Home / Fantasi / ATURAN LANGIT! / Sarang Serigala

Share

Sarang Serigala

Author: Bani Salman
last update Last Updated: 2023-03-08 14:35:04

Bronze Shine Cafe terletak di Pusat Pertokoan Elit di Kota Banda bernama Istana Cendrawasih. Salah satu Check Point terkenal dengan harga propertinya yang sangat mahal. Hanya kalangan orang-orang kaya dengan harta selangit yang bisa membeli properti mewah di kawasan ini.

Disana ada ratusan ruko dan rukan mewah lima tingkat yang di sulap menjadi Hotel Bintang Lima, Cafe, Restauran, dan Tenan dengan brand-brand terkenal dari dalam dan luar negeri. Dibalut dengan segala kemewahan dan keunggulannya, menjadikan Kawasan Pertokoan Elit Istana Cendrawasih sebagai aset properti pilihan utama dan paling diminati di Kota Banda.

Dan kesanalah tujuan Langit sekarang. Mereka bertiga, bersama Bagas dan Riza, dua orang mahasiswa di kampusnya yang juga merupakan fans dari Tiffani Ambarita, alias Fani yang sekarang sedang berada dalam kondisi tidak baik di bawah cengkraman Gavin dan geng nya.

Langit masuk ke sebuah Cafe yang cukup mewah, dengan penjagaan ketat beberapa security bertampang sangar dan nampak tidak bersahabat. Bagas yang mempunyai koneksi ke dalam, langsung berkomunikasi dengan beberapa pengawal, dan ketiganya diizinkan masuk.

"Kamu jangan kaget, kalau nanti menemukan mereka di sana, mungkin mereka tidak akan berkenan dengan kehadiranmu. Pokoknya aku serahkan semuanya sama kamu. Aku berharap kamu bisa menolong Tiffani!" kali ini Reza yang bicara. Wajahnya terlihat pucat.

Lantai satu terdapat Cafe yang khusus menyediakan hidangan-hidangan mewah ala Resatauran dari mulai menu dalam dan luar negeri. Beberapa meja nampak penuh dengan pengunjung yang sedang khusyu menikmati santap malamnya yang telah lewat. Namun Cafe masih terlihat penuh dan ramai.

Mereka naik ke lantai dua, alunan suara Elektronik Dance Musik menghentak keras. Ruangan Dance Floor itu dipenuhi oleh lautan manusia, yang rata-rata seusianya. Mereka nampak bermandi keringat, clubbing tanpa kenal lelah, berdansa mengimbangi sang Disk Jockey yang nampak bersemangat memainkan Turntable dan Mixer nya.

Dan langit beserta Bagas dan Riza masuk ke sana. Diiringi tatapan asing berpuluh-puluh pasang mata, para clubber yang tengah menikmati malam panjang mereka. Sebagian melihat dengan tatapan risih dan under estimate dengan kehadiran mereka. Terutama Langit, yang memakai setelan lusuh dan usang. Berbeda dengan mereka yang mengenakan pakaian mahal dan ber- merk. Versi mereka, Langit adalah manusia kelas rendah, dan jelas bukanlah level yang sepadan dengan mereka!

"Mereka ada di ruangan VVIP, sebaiknya kamu kesana sendiri. Kami tidak berani!" teriak Bagas, mereka berada tepat di depan sebuah pintu bertuliskan VVIP.

"Maksudnya, aku sendiri yang kesana? Terus kalian bagaimana?"

"Kami menunggu di sini!"

"Waduh! Kenapa bisa begitu?" teriak Langit. Namun Bagas dan Riza seperti tidak mendengar. Mereka langsung berlalu di hadapan Langit.

"Sialan! Apa mereka sengaja ingin memasukan ku ke Sarang Serigala?" fikir Langit sambil menggigit bibirnya. Hatinya galau dan khawatir. Tiba-tiba dia teringat pertemuannya dengan Cahyo setengah jam yang lalu.

"Aku mau ambil jam dinding ku yang ketinggalan!" Cahyo datang tiba-tiba.

"Oh, baiklah. Kamu bisa ambil sendiri, ini kunci nya!"

"Kamu mau kemana?"

"Aku...aku mau menemui ..."

"Kita mau menyelamatkan Tiffani! Kalau kamu tidak ingin membantu, sebaiknya jangan menghalangi kami!" Bagas angkat bicara. Menatap Cahyo dengan tajam.

