"Kamu sudah gila ya? Ngapain kamu bawa gadis itu ke sini? Kamu tahu siapa dia?" Cahyo memaki panjang pendek.
"Ya aku tahu, dia adalah Angeline, terus kenapa? Masalahnya dimana?""Pertanyaan macam apa itu? Kamu ini bodoh atau gimana? Dia adalah salah satu dari Angel's of Five di kampus kita! Dan kamu bilang masalahnya dimana? Apa kamu tidak kapok dengan wajahmu yang babak belur hampir setiap hari!?""Sabar, Cahyo! Aku hanya menolong dia, gak lebih! Perkara nanti ada orang yang mengklaim pacarnya lalu memukuli ku, itu urusan belakangan! Yang penting aku sudah tolong dia, karena aku gak tega melihat dia pingsan di jalan, dilempar dari mobil!""Ya, kenapa harus kamu yang menolong dia! Kenapa kamu gak pura-pura buta aja, dan biarkan dia disana! Kamu pasti akan selamat dari masalah selanjutnya! Karena aku punya firasat, ini bakal ada buntutnya!""Apa kamu gak punya nurani dengan membiarkan dia terbaring di jalan? Kalau dia dibawa sama orang jahat bagimana? Aku pasti akan menjadi orang yang sangat bersalah!""Kamu terlalu berlebihan! Kenapa gak kamu bawa aja ke Rumah Makan, Rumah Sakit atau ke Kantor Polisi sekalian? Biar masalahnya selesai?""Aku gak terfikir kesana. Yang pasti aku harus tolong dia, itu saja!""Jadi kamu lebih memilih mendapat masalah dari pada selamat karena menghindari masalah?""Aku lebih memilih menolong orang!""Walau harus babak belur dan menderita?""Aku gak masalah!""Dasar bodoh! Aku gak mau terlibat lagi kalau kamu ada masalah!" hardik Cahyo kesal."Ya sudah!" jawab Langit sama-sama kesal."Aaahh...Dimana aku?" sebuah suara merdu mengejutkan mereka. Spontan keduanya menoleh. Gadis itu sudah sadar."Eh, kamu ada di kost-an kita! Maaf, tapi jangan salah faham, kamu dibawa kesini karena waktu itu...""Langit, kaukah itu?" tanya Angeline. Tidak memperdulikan penjelasan Cahyo."I..iya, maaf...Aku yang bawa kamu kemari...""Wajah kamu, kenapa?" Alis cantik Angeline melengkung membentuk dua bulan sabit. Langit salah tingkah sambil memegangi wajahnya yang masih memar membiru."Ah, ini...Aku jatuh di jalan tadi...""Oh, begitukah? Bukannya kamu...""Aku tidak apa-apa, kamu gak perlu khawatir!" tukas Langit cepat."Oh, oke...baiklah,... Emh, Bisa bantu aku berdiri? Aku ingin ke kamar kecil!""Oh, eh..itu...""Ya sudah, sama aku saja, aku antar...""Apa aku memintamu mata empat?" Mata Angeline mendelik. Membuat hati Cahyo menciut."Langit, tolonglah! Aku mau...pipis...?" Angeline malu-malu. Wajah cantiknya meringis."Ba..baiklah..." Langit menuntunnya dengan segan. Angeline memegang bahunya, namun tiba-tiba terpekik dan secara refleks memeluk Langit!"Aauuw...Maaf, kakiku sepertinya keseleo, kamu bisa bawa aku ke kamar kecil?" Angeline menatapnya nanar. Langit merasa salah tingkah. Hatinya bergetar tak karuan. Wangi parfum di tubuh Angeline nyaris membuatnya mabuk kepayang."Baiklah..." Langit melepaskan pelukan Angeline dengan halus, lalu memapahnya ke kamar kecil. Cahyo menatap dengan pandangan iri dan memelas."Kamu tidak akan ikut masuk kan?" tanya Angeline seraya tersenyum."Oh, tentu saja tidak!" Langit langsung menutup pintu closetnya. Menunggu beberapa saat, dengan perasaan canggung."Sssttt... Sini bentar!" bisik Cahyo."Ya, ada apa?""Giliranku yang papah dia! Kamu duduk di sini saja!" ujar Cahyo dengan wajah bak Serigala, tidak bisa menyembunyikan rasa iri di hatinya."Oh, gitu? Gak masalah!" Langit angkat bahu sambil tersenyum simpul. Suara air di Closet