Gadis blasteran Indo-Spanyol ini tampak cantik dengan balutan baju trainning putih dan fashmina hitam, serta sebuah kupluk berwarna hitam bertuliskan Merk lokal yang cukup terkenal. Sebuah sepatu kets putih ikut membalut kakinya yang cantik. Semua setelan pakaian itu sungguh serasi dengan tubuhnya yang ramping namun sekal dan proporsional. Siapapun yang melihatnya pasti akan terpesona dan mengagumi kecantikan Vania. Tidak terkecuali Langit. Vania memang terlihat sempurna di matanya. Namun dia harus bisa menyadari diri dan perasaannya. Dia tidak mau membuat masalah. Bukan karena dia takut, atau khawatir seperti waktu lalu, karena saat ini ketakutannya sudah lama hilang menjauh. Dia hanya tidak ingin membuat masalah yang akhirnya diketahui oleh pihak Kampus atau Dosen dan bisa mempengaruhi performa dan nilainya kelak. Dia harus bisa menjaga itu semua. Demi masa depannya. "Aku hanya sibuk saja, tugas logistik memang cukup banyak!" ujar Langit. Vania meliriknya. Sebuah senyum simpul
Besoknya semua orang dihebohkan dengan berita perampokan di sekitar Tenda sebelah Barat. Bersamaan dengan itu salah seorang korban Mahasiswa bernama Dave harus segera di bawa ke rumah sakit terdekat, karena mengalami cedera yang cukup parah! Menurut beberapa saksi mata, mereka melihat dan melaporkan bahwa sekitar belasan orang datang ke tenda sebelah barat, dan berusaha merampok barang-barang yang ada di sana. Bahkan mereka sempat akan menculik seorang gadis cantik bernama Vania, namun beruntung Dave dan ke tujuh temannya bisa menggagalkan rencana jahat para perampok tersebut. Namun sebagai gantinya, mereka semua bentrok dan di buat babak belur, di pukuli belasan perampok tersebut! Dan korban yang mendapatkan luka paling parah tentu saja Dave, hingga harus dilarikan ke rumah sakit malam itu juga! Semua orang membicarakannya dari tadi malam hingga menjelang siang. Dan menganggap Dave dan kawan-kawannya adalah seorang Pahlawan! Semuanya berdecak kagum dengan keberanian dan kehebata
Sore hari yang cerah itu tiba-tiba saja meredup. Beberapa baris awan Cumulus berwarna kelabu nampak saling berkejaran satu sama lain. Menutupi sunset yang sebelumnya bersinar kuning keemasan, Merubah warna Langit dalam sekejap mata, dari terang benderang menjadi mendung berawan. Temaram laksana malam. Jauh di bawah sana, turun ke lapisan atmosphere paling bawah, di sebuah Kaki Langit yang cukup tinggi, kawasan Pegunungan Mulia. Masuk terus ke dalamnya, di sebuah dataran Pinus yang luas dan lengang, tiba-tiba saja dikejutkan dengan suara-suara asing dan keras melengking memekakkan telinga. Semua mata memandang heran ke arah suara-suara keras yang bergema ke seantero Dataran Pinus tersebut. Disana ada dua orang gadis yang sedang bertengkar dengan nada Sopran level tinggi hingga mengejutkan semuanya! "Kamu.... kamu berani menampar aku!?" "Kamu memang harus ku tampar! Apa yang kamu lakukan benar-benar sangat membuatku marah! Kamu tahu apa yang akan di lakukan Angel Of Five kepadamu? D