"Apa? Kamu tidak kapok-kapok juga ya? Kamu mau cari mati datang ke sana?" hardik Cahyo dengan gusar.

"Ini menyangkut keselamatan Fani, aku tidak bisa tinggal diam begitu saja!"

"Memangnya siapa Fani? Ada hubungan apa dia sama kamu? Apa kamu tidak sadar bahwa ini adalah jebakan? Dan aku kenal mereka, dua orang ini adalah..."

"Apa maksudmu menunjukku seperti itu? Kamu mau cari masalah? Aku adalah sepupunya Fani, aku kesini untuk meminta bantuannya, karena Fani percaya sama Langit! Dan jangan pernah menuduh ku yang bukan-bukan!" Bagas membela diri.

"Hei, aku belum bicara apapun, kenapa kamu jadi sensitif seperti itu? Aku tidak percaya kamu adalah sepupu dia! Kamu pasti orang suruhan Diego!"

"Diego? Diego, anak orang kaya itu? Maksudnya apa ini?" alis Langit berkerut heran. Menoleh ke arah Bagas.

"Jangan percaya dia! Siapa Diego? Langit, semakin kita disini, maka nasib Fani akan semakin terancam! Apa kamu akan diam saja disini? Dia sangat membutuhkan bantuanmu!"

"Langit, kalau kamu masih menganggap aku temanmu, tolong jangan pergi! Aku masih peduli padamu, ini demi kebaikanmu sendiri!"

"Kamu jangan memprovokasi dia seperti itu! Dia mau berbuat baik menolong orang lain, dan kamu tidak berhak menghalangi dia! Ini sudah nyawa urusannya!"

"Langit adalah temanku! Dan aku jelas ikut bertanggung jawab atas keselamatannya!"

"Kamu mau ribut denganku? Demi Fani, aku tidak akan segan untuk menghajarmu!" Bagas maju ke depan. Siap menghajar Cahyo. Langit langsung bergerak.

"Cukup! Apa maksudmu mau menghajar temanku? Apa kamu tidak menghargai aku?" Langit menjadi berang.

"Oke, oke..Aku minta maaf!" Bagas mundur teratur. Langit menghela napasnya.

"Baiklah, maafkan aku Cahyo. Untuk masalah ini, aku harus berangkat sekarang. Ini kunci kamarku, ambilah!"

"Kamu ini,...Aku benar-benar tidak mengerti pola fikiranmu..."

"Sekali lagi, maafkan aku Cahyo, kamu adalah sahabat terbaik yang paling mengerti aku! Aku pergi dulu!"

Dan kini, Langit yang bingung sendiri. Dia merasa segan untuk masuk, seolah di dalam ruangan itu adalah sarang para Serigala lapar yg siap memangsanya!

"Hei, kenapa belum masuk? Ayo masuk, mereka menunggumu!" Bagas dengan cepat mendorongnya. Langit spontan terdorong ke depan. Secara tidak langsung membuka pintu VVIP yang berada tepat di depannya!

Krieettt!

Pintu terbuka! Dan Langit melihat sebuah ruangan yang cukup luas dan mewah dengan penerangan remang-remang. Belasan orang ada di sana. Bau asap rokok dan hingar bingar musik Dunia Gemerlap menghentak dengan keras! Dan secara spontan semua mata mengarah langsung kepadanya!

"Matikan musiknya!" teriak seseorang. Beberapa saat kemudian, musikpun berhenti. Berganti dengan keheningan dan suara musik yang sayup-sayup terdengar di luar sana.

"Eh..Ha..Halo semuanya!" sapa Langit dengan gugup. Semua mata memandang ke arahnya dengan tatapan tajam.

"Jadi dia yang namanya Langit? Hebat juga ide mu Gavin!" ujar seseorang berkepala plontos, dengan sebatang rokok terselip di bibirnya. Di alis sebelah kiri terdapat tatto naga yang memanjang dan melengkung hingga ke pipinya. Parasnya yang gagah namun keras, terkesan seperti seorang bos mafia yang tengah bersiap mengeksekusi musuh!

"Di..Diego?" ujar Langit tanpa sadar. Akal sehatnya langsung bekerja. Dia sudah masuk ke Sarang Serigala!

Sialan! Cahyo benar! Sahabatnya itu memang selalu benar! Dia benar-benar sudah di jebak oleh kedua orang brengsek itu!