masih terdengar."Menurut kamu, kenapa dia sampai di lempar dari mobil? Apa itu gara-gara bertengkar dengan pacarnya atau bagaimana?" tanya Cahyo sambil berbisik."Mana aku tahu? Itu urusan dia, bukan urusan kita!""Ya, terus menurut pendapatmu bagaimana?""Aku gak punya pendapat apa-apa!""Dasar bodoh! Masa kamu gak punya pendapat apa-apa? Apa kamu gak curiga kenapa dia seperti itu?""Apa itu harus? Sudahlah, jangan menebak segala sesuatu yang belum pasti, apa lagi sampai menuduh yang tidak-tidak, Itu tidak baik!""Aku tidak nuduh, aku hanya penasaran saja!""Kenapa tidak kamu tanyakan langsung kepada orangnya?""Mana bisa begitu? Ya sudahlah, susah bicara dengan kamu!" Cahyo bersungut.Krieettt!Pintu closet terbuka. Keduanya segera bertukar tempat. Cahyo menunggu di depan pintu closet. Sementara Langit duduk di sisi tempat tidur."Hei, lagi ngapain kamu di sini? Apa kamu sedang ngintip aku?" tanya Angeline ketus. Wajah cantiknya menunjukan rasa tidak senang. Cahyo gelagapan seperti orang kebakaran jenggot. Hatinya malu sekali. Sementara Langit menutup mulutnya, berusaha menahan tawanya yang hampir mengembang."Maaf, ti..tidak.. tidak seperti itu! Sama sekali tidak.. itu...saya...""Langit, kemarilah!" panggil Angeline. Cahyo langsung menepi. Mau tidak mau Langit beranjak mendekatinya."Kakimu sudah baikan?""Belum, papah aku ke tempat tidur, please!""Eh, iya..." sekali lagi Langit dengan ragu, mendekap tubuh Angeline dari samping. Diiringi tatapan lava yang panas dan membara milik Cahyo."Bolehkah aku sementara disini dulu, sambil menunggu supirku datang?""Eh, itu...tidak masalah!" Langit menggaruk kepalanya. Angeline tersenyum dengan manis. Wajah bidadari miliknya nampak putih bercahaya."Kamu tinggal sendiri di sini, Langit?""Aku bersama temanku, Cahyo!""Ooo...berdua ya? Tapi, kalian masih normal kan?""Normal? Maksudnya?" Langit tidak mengerti. Angeline tersenyum simpul."Oh, tentu saja kita normal! Normal banget!" Cahyo menjawab dengan cepat. Mengerti apa yang di maksud sang gadis."Baguslah, aku fikir..." Angeline tersenyum lucu dan manis sambil memberi kode dengan kedua jarinya."Hehe, kita tidak sampai kesana, paling cuma peluk-pelukan saja!""Apa?" Angeline menoleh cepat."Becanda...Becanda!" Langit tesemyum lebar sambil menggaruk kepalanya. Cahyo menatapnya sewot. Sebal dengan ucapan Langit. Gak lucu! Fikirnya kesal."Langit, bisa pijat kakiku?" tanya Angeline tiba-tiba. Langit terkejut. Begitu pula Cahyo. Bara api cemburu di hatinya kembali merambat dengan cepat sampai ke ubun-ubun!Sial! Langit menang banyak malam ini!"Ba..baiklah!" Langit dengan perasaan segan memijat pergelangan kaki dan betis mulus putih milik Angeline. Terasa licin dan halus. Dia berusaha tenang dan mempertahankan pikirannya untuk tetap positif supaya tidak melayang kemana-mana."Langit, kamu sudah punya pacar?" tanya Angeline tiba-tiba."Eh, oh itu..tidak..belum. Ya, siapa yang mau dengan orang seperti aku?" ujar Langit apa adanya. Angeline tertawa kecil."Kenapa jadi minder kayak gitu? Tampang dan penampilan kamu oke, Pasti tidak akan susah buat menjaring para gadis! ""Haha, kamu bisa aja. Ikan kali dijaring! Untuk hal itu... aku belum terpikir kesana!""Oh ya? Kenapa?" Angeline meilirk Langit."Tidak kenapa-kenapa. Mungkin karena keadaanku yang tidak terlalu baik saat ini, dan aku sepertinya belum layak untuk itu. Selebihnya aku ingin lebih fokus dengan kuliahku dulu!" jawab Langit