"Kalian ingin membalas dendam?" Langit bangkit dari duduknya. Balik menatap tajam ke arah mereka. Semuanya tersurut mundur. Mereka tidak langsung bertindak, Kelima orang tersebut sudah melihat apa yang terjadi dengan Erik barusan. Jadi mereka tidak mau bertindak gegabah. "Apa yang sudah kamu perbuat pada ketua kita itu sudah sangat keterlaluan! Kamu sudah membuatnya kehabisan napas dan hampir meninggal! Gembel macam kamu akan mendapatkan balasan lebih dari pada yang di alami ketua!" hardik seseorang bernama Jhon Frey, yang paling besar di antara ke lima orang tersebut. Wajahnya terlihat sangar dan dingin. Darah orang timur mengalir kuat di tubuhnya yang tinggi besar. Dengan tinggi badan 192 centimeter, menjadikannya mirip seperti algojo pencabut nyawa! Dia adalah salah satu anak buah Gavin! "Ini adalah urusan pribadiku dengan dia, tolong jangan ikut campur!" "Kamu jangan sombong, ingatlah saat kami menghabisi kamu di Cafe tempo hari! Dan hal itu, akan terulang lagi di sini!" seseo
Langit ini sebenarnya sudah gila atau bagaimana? Mau bernegosiasi dengan mahluk buas di depan sana? Lima ekor macan kumbang besar dan ganas, yang setiap saat bisa menerkam dan mengunyah mereka! Yang benar saja! Apa dia masih waras? Apa otaknya masih beres? "Langit, kamu..." "Tenanglah! Kalian cukup berdoa saja. Dan ingat pesanku, jangan ada yang lari satupun juga! Kalau sampai ada yang kabur dari sini, aku tidak akan bertanggung jawab dengan keselamatannya!" "Apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu yakin mau ber.. negosiasi.. dengan..." "Tidak perlu di pikirkan! Kalian hanya kuminta untuk berdoa! Siapkan parang kalian, kalau seandainya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di sini!" "Ma..maksudmu..." Langit tidak menjawab.dia melangkah dengan tenang ke depan. Dia menyadari. Dia tidak bisa apa-apa. Dia juga sadar, bahwa hatinya tidak bisa dibilang tidak takut. Namun dia lebih mengkhawatirkan keselamatan ke tiga belas orang yang ada dalam kelompok nya! Dia hanya ingat dua hal,
"Langit benar-benar sudah gila! Dia teriak-teriak di depan kelima Macan itu, memangnya mereka Kucing bodoh yang mau menuruti apa kata dia? Kita pasti bakal kena masalah besar kalau begini!" ujar Erik khawatir. "Langit sudah stress dan tidak waras! Dia malah menantang mereka berkelahi!" Amir ikut bicara. Hatinya sudah ketakutan sejak tadi. Wajahnya nampak pucat pasi. "Celaka! Kalau sudah begini, matilah kita! Matilah kita!" Jhon Frey berteriak histeris. "Aku tidak peduli, aku akan segera pergi dari tempat ini!" Erik beranjak. Hatinya sudah bulat! "Aku ikut bos! Kita pergi diam-diam saja, biar tidak ketahuan!" Nedi mengikuti dibelakangnya. "Tunggu dulu! Itu, Lihatlah!" Audrey menunjuk ke depan. Semuanya terpana! "Kami...kami tidak tahu bahwa engkau adalah titisan Raja Besar! Daulat Tuanku Yang Mulia! Hamba bersama pengikut hamba sungguh tidak tahu! Kami...kami memohon maaf! Tidak,..kami memohon ampun! Mohon ampuni segala kesalahan dan ketidaktahuan kami semua!" Di dahului ole
"Ada apa dengan Angeline?" Erik, Amir dan Jhon Frey segera berlari ke sumber suara teriakan seorang Ladies yang nampak panik, dan ketakutan. Beberapa orang ikut berlari menuju ke sana. "Dia...dia...lihatlah sendiri!" seru Dela, salah seorang Ladies di group mereka, yang merupakan teman Angeline. Beberapa orang ladies yang lainnya nampak tengah berjuang memegangi tubuh seorang gadis yang meronta-ronta meminta untuk di lepaskan, sambil berteriak-teriak tidak jelas. "Hahaha...Aku menginginkan gadis ini! Aku menyukainya! Dia sangat cocok denganku! Kalian semua jangan ada satupun yang menggangguku! Pergilah dari rumahku! Atau semuanya akan binasa!" teriak Angeline. Terdengar berat dan tinggi! "Celaka! Kenapa dengan dia? Kenapa dia bisa seperti ini?" Jhon Frey kembali pucat. "Kalian, sebaiknya pegangi dia! Kami sudah hampir tidak kuat!" "Iya, cepatlah! Sejak tadi dia ingin naik ke pohon sebelah sana!" "Baiklah! Ayo Jhon! Amir! Pegangi dia!" "Siap!" ketiganya segera menggantikan posi