"Hmm, jangan remehkan aku sobat. Untuk memancing kecoa ini keluar, tidaklah terlalu sulit bukan, Diego? Hehehe, halo juga Langit? Aku lihat wajahmu sudah membaik setelah pertemuan kita terakhir kalinya!" Gavin bangkit dari duduknya, meninggalkan para ladies yang mengapit di kanan-kirinya.

"Eh, kamu Gavin...Aku ...aku datang kesini untuk...untuk..."

"Hmm, Tiffani? Sayang sekali, dia tidak ada di sini, dan kamu adalah seekor kecoa yang mudah sekali tertipu!"

"A..Apa? Maksudmu?"

"Aku hanya menggunakan trik sederhana untuk menyuruhmu datang, dan ternyata itu sukses! Berarti kamu memang benar-benar menyukai dia! Kamu fikir aku tidak tahu bahwa dalam hati busukmu kamu berharap menjadi seorang Pahlawan bagi Fani? Dasar Play Boy kampungan!"

"Tunggu, kamu salah faham Gavin..."

"Tidak ada yang salah faham di sini! Justru kamu yang salah faham mencerna kata-katakku kemarin! Bukankah aku sudah bilang, bahwa kita tidak boleh bertemu lagi? Dan ternyata kamu mengingkarinya! Kamu masih nekad ingin menemui dia, dan akhirnya bertemu denganku. Apa kamu sudah punya nyawa cadangan?" Gavin tersenyum buruk.

"Aku...aku hanya berusaha menolong dia, tidak lebih,"

"Hmm, memangnya dia siapanya Kamu? Berani sekali kamu tidak mengindahkan segala perintahku, dan masih berharap tentang dia? Sekarang, kamu malah bikin ulah baru, kamu berani mendekati Dewi yang jelas-jelas adalah tunangan Diego! Apa kamu sudah bosan hidup?"

"A..apa?" Langit terhenyak. Hatinya terkejut!

Dewi adalah Tunangan Diego? Benarkah itu?

Celaka, sudah kuduga, ada yang salah di sini!

Dewi, jadi dia sudah membohonginya!

Gadis itu, apakah dia memang sengaja ingin mencelakakan ku? Apakah pertemuanku dengan Dewi sore tadi adalah sebuah skenario besar untuk menjebakku malam ini? Tapi maksudnya untuk apa? Apa salahku sama dia? Aku tidak pernah mengecewakan dia atau siapapun juga? Kenapa hasilnya selalu jadi runyam seperti ini?

Tuhanku, sebenarnya apa salahku ?

"Hmm, aku serahkan dia kepadamu, Diego! Karena dia telah berani menyinggungmu!" ujar Gavin sambil angkat bahu, dan tersenyum sinis.

Diego, si kepala plontos itu hanya menggelengkan kepalanya, menggumam pendek sambil menghisap rokoknya dengan tenang.

"Untuk membereskan kerikil ini, aku tidak perlu mengotori tanganku, terima kasih sudah membantuku, Gavin! Kuakui, kecoa ini punya tampang juga. Kalau saja tidak ada kamu yang memberi tahuku, mungkin Dewi sudah jatuh ke pelukan dia!"

"Hmm, dengan senang hati, Diego!"

"Oke, jadi sekarang bagaimana, Kerikil yang bernama Langit?" Diego bangkit dari duduknya. Membuang rokoknya ke lantai.

"Ini...ini juga sepertinya salah faham, aku dengan Dewi..."

"Dia mencium pipimu! Apa itu namanya salah faham? Haha, tidak perlu kaget, mataku ada di mana-mana! Telingaku juga bertebaran di seantero kota ini! Jadi kamu tidak perlu bicara apa-apa lagi di depanku!"

"Eh,..itu..itu.." Langit benar-benar mati kutu. Dia tidak punya kata-kata untuk membela dirinya. Sampai hal seperti itu pun Diego mengetahuinya? Sungguh gila!

Siapa sesungguhnya Diego ini?

Kekuasaannya di Kota ini nyaris tidak terbatas!

"Jika kamu bisa menahan seratus pukulan dari para Pengawal ku, kamu boleh pergi dari sini!" ujar Diego dengan santai. Menyalakan rokoknya kembali.

Langit tersentak!

Seratus pukulan?

Yang benar saja, apa aku masih akan tetap hidup dengan menahan seratus pukulan dari mereka? Fikir Langit benar-benar ketakutan. Jantungnya berdebar dengan keras! Hatinya sudah menciut! Dia merasa akhir hidupnya sudah dekat!