jujur."Oh, begitu ya? Aku rasa kamu hanya terlalu pesimis dengan keadaanmu sekarang, tapi itu bisa kamu rubah dengan kerja keras! Bersemangatlah! Aku yakin kamu bisa jadi lebih baik kok!" Angeline memberi motivasi. Langit hanya bisa menggaruk kepalanya. Ucapan gadis itu ada benarnya."Sudah cukup, sepertinya kakiku agak baikan sekarang!""Oh, syukurlah!" Langit menyeka keningnya yang tiba-tiba berkeringat."Aku ingin kita video bersama! Boleh?" pinta Angeline. Cahyo dan Langit kembali saling pandang."Video live sama kita berdua?" tanya Cahyo dengan muka bersinar. Namun kembali redup mendengar kalimat selanjutnya dari 'Sang Bidadari'."Dengan kamu saja Langit, boleh ya? Kemarilah! Anggap saja ini sebagai rasa terima kasih dan kenang-kenangan bahwa aku pernah masuk ke kost-an kamu!""Oh, oke, baiklah!" Langit mendekat dengan segan. Cahyo mengkerut di sudut ruangan. Hatinya merana. Sementara Angeline langsung berpose dengan manis sambil memeluk Langit. Membuatnya kembali nervous. Beberapa kali ponsel canggihnya mengabadikan momen tersebut."Oke, aku sedang bersama Langit malam ini, aku sedang ada di kost-an dia! Nah, kalian jangan iri ya! We found the winner!" ujar Angeline tersenyum manis sambil berbicara di mode video."Oke, terima kasih Langit. Aku tidak akan melupakan pertolonganmu. Selain tampan, kamu juga baik hati! Hanya satu saja kekuranganmu, dan mulai sekarang harus bisa kamu rubah ...""Oh ya? Apa itu?" Langit penasaran."Andai saja kamu mapan, dan kaya, mungkin akan banyak gadis yang mengantri untuk berada di samping kamu!" ujar Angeline sambil tersenyum simpul."Hehe, sepertinya itu adalah hal yang mustahil bisa ku raih.Tapi aku sangat bersyukur dengan keadaanku saat ini, Tuhan sudah memberiku hidup yang sempurna!""Ya, bersyukur adalah baik. Tapi lebih baik lagi kalau kita bisa terus bekerja keras untuk mewujudkan mimpi kita supaya jadi orang kaya! Banyak uang! Karena dengan kekayaan, kita bisa menguasai banyak hal! Dengan uang kita biasa membeli segala hal, apapun itu! Termasuk cinta! Jadi berusahalah dan jangan pesimis!" Angeline lagi-lagi tersenyum simpul. Langit hanya bisa menggaruk kepalanya. Dia tidak tahu harus menjawab apa.Cahyo menggigit bibirnya. Menahan perasaan cemburunya yang siap meledak. Dia langsung termotivasi untuk menjadi kaya. Karena dia ingin membeli cinta! Cinta seorang Bidadari cantik seperti Angeline!"Sepertinya sopirku sudah datang, dia menunggu di luar! Terima kasih atas waktu dan pertolongannya, Langit!""Tidak masalah! Ngomong-ngomong Kaki kamu sudah gak kenapa-kenapa?""Kakiku sudah agak baikan sekarang. Pijatanmu sangat manjur! Oh ya, Langit, tolong pertimbangkan dengan baik kata-kataku yang barusan!""Oh ya? Yang mana?""Bekerja keras, dan jadilah kaya!"***"Saranku, sebaiknya kamu jangan kuliah hari ini!" ujar Cahyo sambil memasukan buku-bukunya ke dalam tas. Langit mengerutkan keningnya. Dia baru saja beres memakai baju, dan bersiap untuk menyisir rambutnya, sambil berkaca di cermin. Seraut wajah gagah rupawan nampak di sana. Wajahnya sendiri.Jujur saja, Langit sedikit bangga dengan wajah dan penampilannya. Wajahnya yang putih bersih, perpaduan antara ras Arya dan Asia. Mata Coklat, alis yang tebal, hidung mancung yang kokoh serta rahang yang kuat. Didukung dengar postur tubuh yang cukup tinggi, berdada bidang dan terlihat proporsional, dengan tinggi badan 178 centimeter! Membuatnya tidak pernah bosan memandang wajah dan penampilannya sendiri di cermin.Apa mungkin karena ini para gadis senang berada di dekatnya, dan sering terlihat mengejarnya, walaupun akhirnya dia harus menerima resiko dipukuli atau di bully oleh para fans dan pacar gadis-gadis cantik tersebut! Ya, mungkin saja begitu. Tunggu, bicara di bully dan dipukuli, bukanka