"Apakah mereka hewan sungguhan atau mahluk jadi-jadian!?" tanya Langit pada dirinya sendiri. "Sepertinya mereka bukan hewan biasa! Baiklah, kita akan bertanya langsung ke mereka!" Langit dengan segera memanjat pohon besar tersebut! Berkat kemampuannya sekarang, dengan mudah dia bisa menaiki pohon besar itu tanpa masalah. Dalam sekejap dia sudah berada di dahan besar tempat Angeline dan Fifi berada! Diiringi riuh rendah dan berisiknya suara mahluk-mahluk primata tersebut. Mereka seolah tidak senang dengan keberadaan Langit di sana. "Siapa kau! Berani datang kemari, apa kau sudah bosan hidup!?" suara Angeline terdengar tinggi, serak dan berat. "Lepaskan mereka, aku bisa melihatmu, Gorila! Mereka bukan mainanmu! Mereka bukanlah bagian dari pengikutmu! Jangan sampai kamu menahannya untuk kesenanganmu sendiri! Aku memintamu secara baik-baik! Lepaskan mereka!" ujar Langit tegas. Dia bisa melihat bahwa Angeline dan Fifi tengah di peluk oleh dua ekor Gorila besar hampir dua kali ukuran m
"Aku tidak punya niatan seperti itu, pakailah ini!" Langit dengan cepat melwpas baju panjangnya dan melemparkannya ke arah sang gadis. "Ka..Kamu..." Mata gadis itu terbelalak, bukan karena dia kaget diberi pakaian oleh Langit, melainkan dia terpesona dengan postur tubuh Langit yang bidang, kekar dan berotot. "Pakailah cepat! Dan kamu Prajurit...Cepat alihkan pandanganmu darinya, atau kamu tidak akan bisa melihat lagi untuk selamanya! " Langit mengancam sang Letnan ynag sejak tadi asik memperhatikan sang gadis. "Si..Siap Tuan...!" sang Letnan langaing mwnutup mulutnya denvan kedua tangannya. Namun sesekali merenggangkan jarinya diantara matanya. "Sepertinya aku harus mengambil kedua matamu..." "Siap. Maaf...Tuan!" sang Letnan secara spontan berbalik. Takut dengan ancaman Langit. "Pakailah cepat, sebelum para Prajurit ini bangun!" perintah Langit pada sang Gadis. Mau tidak mau dia mengambil baju Langit yang tergeletak di tanah, lalu mengambilnya perlahan. "Aku tidak akan
Di antara kebingungannya, Langjt segera menghindar dari serangan cepat sang gadis. Beberapa kali tebasannya hamoir saja melukai titik-titik vital di tubuh Langit. Ternyata Gadis ini sangat mahir menggunakan pedang. Gerakannya yang gemulai namun cepat mau tidak mau membuat Langit berfikir, bagaimana bisa gadis sehebat ini tertangkap oleh Prajurit biasa macam mereka. "Kenapa selalu menghindar? Bukankah tadi kamu bisa menumbangkan mereka dengan mudah?" tanta gadis itu di sela serangannya."Apa kamu tidak tega menyerang wainta? Dasar bodoh! Aku tidak akan bersimpati karena kamu sudah menolongku! Karena sejatitnya, kamu adalah musuh terbesarku!" ujar sang gadis sambil menaikan tensi serangannya. Membuat Langit sedikt kerepotan."Tuan, jangan ragu untuk membunuhnya! Dia bukankah wanita biasa! Dia adalah Iblis yang telah membantai satu Desa! Jangan kasih ampun!" teriak sang Letnan dari kejauhan. "Oh, benarkah itu? Apa kamu memang seperti itu?" tanya Langit sambil terus menghindari hujan s
