruh baya itu mengenainya! Beruntunglah, kucing itu dengan sigap langsung berlari ke Pelataran Parkir yang luas, dan menghilang di ujung lapangan, lalu belok ke Gedung sebelah. Menyisakan makian kesal pria setengah baya itu. Wajahnya terlihat memerah karena menahan marah. Bukankah itu Pak Jarwis, salah satu Dosen Killer di Kampusnya? "Apa yang kamu lihat? Mau ku pukul juga?" pria itu menatap langit dengan sewot. Langit langsung tergagap. "Eh..ti..tidak pa, maaf saya tidak tahu apa-apa..." Langit langsung menggunakan jurus langkah seribu meninggalkan Pak Jarwis yang masih terlihat marah. "Hei, tunggu! Siapa yang suruh kamu pergi!" P

    Last Updated : 2023-03-08
  • ATURAN LANGIT!    Pecah Kongsi

    Cahyo memutuskan untuk pindah kost sore itu juga. Langit tidak mengerti dengan aksi mendadak yang dilakukan kawannya itu. Namun dia tidak bisa menolak keinginan Cahyo yang ingin berpisah kost-an dengannya. Bahkan Cahyo sudah berikrar tidak ingin menjadi temannya lagi! Langit hanya bisa menatap kepergian Cahyo dengan sedih. Dia tidak bisa mencegahnya. Tekad Cahyo sudah bulat. Dia sudah lelah melihat Langit terus menerus membuat masalah. Maka dari itu dia memutuskan untuk tidak akan mau mengurusinya lagi. Sebagai seorang sahabat, Cahyo sudah mengingatkannya berkali-kali. Jangan pernah membuat masalah baru lagi, dengan meladeni permainan gadis-gadis cantik itu. Karena imbasnya tentu saja akan kembali kepada Langit sendiri. Tapi Langit terlalu bodoh dan bebal! Masih mengulangi kesalahan yang sama terus menerus. "Aku tidak iri dengan kamu, walau ada sih sedikit! Tapi intinya aku mengingatkanmu demi kebaikanmu sendiri! Bersikap tegas dan keras kepada mereka, itu jauh lebih baik, dari p

    Last Updated : 2023-03-08
  • ATURAN LANGIT!    Sarang Serigala

    Bronze Shine Cafe terletak di Pusat Pertokoan Elit di Kota Banda bernama Istana Cendrawasih. Salah satu Check Point terkenal dengan harga propertinya yang sangat mahal. Hanya kalangan orang-orang kaya dengan harta selangit yang bisa membeli properti mewah di kawasan ini. Disana ada ratusan ruko dan rukan mewah lima tingkat yang di sulap menjadi Hotel Bintang Lima, Cafe, Restauran, dan Tenan dengan brand-brand terkenal dari dalam dan luar negeri. Dibalut dengan segala kemewahan dan keunggulannya, menjadikan Kawasan Pertokoan Elit Istana Cendrawasih sebagai aset properti pilihan utama dan paling diminati di Kota Banda. Dan kesanalah tujuan Langit sekarang. Mereka bertiga, bersama Bagas dan Riza, dua orang mahasiswa di kampusnya yang juga merupakan fans dari Tiffani Ambarita, alias Fani yang sekarang sedang berada dalam kondisi tidak baik di bawah cengkraman Gavin dan geng nya. Langit masuk ke sebuah Cafe yang cukup mewah, dengan penjagaan ketat beberapa security bertampang sangar da