"Sudah kubilang, jangan masuk kampus hari ini! Kenapa kamu bebal sekali? Lihatlah, lukamu parah sekali hari ini!" "Sudahlah, uhk...Nanti juga sembuh sendiri..." "Kamu percaya diri sekali! Gak akan ada luka yang sembuh tanpa di obati! Lhatlah, sepertinya tulang rusukmu ada yang kena, ini memar sekali Langit! Aku khawatir retak di dalamnya! Ini bahaya! Apa mereka memakai alat untuk menghajarmu?" "Sepertinya iya, ada beberapa menggunakan Keling, tongkat kasti dan sepatu Lars panjang. Ya sudahlah, aku yakin aku akan sembuh besok pagi," "Kita ke Rumah Sakit sekarang! Jangan mengambil resiko dengan eksperimen mu yang konyol itu, memangnya kamu Vampire yang mempunyai regenerasi penyembuhan sel lebih cepat dari manusia biasa? Kita berada di dunia nyata, Langit! Ini bukan film Super Hero ataupun dunia Mutan dan cerita para Dewa! Sadarlah!" "Aku hanya penasaran saja, dan kalau besok aku masih belum sembuh, baru kita ke rumah sakit," "Itu sudah terlambat namanya! Kamu mau lukamu infeksi d
"Aku minta maaf, gara-gara aku, Dave jadi membuat masalah denganmu!" ujar Vania, di balik kemudinya. Wajahnya yang blasteran Indo-Spanyol nampak sangat manis dan menggoda. Dengan mata coklat , serta hidung mancung yang lancip dan bibir merah yang tipis, membuat dirinya memiliki pesona tersendiri. Dia adalah satu dari Angel of Five! "Sudahhlah, gak masalah, lagi pula aku sudah gak kenapa-kenapa," jawab Langit canggung. Cahyo hanya diam sambil pasang muka masam di kursi belakang. Dia tidak mengerti dengan Langit, kenapa masih mau berhubungan dengan gadis-gadia bermasalah dan memiliki beberapa Herder galak di belakangnya! Walau tidak dipungkiri, mereka adalah gadis-gadis sosialita level atas, dengan kecantikan selangit yang menyandang gelar Angel of Five! Tapi tetap saja resikonya besar, dan hampir tidak sebanding! Yang lebih mengherankan, kenapa gadis-gadis ini mau terus-menerus mendekati Langit, padahal pada kenyataannya mereka sudah memiliki pasangan masing-masing! Pasti ada ses
Langit mengerutkan keningnya, di hadapannya seekor kucing dengan tepincang-pincang berlari ke arahnya. Sementara di belakangnya, seorang pria setengah tua nampak mengejarnya dengan gusar. Sebuah tongkat kasti teracung di tangannya. Siap untuk dipukulkan! Langit sudah membayangkan apa yang terjadi dengan kucing itu, jika tongkat kasti ditangan pria paruh baya itu mengenainya! Beruntunglah, kucing itu dengan sigap langsung berlari ke Pelataran Parkir yang luas, dan menghilang di ujung lapangan, lalu belok ke Gedung sebelah. Menyisakan makian kesal pria setengah baya itu. Wajahnya terlihat memerah karena menahan marah. Bukankah itu Pak Jarwis, salah satu Dosen Killer di Kampusnya? "Apa yang kamu lihat? Mau ku pukul juga?" pria itu menatap langit dengan sewot. Langit langsung tergagap. "Eh..ti..tidak pa, maaf saya tidak tahu apa-apa..." Langit langsung menggunakan jurus langkah seribu meninggalkan Pak Jarwis yang masih terlihat marah. "Hei, tunggu! Siapa yang suruh kamu pergi!" P