Apakah aku akan mati di sini?

"Pengawal! Beri dia pelajaran, seratus pukulan!"

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • ATURAN LANGIT!    Antara Hidup dan Mati

    Krieeettt! Tiba-tiba pintu terbuka! Hampir bersamaan dengan sepuluh orang pengawal Diego yang bersiap untuk bergerak! Diego secara spontan memberikan tanda! Mereka pun berhenti dengan serentak! Seorang waitress cantik masuk ke ruangan, dengan membawa nampan berisi minuman beralkohol kelas atas. "Maaf tuan-tuan yang terhormat, minuman utama sudah siap!" ujar Waitress cantik itu, bola matanya yang cantik sekilas melirik ke arah Langit. "Hmm, oke miss Lintang! Terima kasih banyak! Kenapa kamu tidak sekalian bergabung bersama kita di sini?" tanya Gavin, tertarik dengan kecantikan Waitress bernama Lintang ini. "Maaf sekali, Tuan Gavin! Tamu saya banyak yang belum dilayani, banyak Waitress yg mendadak sakit, jadi saya harus lembur dari tadi siang!" jawabnya sopan. "Hmm, oke lain waktu kita nyanyi bareng ya!" Gavin mengedipkan matanya. Lintang membalas dengan senyuman manis. "Ya sudah, kamu boleh keluar sekarang! Nih buat kamu!" Diego mengeluarkan beberapa lembar seratus ribuan se

    Last Updated : 2023-04-03
  • ATURAN LANGIT!    Kucing yang Terjepit

    "Hei, kamu! Bangun! Bangun!" seseorang berkali-kali menepuk-nepuk pipinya. Langit membuka matanya. Dia kembali terkejut! Langit menemukan dirinya di sebuah ranjang kecil, di tempat yang tidak di kenalnya sama sekali! Di sampingnya, seorang gadis cantik, berkulit kuning langsat bermata sejuk memperhatikan dia dengan tatapan tajam dan serius. "Di...dimana aku? Siapa kau?" tanya Langit pelan. Dia meraba wajahnya! Deg! Jantungnya berdetak keras! Dia merasakan wajahnya baik-baik saja. Dan dia merasakan seluruh tubuhnya baik-baik pula! Tidak ada rasa sakit ataupun ngilu dan perih sedikitpun! Ya, memori Langit langsung mengingat dengan jelas, apa yang terjadi. Dia sudah dihajar secara sadis beramai-ramai oleh para Pengawal Diego yang sangar dan bengis tadi malam! Dan sesudahnya, dia bertemu dengan Paman Wangsa, seorang pria perlente paruh baya yang berbicara aneh tentang dirinya. Dan sekarang, dia berada di tempat ini. Bersama seorang gadis cantik!

    Last Updated : 2023-04-03
  • ATURAN LANGIT!    Kakek Janggut Putih

    Mobil Truk itu melaju dengan kencang, seolah mengejar waktu. Langit dan dua kawannya menumpang di bak belakang Truk, bersatu dengan barang-barang properti kemping. Sekitar lima belas menit yang lalu, Langit menemukan seekor Kucing putih dengan corak warna hiasan hitam di kepala dan perutnya. Kondisinya cukup mengenaskan. Mahluk mungil itu itu entah kenapa bisa terjepit diantara tumpukan terpal besar. Beruntunglah Langit segera menemukannya, dan berhasil menyelamatkan Kucing Putih tersebut. Walaupun kaki belakang sebelah kanannya pincang, terluka dan mengeluarkan darah. Terjepit diantara besi dan terpal besar. Langit memberikan pertolongan pertama seadanya, membalut kaki kucing tersebut dengan perban. Sempat di cakar beberapa kali oleh sang kucing, dengan geraman khasnya karena dianggapnya Langit hendak bermaksud jahat. Namun akhirnya bisa tenang dan duduk diam, bahkan tertidur di pangkuan Langit! Sempat berdebat dengan Hardi, dan temannya yang lain, supaya membuang kucing tersebut