    Last Updated : 2023-03-08
  • ATURAN LANGIT!    Antara Hidup dan Mati

    Krieeettt! Tiba-tiba pintu terbuka! Hampir bersamaan dengan sepuluh orang pengawal Diego yang bersiap untuk bergerak! Diego secara spontan memberikan tanda! Mereka pun berhenti dengan serentak! Seorang waitress cantik masuk ke ruangan, dengan membawa nampan berisi minuman beralkohol kelas atas. "Maaf tuan-tuan yang terhormat, minuman utama sudah siap!" ujar Waitress cantik itu, bola matanya yang cantik sekilas melirik ke arah Langit. "Hmm, oke miss Lintang! Terima kasih banyak! Kenapa kamu tidak sekalian bergabung bersama kita di sini?" tanya Gavin, tertarik dengan kecantikan Waitress bernama Lintang ini. "Maaf sekali, Tuan Gavin! Tamu saya banyak yang belum dilayani, banyak Waitress yg mendadak sakit, jadi saya harus lembur dari tadi siang!" jawabnya sopan. "Hmm, oke lain waktu kita nyanyi bareng ya!" Gavin mengedipkan matanya. Lintang membalas dengan senyuman manis. "Ya sudah, kamu boleh keluar sekarang! Nih buat kamu!" Diego mengeluarkan beberapa lembar seratus ribuan se

    Last Updated : 2023-04-03

Latest chapter

  • ATURAN LANGIT!    Selamat Datang di Akademi

    Langit sudah tahu siapa orang ini sebenarnya. Bahkan dia adalah sosok yang selama ini diingat dan sedang di cari olehnya. Laporan dari teman-temannya di Sky Kingdom tempo hari, ketika ada penyerangan ke Kampus, terkait Kasus Bintang Pop Jepang Yuni Hanasaki yang menyebabkan Langit kena Skrosing keras. Dan muaranya adalah dia dan Kelompoknnya. Hazel, Golden Table dan Royal Knight! Sejatinya Langit sudah melupakan masalah itu, karena insiden ini sudah memakan waktu cukup lama. Bahkan ketika pertemuannya dengan Royal Knight di Istana William Burgez, dan akhirnya bertemu dengan Hazel, Bullock, Neil dan lainnya, dia menganggap semuanya biasa-biasa saja. Namun karena sikap dari Hazel yang selama ini selalu menyebalkan, dan selalu memancing konfrontasi dengannya, membuat Langit yang semula santai dan enggan menggubris akhirnya mulai tersulut juga. Walau dia masih melihat beberapa tokoh konkrit dan sangat penting di Royal Knight, dari mulai Master Shin Wu, Bullock, Neil bahkan Roman Arc

  • ATURAN LANGIT!    Insiden Pintu Gerbang 2

    'Kenapa aku tidak boleh memukulnya Tuan?" Bullock berusaha menahan diri. Langit menggelengkan kepalanya."Kamu tidak boleh melakukannya Bullock....""Tapi mereka sudah menghina dan menuduh Tuan Langit!""Betul Tuan! Mereka sudah berani merendahkan Tuan! Mereka memang wajib di hajar!" David Huang ikut merasa geram."Setuju! Kita tidak boleh diam saja, nanti mereka bisa ngelunjak dan menghina kita terus Tuan!" timpal yang lain."Tuan, tolong untuk kali ini izinkan aku untuk memberi mereka pelajaran!" Bullock setengah memaksa."Ya, aku juga akan menghajarnya! Aku tidak peduli walau harus dapat hukuman atau di diskualifikasi sekalipun!""Sudahlah, kalian jangan terbawa emosi,""Tidak bisa Tuan, baiknya, kita sikat saja sekalian biar mereka tidak kurang ajar lagi kedepannya!""Sudah kubilang, tidak boleh!""Ta..Tapi kenapa Tuan?""Kalian tidak perlu banyak bertanya!""Tapi kami ingin kejelasan Tuan!""Kalian ini! Sudah kubilang, jangan lakukan itu...! Karena....Aku sendiri yang akan mengha

  • ATURAN LANGIT!    Gigantika

    Beberapa saat sebelumnya. Zaghold dan Gurrick tidak menduga sama sekali ada serangan cepat dan mendadak, disertai dengan kekuatan yang tidak main-main siap menghantam keduanya! "Sialan! Aku tidak sempat..." Zaghold panik. "Kekuatan ini...Matilah kita!" teriak Gurick ikut ketakutan. Dia merasa kekuatan tinju yang datang ini jauh lebih kuat dari yang tadi. Sebelum kedua tinju Langit sampai dan mengenai mereka... "Berhenti anak muda!" sebuah suara keras entah datang dari mana mengejutkan semuanya. Bersamaan dengan itu sebuah bayangan Luning keemasan bergerak sangat cepat menghadang kedua tinju Langit! Dess! Dess! Duaarrr! Dua kekuatan besar beradu secara berturut-turut, menimbulkan. suara ledakan yang dahsyat seperti bom, hempasan angin yang ditimbulkannya mampu menerbangkan jutaan material pasir dan batuan, bahkan sanggup menerbangkan Zaghold dan Gurock secara bersamaan. Namun justru itu yang menyelamatkan mereka, karena kedua Tinju Langit ada yang meng-counter, hingga tid