Cahyo memutuskan untuk pindah kost sore itu juga. Langit tidak mengerti dengan aksi mendadak yang dilakukan kawannya itu. Namun dia tidak bisa menolak keinginan Cahyo yang ingin berpisah kost-an dengannya. Bahkan Cahyo sudah berikrar tidak ingin menjadi temannya lagi! Langit hanya bisa menatap kepergian Cahyo dengan sedih. Dia tidak bisa mencegahnya. Tekad Cahyo sudah bulat. Dia sudah lelah melihat Langit terus menerus membuat masalah. Maka dari itu dia memutuskan untuk tidak akan mau mengurusinya lagi. Sebagai seorang sahabat, Cahyo sudah mengingatkannya berkali-kali. Jangan pernah membuat masalah baru lagi, dengan meladeni permainan gadis-gadis cantik itu. Karena imbasnya tentu saja akan kembali kepada Langit sendiri. Tapi Langit terlalu bodoh dan bebal! Masih mengulangi kesalahan yang sama terus menerus. "Aku tidak iri dengan kamu, walau ada sih sedikit! Tapi intinya aku mengingatkanmu demi kebaikanmu sendiri! Bersikap tegas dan keras kepada mereka, itu jauh lebih baik, dari p
Bronze Shine Cafe terletak di Pusat Pertokoan Elit di Kota Banda bernama Istana Cendrawasih. Salah satu Check Point terkenal dengan harga propertinya yang sangat mahal. Hanya kalangan orang-orang kaya dengan harta selangit yang bisa membeli properti mewah di kawasan ini. Disana ada ratusan ruko dan rukan mewah lima tingkat yang di sulap menjadi Hotel Bintang Lima, Cafe, Restauran, dan Tenan dengan brand-brand terkenal dari dalam dan luar negeri. Dibalut dengan segala kemewahan dan keunggulannya, menjadikan Kawasan Pertokoan Elit Istana Cendrawasih sebagai aset properti pilihan utama dan paling diminati di Kota Banda. Dan kesanalah tujuan Langit sekarang. Mereka bertiga, bersama Bagas dan Riza, dua orang mahasiswa di kampusnya yang juga merupakan fans dari Tiffani Ambarita, alias Fani yang sekarang sedang berada dalam kondisi tidak baik di bawah cengkraman Gavin dan geng nya. Langit masuk ke sebuah Cafe yang cukup mewah, dengan penjagaan ketat beberapa security bertampang sangar da
Krieeettt! Tiba-tiba pintu terbuka! Hampir bersamaan dengan sepuluh orang pengawal Diego yang bersiap untuk bergerak! Diego secara spontan memberikan tanda! Mereka pun berhenti dengan serentak! Seorang waitress cantik masuk ke ruangan, dengan membawa nampan berisi minuman beralkohol kelas atas. "Maaf tuan-tuan yang terhormat, minuman utama sudah siap!" ujar Waitress cantik itu, bola matanya yang cantik sekilas melirik ke arah Langit. "Hmm, oke miss Lintang! Terima kasih banyak! Kenapa kamu tidak sekalian bergabung bersama kita di sini?" tanya Gavin, tertarik dengan kecantikan Waitress bernama Lintang ini. "Maaf sekali, Tuan Gavin! Tamu saya banyak yang belum dilayani, banyak Waitress yg mendadak sakit, jadi saya harus lembur dari tadi siang!" jawabnya sopan. "Hmm, oke lain waktu kita nyanyi bareng ya!" Gavin mengedipkan matanya. Lintang membalas dengan senyuman manis. "Ya sudah, kamu boleh keluar sekarang! Nih buat kamu!" Diego mengeluarkan beberapa lembar seratus ribuan se
"Hei, kamu! Bangun! Bangun!" seseorang berkali-kali menepuk-nepuk pipinya. Langit membuka matanya. Dia kembali terkejut! Langit menemukan dirinya di sebuah ranjang kecil, di tempat yang tidak di kenalnya sama sekali! Di sampingnya, seorang gadis cantik, berkulit kuning langsat bermata sejuk memperhatikan dia dengan tatapan tajam dan serius. "Di...dimana aku? Siapa kau?" tanya Langit pelan. Dia meraba wajahnya! Deg! Jantungnya berdetak keras! Dia merasakan wajahnya baik-baik saja. Dan dia merasakan seluruh tubuhnya baik-baik pula! Tidak ada rasa sakit ataupun ngilu dan perih sedikitpun! Ya, memori Langit langsung mengingat dengan jelas, apa yang terjadi. Dia sudah dihajar secara sadis beramai-ramai oleh para Pengawal Diego yang sangar dan bengis tadi malam! Dan sesudahnya, dia bertemu dengan Paman Wangsa, seorang pria perlente paruh baya yang berbicara aneh tentang dirinya. Dan sekarang, dia berada di tempat ini. Bersama seorang gadis cantik!