    Last Updated : 2023-04-03
  • ATURAN LANGIT!    Insiden di Sungai

    Langit dan Hardi segera berlari ke arah sungai, menuruni undakan-undakan bukit kecil, menyusuri jalan setapak tanah merah. Keduanya berusaha sampai di tepi sungai dengan segara. Mengejar asal sumber suara barusan. Tiba-tiba Hardi mendadak sontak menghentikan langkahnya. Membuat Langit hampir menabraknya dari belakang. "Kenapa? Ada apa berhenti?" tanya Langit. Napasnya nampak naik-turun. "Aku tanya, kamu bisa ngobatin orang kesurupan?" Hardi balik bertanya. Langit meggeleng kuat. "Tidak bisa, kamu?" "Sama! Kalau begitu, ngapain kita ke sini? Memang kita bisa menolongnya? Salah-salah malah kita yang ikut kesurupan!" ujar Hardi khawatir. "Ah, tidak mungkin. Kita sudah tanggung kemari! Kita lanjutkan saja, siapa tahu di sana sudah ada banyak orang, dan mungkin kita bisa bantu apalah gitu! Ayo lanjut!" "Tapi ini beresiko, sebaliknya kita kembali saja!" Hardi mendadak segan. Nyalinya seolah hilang, berceceran di belakang. "Ya, sudah! Kalau begitu, aku yang akan kesana sendiri, k

    Last Updated : 2023-04-03
  • ATURAN LANGIT!    Cincin Sakti dan Kuasa Kekuatan

    Rombongan peserta Camp Gathering tiba pada sore hari. Mereka menempuh perjalanan kurang lebih 4 sampai 5 jam, dikarenakan situasi jalanan yang macet. Rombongan ini agak terlambat sampai di Lokasi Tanah Perkemahan Gunung Mulia. Para Ketua Regu dari tiap rombongan langsung memberikan instruksi dan arahan kepada para peserta untuk segera merapat ke Lapangan Utama, setelah sebelumnya membereskan barang-barang bawaan mereka ke tenda masing-masing yang telah di sediakan oleh para Panitia. Tepatnya tenda yang telah di bangun oleh Langit, para Tukang dan Porter, beberapa jam sebelumnya. Camp Gathering ini adalah acara tahunan yang hampir selalu diadakan oleh Kampus. Khususnya untuk tiga Fakultas. Fakultas Ekonomi, Hukum dan Sastra, dari mulai jenjang tingkat satu, mahasiswa baru sampai tingkat tiga. Dan Langit termasuk di dalamnya. Dia sudah berada di tingkat tiga. Langit sudah berpesan kepada Pak Gunadi sebagai pimpinan para Porter, agar merahasiakan kejadian di sungai tadi siang. Dan me

    Last Updated : 2023-04-07
  • ATURAN LANGIT!    Korban Pertama

    "Langit! Kamu baik-baik saja!?" seseorang memanggilnya. Saat itu Langit baru saja hendak ke Sungai untuk mandi pagi. Dia lebih memilih untuk mandi di sungai dari pada mengantri di WC umum. Untuk menghindari pertemuan dengan orang-orang yang di kenalnya, yang kemungkinan bisa membawa masalah ke depannya. "Dewi? Ya, beginilah. Memangnya kenapa?" jawab Langit datar. Dia tidak begitu terkejut dengan kehadirannya. Perasaannya datar-datar saja. Langit masih mengingat dua hari yang lalu, ketika Diego, yang ternyata adalah tunangannya Dewi, menyuruh para Pengawalnya untuk menghabisinya di Bronze Shine Cafe. Mengingat hal itu, membuat Langit kembali merasakan sedikit trauma dalam hatinya. Dia masih bisa merasakan bagaimana sakitnya puluhan tinju dan tendangan mereka mendarat di wajah dan seluruh tubuhnya! "Syukurlah kamu tidak kenapa-kenapa! Aku...Aku mau minta maaf!" Dewi berjalan menghampirinya, sambil menundukan wajah cantiknya, menunjukan rasa bersalah. "Ya sudah, tidak apa-apa. Yang

    Last Updated : 2023-04-07
  • ATURAN LANGIT!    Aura Raja

    Matahari hampir berlalu, waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Berbagai rangkaian kegiatan hari ini sudah dijalani setengahnya oleh para peserta Camp Gathering. Dari mulai pendidikan dasar Alam Hutan, teori tentang Survival, Navigasi, SAR dan P3K, serta Analisa Pemecahkan Masalah di Alam sudah disampaikan semuanya. Tinggal beberapa materi untuk nanti malam. Selebihnya adalah waktu istirahat. "Camp Gathering bodoh! Kita bukan Pecinta Alam, kita bukan Menwa! Tapi harus belajar hal-hal macam ini, apa gunanya?" tanya seseorang, wajahnya yang tirus tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya. "Sabar, Wan! Ini kan salah satu agenda wajib kampus, masih beruntung kita tidak di kenai wajib militer seperti di negara-negara lain! Ini hanya teori dan pelajaran dasarnya saja, yang penting kita sudah tahu, dan nilai kita aman! Selebihnya, kita having Fun! Refreshing menikmati alam!" "Ya, betul juga sih, tapi aku tidak suka dengan tempat ini, sungguh buruk dan menyeramkan!" "Yang benar