  • ATURAN LANGIT!    Insiden Pintu Gerbang

    "Kenapa kalian lama sekali heh? Kami sudah boson menunggu!" seru seseorang di muka gerbang. Mereka adalah beberapa orang yang sudah berada di Pintu Gerbang Akademu yang nampak berdiri dengan megah dan menjulang. "Nel!? ....l Neil!" Bullock berteriak gembira. Di Pintu Gerbang berdiri beberapa orang yang sudah menunggu mereka. Para sisa Kandidat yang sepertinya sudah lolos dari Ujian Masuk Akademi. Jumlah mereka tidak lebih dari Dua Puluh Orang saja! Neil Langsung menyambut Bullock, keduanya saling berpelukan seperti layaknya sahabat karib. yang sudah lama tidak bertemu. "Kalian hanya bertiga? Mana Jones dan yang lainnya?" tanya Bullock. "Jones...Dia...Dia..." "Tidak perlu kamu tanyakan itu! Dia adalah bibit gagal yang memang sudah seharusnya disingkirkan sejak lama!" jawab Hazel dingin. Bullock terdiam. Neil dan Chen nampak saling pandang, namun tidak berani berkomentar. "Selamat Kak Bullock, kamu berhasil. Dan sepertinya... Kalian semua masih dengan Kelompok yang Utuh seja

  • ATURAN LANGIT!    Bangsawan Troll

    Langit bukannya tidak mengetahui kekuatan para Mahluk menyeramkan di depannya. Jika dibandingkan dengan kelompoknya, mereka jelas berada di atas kelompok Langit. Bahkan masih berada di atas Bullock yang menguasai Ranah Cakra Langit Level dua! Setidaknya diantara mereka berada satu dua tingkat di atasnya. Dan itu tidak termasuk Zaghold! Langit melihat Salah satu Kepala Suku Ras Terkuat Bangsawan Troll itu berada di ranah Alam Master tingkat Enam, satu tingkat di atas Gurrick, sang Jenderal Goblin! "Mungkin ini adalah satu-satunya cara terbaik aku menguji kekuatan ku, sebelum kedepannya aku harus menyimpan rapat-rapat ketika aku masuk Akademi! Mungkin akan kelihatan aneh dan timpang nantinya.Tetapi tidak masalah. Aku sudah berada di sini. Aku jelas harus membela diri. Dan aku akan berjuang untuk melakukan yang terbaik! Biarlah aku memberi sedikit kejutan pada mereka. Pada Kumpulan Badut ini, juga kepada orang-orang yang sejak tadi terus mengawasi kami. Ya, semoga aku tidak salah b

  • ATURAN LANGIT!    Visi Sharrock

    Sialan! Kenapa mereka bisa ada di sini? Bukankah mereka harusnya berada di... " Sharock bergumam kesal dalam hatinya. "Kakak, kenapa para Bajingan Troll ini bisa berada di wilayah kita?" "Ya, mereka seharusnya berada di Padang Monster bersama dengan Mahluk sialan lainnya. Bahkan mereka dengan seenaknya menerobos Gua Kabut. Apa tidak ada yang menjaga di sana?" "Kakak, bukankah idemu yang menyuruh kita mengerahkan hampir setengah Pasukan untuk menyambut mereka di sini? Karena kamu khawatr Gua Kabut akan hancur?' "Ya, kamu benar Rydock. Coba kamu lihat sekarang. bahkan para pasukan kita masih belum bisa siuman. Dia berhasil menghajar telak Pasukan Inti kita! Hei, ini adalah Visiku! Penerawanganku! Aku akhirnya berhasil menghindarkan malapetaka yang seharusnya terjadi!" Sharok teringat sesuatu. "Maksudmu?" "Dasar bodoh! Belajarlah menjadi Goblin yang cerdas! Kamu lihat apa yang sudah dia lakukan dengan area ini? Dia berhasil membuatnya hancur berantakan! Bukan cuma pasukan, daerah

  • ATURAN LANGIT!    Save it, or Burry it!