"Nona Lucy? Kamu juga ada di sini?" tanya Langit terkejut. "I..Iya Tuan, tolong jangan panggil saya Nona, panggil saja Lucy," gadis cantik berambut blonde sebahu itu nampak tersenyum salah tingkah. Lucy, salah satu dari Anggota Elit Royal Knight berpangkat Silver Knight. Yang konon merupakan wakli ketua alias orang kedua dari Silver Knight yang diketuai oleh Hazel. Dialah yang telah mendahului Langit untuk menghajar para Berandalan dari Geng Simon Cs! Beberapa saat yang lalu Langjt memeregoki dua orang Kadet tengah di bully oleh Geng Simon, salah satu Kadet Sombong yang berhasil di pecundangi oleh Langit saat di Pintu Gerbang. Selama dua bulan ini, ternyata Simon telah membangun Kelompoknya sendiri yang berisikan para berandalan dari tiap Ras, dan kerap melakukan perundungan dan pemerasan terhadap para Kadet yang terlihat lemah dan mudah di provokasi. Langit sudah sering mendengar berita ini, namun dikarenakan dia di sibuk kan dengan berbagai aktivitas sebagai Ketua Perw
Sudah dua bulan Langjt berada di Akaddmi. Berbagai disiplin Ilmu sudah mulai di pelajari, dari Ilmu Formal baik itu Mata Kuliah umu.m yang ada di Dunia pada umumnya, hingga Mata Kuliah spesifik yang jarang dipelajari di Universitas pada umumnya. Salah satunya adalah Ilmu Metafisika, seperti Ilmu tentang membangkitkan Energi Tenaga Dalam dan membangun Indera ke Enam. Teknik Mengaktifkan Aura Kuasa Ilahi terpendam, Ilmu Memanggil Roh, bahkan Penguasaan Elemen Alam yang menjadi Kekuatan fundamental dari para Kadet itu sendiri. Di sini juga di pelajari berbagai macam Ilmu Bela diri dari seluruh Dunia, dari mulai dasar sampai ingkat lanjut, yang bertujuan menjadikan mereka semua Kuat secara Mental, Otak dan Otot, hingga mampu bertransformasi menjadi manusia di atas rata-rata, mumpuni dan sempurna, lebih hebat dari manusia biasa pada umumnya!Di tahun pertama, semua itu dipelajari oleh para Kadet baru. Hingga di tahun ajaran ke dua, mereka akan di arahkan sesuai dengan bakat, minat, Aura
"Aahkk... Apa yang terjadi? Tu..Tubuhku?" keduanya merasakan sesuatu yang luar biasa telah terjadi diluar kendali mereka. Tubuh kedua orang besar ini tiba-tiba jatuh terduduk di lantai, seolah ada beban berat yang menindihnya. Mereka merasakan tubuhnya sangat berat, tidak bisa dikendalikan, dan tidak memiliki daya upaya sama sekali untuk digerakan. "Kamu...Apa ingin kuremukan tanganmu sekarang juga?" tanya Langit tersenyum sinis. Nacula merasakan sakit luar biasa hingga ikut terduduk seperti kedua temannya dengan wajah meringis pucat pasi. "Aahhkk...To...Tolong lepaskan...Tangankuuhh...." pinta Nacula memelas. "Apa sebenarnya yang kalian fikirkan? Apa Kamu tidak pernah menyadarinya atau memang bodoh? Kamu masih berada di Ranah Cakra Bumi Level Tiga, kedua temanmu bahkan masih Cakra Bumi Dasar! Kenapa kalian sungguh nekad ingin menentangku?" tanya Langit dengan tatapan dingin. "Ba..Bagaimana dia bisa tahu....Ahk..Duhh..." "Ahk.. Pundak.. Kuh ...Mati rasa......" "A....Aku juga.