    Last Updated : 2023-04-07
  • ATURAN LANGIT!    Aturan Langit

    Langit sejujurnya tidak mengerti apapun, tentang apa yang terjadi dengan dirinya saat ini. Niat baik dan sederhana yang ingin dilakukannya ternyata jadi lebih rumit dari pada yang dia bayangkan! Dia harus bertemu lagi dengan Kucing putih misterius bisa berbicara yang ternyata adalah perwujudan dari seorang Paman Wangsa! Dan yang lebih hebat lagi, dia harus berbicara dengan seekor Ular besar yang katanya adalah Penunggu dan Penguasa Pohon Beringin dan area di sekitar Sungai besar tempat mereka berada saat ini! "Bersiaplah, aku sudah memanggilnya, dia akan segera datang dalam beberapa saat lagi di sini!" ujar Kucing tersebut. Menggunakan kekuatan telepatinya untuk berkomunikasi dengan Langit. "Baiklah paman! Aku siap!" "Bagus! Kita segera turun ke bawah sekarang, dia akan datang dari arah Sungai!" Kucing itu memberi instruksi, Langit segera turun dari pohon Beringin tersebut. Dan betapa terkejutnya dia, baru saja beberapa saat menjejakkan kakinya ke tanah. Di hadapannya muncul seso

    Last Updated : 2023-04-07

Latest chapter

  • ATURAN LANGIT!    Pengendali Besi 2

    "Aku tidak punya niatan seperti itu, pakailah ini!" Langit dengan cepat melwpas baju panjangnya dan melemparkannya ke arah sang gadis. "Ka..Kamu..." Mata gadis itu terbelalak, bukan karena dia kaget diberi pakaian oleh Langit, melainkan dia terpesona dengan postur tubuh Langit yang bidang, kekar dan berotot. "Pakailah cepat! Dan kamu Prajurit...Cepat alihkan pandanganmu darinya, atau kamu tidak akan bisa melihat lagi untuk selamanya! " Langit mengancam sang Letnan ynag sejak tadi asik memperhatikan sang gadis. "Si..Siap Tuan...!" sang Letnan langaing mwnutup mulutnya denvan kedua tangannya. Namun sesekali merenggangkan jarinya diantara matanya. "Sepertinya aku harus mengambil kedua matamu..." "Siap. Maaf...Tuan!" sang Letnan secara spontan berbalik. Takut dengan ancaman Langit. "Pakailah cepat, sebelum para Prajurit ini bangun!" perintah Langit pada sang Gadis. Mau tidak mau dia mengambil baju Langit yang tergeletak di tanah, lalu mengambilnya perlahan. "Aku tidak akan

  • ATURAN LANGIT!    Pengendali Besi

    Di antara kebingungannya, Langjt segera menghindar dari serangan cepat sang gadis. Beberapa kali tebasannya hamoir saja melukai titik-titik vital di tubuh Langit. Ternyata Gadis ini sangat mahir menggunakan pedang. Gerakannya yang gemulai namun cepat mau tidak mau membuat Langit berfikir, bagaimana bisa gadis sehebat ini tertangkap oleh Prajurit biasa macam mereka. "Kenapa selalu menghindar? Bukankah tadi kamu bisa menumbangkan mereka dengan mudah?" tanta gadis itu di sela serangannya."Apa kamu tidak tega menyerang wainta? Dasar bodoh! Aku tidak akan bersimpati karena kamu sudah menolongku! Karena sejatitnya, kamu adalah musuh terbesarku!" ujar sang gadis sambil menaikan tensi serangannya. Membuat Langit sedikt kerepotan."Tuan, jangan ragu untuk membunuhnya! Dia bukankah wanita biasa! Dia adalah Iblis yang telah membantai satu Desa! Jangan kasih ampun!" teriak sang Letnan dari kejauhan. "Oh, benarkah itu? Apa kamu memang seperti itu?" tanya Langit sambil terus menghindari hujan s