    "Ada apa sebenarnya dengan para Penguji di sana? Apa mereka hendak membunuh para Kandidat?" Andromeda memukul meja dengan geram. "Itu adalah bagian dari prosedur yang aku ceritakan kepadamu. Setiap Kandidat disesuaikan dengan para Pengujinya. Aku fikir ini masih dalam tahapan yang wajar dan bisa di benarkan," "Wajar apanya? Ratusan Goblin dan Tiga Jenderal nya ikut turun tangan. Ini jelas tidak bisa di benarkan sama sekali, Tuan Muda Veganza!" "Kakak, sabarlah, tidak perlu panik dan protes seperti itu. Ini adalah kurikulum yang sudah disetujui oleh para Petinggi Akademi, dan juga... " "Diam kau Aurora! Apa kamu tidak pernah berfikir, sehebat-hebatnya para pemuda ini, mereka tetaplah Kandidat yang belum memiliki Pengalaman luas dan Mental yang kuat! Walau terlihat berbakat..." "Mereka, terutama pemuda ini terlihat spesial Kak. Dan aku yakin, dia masih sanggup mengatasinya, justru ujian ini sangat penting untuk menentukan sampai dimana batas kekuatannya, Kak!" "Tapi ini sudah san

  • ATURAN LANGIT!    Kekuatan Gurick

    Gurick segera melompat dengan cepat dari bukit kecil tersebut, langkah kakinya yang ringan menjadikan dia terlihat seperti tidak sedang menapak tanah. Di tangan kanannya tergenggam sebilah Pentungan sepanjang satu meter berbentuk gada dengan ujung bulat, dipenuhi dengan duri yang runcing. Gada berduri terbuat dari batu Pualam Stalaktit tersebut merupakan senjata andalan dari Jenderal Gurick, salah satu Jenderal Goblin terkuat. "Tuan, biar aku yang hadapi dia!" Bullock bersiap dengan kuda-kudanya. "Tidak Bullock, mundurlah! Dia tidak seperti yang kau kira! Kekuatannya, jauh berada di atasmu!" Langit mencegah sambil bergerak cepat mendahului Bullock. Sekilas saja dia sudah bisa menakar dan mengetahui Kekuatan dari Jenderal Goblin satu ini. Setidaknya, dia sudah berada di Ranah Alam Master! "Tuan, tapi.... " "Bullock, dengarkan saja apa kata Tuan Langit! Apa kau tidak merasakan Aura Kuat dari Goblun itu?" David Huang ikut mengingatkan. "Tapi, apa kita harus berpangku tangan

  • ATURAN LANGIT!    Tiga Jenderal

    Tiga sosok itu nampak memandang tajam ke arah Langit dan Kawan-kawan. Mata mereka yang besar seperti ingin meloncat keluar. Sepasang taring terselip di sela-sela bibirnya. Denga telinga mereka yang lanncio dan muka mereka yang lonjong dan agak panjang mirip seperti tokoh-tokoh monster fiksi di film kolosal. Dan wajah mereka terlihat marah! "Tuan.... Kemungkinan mereka adalah pemimpin dari para Goblin ini, sebaiknya kita harus lebih berhati-hati agar tidak ditangkap oleh mereka!" ujar Marcella mengingatkan. "Memang kenapa kalau sampai di tangkap oleh mereka? Apa mereka akan menyiksa kita?" tanya Mei Hua penasaran. "Tidak, mereka tidak menyiksa, mereka hanya akan... Menjadikan kita Makan malam!" "Aa..Apa...!?" "Yang benar saja! Kenapa kita bertemu mahluk seperti ini lagi?" "Bukankah aku pernah bilang bahwa mereka adalah Mahluk pemakan segala, termasuk Manusia!" "Hiiiyy... Apa kamu pernah bilang begitu sebelumnya? Bukankah itu hanya berlaku pada Kumpulan Monyet..." "Mer

DMCA.com Protection Status