Pembagian Kelas sudah di Mulai!Semua terbagi menjadi sepiuluh Kelas dengan jumlah masong-masing Kadet sekitar Empat Puluh orang per Kelas. Dan Uniknya. dalam semua pembagian Kelas tersebut, seluruh Ras, dari Mulai Manusia, Elf. Goblin dan Troll the Beast semuanya di campur menjadi satu!Percampuran Ras atau Bangsa dalam satu Kelas ini sengaja di lakukan, dan memang sudah berjalan selama puluhan tahun. Tujuan dasarnya adalah agar mereka bisa saling mengenal dan menjadi akrab satu dengan yang lainnya. Adapun Tujuan jangka panjang yang diharapkan, tentu saja untuk saling membangun chemistry yang kuat di antara mereka, mereduksi segala perbedaan, membangun persaudaraan, membina hubungan yang lebih eksis dan nyata antara satu dengan lainnya, membangun kekuatan bersama, menjauhi segala friksi dan perselisihan serta konfrontasi yang berujung pda perpecahan. Hingga akhirnya setiap mereka bisa menjadi solid dan satu dalam ruang lingkup persahabatan dan persaudaraan yang lebih intens dan kuat,
"Kamu...!" beberapa Anggota Pasukan lsngsung mengenali siapa yang berbicara tersebut. termasuk Ronaldo. Sementara wan yang masih terteluungkup di Lantai tidak bisa bergerak. Karena Punggungnya masih di injak oleh Ronaldo. Memori mereka semua secara seketika serempak tersambung kembali pada peristiwa beberapa hari yang lalu. Sebaih kejadian luar biasa memalukan yang mengakibatkan mereka semua hampir dibuat tidak berdaya oleh sosok yang beada di depan mereka saat ini.Langit! Dalam ingatan semuanya, peristiwa "Aib" itu serasa baru saja terjadi. Ketika mereka tiba-tiba di buat tidak berdaya, harus duduk berlutut di tengah banyak orang, dan tidak punya kuasa serta kemampuan apa-apa untuk bergerak dan berdiri. apa lagi melawan!Bahkan sekelas Ronaldo, pemimpin mereka sendiri, yang Level lemampuan dan Kehebatan nya sudah dikenal banyak orang, sebagai Penguasa Ranah Cakra Langit Level 9, nyaris tidak bisa berkutik dan berbuat apa-apa!Langit, Sang Kadet yang tidak pernah diperhitungkan sam
"Hoho...Kamu mengenalinya? Bagus sekali!" Ronaldo tertawa sambil melihat ke arah Langit. Sementara Casandra nampak menggigit bibirnya. Dia sangat kesal dengan kebodohan Langit."Ya, dia adalah temanku!" jawab Langit tegas. Semua yang mendengar di buat terkejut. Casandra makin kesal dengan ulah Langit. Pemuda bodoh ini malah mengakui sang Pencuri itu sebagai temannya!"Bagus, berati dia adalah temanmu? Sepertinya kamu tidak tahu dengan apa yang akan segera menimpanya sebentar lagi. Mereka semua akan mendapatkan hukuman berat!" "Di hukum berat? Kenapa harus begitu?""Pertanyaan bodoh! Kdrena dia sudah mencuri!""Apa ada bukti kalau dia mencuri?" tanya Langit lagi."Bukti? Apa kamu meragukan kami, Kadet? Mereka kedapatan tengah mengendap di dalam Menara Akademi! Padahal Menara itu adalah tempat khusus yang tidak bisa di masuki oleh sembarangan orang!""Mengendap di dalam Menara? Bukankah Gedung Menaranya terkunci? Bagaimana mereka bisa masuk?""Kenapa kamu tanya aku, bodoh? Tanyakan saj