  • ATURAN LANGIT!    Gadis dalam Ikatan

    "Apa-apaan ini? Apa mereka sedang syuting Film Kolosal?" fikir Langit sambil terkejut. Sekitar seratus meter di depannya, Langit melihat puluhan orang tengah menyeret seorang wanita muda dengan menggunakan Kereta yang ditarik oleh dua ekor Kuda. Beberapa orang bertampang garang, dengan out fit lengkap seperti layaknya Pasukan Berkuda Kerajaan abad Pertengahan, lengkap dengan senjatanya, nampak ikut berteriak sambil tertawa penuh kesenangan. Seolah-olah mereka sedang melakukan permainan yang mengasyikan. Menyeret tubuh orang dengan Kuda! Langit masih mengamatinya dengan seksama. Jika ini sebuah frame dalam adegan Film, maka mereka semua jelas melakukannya dengan sangat baik dan profesional. Dia juga sama sekali tidak akan ikut campur. Tapi jika apa yang sedang mereka lakukan adalah asli alias bukan adegan film maka bisa di pastikan mereka adalah Pasukan Bar-bar yang sadis dan keji, karena telah melakukan tindakan yang sewenang-wenang dengan mempermainkan nyawa seorang manusia! L

  • ATURAN LANGIT!    Kabar Duka

    Tiga bulan semenjak 'meninggalnya' Kadet Langit, di Akademi terjadi beberapa perubahan Kebijakan yang cukup Signifikan. Beberapa Aturan yang dulu sempat di hapus, kini diangkat dan dijadikan sebuah Kebijakan kembali. Salah satunya adalah mewajibkan semua kadet itu mendaftar menjadi seorang Ksatria Hollyman! Sementara Ketua Perwakilan Ras Manusia secara Aklamasi digantikan oleh Hazel, yang mendampingi Casandra Cyrus, sang Putri Pengendali Es. Adalah Lord Macros Gigantika yang berperan di belakang layar untuk membasmi Angels of Eye, berjuang selama hampir dua bulan ini mencari dimana letak keberadaan dan Markas Angels of Eye alias Mata Malaikat. Puluhan orang yang terindikasi langsung di tangkap dan di adili. Simpatisan yang berusaha membela mereka ikut terseret dan dihukum dengan berat. Beberapa pertempuran pecah di berbagai tempat. Namun di karenakan Hollyman dalam kondisi siap tempur, banyak Anggota Angels of Eye yang menjadi korban. Mereka dihancurkan tanpa belas kasih. Bahka

  • ATURAN LANGIT!    Pusaka Batu Bintang 2

    "Itu adakah Pusaka yang berasal dari Dimensi kami. Hanya beberapa Necromenger Murni yang bisa memilikinya. Dan mereka adalah para Necromenger terpilih. Karena Pusaka Batu Bintang merupakan simbol dari Keagungan, Kehebatan, Kekuatan, dan juga Kekuasaan Bangsa kami!""Necromenger, apa kalian adalah salah satu Ras yang ada di Dunia ini, ataukah....""Apa kamu fikir kami adalah bagian dari kalian? Para Manusia, Goblin, Elf dan Troll? Tentu saja bukan! Ya, asal kamu tahu, aku bukanlah bagian dari dimensi kalian. Aku datang jauh dari Dimensi lain di Planet terjauh, yang mengembara dan terdampar di sini. Kami adalah Bangsa yang memiliki Peradaban dan Teknologi lebih hebat dari kalian. Namun, seperti di Dunia kalian, kami memiliki Konflik besar hingga akhirnya harus pergi mennggalkan Tanah Kelahiran kami sendiri. Asal kamu tahu, tidak semua Bangsa Necromenger itu jahat. Kami juga memiliki apa yang kalian sebuat akal, hati, nurani, moral dan aturan yang selalu kami junjung tinggi. Namun kadang