"Apa-apaan ini? Apa mereka sedang syuting Film Kolosal?" fikir Langit sambil terkejut. Sekitar seratus meter di depannya, Langit melihat puluhan orang tengah menyeret seorang wanita muda dengan menggunakan Kereta yang ditarik oleh dua ekor Kuda. Beberapa orang bertampang garang, dengan out fit lengkap seperti layaknya Pasukan Berkuda Kerajaan abad Pertengahan, lengkap dengan senjatanya, nampak ikut berteriak sambil tertawa penuh kesenangan. Seolah-olah mereka sedang melakukan permainan yang mengasyikan. Menyeret tubuh orang dengan Kuda! Langit masih mengamatinya dengan seksama. Jika ini sebuah frame dalam adegan Film, maka mereka semua jelas melakukannya dengan sangat baik dan profesional. Dia juga sama sekali tidak akan ikut campur. Tapi jika apa yang sedang mereka lakukan adalah asli alias bukan adegan film maka bisa di pastikan mereka adalah Pasukan Bar-bar yang sadis dan keji, karena telah melakukan tindakan yang sewenang-wenang dengan mempermainkan nyawa seorang manusia! L
Tiga bulan semenjak 'meninggalnya' Kadet Langit, di Akademi terjadi beberapa perubahan Kebijakan yang cukup Signifikan. Beberapa Aturan yang dulu sempat di hapus, kini diangkat dan dijadikan sebuah Kebijakan kembali. Salah satunya adalah mewajibkan semua kadet itu mendaftar menjadi seorang Ksatria Hollyman! Sementara Ketua Perwakilan Ras Manusia secara Aklamasi digantikan oleh Hazel, yang mendampingi Casandra Cyrus, sang Putri Pengendali Es. Adalah Lord Macros Gigantika yang berperan di belakang layar untuk membasmi Angels of Eye, berjuang selama hampir dua bulan ini mencari dimana letak keberadaan dan Markas Angels of Eye alias Mata Malaikat. Puluhan orang yang terindikasi langsung di tangkap dan di adili. Simpatisan yang berusaha membela mereka ikut terseret dan dihukum dengan berat. Beberapa pertempuran pecah di berbagai tempat. Namun di karenakan Hollyman dalam kondisi siap tempur, banyak Anggota Angels of Eye yang menjadi korban. Mereka dihancurkan tanpa belas kasih. Bahka
"Itu adakah Pusaka yang berasal dari Dimensi kami. Hanya beberapa Necromenger Murni yang bisa memilikinya. Dan mereka adalah para Necromenger terpilih. Karena Pusaka Batu Bintang merupakan simbol dari Keagungan, Kehebatan, Kekuatan, dan juga Kekuasaan Bangsa kami!""Necromenger, apa kalian adalah salah satu Ras yang ada di Dunia ini, ataukah....""Apa kamu fikir kami adalah bagian dari kalian? Para Manusia, Goblin, Elf dan Troll? Tentu saja bukan! Ya, asal kamu tahu, aku bukanlah bagian dari dimensi kalian. Aku datang jauh dari Dimensi lain di Planet terjauh, yang mengembara dan terdampar di sini. Kami adalah Bangsa yang memiliki Peradaban dan Teknologi lebih hebat dari kalian. Namun, seperti di Dunia kalian, kami memiliki Konflik besar hingga akhirnya harus pergi mennggalkan Tanah Kelahiran kami sendiri. Asal kamu tahu, tidak semua Bangsa Necromenger itu jahat. Kami juga memiliki apa yang kalian sebuat akal, hati, nurani, moral dan aturan yang selalu kami junjung tinggi. Namun kadang
Skip : Tiga Bulan Kemudian.Langit menatap Cakrawala di atas sana dengan perasaan senang sekaligus sedih. Barisan Awan yang nampak berarak, berjalan dengan lambat, dihiasi dengan semburat lidah Mentari yang mengintip malu, menghadirkan Siluet gradasi spektrum warna yang Indah. Pagi ini dia diizinkan keluar dari sebuah Gua besar di antara Teluk Karang besar yang memghadap Langsung ke Samudera Lepas.Dia tidak pernah keluar dari Gua itu sebelumnya, bahkan untuk mendekati mulut Gua saja dia dilarang keras melakukannya. Dia hanya diizinkan berada di Pelataran Gua besar beralaskan pasir putih dan beberapa karang, yang sesekali dimasuki oleh Abrasi Air Laut. Langit sejak awal menyadari dia berada di Gua di pinggir Laut, ketika dia merasakan bau garam yang cukup santar. Dia juga selalu melihat air masuk ke tempatnya berada, serta seringnya suara ombak yang keras menghantam karang. Akhirnya, setelah tiga bulan berlalu, Langkt bisa menikmati udara kebebasan yang ssbenarnya. Bau garam dan he