Sebuah teriakan keras di sertai dengan Tenaga Dalam yang tinggi berhasil mengejutkan semuanya.. Semua orang berpaling ke arah sumber suara, ridak terkecuali mereka berempat. Sepuuh orang Pasukan berseragam lengkap mengenakan baju jubah biru dongker di sertai aksesoris dan senjata masing-masing menyeruak di antara kerumunan. Membuat kumpulan dari orang-orang itu terbelah menjadi dua"Pasukan Kedisplinan!? Wah, bisa berabe kalau mereka sudah turun tangan!" ujar seseorang."Ya, para Kadet baru itu pasti akan kena hukuman!""Sayang sekali, padahal kulihat mereka sangat berbakat,""Apa boleh buat? Aturan di Akademi sangat keras! Siapa yang melanggar, hukumannya berat!""Ssstt...Diam bodoh, mereka melihat kita! Jangan sampai kita ikut kena masalah!" sikut yang lain."Diam semuanya! Yang berani bergerak atau bicara, kalian akan mendapatkan ganjarannya!" teriak seseorang. Dia adalah Pemimpin dari Pasukan Kedisiplinan tersebut. Seorang Pemuda berparas tampan dan Klimis dengan rambut panjang s
"Dengarkan aku, ini hanya akan di ulang satu kali. Untuk kalian berdelapan, dengarkan baik-baik! Pertama, kalian berdelapan telah terpilih sebagai Pemimpin dari para Kadet di Generasi kalian. Kalian semua wajib menjaga kehormatan Akadwmi, membina juga mengarahkan teman-teman kalian dengan baik. Menjaga keamanan, keharmonisan, kondusifitas dan keutuhan Perdamaian di antara kalian semua. Baik Ras kalian sendiri, atau sesama ras lainnya! Jika ada salah satu dari ras kalian melakukan kesalahan, maka kalian wajib untuk bertanggung jawab dan bisa menentukan hukuman! Namun jika kesalahan itu fatal, maka kalian pun akan terkena hukuman! Maka dari itu kalian wajib bersikap tegas dan menghabisi para pembuat onar yang akan merusak tatanan serta Aturan di Akademi. tanpa pandang bulu, mengerti!""Mengerti!""Yang kedua, dan paling penting dari ini semua. Jika ada perselisihan antar Bangsa atau Ras, maka kalian wajib menyelesaikannya dengan cara yang baik, mengutamakan sikap Netralitas, Keadilan da
Langit baru saja tiga minggu berada di sini. Di tempat baru yang luar biasa. Sebuah tempat yang merupakan impian bagi sebagian besat manusia yang memiliki ambisi yang kuaf untuk bisa eksis dan berkuasa di muka bumi!World Heroes Akademi.Sekilas Kampus besar ini tidak jauh berbeda dengan Universitas dan Sekolah-sekolah mentereng yang ada di belahan Dunia lainnya, selain kemegahan serta desain bangunan dan kelengkapan Teknologi yang ada di dalamnya. Yang membuat perbedaan menjadi jelas dan signifikan adalah karena World Heores Akademi terletak di sebuah tempat yang mengambang di tengah Daratan dan sebagian lagi berada di Lautan!Sebuah Tempat luas yang terdiri dari Lima Kastil besar. Dengan satu Kastil Super Besar dan Megah berada di tengah. Di kelilingi oleh Empat Kastil lainnya Dengan tiap-tiap Kastil di kelilingi oleh puluhan gedung tinggi dan megah, rumah mewah yang berjajar rapi, dengan jalan yang luas di setiap pelosoknya. Setiap Kastil diperkirakan berpenghuni sekitar Seribu Or