  • ATURAN LANGIT!    Pusaka Batu Bintang

    Skip : Tiga Bulan Kemudian.Langit menatap Cakrawala di atas sana dengan perasaan senang sekaligus sedih. Barisan Awan yang nampak berarak, berjalan dengan lambat, dihiasi dengan semburat lidah Mentari yang mengintip malu, menghadirkan Siluet gradasi spektrum warna yang Indah. Pagi ini dia diizinkan keluar dari sebuah Gua besar di antara Teluk Karang besar yang memghadap Langsung ke Samudera Lepas.Dia tidak pernah keluar dari Gua itu sebelumnya, bahkan untuk mendekati mulut Gua saja dia dilarang keras melakukannya. Dia hanya diizinkan berada di Pelataran Gua besar beralaskan pasir putih dan beberapa karang, yang sesekali dimasuki oleh Abrasi Air Laut. Langit sejak awal menyadari dia berada di Gua di pinggir Laut, ketika dia merasakan bau garam yang cukup santar. Dia juga selalu melihat air masuk ke tempatnya berada, serta seringnya suara ombak yang keras menghantam karang. Akhirnya, setelah tiga bulan berlalu, Langkt bisa menikmati udara kebebasan yang ssbenarnya. Bau garam dan he

  • ATURAN LANGIT!    Perjanjian Kematian

    Beberapa hari sebelumnya, Langit merasakan suasana dan aura berbeda malam ini. Selain hawa dingin yang terasa mencucuk tulang sum-sum, dia merasakan keheningan yang sangat tidak biasa. Ketika di malam-malam kemarin Langit masih bisa mendengar suara binatang-binatang malam yang saling bersahutan satu sama lain, kini dia merasakan hal yang berbeda. Suara-suara koor nyanyian binatang itu tidak terdengar malam ini. Seolah mereka ikut tertidur lelap di pangkuan malam yang menurutnya lebih dingin dibandingkan malam sebelumnya.Dia baru menyadari bahwa tempatnya di sekap, terdiri atas puluhan ruang gelap yang semuanya di peruntukan sebagai sel. Dari keseluruhan sel itu, Langit sudah mengira bahwa dia tidak sendirian berada di sini. Dengan sedikit Kuasa yang dia miliki. Langit bisa merasakan ada beberapa orang disana yang memiliki nasib tidak jauh berbeda dengan dirinya. Namun Langit tidak bisa menebak dan mendeteksi dengan jelas sampai sejauh mana, karena dia merasa Kuasa Kekuatannya sa

  • ATURAN LANGIT!    Badai Opini

    Beberapa hari kemudian, Andromeda sang Mentor mengumumkan bahwa salah satu Ketua Perwakilan Kadet telah meninggal Dunia, saat menjalani masa hukumannya.Dan Prosesi pemakaman sengaja sudah dilakukan satu hari sebelumnya. Semua itu dilakukan karena untuk menghindari gejolak dan opini negatif bahwa kadet baru tersebut telah meninggal dengan cara yang mengenaskan.Ya, Langit, salah satu Kadet berbakat telah pergi untuk selamanya. Sebagian besar para Kadet sontak merasa terkejjut dengan berita duka cita dan sangat mendadak tersebut. Sebagian dari mereka merasa tidak percaya mendengarnya dan memganggapnya Hoax. Karena mereka telah rahu siapa Langit. Bagiamana Kehebatan dan Sepak Terjangnya. Sebagian lagi ada yang merasa acuh tak acuh bahkan senang dengan kepergiannya. Sebagaian lagi yang memang tidak mengenal sosok Langit, mereka menanggapinya secara datar dan tidak merasa terbebani sama sekali. "Tuan Langit, aku tidak menyangka sama sekali ... Hiks...Hiks...!" Zulaikha tidak kuasa mena

  • ATURAN LANGIT!    Lima Tetua

    Andromeda memeriksa dengan teliti isi Penjara bercahaya suram tersebut. Ruang batu berukuran lima kali lima meter. Bak seorang Detektif, dia menyusuri setiap sudut dari ruang batu tersebut, lalu kembali sudut tengah, dimana bekas genangan darah dan seepihan daging serta tulang ynag nampak tercerai berai dan saling berceceran, mengeluarkan bau amis kemana-mana. Dia tidak menduga sama sekali, bahwa Kadet baru itu tiba-tiba saja mati dengan tubuh hancur dan luluh lantak tidak berbentuk, tanpa alasan yang jelas sama sekali. Dan yang paling penting, kenapa dia harus meninggal secara mengenaskan seperti itu? Apakah dia punya musuh di sini? Siapa manusianya yang telah tega melakukan hal tidak beradab dan mengerikan semacam itu? Bukankah kesalahan kadet ini tidaklah fatal? Kesalahan? Ya, Kadet ini memang telah melakukan sebuah kesalahan karena berani menginterupsi seorang paling berpengaruh di Akademi. Namun apakah hukuman ini setimpal untuk dosa yang sudah dia perbuat? Untuk sekedar di hu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status