Beberapa hari sebelumnya, Langit merasakan suasana dan aura berbeda malam ini. Selain hawa dingin yang terasa mencucuk tulang sum-sum, dia merasakan keheningan yang sangat tidak biasa. Ketika di malam-malam kemarin Langit masih bisa mendengar suara binatang-binatang malam yang saling bersahutan satu sama lain, kini dia merasakan hal yang berbeda. Suara-suara koor nyanyian binatang itu tidak terdengar malam ini. Seolah mereka ikut tertidur lelap di pangkuan malam yang menurutnya lebih dingin dibandingkan malam sebelumnya.Dia baru menyadari bahwa tempatnya di sekap, terdiri atas puluhan ruang gelap yang semuanya di peruntukan sebagai sel. Dari keseluruhan sel itu, Langit sudah mengira bahwa dia tidak sendirian berada di sini. Dengan sedikit Kuasa yang dia miliki. Langit bisa merasakan ada beberapa orang disana yang memiliki nasib tidak jauh berbeda dengan dirinya. Namun Langit tidak bisa menebak dan mendeteksi dengan jelas sampai sejauh mana, karena dia merasa Kuasa Kekuatannya sa
Beberapa hari kemudian, Andromeda sang Mentor mengumumkan bahwa salah satu Ketua Perwakilan Kadet telah meninggal Dunia, saat menjalani masa hukumannya.Dan Prosesi pemakaman sengaja sudah dilakukan satu hari sebelumnya. Semua itu dilakukan karena untuk menghindari gejolak dan opini negatif bahwa kadet baru tersebut telah meninggal dengan cara yang mengenaskan.Ya, Langit, salah satu Kadet berbakat telah pergi untuk selamanya. Sebagian besar para Kadet sontak merasa terkejjut dengan berita duka cita dan sangat mendadak tersebut. Sebagian dari mereka merasa tidak percaya mendengarnya dan memganggapnya Hoax. Karena mereka telah rahu siapa Langit. Bagiamana Kehebatan dan Sepak Terjangnya. Sebagian lagi ada yang merasa acuh tak acuh bahkan senang dengan kepergiannya. Sebagaian lagi yang memang tidak mengenal sosok Langit, mereka menanggapinya secara datar dan tidak merasa terbebani sama sekali. "Tuan Langit, aku tidak menyangka sama sekali ... Hiks...Hiks...!" Zulaikha tidak kuasa mena
Andromeda memeriksa dengan teliti isi Penjara bercahaya suram tersebut. Ruang batu berukuran lima kali lima meter. Bak seorang Detektif, dia menyusuri setiap sudut dari ruang batu tersebut, lalu kembali sudut tengah, dimana bekas genangan darah dan seepihan daging serta tulang ynag nampak tercerai berai dan saling berceceran, mengeluarkan bau amis kemana-mana. Dia tidak menduga sama sekali, bahwa Kadet baru itu tiba-tiba saja mati dengan tubuh hancur dan luluh lantak tidak berbentuk, tanpa alasan yang jelas sama sekali. Dan yang paling penting, kenapa dia harus meninggal secara mengenaskan seperti itu? Apakah dia punya musuh di sini? Siapa manusianya yang telah tega melakukan hal tidak beradab dan mengerikan semacam itu? Bukankah kesalahan kadet ini tidaklah fatal? Kesalahan? Ya, Kadet ini memang telah melakukan sebuah kesalahan karena berani menginterupsi seorang paling berpengaruh di Akademi. Namun apakah hukuman ini setimpal untuk dosa yang sudah dia perbuat? Untuk sekedar di hu